Masyarakat Tangguh di Tengah Bencana: Dosen Universitas Malahayati Latih Kemandirian Penanganan Kegawatdaruratan
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Lampung merupakan salah satu daerah yang berada di ring of fire bencana, sehingga sangat penting untuk mendorong masyarakat untuk dapat mandiri dalam menangani kasus kegawatdaruratan baik dirumah ataupun di komunitas. Kondisi kegawatdaruratan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Masyarakatawamyang melakukanpertolonganpertamaberperanpentinguntukmeningkatkankualitashiduppasiendanmenurunkanrisikokeparahancedera. Kader sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat sudah seharusnya memiliki pengetahuan dasardan keterampilan dalam memberikan pertolongan kepada masyarakat yang mengalami kejadian kegawatdaruratan, selain itu mampu menjadi pioner dalam pemberian pendidikan pengetahuan dan keterampilan yang berkelanjutan kepada masyarakat.
Untuk membangun sinergisitas keilmuan di bidang kesehatan dengan masyarakat untuk itu Dosen Universitas Malahayati Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan dan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, yang diketuai oleh Setiawati, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An beserta tim Dhiny Easter Yanti, SKep., M.Kes dan Linawati Novikasari, Ns., M.Kes serta 2 orang mahasiswa Hikmah Nurapiansyah dan Agung Julian Pangestu berupaya untuk meningkatkan kemandirian masyarakat Lampung tentang pentingnya penanganan kegawatdaruratan sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan. Melalui Hibah Pemberdayaan Masyarakat dari DRTPM Kemdikbudristek, mengadakan sosialisasi dan pelatihan penanganan kegawatdaruratan untuk anak dan dewasa.
Pelatihan ini didanai oleh DRTPM Kemdikbudristek dengan Nomor: 065/E5/PG.02.00/PM.BATCH.2/ 2024, Tanggal 01 Agustus 2024, serta melalui kontrak turunan antara LLDIKTI Wilayah II dengan Universitas Malahayati Nomor 959/LL2/AL.04/ PM/2024 tanggal 8 Agustus 2024. Pendanaan ini memungkinkan terlaksananya sosialisasi dan pelatihan yang berdampak positif pada pengetahuan dan keterampilan Kader Kesehatan di Desa Sukajaya Lempasing Pesawaran Lampung.
“Kader kesehatan, aparat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir dan terlihat perbedaan sangat signifikan dari hasil evaluasi sebelum dan setelah kegiatan sosialisasi dan pelatihan,” ujar Setiawati. Pelatihan ini selain menambah pengetahuan dan keterampilan kader juga merupakan ajang persamaan persepsi antara dosen dan masyarakat terkait dengan praktik penanganan yang selama ini ada di masyarakat.
Sebelum kegiatan sosialisasi tim PKM memberikan buku panduan yang berjudul ‘Buku Panduan Penanganan Kegawatdaruratan pada Anak dan Dewasa’untuk setiap peserta yang hadir, alat-alat yang dibutuhkan untuk penanganan kegawatdaruratan 2 paket tas emergency 2, 1 tandu, 1 tabung oksigen, 1 nebulizer, 1 tensi meter digital, spalk/bidai berbagai macam ukuran dan peralatan pendukung emergency lainnya. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi pemaparan materi tentang kondisi kegawatdaruratan yang sering terjadi pada anak dan dewasa misalnya , mimisan, henti jantung, digigit hewan berbisa, asma dan beberapa materi lainnya. Penguatan dilanjutkan dengan memberikan pelatihan yang diadakan dengan metode ceramah interaktif dan simulasi, kemudian memberikan kesempatan bagi peserta untuk mencoba secara langsung tindakan-tindakan yang belum di pahami.
Keberhasilan kegiatan PkM ini ditandai dengan beberapa indikator, seperti peningkatan hasil pre dan post test peserta dengan persentase kenaikan rerata 80%, dan dari proses pendampingan secara individu selama pelatihan sehingga terdapat peningkatan keterampilan dari tidak bisa melakukan sendiri sampai mampu melakukan secara mandiri. Semua peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan hingga selesai dan terjadi dialog interaktif berkaitan dengan cara penanganan yang selama ini dilakukan dengan materi yang diberikan sampai mengerti. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian sertifikat dan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Kegawatdaruratan Desa.
Ucapan terima kasih kepada Kemendikbud Ristekdiktiatas dukungannya melalui Program Hibah PKM. Program ini sangat membantu sekali untuk pengembangan diri dosen, dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan masyarakat dalam menangani kasus kegawatdaruratan yang ada di masyarakat secara mandiri sebelum dilanjutkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan yang lebih lanjut.(gil)
Editor: Gilang Agusman