10 Hari Demi 1000 Bulan

Sutikno, S.Pd.I., M.Pd.I
Dosen Agama Islam Universitas Malahayati

Sebagaimana dipahami bahwa pada bulan Ramadhan banyak keistimewaan-keistimewaan  dan salah satunya adalah malam lailatul qodar,

Apa keistimewaan lailatul qodar?

Lailatul Qadar merupakan malam keistimewaan yang hanya dimiliki bulan Ramadhan, yang disebutkan dalam al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan

Allah SWT berfirman , “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 1-3)

Pada malam Lailatul Qadar tersebut, Allah SWT mengabulkan doa-doa hamba-Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

Kapan terjadi lailatul qodar?

Para ulama memiliki berbagai pendapat mengenai waktu terjadinya Lailatul Qadar. Mayoritas sepakat bahwa malam mulia ini terjadi pada sepuluh hari terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil yaitu malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:”Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (HR. Bukhari & Muslim).

Namun, kapan tepatnya? Itu tetap menjadi misteri. Banyak ulama dan mufasir berpendapat bahwa ketidakjelasan ini adalah bagian dari hikmah Allah SWT. Hal tersebut dirahasiakan waktunya agar umat Islam berusaha mencarinya dan mendapatkan pahala yang besar.

Rasulullah SAW juga tidak pernah menyebutkan waktu atau tanggal pastinya, hanya memberi petunjuk bahwa ia berada di sepuluh malam terakhir dan lebih mungkin terjadi pada malam-malam ganjil.

Apa ciri-ciri malam lailatul qodar?

Setidaknya ada 4 ciri turunya lailatul qodar, sesuai keterangan hadits yaitu:

  1. Sinar Cahaya yang Sangat Kuat dan Terang.

Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan,” dan Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.” (HR Ahmad).

  1. Angin Berhembus dengan Tenang.

Rosulullah bersabda “Sesungguhnya aku melihat Lailatul Qadar kemudian aku melupakannya, Lailatul Qadar turun pada 10 akhir (bulan Ramadan) yaitu malam yang terang, tidak dingin, tidak panas, serta tidak turun hujan.” (HR Ibnu Khuzaimah no. 2190 dan Ibnu Hibban no.3688 dan disahihkan oleh keduanya)

  1. Matahari Terbit Pagi Harinya dalam Keadaan Tidak Menyilaukan.

Dari Ibnu Abbas dimana Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan.” (HR Ath-Thayalisi dan Al Baihaqi)

  1. Matahari Terpancar Terang dan Berwarna Putih.

Rasulullah SAW bersabda: Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke 27 (dari bulan Ramadan). Dan, tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru. (HR Muslim)

 Apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan lailatul qodar?

Bayangkan kita mendapatkan pahala sempurna dan lebih baik dari seribu bulan, maka tentu kita akan berusaha meraihnya dengan sekuat tenaga. Karena 1000 bulan utu setara dengan kurang lebih 83 tahun, dan ini lebih banyak dari rata-rata umur manusia saat ini.

Maka kiat untuk meraih lailatul qodar sebagaimana dicontohkan oleh nabi adalah memperbanyak intensitas ibadah di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis: “Ketika memasuki sepuluh akhir Ramadhan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah,” (HR Al-Bukhari).

Apa yang dilakukan Rasulullah di sepuluh malam terakhir Ramadhan?

Di banyak literasi bahwa nabi memprioritaskan amalan khusus di 10 hari terahir di bulan Ramadhan, diantaranya:

  1. Menghidupkan malam-malam Ramadhan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Shahih Muslim, ‘Aisyah meriwayatkan: “Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Ramadhan hingga menjelang subuh,”
  2. Rasulullah saw selalu membangunkan keluarganya untuk shalat malam di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hadits Abi Dzar menggambarkan hal ini dengan jelas: “Bahwasannya Rasulullah saw beserta keluarganya bangun (untuk beribadah) pada malam 23, 25, 27. Khususnya pada malam 29.”
  3. Rasulullah mengencangkan ikat pinggang dalam arti menghindari tempat tidur pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Hal ini bersandar pada hadits: Rasulullah saw ketika memasuki sepuluh terakhir malam Ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya.
  4. Rasulullah saw selalu beri’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid yang dilakukan oleh orang khusus (maksudnya dengan niat) dengan sifat tertentu (menyangkut syarat, waktu, definisi masjid, dan aturan sistematis lainnya)

Oleh karena itu mari kita hidupkan sisa 10 hari terakhir Ramadhan ini dengan sebaok-baiknya sesuai apa yang diajarkan oleh rasulullah SAW. Dan pengahapan kita dapat meraih lailatul qodar, amin ya rabbal ‘Alamin. (STK)

Editor: Gilang Agusman