Maksiat versus Taubat
Muslih, S.H.I., M.H
Dosen Agama dan Dosen Ilmu Hukum Universitas Malahayati
–
Maksiat merupakan kelompok orang yang melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT dan kelompok orang yang enggan melakukan perbuatan yang diperintah Allah SWT. Maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT, bertentangan dengan ajaran agama, dan bertentangan dengan hukum moral. Maksiat dapat berupa dosa besar atau kecil. Secara definisi maksiat ialah Perbuatan yang melanggar ketentuan syariat Islam.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ ١١
Al Baqarah :11. Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”
Perbuatan maksiat dapat kita telaah lebih dalam pada diri kita masing masing,maksiat yang langsung kepada Allah atau melalui perantara manusia. Maksiat dapat juga berupa secara dzohir maupun maksiat secara batin. Dosa atau maksiat dzohir yang Nampak lisan menyakiti, mencaci, berdusta.Dosa maksiat mata dipergunakan memandang aurat orang lain, Memata-matai orang, Mengintip rumah orang lain tanpa izin, Memandang lawan jenis yang bukan mahram. Dosa maksiat tangan, seperti memukul orang lain, mengambil barang yang bukan haknya, dan bersentuhan laki-laki dengan perempuan yang bukan mahramnya.
Maksiat telinga mendengarkan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti perkataan buruk atau bisikan setan. Imam al-Ghazali berpesan agar telinga dilindungi dari hal-hal tersebut.
Alasan mewaspadai maksiat telinga
- Mendengarkan perkataan baik maupun buruk dianggap bersekutu dengan orang yang berbicara.
- Mendengarkan dapat membangkitkan angan-angan dan bisikan-bisikan setan di dalam hati.
- Hal ini dapat menjalar pada anggota tubuh lainnya.
Jenis maksiat dapat berupa ucapan, hati, perbuatan individu, perbuatan sesama yang memberikan dampak merugikan diri sendiri maupun dapat merugikan orang lain, menahan hak oranglain, mendzolimi dan lain sebagainya
Peruntukan bagi kelompok yang bermaksiat kepada Allah SWT akan mendapatkan dampak Mendapat dosa, terhalang dari rahmat Allah, berurusan dengan hukum,
وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدۡخِلۡهُ نَارًا خَٰلِدٗا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَابٞ مُّهِينٞ ١٤
- Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan
Beberapa hal dapat menghindari perbuatan maksiat Menjauhi segala bentuk maksiat, menjalankan tauhid dengan sempurna, menjauhi kesyirikan dan perbuatan zalim dan terutama melakukan taubat nasuha. Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, ikhlas, dan tanpa cacat, dengan tujuan untuk mendapatkan ampunan Allah SWT. Taubat nasuha dapat dilakukan untuk dosa-dosa yang menyangkut hak Allah maupun hak manusia. Demikian syarat-syarat taubat:
- Meninggalkan perbuatan dosa/maksiat,
- menyesali perbuatan dosa/maksiat,
- memiliki tekad sungguh sungguh tidak mengulangi,
- memohon ampun kepada Allah,
- mengembalikan hak orang lain jika menyangkut hak adami
Taubat nasuha dapat dilakukan dengan taubat dzohir dan taubat batin mengaku salah dihadapan Allah atas perbuatan maksiat mata telinga tangan badan mengaku salah dan mohon ampun atas dosa hati atas kesyirikan, sombong dengki dan penyakit hati lainnya. Disamping itu juga berupaya untuk berbuat baik. Sebagaimana firman Allah
…..ۚ إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ ١١٤
Hud 114. ……Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itu lah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
Taubat nasuha diperintahkan oleh Allah SWT sebagaimana dalam quran surat Attahrim ayat 8
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةٗ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَئَِّاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ يَوۡمَ لَا يُخۡزِي ٱللَّهُ ٱلنَّبِيَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥۖ نُورُهُمۡ يَسۡعَىٰ بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٨
- Attahrim: 8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu kedalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا ٤٨
- An Nisa: 48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selaindari (syirik) itu, bagisiapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Msl)
Editor: Gilang Agusman