Lompatan Besar Rusli Bintang untuk Dunia Pendidikan

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Pendiri Yayasan Alih Teknologi, Rusli Bintang, menerima Penganugerahan sebagai Ikon Prestasi Pancasila Tahun 2024 Kategori Sains dan Teknologi di Balai Sarbini, DKI Jakarta, Selasa (9/7/2024). Penghargaan ini diberikan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Direktorat Jaringan dan Pembudayaan Republik Indonesia, di mana Ketua Dewan Pengarah Lembaga Negara tersebut adalah Prof. Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri.

Penghargaan ini diberikan kepada Rusli Bintang sebagai individu yang memiliki rekam jejak baik, prestasi dan karya inovasi yang inspiratif. Ini membuktikan jejak perjalanannya selama ini diakui oleh masyarakat dan negara sehingga dinilai layak mendapatkan penghargaan. Banyak yang bertanya, siapa itu Rusli Bintang?

Rusli Bintang adalah lelaki biasa yang tidak tamat SMA, berdarah Aceh, lahir Jumat 28 April 1950 di gampong Lam Asan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Putra sulung pasangan Bintang Amin dan Halimah.

Sejak ayahnya meninggal pada 1969, Rusli memutuskan untuk putus sekolah dan bekerja memikul tanggung jawab bersama sang ibu menjaga dan mengurusi 6 adiknya, Darmawan Bintang, Marzuki Bintang, Fatimahsyam Bintang, Musa Bintang, Ismail Bintang, dan Zulkarnaini Bintang.

Dalam perjalanan hidupnya, Rusli Bintang mengawali karirnya sebagai pengusaha warung kopi, buruh harian, buruh angkat pasir, penjaga gudang, dan mandor. Pada tahun 1976, ia memutuskan untuk menjadi wiraswastawan sebagai pemborong (kontraktor kecil-kecilan) di Banda Aceh. Langkah ini membawa dirinya menuju kesuksesan. Sebagai anak yang ditinggal ayahnya semasa kecil dan harus menempuh kesulitan menjadi tulang punggung keluarga bersama sang ibu, Rusli tidak menginginkan apa yang ia alami terjadi kepada anak yatim lainnya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membantu dan mengurusi anak yatim, dan niat mulia ini terus terpatri dalam hatinya.

“Ya Allah, bila Engkau berikan Rezeki, akan saya bantu anak-anak yatim agar mereka jangan mengalami pahit menjadi anak yatim sebagai mana yang saya alami,” doa Rusli dikutip dari buku Jejak Sang Yatim Penakluk Badai.

Atas Perjuangan dan kerja kerasnya, Tuhan mengabulkan doa Rusli Bintang, pada tahun 1980, ia mulai bisa menyantuni 750 anak yatim di Kecamatan Kuta Baro dan sekitarnya. Mimpinya memberikan jaminan pendidikan dan kesehatan terhadap anak yatim, mengantarkanya bertemu dengan Profesor Ali Hasjmy, Gubernur Aceh periode 1957-1964 yang kala itu menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh pada tahun 1983. Hasil pertemuan itulah, Rusli Bintang mendirikan yayasan Abulyatama yang berarti ‘bapak anak yatim’.

Sebagai badan pendiri dan komisaris umum yayasan Abulyatama yang disahkan dalam bentuk akta notaris pada 31 Mei 1983 dan disempurnakan 18 Juli 1983. Rusli Bintang mempercayakan Profesor Ali Hasjmy menjadi ketua yasasan dan Joni Makmur sebagai sekretaris yayasan.

Yasayan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya sekolah dasar, sekolah menegah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi yang bernama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Abulyatama yang saat ini telah ditingkatkan statusnya menjadi Universitas Abulyatama. STKIP Abulyatama pada saat itu menjadi perguruan tinggi swasta pertama di Aceh mendampingi dua perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry.

Untuk terus mengembangkan mimpinya, pada 1993, Rusli Bintang Hijrah ke Lampung dan mendirikan Yayasan Alih Teknologi (Altek) Bandar Lampung. Maka lahirlah Universitas Malahayati Bandar Lampung pada Jumat, 27 Agustus 1993 dan di sahkan melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.02/D/0/1994 pada tanggal 28 Januari 1994. Tanggal inilah yang menjadi hari jadi berdirinya (Diesnatalis) Universitas Malahayati yang diperingati setiap tahunnya.

Rusli Bintang terus mengembangkan kiprahnya di dunia pendidikan, dengan mendirikan Universitas Batam pada tahun 2000 berdasarkan akta notaris 4 Mei 2000 melalui badan hukum Yayasan Griya Husada. Pada 2014, Rusli melanjutkan mendirikan Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Jakarta pada 12 Agustus 2014 melalui Yayasan Nusa Bhakti Husada. Berkat Kiprahnya, tahun 2014 ia mendapat penghargaan sebagai tokoh pendidikan dari Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau.

Tak sampai di situ, Rusli Bintang lalu mendirikan Universitas Kartamulia, di bawah naungan Yayasan Griya Gemintang Husada Sejahtera yang disahkan berdasarkan SK Menristekdikti Nomor 1041/KPT/I/2019, pada 18 Oktober 2019.

Kisah hidup Rusli Bintang patut menjadi teladan, Dalam kesehariannya hingga saat ini, Rusli terus menyatuni anak yatim, karena ini memang dasar cita-citanya sejak awal dalam mengembangkan usahanya. Rusli Bintang bukan hanya tokoh pendidikan, juga sosok ‘Abulyatama’ yang sangat membanggakan bagi ribuan anak yatim. (*)

 

Editor : Asyihin

 

Tulisan ini tertuang dalam buku Universitas Malahayati, Tiga Dekade Berkarya untuk Pendidikan