Peluang Lulusan Sarjana Akuntansi di Dunia Kerja di Era Industri 4.0 dan Society 5.0
Foto Ilustrasi :Putri Ayuni Alumni Prodi Akuntansi Universitas Malahayati Menjadi Manajer Keuangan di Perusahaan Hes Group
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Di era yang terus berkembang seperti saat ini, para lulusan perguruan tinggi dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia industri yang semakin kompleks. Era Industri 4.0 dan Society 5.0 membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Dalam hal ini, lulusan sarjana akuntansi menjadi salah satu sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor, baik itu sektor swasta, pemerintah, maupun organisasi non-profit. Lulusan akuntansi tidak hanya dituntut untuk memahami dasar-dasar akuntansi konvensional, tetapi juga harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi modern dan data analitik dalam penyusunan laporan keuangan, laporan pajak, serta dalam pengambilan keputusan strategis.
Universitas Malahayati, melalui Program Studi Akuntansi, hadir sebagai salah satu institusi pendidikan yang siap mencetak lulusan akuntansi yang mampu bersaing di era modern ini. Dengan kurikulum yang didesain untuk menyesuaikan kebutuhan dunia kerja di era digital, para mahasiswa tidak hanya diajarkan keterampilan teknis dalam penyusunan laporan keuangan, tetapi juga dilengkapi dengan kemampuan analisis, pemahaman terhadap regulasi perpajakan, serta keterampilan dalam menggunakan perangkat lunak akuntansi yang saat ini menjadi alat utama di berbagai perusahaan.
Industri 4.0 dikenal sebagai era di mana teknologi otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), big data, dan internet of things (IoT) menjadi tulang punggung bagi berbagai proses bisnis. Di bidang akuntansi, peran akuntan tidak hanya sebatas mencatat dan menyusun laporan keuangan, tetapi berkembang menjadi lebih strategis, di mana akuntan dituntut untuk mampu memberikan analisis yang mendalam terhadap data keuangan yang diperoleh dari berbagai sumber. Dengan adanya big data, akuntan dapat mengidentifikasi tren, memprediksi kebutuhan finansial di masa mendatang, serta memberikan saran strategis bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan.
Penerapan teknologi otomatisasi dalam akuntansi juga memberikan tantangan tersendiri bagi lulusan akuntansi. Proses-proses manual yang dulu menjadi bagian penting dari pekerjaan akuntan, seperti penginputan data dan penyusunan laporan secara manual, kini bisa dilakukan oleh perangkat lunak. Hal ini menyebabkan peran akuntan menjadi lebih berfokus pada analisis data dan interpretasi hasil, yang memerlukan pemahaman yang lebih dalam terhadap konteks bisnis dan finansial. Oleh karena itu, lulusan akuntansi di era Industri 4.0 harus mampu menguasai perangkat teknologi, memahami bagaimana data diolah, dan mampu memberikan insight yang bernilai bagi perusahaan.
Jika Industri 4.0 berfokus pada otomatisasi dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, Society 5.0 lebih mengedepankan pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan manusia. Di era Society 5.0, teknologi seperti AI, robotika, dan data besar tidak hanya digunakan untuk tujuan komersial, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks ini, peran akuntan juga ikut berubah.
Di era Society 5.0, akuntan tidak hanya bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan atau melakukan audit, tetapi juga diharapkan untuk dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs). Lulusan akuntansi yang memahami prinsip-prinsip keberlanjutan akan memiliki nilai lebih di mata perusahaan. Mereka akan lebih mampu menyusun laporan keuangan yang tidak hanya mencerminkan keuntungan finansial perusahaan, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan dari operasional bisnis.
Kemampuan dalam menyusun laporan yang berfokus pada tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) menjadi salah satu keahlian penting yang perlu dimiliki oleh akuntan di era ini. Perusahaan yang ingin tetap relevan di era Society 5.0 harus mampu menunjukkan kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) bahwa mereka tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dapat bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif, lulusan akuntansi harus memiliki beberapa kompetensi kunci. Berikut adalah beberapa keterampilan yang sangat dibutuhkan oleh akuntan di era Industri 4.0 dan Society 5.0:
1. Pemahaman Teknologi:
Mahir dalam penggunaan perangkat lunak akuntansi seperti SAP, Oracle, dan QuickBooks merupakan keharusan bagi akuntan modern. Selain itu, kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data besar (big data) menjadi nilai tambah yang sangat dibutuhkan di era ini.
2. Keterampilan Analitis:
Akuntan tidak hanya dituntut untuk mencatat transaksi keuangan, tetapi juga harus mampu menganalisis data keuangan untuk memberikan saran strategis bagi perusahaan. Kemampuan analitis yang kuat akan membantu akuntan dalam mengidentifikasi tren, risiko, dan peluang yang ada dalam bisnis.
3. Pemahaman Perpajakan:
Lulusan akuntansi juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang regulasi perpajakan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan banyaknya perusahaan yang beroperasi secara global, pemahaman tentang perpajakan internasional menjadi keterampilan yang sangat bernilai.
4. Kemampuan Beradaptasi:
Dunia kerja terus berubah seiring perkembangan teknologi dan regulasi. Oleh karena itu, lulusan akuntansi harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi, baik itu perubahan teknologi, regulasi, maupun tuntutan pasar.
5. Kompetensi dalam Akuntansi Berkelanjutan:
Di era Society 5.0, perusahaan semakin peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari operasional mereka. Lulusan akuntansi yang mampu menyusun laporan CSR dan memahami prinsip-prinsip keberlanjutan akan memiliki daya saing lebih tinggi di dunia kerja.
Universitas Malahayati melalui Program Studi Akuntansi berkomitmen untuk mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan di era Industri 4.0 dan Society 5.0. Kurikulum yang disusun secara komprehensif mencakup berbagai aspek akuntansi modern, termasuk akuntansi keuangan, perpajakan, auditing, dan manajemen keuangan. Selain itu, para mahasiswa juga dibekali dengan keterampilan teknologi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Dosen-dosen yang mengajar di Program Studi Akuntansi Universitas Malahayati memiliki latar belakang akademis dan profesional yang kuat, serta pengalaman luas di industri. Hal ini memungkinkan mahasiswa mendapatkan pemahaman yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
Selain itu, Universitas Malahayati juga menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan dan instansi pemerintah, yang memungkinkan mahasiswa untuk melakukan magang dan mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja. Melalui program magang ini, mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh di kelas, serta mengasah keterampilan yang dibutuhkan di industri.
Lulusan sarjana akuntansi memiliki peluang yang sangat besar di dunia kerja, terutama di era Industri 4.0 dan Society 5.0. Namun, untuk dapat bersaing, mereka harus memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar. Program Studi Akuntansi Universitas Malahayati hadir untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri modern, sehingga para lulusannya mampu menjadi akuntan yang tidak hanya handal secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan analitis, adaptif, dan berorientasi pada keberlanjutan. (*)