Ramadhan Momentum Sempurnakan Amal Kebaikan
Muslih, S.H.I., M.H
Dosen Agama dan Dosen Ilmu Hukum Universitas Malahayati
–
Bismillah Alhamdulillah la haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim.
Allahuma soli ala sayyidina muhammadin waala alihi sayyidina muhammadin.
Assalamualaikum Warohmatullahi wabarakatuh
Ramadhan sebagai pintu awal bulan kalender hijriah dalam islam yang penuh keberkahan menandakan momentum penting untuk mengisi bulan ramadahan dengan penuh semangat antusias senang gembira melalui amal kebaikan yang sempurna. Wujud cinta dan kasih sayang pada bulan Ramadhan bukan hanya sekedar ucapan belaka melainkan perlu diwujudkan dalam bentuk amal-amal yang di kerjakan dengan sempurna.
Semangat Masyarakat yang begitu besar dalam mengisi bulan suci Ramadhan yang penuh hikmah terlihat dari bagaimana antusias menyambut penetapan 1 ramadhan 1446 hijriah. Kegembiraan masyarakat terlihat dengan memunuhi masjid masjid Allah dengan Aktivitas ibadah. Paginya dengan suasana riuh suara ramai mempersiapkan saur, sore sore mempersiapkan untuk buka hingga jalan jalan sampai macet, dll. Supaya aktivitas ibdah dapat diraih dengan sempurna seyogyanya menerapkan pilar penting kesempurnaan (Amal) aktivitas/ kegiatan ibadah
Tiga (3) pilar penting kesempurnaan amal dengan menerapkan pilar pertama (1) Cinta (hub) dalam bentuk ibadah rasa cinta atau al-mahabbah yang menjadi dasar penting dalam beribadah kepada Allah SWT. Cinta ini dapat membuat ibadah dilakukan dengan tulus, ikhlas, dan penuh kesadaran. Amal ibadah melalui rasa cinta lahir lahir sikap rela mengorbankan waktunya tenaga pikiran untuk keberkahan bulan Ramadhan, dengan rasa cinta ia peduli berbagi kepada tetangganya, menjaga ucapannya dan prilakunya yang menyakiti orang lain.
Momentum Ramadhan ia sempurnakan untuk meraih manfaat yang ada didalamnya, untuk mendapatkan ampunan (Magfirah) Allah dengan cara perpuasa hanya atas keimanan dan keikhlasan semata, mendirikan shalat hanya karena iman dan Ikhlas, begitupun amal yang lainnya. “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Āli ‘Imrān [3]: 31).
Untuk mendapatkan manfaat atas (Rahmat)Allah dan pembebasan dari api neraka (Itqun Minan Nar) sebagaimana Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dimana Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadhan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka)”.
Untuk mewujudkan atau membuktikan rasa cinta kepada Allah manusia dituntut untuk patuh atas segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya serta mengikuti ajaran nabinya (Nabi Muhammad SAW) selain itu atas kesempatan waktu ia manfaatkan untuk berdzikir dan berdoa pagi hari, sore hari, malam hari, bahkan setiap hembusan nafas untuk disalurkan ingat kepada Allah sang maha pencipta.
Pilar kedua (2) Takut (Al-Khauf) maksudnya dalam menjalankan (Amal) aktivitas lahir rasa takut dihadapan Allah. Kegiatan yang dilakukan hawatir mendatangkan murka, hawatir tidak sesuai dengan kehendak Allah, mempunyai kekhawatiran atau ketakutan sekiranya lisannya mengucapkan perkataan yang mendatangkan murka Allah. Hawatir tidak sempurna apa yang dijalankannya sebagaimana dalam hadits“Tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu (perkataan) yang tidak berguna”. (HR. At Tirmidzi).
Takut adalah suatu sikap seseorang untuk tidak berbuat sesuatu jika tidak ada manfaat dan faidah serta petunjuk yang jelas. Seseorang yang takut kepada Allah mestinya ia mengenal dirinya apakah mengetahui segala fungsi hati akal dan fisik dengan baik ataukah sebaliknya sebagaimana satu ungkapan kaidah (man arofa nafsah waman arofa robbah) siapa yang mengenal dirinya maka ia mengenal tuhannya. Takut kepada Allah adalah salah satu bentuk ibadah yang tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian orang-orang mukmin, padahal itu menjadi dasar beribadah dengan benar. Firman Allah Ta’ala: “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.(Ali ‘Imran 175).
Momentum Ramadhan mengajarkan kesempurnaan amal dapat diraih dengan rasa takut jika perut menahan rasa lapar dan haus tapi tidak dapat pahalanya. Orang mukmin yang baik tidak akan memasukkan makanan ke dalam perutnya kecuali dari yang halal, dan memakannya hanya terbatas pada kebutuhannya saja.Sebagaimana Firman Allah Ta’ala: Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian lain diantara kamu dengan jalan yang batil”.(Al Baqarah: 188).
Pilar ke tiga (3) harapan (Roja). Maksudnya segala bentuk amal yang dilakukan Roja’ adalah sikap mental dalam Islam yang berarti mengharapkan ridha, rahmat, dan pertolongan Allah SWT. Roja’ merupakan salah satu sifat penting yang harus dimiliki seorang Muslim. Mengharap sesuatu meyakini sesuatu, meminta sesuatu, berdoa untuk sesuatu hanya karena atas kehendaknya Allah semata dan atas ridhanya. Tetapi pengharapan ini dalam bentuk kesempurnaan kebaikan Ketika mampu menyeimbangkan rasa takut dan harap disertai dengan ikhtiar doa, dan tawakal dilatih dengan cara melaksanakan ibadah harian (yaumiah) seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdzikir puasa, selalu berupaya memperbaiki diri, meningkatkan akhlak, dan menghindari dosa belajar tentang ajaran agama dan memahami makna dalam Al-Quran.
Dengan berkah Ramadhan dan keistimewaan serta kesempurnaannya Berbagai manfaat yang akan didapatkan dari sikap roja adalah seseoarang memiliki sikap optimis yang pantang menyerah, memiliki keyakinan kuat, tekadnya kokoh, jauh dari rasa sedih dan putus asa, memiliki perasangka yang baik, senantiasa merasa tenang, terhindar dari penyakit hati. Maka segala urusan dengan bekal yang demikian akan memegang kendali sesuai pedoman sebagaimana firman Allah Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS. Al-Insyirah: 7) Orang yang memiliki sikap rodja akan jauh dari sifat malas, berpangku tangan. Ia akan selalu berusaha dan bertindak sehingga tampak inovatif dan kreatif. untuk tumbuh dan berkembang. (Msl)
Editor: Gilang Agusman