Kolaborasi Prodi Kesmas Unmal, YSC Indonesia, dan YKWS Gelar Pelatihan Fasilitator Muda untuk Perubahan Sosial

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dalam upaya mencetak agen-agen perubahan di tingkat masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati berkolaborasi dengan YSC Indonesia dan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fasilitasi Masyarakat. Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen ketiga lembaga dalam membangun kapasitas pemuda sebagai fasilitator yang mampu merancang dan memimpin proses partisipatif di tengah masyarakat.

Pelatihan ini resmi dibuka oleh Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Malahayati (Unmal), Nurul Aryastuti, SST., MKM, pada 26 Mei 2025, dan berlangsung selama dua hari hingga 27 Mei. Sebanyak 30 peserta yang terdiri dari mahasiswa Program Based Learning (PBL) II serta perwakilan dari YSC dan YKWS mengikuti pelatihan ini dengan antusias.

Mengusung pendekatan partisipatif, interaktif, dan berbasis praktik langsung, pelatihan ini dirancang untuk memperkuat pemahaman peserta tentang paradigma pembangunan kesehatan lingkungan. Selain itu, peserta juga dibekali keterampilan dalam merancang dan memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat yang efektif dan berkelanjutan.

“Semoga pelatihan ini menjadi ruang pembelajaran yang inspiratif dan mampu melahirkan fasilitator handal yang dapat mendorong perbaikan kesehatan lingkungan di masyarakat,” ujar Nurul Aryastuti dalam sambutannya.

Pelatihan ini menghadirkan Bambang Pujiatmoko sebagai fasilitator utama. Ia adalah pembina YKWS sekaligus pakar dalam bidang capacity building masyarakat, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di tingkat lokal maupun nasional. Materi yang diberikan mencakup berbagai aspek penting, mulai dari konsep dasar pembangunan kesehatan lingkungan, strategi partisipasi, prinsip pendidikan orang dewasa, teknik fasilitasi, hingga komunikasi efektif untuk advokasi dan perubahan perilaku.

Pada hari kedua, peserta melakukan praktik fasilitasi secara langsung melalui simulasi terhadap berbagai kelompok masyarakat. Mereka mempresentasikan rencana dan mensimulasikan proses fasilitasi yang mencakup warga umum, aparat kelurahan, pemangku kebijakan, hingga kelompok pemuda.

Direktur Eksekutif YSC Indonesia, Iffah Rachmi, S.I.Kom., M.Si, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang dalam mencetak fasilitator muda yang mampu menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing. “Kunci dari proses fasilitasi yang efektif adalah pendekatan yang partisipatif dan berbasis empati. Selain itu, fasilitator juga harus memiliki kemampuan refleksi diri dan komunikasi yang kuat,” jelasnya.

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif YKWS, Febrilia Ekawati, menilai kegiatan ini sebagai bukti bahwa kolaborasi lintas sektor—antara perguruan tinggi, organisasi pemuda, dan lembaga masyarakat sipil—dapat melahirkan inisiatif nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Dengan semangat kolaboratif dan pembelajaran aktif, pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal terbentuknya jaringan fasilitator muda yang siap menjadi ujung tombak dalam menggerakkan perubahan perilaku dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di berbagai wilayah. (gil)

Editor: Gilang Agusman