Kolaborasi Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, Ciptakan Teknologi di Tangan Warga: SIJENTIK DBD Bantu Desa Hajimena Cegah Wabah

LAMPUNG SELATAN (malahayati.ac.id): Upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Hajimena, Kabupaten Lampung Selatan, kini semakin canggih berkat hadirnya SIJENTIK DBD (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Jentik DBD). Inovasi berbasis digital ini menempatkan teknologi langsung di tangan warga, sehingga deteksi dini kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti bisa dilakukan lebih cepat, akurat, dan terintegrasi.

Program ini merupakan bagian dari Pengabdian Berbasis Masyarakat (PBM) hasil kolaborasi tim dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, bersama Universitas Teknokrat Indonesia. Tim pengabdian melibatkan dosen Agung Aji Perdana, SKM., M.Epid., Dina Dwi Nuryani, SKM., M.Kes., Angga Bayu Santoso, S.Kom., M.Kom., serta mahasiswa M. Ptra Pratama dan Maharani Kartini. Program ini juga mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendiktisaintek.

SIJENTIK DBD secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat oleh Angga Bayu Santoso, S.Kom., M.Kom., dosen Universitas Teknokrat Indonesia, pada 21 Agustus 2025. Ia menegaskan bahwa inovasi ini dihadirkan untuk meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap bahaya DBD sekaligus mempermudah pemantauan lingkungan oleh petugas kesehatan.

Pengenalan SIJENTIK DBD dilakukan melalui pelatihan yang melibatkan kader kesehatan desa, perangkat desa, dan warga. Dengan menggunakan smartphone atau tablet, kader kesehatan dapat mencatat temuan jentik di rumah warga, melampirkan foto lokasi, lalu mengunggahnya ke sistem digital.

Data yang masuk langsung dapat diakses secara real time oleh aparatur desa, petugas puskesmas, hingga kecamatan. Dengan begitu, intervensi pencegahan bisa dilakukan lebih cepat dibanding metode manual sebelumnya.

Seorang kader kesehatan Desa Hajimena mengaku sistem ini sangat membantu.

“Pelatihan penggunaan website SIJENTIK DBD membuat kami lebih mudah mencatat dan melaporkan temuan jentik. Sekarang, data bisa langsung dipantau petugas puskesmas, sehingga tindakan pencegahan DBD dapat dilakukan lebih cepat,” ujarnya.

Dashboard digital SIJENTIK DBD menghadirkan berbagai manfaat penting bagi kesehatan masyarakat, antara lain: Monitoring real time: Aparatur desa dan petugas kesehatan dapat melihat sebaran jentik mingguan di seluruh desa. Pemetaan wilayah rawan: Menentukan prioritas intervensi pencegahan. Evaluasi program: Menilai efektivitas strategi pencegahan dari tren data jentik. Edukasi masyarakat: Warga bisa langsung mengetahui kondisi lingkungannya.

Implementasi SIJENTIK DBD diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, mempercepat respon terhadap ancaman DBD, dan menyediakan data lingkungan yang akurat. Desa Hajimena pun berpotensi menjadi model digitalisasi kesehatan masyarakat yang dapat direplikasi di wilayah lain.

Inovasi ini membuktikan bahwa kombinasi teknologi sederhana, kader kesehatan yang aktif, dan partisipasi warga dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan publik. Dengan SIJENTIK DBD, Desa Hajimena semakin siap menghadapi ancaman DBD secara berkelanjutan.(gil)

Editor: Gilang Agusman