BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati menyelenggarakan acara bergengsi, Management Expo 2024 dengan tema “The Art of Management: From Theory to Practice”. Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 16 hingga 20 Desember 2024 ini bertempat di halaman parkir utama Universitas Malahayati dan akan melibatkan lebih dari 1300 mahasiswa dari angkatan 2021 hingga 2024.
Management Expo 2024 dirancang sebagai bentuk implementasi pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang berfokus pada pencapaian hasil belajar mahasiswa, bukan hanya pada penguasaan materi, tetapi juga pada keterampilan praktis yang relevan dengan dunia industri. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memamerkan karya dan hasil praktik mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu manajerial.
Beragam kegiatan akan memeriahkan expo ini, di antaranya adalah bazar produk makanan dan minuman, pameran kerajinan tangan, pameran poster, pemutaran film pendek, presentasi studi kelayakan bisnis, simulasi pengambilan keputusan bisnis, hingga berbagai kegiatan kreatif yang melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat.
Ketua Pelaksana Management Expo 2024, Mohammad Athian Manan, SM., MM, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan puncak dari upaya sistematik yang melibatkan seluruh mahasiswa dari angkatan 2021 hingga 2024. “Management Expo 2024 ini diikuti oleh 1300 mahasiswa yang berasal dari empat angkatan di Program Studi Manajemen”.
“Kami ingin memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan menampilkan kemampuan praktis mereka dalam bidang manajemen yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja,” ujarnya.
Kegiatan ini juga sebagai wujud dari pembelajaran berbasis OBE, di mana mahasiswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga diberi kesempatan untuk mempraktekkan langsung pengetahuan yang mereka pelajari. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang pembelajaran yang memberikan dampak positif, baik bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar,” ujarnya dengan penuh semangat.
Dr. Febrianti, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen, mengungkapkan kebanggaannya terhadap penyelenggaraan acara ini. Selamat datang di Management Expo 2024, sebuah ajang pameran hasil karya mahasiswa Program Studi Manajemen, dan hari ini, kita akan menyaksikan implementasi nyata dari konsep Outcome-Based Education (OBE)—proyek, penelitian, dan inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa. Acara ini kami inisiasi di awal semester ganjil 2024/2025 dan dituangkan dalam RPS.
Kegiatan ini adalah langkah konkret untuk menghubungkan teori yang telah diajarkan dengan aplikasi praktis dalam dunia nyata. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat memperlihatkan sejauh mana mereka bisa mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan manajerial yang telah mereka pelajari di kelas. “Selain itu, kami berharap kegiatan ini memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi, berinovasi, dan memecahkan masalah bisnis yang relevan dengan dunia industri saat ini,” kata Dr. Febrianti.
Dr. Febrianti juga berharap agar acara ini dapat terus berkembang dan memberi inspirasi bagi mahasiswa untuk mengasah kompetensinya. “Kami berharap Management Expo ini bisa terus berkembang dari tahun ke tahun dan menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengasah kualitas kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia industri”.
“Semoga setiap karya yang ditampilkan hari ini menjadi langkah awal menuju pencapaian yang lebih besar, baik bagi mahasiswa, dosen, maupun institusi kita,” tandasnya.
Dr. Rahyono, S.Sos., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, juga memberikan sambutannya dalam pembukaan acara tersebut. “Saya sangat bangga dengan diselenggarakannya Management Expo 2024 ini, yang tidak hanya menjadi ajang pameran karya mahasiswa, tetapi juga sebagai bukti nyata keberhasilan program pendidikan berbasis Outcome-Based Education di Fakultas Ekonomi dan Manajemen”.
Kegiatan ini merupakan sarana untuk memamerkan pencapaian mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai tantangan bisnis yang kompleks. Ini adalah wujud dari komitmen kami untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman teoritis yang mendalam, tetapi juga kemampuan untuk mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari.
“Saya berharap kegiatan ini dapat semakin mempererat hubungan antara teori dan praktik, serta menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk terus berkembang dan berinovasi,” ucapnya Dr. Rahyono.
Acara ini dihadiri dan dibuka oleh Prof. Dr. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes, Wakil Rektor 1 Universitas Malahayati. Dalam sambutannya, Prof. Dessy menyampaikan apresiasi terhadap acara ini. “Dengan bangga, saya membuka Management Expo 2024 yang merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas akademika Universitas Malahayati”.
Kegiatan ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan di Universitas Malahayati tidak hanya berbasis pada teori semata, tetapi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks praktis. Ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan bagaimana mereka dapat memberikan solusi kreatif dalam berbagai masalah bisnis yang ada di dunia nyata.
“Kami berharap acara ini dapat memperkuat hubungan antara dunia akademik dan industri, serta membuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang bermanfaat bagi karier mereka di masa depan,” tambahnya.
Harapan untuk yang akan datang Acara Management Expo 2024 ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan hasil karya mahasiswa, tetapi juga menjadi titik awal bagi terciptanya lebih banyak kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih kreatif, inovatif, dan mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin dinamis.
Acara ini dihadiri pula Wakil Rektor 4 Drs. Suharman, M.Pd., M.Kes., Kepala LPPM dan Guru Besar Universitas Malahayati, Prof. Erna Listyaningsih, SE, M.Si., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dr. Lolita Sary, SKM., M.Kes., Dekan Fakultas Teknik, Dr. Weka Indra Darmawan, ST., MT., Kaprodi Akuntansi Muhammad Luthfi, SE. M.Si., Ka.Bag Humas dan Protokol, Emil Tanhar, S.Kom., tamu undangan, serta sejumlah dosen dari Prodi Manajemen Universitas Malahayati (gil)
Editor: Gilang Agusman
Logika, Matematika dan Abu Nawas
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Paparan tulisan pada hari senin tanggal 16 Desember 2024 kemarin berkaitan dengan Abu Nawas; ada respon dari ilmuwan kandidat doktor yang meminta untuk memaparkan bagaimana kemampuan logika Abu Nawas dikaitkan dengan matematika. Tentu saja permintaan itu disambut dengan senang hati, karena membuat adrenalin keilmuan menjadi naik. Berdasarkan penelusuran literatur digital ternyata Abu Nawas juga memiliki talenta logika dan matematika sekaligus yang cukup bagus. Untuk itu kita perhatikan nukilan berdasarkan penelusuran digital tadi.
Suatu hari, Abu Nawas sedang menaiki untanya berjalan menuju pasar. Ketika dia berjalan, dari kejauhan terlihat seorang tukang delman yang sedang marah-marah kepada kudanya karena tidak mau berjalan. Tukang delman itu mencambuk kudanya berkali-kali, tetapi kuda itu tetap diam saja, bahkan cenderung mogok.
Abu Nawas, yang terkenal dengan kecerdasannya, mendekati tukang delman tersebut dan berkata, “Saudaraku, apakah engkau ingin kudamu ini berjalan kembali tanpa perlu memukulnya?”. Tukang delman, yang sudah lelah, berkata, “Jika Abu Nawas bisa membuat kuda ini berjalan tanpa cambuk, saya akan memberikanmu sekeping uang perak saat ini juga!”
Abu Nawas tersenyum dan berkata “baiklah saudaraku”. Sejurus kemudian Abu Nawas turun dari untanya dan mendekati kuda itu seraya berbisik di telinganya. Tak lama kemudian, kuda itu langsung berdiri dan mulai berjalan dengan patuh dan tegap. Tukang delman sangat terkejut dan kagum, dan kemudian bertanya kepada Abu Nawas, “Bagaimana saudaraku engkau bisa melakukannya?” tanya tukang delman penasaran dan keheranan. Abu Nawas menjawab dengan tenang, “Saya hanya berbisik kepada kudamu bahwa jika dia tidak berjalan, saya akan menyerahkan tugas ini kepada tukang jagal hewan di pasar ini untuk menyembelihnya..!”
Tukang delman tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Abu Nawas.
Akhirnya, dia memberikan kepingan uang perak kepada Abu Nawas sesuai janjinya. Nukilan cerita ini menggambarkan kecerdikan dan humor Abu Nawas yang sering menggunakan logikanya untuk menyelesaikan masalah. Betapa peran logika menjadi alat pemecah persoalan menggunakan bahasa.
Sejurus kemudian Abu Nawas melanjutkan perjalanannya dengan menaiki untanya kembali. Dalam perjalanan itu dia melewati padang pasir. Tak lama kemudian bertemu dengan seorang penggembala unta yang tengah duduk di bawah pohon sambil mengawasi untanya yang sedang merumput. Penggembala itu tampak murung, tatapannya kosong karena memikirkan sesuatu. Abu Nawas, yang selalu ingin tahu, mendekati penggembala itu dan kemudian bertanya, “Saudaraku, mengapa kau terlihat begitu sedih? Apakah ada yang bisa kubantu?”
Penggembala itu menghela napas dan menjawab, seraya berkata “Aku sedang bingung Abu Nawas. Aku memiliki 17 ekor unta, dan sebelum meninggal, ayahku berwasiat agar unta-unta itu dibagi kepada kami, tiga bersaudara. Kakakku harus mendapatkan setengah dari jumlah unta, adikku mendapat sepertiga, dan aku sendiri sepertujuh. Tapi bagaimana membagi unta-unta ini tanpa harus memotong seekor pun?”.
Mendengar itu Abu Nawas tersenyum, merasa tertantang oleh persoalan bagi-membagi itu. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, “Baiklah jangan khawatir. Aku punya jalan keluar untuk persoalanmu ini. Tapi aku akan meminjamkan untaku terlebih dahulu kepadamu, setelah pembagian nanti tolong dikembalikan.” Pengembala setuju asal persoalan yang memusingkan kepala itu segera selesai. Selanjutnya Abu Nawas kemudian meminjamkan untanya, sehingga jumlah unta menjadi 18 ekor. Dia mulai membagi unta sesuai wasiat ayah penggembala: Kakak mendapatkan setengah dari 18, yaitu 9 ekor. Adik mendapatkan sepertiga dari 18, yaitu 6 ekor. Penggembala itu sendiri mendapatkan sepertujuh dari 18, yaitu 3 ekor. Setelah membagikan semua unta, ternyata jumlahnya tepat 18 ekor. Setelah diserahkan semua kepada yang berhak, termasuk kepada Si Penggembala, Abu Nawas kemudian meminta kembali untanya yang ada pada bagian Si Penggembala sambil berkata, “Masalah selesai, dan aku meminta kembalikan untaku; dan aku tidak kehilangan apa-apa!”. Penggembala itu dan keluarganya sangat kagum dengan kecerdikan Abu Nawas. Mereka mengucapkan terima kasih dengan tulus dan memuji kebijaksanaannya.
Cerita ini menggambarkan dalam menyelesaikan masalah kita dapat menggunakan cara yang logis, matematis dan adil, tanpa merugikan siapapun. Ternyata Logika dan Matematika, dibantu Bahasa dapat menyelesaikan persoalan menjadi mudah dan sederhana; hanya diperlukan taktis dan strategi berfikir untuk memecahkan masalah. Itulah mengapa dalam Filsafat Ilmu dikatakan bahwa Logika, Matematika, Statistika dan bahasa selalu berkelindan dalam menyelesaikan masalah. Pertanyaannya mampukan kita menangkap esensi dari keempatnya tadi? Salam Waras. (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Prodi Psikologi Universitas Malahayati Raih Hibah Peralatan Laboratorium dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM)
Melalui hibah ini, Prodi Psikologi Universitas Malahayati tidak hanya mendapatkan peralatan laboratorium psikologi yang canggih, tetapi juga memperoleh sejumlah fasilitas pendukung lainnya yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di bidang psikologi. Selain peralatan laboratorium, hibah ini juga mencakup insentif untuk program magang mahasiswa serta pengembangan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) dan komunitas, yang akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan masyarakat luas.
Dengan adanya hibah peralatan laboratorium psikologi, mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Malahayati akan memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan modern untuk melaksanakan praktikum. Laboratorium ini dirancang untuk mendukung pengembangan keterampilan praktis mahasiswa, baik dalam hal penelitian maupun aplikasi psikologi di dunia kerja.
Octa Reni Setiawati, S. Psi., M. Psi, selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Malahayati, menyampaikan rasa syukurnya atas penghargaan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Kemendikbudristek atas hibah yang diberikan kepada kami”.
Hibah ini bukan hanya tentang peralatan laboratorium semata, namun juga sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Prodi Psikologi Universitas Malahayati. “Dengan adanya fasilitas laboratorium yang lebih baik, mahasiswa kami akan memiliki kesempatan lebih banyak untuk menggali ilmu dan pengalaman yang relevan dengan dunia profesional di bidang psikologi,” ujar Octa.
Lebih lanjut, Prodi Psikologi Universitas Malahayati juga akan mengembangkan kurikulum berbasis OBE (Outcome-Based Education) yang akan lebih terfokus pada capaian hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Octa menambahkan, pengembangan kurikulum berbasis OBE ini akan memastikan bahwa setiap mata kuliah yang diajarkan dapat memberikan kontribusi langsung terhadap kompetensi dan keterampilan mahasiswa yang relevan dengan tantangan di dunia profesional.
“Kami berharap dengan adanya hibah ini, kami dapat terus berinovasi dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman. Kami juga berharap program ini dapat membuka lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa kami untuk berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat,” tutup Octa.
Dengan dukungan dari Kemendikbudristek dan partisipasi aktif seluruh civitas akademika, Prodi Psikologi Universitas Malahayati siap menyongsong masa depan yang cerah, meningkatkan kualitas pendidikan, serta menjawab tantangan yang ada dalam dunia psikologi. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Program Studi Manajemen Universitas Malahayati Gelar Manajemen Expo 2024, Angkat Tema “The Art of Management: From Theory to Practice”
Management Expo 2024 dirancang sebagai bentuk implementasi pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang berfokus pada pencapaian hasil belajar mahasiswa, bukan hanya pada penguasaan materi, tetapi juga pada keterampilan praktis yang relevan dengan dunia industri. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memamerkan karya dan hasil praktik mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu manajerial.
Beragam kegiatan akan memeriahkan expo ini, di antaranya adalah bazar produk makanan dan minuman, pameran kerajinan tangan, pameran poster, pemutaran film pendek, presentasi studi kelayakan bisnis, simulasi pengambilan keputusan bisnis, hingga berbagai kegiatan kreatif yang melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat.
“Kami ingin memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan menampilkan kemampuan praktis mereka dalam bidang manajemen yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja,” ujarnya.
Kegiatan ini juga sebagai wujud dari pembelajaran berbasis OBE, di mana mahasiswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga diberi kesempatan untuk mempraktekkan langsung pengetahuan yang mereka pelajari. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang pembelajaran yang memberikan dampak positif, baik bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kegiatan ini adalah langkah konkret untuk menghubungkan teori yang telah diajarkan dengan aplikasi praktis dalam dunia nyata. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat memperlihatkan sejauh mana mereka bisa mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan manajerial yang telah mereka pelajari di kelas. “Selain itu, kami berharap kegiatan ini memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi, berinovasi, dan memecahkan masalah bisnis yang relevan dengan dunia industri saat ini,” kata Dr. Febrianti.
Dr. Febrianti juga berharap agar acara ini dapat terus berkembang dan memberi inspirasi bagi mahasiswa untuk mengasah kompetensinya. “Kami berharap Management Expo ini bisa terus berkembang dari tahun ke tahun dan menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengasah kualitas kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia industri”.
“Semoga setiap karya yang ditampilkan hari ini menjadi langkah awal menuju pencapaian yang lebih besar, baik bagi mahasiswa, dosen, maupun institusi kita,” tandasnya.
Kegiatan ini merupakan sarana untuk memamerkan pencapaian mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai tantangan bisnis yang kompleks. Ini adalah wujud dari komitmen kami untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman teoritis yang mendalam, tetapi juga kemampuan untuk mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari.
“Saya berharap kegiatan ini dapat semakin mempererat hubungan antara teori dan praktik, serta menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk terus berkembang dan berinovasi,” ucapnya Dr. Rahyono.
Kegiatan ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan di Universitas Malahayati tidak hanya berbasis pada teori semata, tetapi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks praktis. Ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan bagaimana mereka dapat memberikan solusi kreatif dalam berbagai masalah bisnis yang ada di dunia nyata.
“Kami berharap acara ini dapat memperkuat hubungan antara dunia akademik dan industri, serta membuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang bermanfaat bagi karier mereka di masa depan,” tambahnya.
Harapan untuk yang akan datang Acara Management Expo 2024 ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan hasil karya mahasiswa, tetapi juga menjadi titik awal bagi terciptanya lebih banyak kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih kreatif, inovatif, dan mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin dinamis.
Acara ini dihadiri pula Wakil Rektor 4 Drs. Suharman, M.Pd., M.Kes., Kepala LPPM dan Guru Besar Universitas Malahayati, Prof. Erna Listyaningsih, SE, M.Si., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dr. Lolita Sary, SKM., M.Kes., Dekan Fakultas Teknik, Dr. Weka Indra Darmawan, ST., MT., Kaprodi Akuntansi Muhammad Luthfi, SE. M.Si., Ka.Bag Humas dan Protokol, Emil Tanhar, S.Kom., tamu undangan, serta sejumlah dosen dari Prodi Manajemen Universitas Malahayati (gil)
Editor: Gilang Agusman
Dua Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Malahayati Raih Medali Emas Ajang Kompetisi Sains Indonesia (AKSI) 2024
Amanda, yang dikenal memiliki ketajaman analisis dalam bidang akuntansi dan sejarah, berhasil menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam kompetisi ini. Dalam bidang Akuntansi, ia mengungguli peserta lain dengan pemahaman mendalam tentang teori dan praktik akuntansi, serta kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal yang menguji kecepatan dan ketepatan dalam menganalisis laporan keuangan dan perhitungan lainnya. Sementara itu, di bidang Sejarah, ia menorehkan prestasi dengan menunjukkan pengetahuan luas mengenai sejarah Indonesia serta kemampuan dalam memahami peristiwa sejarah dari berbagai perspektif.
Kadek Widani, yang juga merupakan mahasiswa aktif di Program Studi S1 Akuntansi, menunjukkan kemampuannya dalam Matematika dengan meraih Medali Emas. Ia berhasil menyelesaikan soal-soal matematika yang penuh tantangan, mulai dari aljabar hingga kalkulus, dengan cara yang efektif dan efisien. Ketekunan dan kemampuan analitis yang dimilikinya membuatnya layak meraih posisi puncak dalam ajang ini.
Amanda Yuansari, dalam wawancara singkat, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. “Saya sangat bersyukur bisa meraih medali emas di bidang akuntansi dan medali perak di bidang sejarah. Proses menuju kompetisi ini sangat menantang, namun berkat dukungan dari dosen dan teman-teman di Universitas Malahayati, saya bisa mencapai hasil ini. Saya berharap prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan membanggakan almamater,” ujar Amanda dengan penuh semangat.
Sementara itu, Kadek Widani juga menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian ini. “Raihan medali emas di bidang matematika adalah hasil kerja keras dan latihan yang konsisten. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung saya, terutama keluarga dan dosen di Universitas Malahayati. Prestasi ini merupakan awal dari perjalanan saya untuk terus berusaha lebih baik dan memberikan yang terbaik di bidang akademik,” kata Kadek.
Ajang Kompetisi Sains Indonesia (AKSI) 2024: AKSI 2024 merupakan ajang kompetisi sains tingkat nasional yang diikuti oleh ribuan pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Kompetisi ini bertujuan untuk menggali potensi dan bakat para peserta dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, mulai dari sains, matematika, akuntansi, hingga sejarah. Melalui kompetisi ini, para peserta tidak hanya diuji kemampuan teknis, tetapi juga kreativitas dan daya saing mereka dalam berbagai disiplin ilmu.
Keberhasilan Amanda dan Kadek menjadi bukti bahwa Universitas Malahayati terus berkomitmen dalam mengembangkan potensi mahasiswa di berbagai bidang, tidak hanya dalam akuntansi tetapi juga dalam sains dan bidang akademik lainnya. Di masa depan, diharapkan lebih banyak mahasiswa dari Universitas Malahayati yang dapat mengikuti jejak Amanda dan Kadek, serta meraih prestasi-prestasi gemilang lainnya.
Dengan pencapaian ini, Universitas Malahayati semakin memperkuat posisi sebagai salah satu perguruan tinggi yang mendukung pengembangan kompetensi akademik mahasiswa secara komprehensif. Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh civitas akademika Universitas Malahayati untuk terus berinovasi dan berprestasi di tingkat nasional dan internasional. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Statistika, Matematika, Bahasa dan Abu Nawas
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Kisah-kisah Abu Nawas sering kali dikenal sebagai cerita jenaka yang mengandung kebijaksanaan, filsafat ilmu atau pelajaran tersembunyi. Beberapa nukilan ditemukan dari perpustakaan digital; salah satu diantaranya hubungannya dengan konsep Statistika, Matematika dan Bahasa. Mari kita coba membayangkan sebuah kisah humor antara kecerdikan Abu Nawas dan perhitungan data yang rumit, serta rangkaian kalimat yang absurd.
Suatu hari, Raja Harun Al-Rasyid mendengar tentang ilmu baru bernama Statistika. Karena penasaran, sang Raja memanggil Abu Nawas ke istana. “Abu Nawas, aku mendengar ada cara untuk memahami segala sesuatu di dunia ini melalui angka. Aku ingin kau menjelaskan dan membuktikan ilmu ini kepadaku!” kata Raja
Abu Nawas tersenyum, “Ampun, Tuanku. Ilmu ini memang luar biasa, tapi terkadang angka-angka bisa menipu jika tidak dipahami dengan benar. Beri hamba satu malam, dan besok hamba akan membuktikan ilmu ini.” Malam harinya Abu Nawas putar otak berpikir keras untuk menemukan jalan keluar dari persoalan tadi.
Esok harinya, Abu Nawas datang membawa sepotong daging ayam goreng, sebuah panci berisi sup, dan seutas tali. “Tuanku, mari kita hitung rata-rata makan seseorang,” katanya. Ia menunjuk sepotong daging ayam goreng di tangan kiri, sup di tangan kanan, dan tali untuk mengikat seorang pelayan. “Daging ayam goreng ini adalah makanan A, sup ini makanan B, dan pelayan ini adalah subjek eksperimen kita!”.
Abu Nawas memberikan daging ayam goreng pada pelayan itu seraya berkata: “Makanlah!” katanya. Namun, ketika pelayan hendak menggigit daging ayam goreng, Abu Nawas merampas daging ayam itu kembali dan menaruhnya ke dalam panci sup. Ia mengaduk-aduk dan berkata, “Inilah makananmu, dalam bentuk angka.” Setelah itu, ia menyerahkan panci kepada Raja dan berkata, “Menurut statistik, rata-rata pelayan ini memakan satu ayam dan semangkuk sup. Namun, kenyataannya ia hanya kelaparan karena aku memakan sebagian besar daging ayam goreng tadi!”
Raja tertawa terbahak-bahak, “Jadi, kau ingin mengatakan bahwa angka bisa menipu jika tidak sesuai dengan kenyataan?”. “Benar Tuanku,” jawab Abu Nawas mantap. “Statistika adalah alat yang berguna, tetapi tanpa kebijaksanaan, ia hanya sederetan angka-angka kosong!”
Pada hari yang lain, Raja Harun Al-Rasyid memutuskan untuk menguji kecerdasan Abu Nawas dalam bidang Matematika. Raja terkenal suka menguji rakyatnya dengan teka-teki sulit, dan kali ini beliau yakin Abu Nawas tidak akan bisa menjawab. Raja berkata, “Abu Nawas, aku memiliki pertanyaan matematika untukmu.” Abu Nawas dengan percaya diri berkata, “Hamba siap, Tuanku. Silakan berikan soalnya pada hamba.”
Raja berkata, “Aku memiliki 10 ayam di kandang. Lalu, 7 di antaranya kabur. Berapa ayam yang tersisa di kandang?”. Abu Nawas menjawab, “Tentu saja tak ada ayam yang tersisa, Tuanku.”
Raja terkejut, “Kenapa kau berkata begitu? Bukankah masih ada 3 ayam?”. Abu Nawas tersenyum, “Jika 7 ayam saja bisa kabur, Tuanku, pasti 3 ayam yang lain juga akan ikut kabur!”.
Raja tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Baiklah, kau benar. Raja terpana dengan kecerdikan Abu Nawas dan berkata, “Engkau memang seorang jenius, Abu Nawas! . Abu Nawas menjawab, “Hamba hanya ingin Tuanku terus tertawa dan tetap memimpin dengan bijaksana!”
Raja Harun Al-Rasyid melanjutkan pertanyaannya kepada Abu Nawas pada bidang Bahasa. Raja ingin menguji kemampuan Abu Nawas dengan memberi tugas yang tampaknya mustahil diselesaikan. Raja berkata, “Aku mendengar kau pandai bermain dengan bahasa. Jika kau bisa menyelesaikan tantangan persoalan ini, akan aku beri hadiah”. Abu Nawas tersenyum, “Hamba siap menerima tantangan, Tuanku.”
Raja Harun Al-Rasyid berkata, “Berikan aku sebuah kalimat yang sangat pendek tetapi memiliki makna yang mendalam.” Abu Nawas berpikir sejenak, lalu berkata, “Ada.” Raja bingung dan bertanya, “Apa maksudmu dengan ‘ada’?”. Abu Nawas menjelaskan, “Kata ini pendek, tetapi maknanya sangat luas, Tuanku. Segala sesuatu di dunia ini bermula dari keberadaan. Jika tidak ada, maka segalanya hanyalah kehampaan.”
Raja mengangguk terkesan dan berkata, “Baiklah, kau lulus tantangan pertama. Sekarang tantangan kedua!”. Raja berkata, “Buatlah sebuah kalimat yang benar tetapi sekaligus salah”. Abu Nawas berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku sedang berbohong.” Raja kebingungan, “Bagaimana ini bisa benar sekaligus salah?”
Abu Nawas tersenyum, “Jika kalimat ini benar, maka aku memang sedang berbohong, sehingga pernyataannya menjadi salah. Tetapi jika kalimat ini salah, maka aku tidak sedang berbohong, sehingga pernyataannya menjadi benar.”
Raja tertawa terbahak-bahak, “Luar biasa, kau berhasil lagi! Tapi aku punya tantangan terakhir untukmu.” Tantangan itu adalah: “Buatlah sebuah kalimat yang tidak bisa dipahami oleh siapa pun, bahkan olehmu sendiri.” Abu Nawas segera menjawab, “Hamba akan memberikannya nanti, setelah hamba memahami kalimat itu.”
Raja bingung, “Apa maksudmu?”. Tanya Raja. Abu Nawas kemudian menjawab, “Tuanku, bagaimana hamba bisa membuat kalimat yang tidak bisa hamba pahami, jika untuk menciptanya saja, hamba perlu memahaminya terlebih dahulu? Oleh karena itu, tantangan ini mustahil, kecuali Tuanku mencabutnya!”
Raja kagum dengan kecerdasan Abu Nawas dan berkata, “Kau memang terlalu pintar untukku, Abu Nawas”.
Ternyata Statistika, Matematika, dan Bahasa adalah soko guru ilmu pengetahuan yang sudah sejak lama ada; namun sayang banyak diantara kita ketika mendengar ketiga ilmu itu tadi bepersepsi bahwa ketiganya sangat menyulitkan sekaligus sangat memudahkan.
Salam Waras. (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Abu Nawas dan Penjual Makan
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa hari lalu ada mahasiswa Pascasarjana Program Doktor mengajukan usul bagaimana kalau latar belakang tulisan tidak hanya budaya wayang saja yang dijadikan pintu masuk ke ide utama. Mendapat masukan itu, maka upaya perburuan literature lama dilakukan. Hasilnya, ditemukanlah kisah Abu Nawas yang sangat mungkin dijadikan pintu masuk membahas kekinian.
Abu Nuwas adalah seorang penyair terkenal dari dunia Islam pada masa Kekhalifahan Abbasiyah. Nama lengkapnya adalah Abu Nuwas al-Hasan ibn Hani al-Hakami. Ia lahir sekitar tahun 756 M di Ahvaz, Persia (kini Iran). Ia dikenal sebagai salah satu penyair terkemuka dalam sastra Arab klasik, dengan gaya penulisan yang penuh kecerdikan, humor, dan ironi.
Dari berbagai kisah tentang Abu Nawas, salah satu di antaranya adalah kisah Abunawas dengan Tukang Penjual Makanan.
Dikisahkan, pada suatu hari Abu Nawas sedang berjalan-jalan di pasar. Ia melewati sebuah warung makan yang sedang ramai pembeli. Aroma makanan dari warung itu sangat menggoda, tetapi sayangnya Abu Nawas tidak punya uang sepeser pun untuk membeli makanan.
Dasar Abu Nawas yang akalnya memang panjang; diapun berdiri di dekat warung itu sambil mencium aroma makanan yang lezat. Dia kemudian mengambil sepotong roti kering dari sakunya dan mulai menikmatinya dengan hanya mencelupkan rotinya ke arah aroma makanan dari warung tersebut. Melihat hal itu, pemilik warung merasa kesal. Dia berpikir bahwa Abu Nawas menikmati makanan dari aromanya tanpa membayar. Maka, dia mendatangi Abu Nawas dan berkata, “Hai Abu Nawas! Kau harus membayar karena telah mencuri aroma makananku!”
Abu Nawas yang terkenal cerdik itu tersenyum dan menjawab, “Bagaimana aku mencuri sesuatu yang tidak berwujud, wahai tuan? Akukan hanya mencium aromanya, bukan mengambil makanannya.” Namun, si penjual makanan tetap bersikeras meminta bayaran. Perdebatan mereka menarik perhatian banyak orang, hingga akhirnya kasus itu dibawa ke pengadilan di kota itu.
Di pengadilan, hakim mendengar penjelasan dari kedua belah pihak secara seksama. Setelah berpikir sejenak, hakim yang bijak itu berkata: “Abu Nawas memang mencium aroma makananmu, tetapi tidak memakan makanannya. Karena itu, aku akan memberikan keadilan yang sesuai dengan fakta persidangan.”
Hakim kemudian meminta Abu Nawas untuk memberikan seluruh uang koin dari sakunya kepada Tuan Hakim. Abu Nawas mengeluarkan beberapa koin dan menyerahkannya kepada hakim. Hakim lalu menggoyangkan koin-koin itu di depan tukang penjual makanan, hingga terdengar suara gemerincing yang nyaring. Setelah itu, hakim berkata kepada penjual, “Dengarkan baik-baik, ini adalah pembayaranmu. Kau hanya kehilangan aroma makanan, maka kau hanya berhak mendapat gemerincingnya suara koin.”
Semua orang yang hadir di ruang sidang tertawa terbahak-bahak mendengar keputusan hakim yang budiman tadi, sementara si penjual makanan hanya bisa diam tak berkutik. Abu Nawas pun tersenyum, setelah menghaturkan takzim pada Hakim Budiman itu, kemudian pergi dengan perasaan puas.
Hikmah dari cerita tersebut adalah: Keadilan tidak selalu tentang hal-hal yang tampak nyata, tetapi juga tentang memahami esensi dari suatu permasalahan. Jangan serakah dengan hal yang tidak menjadi hakmu. Bisa dibayangkan jika di negeri ini ada institusi hukum yang moralnya seperti tukang penjual makanan tadi. Bisa rusak sistem tatanan masyarakat yang ada. Sebab, baru menduga sudah mengira, adalah perbuatan yang sangat premature dalam segi filsafat ilmu. Posisi itu harus diteruskan terlebih dahulu dengan pembuktian material. Tanpa langkah itu, tentu saja semua orang bisa seenaknya mengira kemudian mendakwa. Di sini fungsi filsafat ilmu dan filsafat hukum bagi para penegak hukum.
Cara-cara tangkap dahulu, buktikan nanti; hal itu sudah tidak jamannya lagi. Contoh terakhir perilaku gegabah sudah dipertontonkan dimuka public kasus seorang guru honorer di salah datu wilayah negeri ini, yang akhirnya meluas ke mana-mana. Hanya sayangnya penyelesaian akhir secara hukum tidak tuntas, karena cukup dengan bebas murni maka dianggap selesai. Padahal para pelanggar hukum dari penegak hukum tidak semua mendapatkan hukuman yang adil sesuai dengan pelanggarannya.
Peristiwa yang sama sedang berlangsung saat ini kita ditempat kita berada, penyitaan barang dilakukan dengan alasan bukti awal, namun sampai tulisan ini dibuat tersangkanya tidak ketemu, perbuatan melawan hukum yang manapun tidak jelas. Tampaknya peristiwa ini sama dan sebangun dengan Tukang Penjual Makanan di atas. Bedanya, Abu Nawas mendapatkan Hakim yang bijaksana. Bisa dibayangkan jika tidak mendapatkan hakim sekualitas itu, maka peritiwanya akan menjadi berlarut karena bau disepadankan dengan benda, sehingga siapapun yang buang angin di negeri ini bisa dituntut karena mencuri ruang udara teman sebelah. (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Mahasiswa Universitas Malahayati, Muhammad Putra Pratama Terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional Penggerak Promosi Kesehatan
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Kabar membanggakan datang dari Universitas Malahayati. Muhammad Putra Pratama (23410170), Mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, berhasil meraih predikat Mahasiswa Berprestasi Nasional dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Berprestasi Tingkat Nasional 2024.
Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) dan diikuti oleh 57 peserta dari 45 perguruan tinggi kesehatan masyarakat se-Indonesia. Acara berlangsung mulai 19 Agustus hingga 7 November 2024 di Samarinda.
Muhammad Putra Pratama berhasil memikat hati dewan juri dengan ide dan aksi nyata dalam bidang promosi kesehatan. Sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional Penggerak Promosi Kesehatan, ia mempresentasikan program inovatifnya.
Saat diwawancarai, Muhammad Putra Pratama mengungkapkan rasa syukurnya: “Saya sangat bersyukur dan bangga atas pencapaian ini. Gelar ini bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga refleksi atas dukungan besar dari keluarga, teman-teman, dan dosen-dosen di Universitas Malahayati”.
“Saya berharap, inovasi yang saya gagas dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Kompetisi ini juga mengajarkan saya pentingnya kolaborasi dan kerja keras untuk membawa perubahan di dunia kesehatan masyarakat Indonesia.” tambahnya.
Prestasi Muhammad Putra Pratama diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berprestasi, baik di bidang akademik maupun kontribusi sosial. Pihak Universitas Malahayati pun turut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa kebanggaannya ini.
Muhammad Putra sangat aktif mengikuti kompetisi atau kejuaraan-kejuaraan dibidang akademik dan non akademik, begitu banyak prestasi yang telah ia raih, diantaranya; Peraih Medali Emas Bidang Fisika (A+), Bidang Biologi (A+), Peraih Medali Perak Bidang Matematika (A), Bidang Akuntansi (A), Bidang Kimia (A) dalam ajang Olimpiade Sains Pemuda Indonesia (OSPI) 2024.
Ia juga meraih Medali Emas Bidang Sejarah (A+), Bidang Biologi (A+), Medali Perak Bidang Ekonomi (A), Bidang Matematika (A), Medali Perunggu Bidang Akuntansi (B+) dalam ajang National Heroes Competition (NHC) 2024. Juara 1 Video Education tingkat Mahasiswa se-Provinsi Lampung dalam kegiatan FESPA X PCA (Festival Pendidikan X Cinta Al Quran) Himajip 2024 dan Juara Harapan 1 Pilmakesmaspres AIPTKMI Regional Barat Tahun 2024.
Semoga pencapaian yang telaih diraih selama inimenjadi langkah awal bagi Muhammad Putra Pratama dalam memberikan kontribusi yang lebih luas bagi dunia kesehatan masyarakat di Indonesia. Sekali lagi, selamat atas prestasinya! (gil)
Editor: Gilang Agusman
Dialog Imajiner Semar dengan Wisrowo
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Diceritakan oleh dalang Wayang Purwa syahdan pada era jaman Lokapala hiduplah seorang tokoh agama bernama Wisrowo. Beliau adalah pemuka agama yang sangat mumpuni, terutama dalam urusan olah batin untuk mencapai kesempurnaan hidup. Namun Wisrowo dikodratkan untuk melahirkan angkara murka di bumi ini dengan ditanamkan sedikit benih duniawi oleh Yang Maha Esa untuk menunjukkan kekuasaan atas mahlukNYA. Akibat keingkaran Wisrowo maka lahirlah Dasamuka, Kumbakarna, Sarpakenaka, dan Wibisana. Bagaimana penyesalan yang sudah terlanjur dilakukan, semua itu diungkapkan kepada tokoh Semar berikut ini yang bersumber dari penelusuran digital jika diringkas akan terdeskripsi demikian:
Begawan Wisrowo: “wahai Kakang Semar, kau adalah pamomong dan pengasuh sejati. Kau selalu mendampingi mereka yang mencari kebenaran. Namun, mengapa dunia ini begitu rumit? Aku, yang telah mengabdikan hidupku untuk mesu budi meninggalkan urusan dunia, akhirnya tergoda oleh cinta. Keputusanku untuk menikahi Sukesi telah membawa kehancuran bagi Lokapala dan menciptakan keturunan yang memikul beban besar. Apakah ini jalan yang benar?”
Semar sedikit terkejut dengan ucapan Wisrowo dan beliau menjawab dengan serius: “Wahai Wisrowo, benar dan salah adalah dua sisi dari perjalanan hidup. Kau mengikuti suara hatimu, dan itu adalah bagian dari wujudmu sebagai manusia. Namun, setiap tindakan membawa akibat. Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai. Bukan salahmu jika dunia ini penuh dinamika. Yang penting, bagaimana kau bertanggung jawab atas apa yang telah kau mulai.”. Sergah Wisrowo, “Tapi Semar, Rahwana, anakku itu, telah menjadi ancaman besar bagi dunia. Itu adalah buah cintaku melalui Dewi Sukesi yang berarti melalui aku dia memiliki kehidupan di dunia ini. Apakah aku bertanggung jawab atas semua kejahatannya?”
Semar dengan sabar menjawab: “Wisrowo, kau telah memberikan hidup, tetapi kau tidak mengendalikan jalan hidupnya. Anak adalah amanah, tetapi mereka memiliki kehendak bebas. Tugas seorang ayah adalah menanamkan nilai-nilai kebenaran, tetapi apa yang mereka pilih adalah perjalanan mereka sendiri. Rahwana menjadi seperti itu karena nafsunya sendiri, bukan sepenuhnya karena warisanmu.”
Jawaban Semar itu membuat Wisrowo merasa makin tersudut dan berucap: “Lalu, apakah aku harus menebus kesalahanku? Apakah aku harus kembali ke dunia untuk meluruskan apa yang telah bengkok?”
Dengan tersenyum khas Semar menjawab: “Menebus bukan berarti menghapus apa yang sudah terjadi, tetapi menerima dengan lapang dada dan terus memberikan nasehat kebaikan. Hidup adalah lakon panjang, Wisrowo. Kau telah memberi wejangan kepada Wibisana anak bungsumu, dan itu adalah awal dari perubahan. Ingat, satu obor kecil bisa menerangi kegelapan besar. Tugasmu kini adalah menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa.”
Wisrowo semakin gelisah mendengar nasehat Semar dan beliau memotong ucapan Semar: “Semar, aku hanyalah manusia yang penuh keterbatasan. Kadang aku merasa terlalu berat untuk memahami kehendak Sang Pencipta. Mengapa Ia membiarkan kesalahan-kesalahan ini terjadi?”
Sekali lagi Semar memberikan pemahaman dengan caranya:”Wisrowo, kehendak-Nya adalah misteri. Tetapi satu hal yang pasti, setiap peristiwa adalah bagian dari takdir besar yang membawa keseimbangan. Bahkan Rahwana, meskipun penuh dengan angkara murka, memiliki peran penting dalam menjaga dunia tetap bergerak. Tanpa Rahwana, Rama kelak tidak akan menunjukkan kebenarannya. Tanpa gelap, cahaya tidak akan berarti. Terimalah itu sebagai bagian dari kehidupan.”
Mendengar siraman rohani itu Wisrowo menjadi paham dan beliau berucap: “Terima kasih, wahai Semar. Kata-katamu menyejukkan hati. Aku akan kembali ketempat peribadatanku dan menyerahkan semua kepada-Nya. Aku hanya berharap, suatu hari nanti, keturunanku akan membawa harmoni bagi dunia dan isinya.”
Semar kemudian menukas: “Wisrowo, setiap langkahmu adalah pelajaran bagi dunia. Jangan pernah berhenti percaya bahwa cinta, meski membawa konsekuensi, tetaplah kekuatan yang menggerakkan semesta. Lanjutkan jalanmu, dan biarkan Yang Maha Mengetahui yang menyempurnakan kisah hidupmu ini.”
Dialog filsafat ini menggambarkan refleksi mendalam tentang kehidupan, tanggung jawab, dan keabadian. Semar, sebagai simbol kebijaksanaan dan pemomong sejati, memberikan perspektif bahwa kehidupan penuh dengan pilihan yang membawa konsekuensi, tetapi semua itu memiliki makna dalam keseimbangan semesta. Seorang Guru Besar senior di salah satu perguruan tinggi pendidikan ternama dinegeri ini pernah berpesan bahwa kuncinya berserah diri kepada Tuhan sambil berusaha dengan sebaik-baiknya, bertakwa dan beramal sholeh didasari iman yang kokoh, itulah tugas manusia didunia ini. Salam Waras (SJ)
Editor: Gilang Agusman
BEM Fakultas Hukum Universitas Malahayati Gelar FGD-II: Bangkitkan Jiwa Kritis Mahasiswa di Era Baru Kepemimpinan Lampung
Acara ini mengangkat tema “Harapan Kawula Muda dalam Menyambut Pemimpin Provinsi Lampung yang Baru” sebagai respons terhadap hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Gubernur BEM Fakultas Hukum, Aji Bagas Pratama, menekankan pentingnya membangkitkan semangat kritis mahasiswa yang kini dinilai mulai menurun.
Dalam pernyataannya, Aji menyebutkan, “Mahasiswa harus kembali menjadi kontrol kebijakan, bukan hanya menjadi penonton. FGD ini menjadi salah satu langkah konkrit untuk membangun ruang diskusi dan membangkitkan kepedulian terhadap isu-isu lokal dan nasional.”
Menurutnya, forum seperti ini sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pemikiran mahasiswa, terutama dalam memahami dinamika sosial dan politik di Provinsi Lampung.
Ketua Pelaksana, Risky Ageng Hadi Prayoga, melaporkan bahwa FGD-II diikuti oleh 431 peserta, termasuk mahasiswa Fakultas Hukum dan tamu undangan dari berbagai kalangan.
Diskusi ini dimoderatori oleh Prasetio Agung Wibowo, mahasiswa aktif yang dikenal vokal terhadap isu-isu kedaerahan dan nasional.
Adapun lima narasumber terkemuka yang hadir dalam diskusi ini meliputi: Wahrul Fauzi Silalahi, S.H. (DPRD Lampung Fraksi Gerindra), Tubagus M. Nassarudin, S.H., M.H. (Akademisi Hukum Universitas Malahayati), Fuad Abdulgani, S.Sos., M.A. (Pengamat Politik), Kristina Tia Ayu, S.E., S.H. (SP Sebay Lampung), Dafid Novian Mastur, S.Sos. (PC-PMII Bandar Lampung).
Dalam penutupan acara, Aji Bagas Pratama (22610014) menyampaikan harapannya agar mahasiswa terus menjaga semangat kritis, terutama dalam mendukung perubahan positif di Provinsi Lampung.
“FGD ini adalah awal dari gerakan intelektual mahasiswa yang lebih besar di masa depan,” ujar dia.
Ia menambahkan, acara ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malahayati berkomitmen dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Pendaftaran Wisuda Periode 38 Sudah Dibuka!
Pendaftaran : Scan QR Code diatas atau Melalui tautan : http://103.31.249.226:814/wisuda/
Dibuka mulai 11 Desember 2024 s.d 5 Januari 2025. (untuk jadwal prosesi akan diinfokan kembali). (gil)
Editor: Gilang Agusman