BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dalam rangka memperingati Hari Toilet Sedunia 2024, Youth Sanitation Concern (YSC) bersama Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) menggelar acara bertajuk “Musik Tepi Sungai” yang berlangsung pada Sabtu, 30 November 2024, di tepi Sungai Way Belau, Kampung Gudang Agen, Kelurahan Pesawahan, Bandarlampung. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang layak dalam menjaga kesehatan dan lingkungan.
Pada kesempatan kali ini, Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati berkolaborasi dengan Prodi Sosiologi Universitas Lampung dan Sekolah Az-Zahra untuk mendukung dan berpartisipasi dalam suksesnya acara yang bertemakan edukasi dan seni ini. Kehadiran berbagai pihak, baik dari dunia pendidikan maupun masyarakat, memberikan kontribusi yang besar dalam memperkuat pesan pentingnya pengelolaan sanitasi yang baik.
Acara ini dihadiri oleh Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, Nurul Aryastuti, S.ST., M.K.M serta beberapa dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, Nova Muhani, S.ST., M.K.M, Dina Dwi Nuryani, SKM., M.Kes. Turut hadir pula sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua PCNU Bandar Lampung, Ichwan Adji Wibowo, Tak ketinggalan, jajaran tokoh masyarakat Kampung Gudang Agen turut serta dalam acara ini bersama dengan masyarakat setempat, mencerminkan rasa kebersamaan dalam upaya menjaga sanitasi dan kesehatan.
Pembina Youth Sanitation Concern (YSC) sekaligus dosen luar biasa Universitas Malahayati, Iffah Rachmi S.I.Kom., M.Si, dalam sambutannya menekankan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang layak. Menurutnya, krisis sanitasi, terutama terkait dengan air, adalah tantangan global yang membutuhkan perhatian serius.
“Di Indonesia, 70 persen sumber air telah tercemar oleh tinja manusia akibat dari pengelolaan tinja yang buruk. Hal ini mempengaruhi kualitas air dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu lebih fokus pada pengelolaan sanitasi yang baik,” ujar Iffah Rachmi.
Iffah juga menjelaskan bahwa tema Hari Toilet Sedunia 2024, “Toilets: a Place for Peace”, mengandung makna mendalam mengenai pentingnya keberadaan toilet yang aman dan terlindungi, yang dapat menjaga kesehatan masyarakat. Terlebih lagi, tema ini menjadi semakin relevan di tengah ancaman konflik, bencana, dan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak.
Acara “Musik Tepi Sungai” juga diwarnai dengan berbagai pertunjukan seni yang memadukan hiburan dengan edukasi. Lokasi yang dipilih, yaitu tepi Sungai Way Belau, memiliki simbolisme yang kuat, mengingat sungai sering kali tercemar oleh limbah manusia. Oleh karena itu, acara ini bertujuan untuk memberikan pesan penting tentang perlunya menjaga kebersihan lingkungan perairan agar tetap sehat dan berkelanjutan.
Muhammad Arfan, selaku Ketua Pelaksana acara, menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya berbicara tentang sanitasi, tetapi juga melibatkan seni untuk menarik perhatian masyarakat. Beberapa pertunjukan yang ditampilkan termasuk live performance dari Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati (Hima Kesehatan Masyarakat), Sindikat Sisa Semalam, Gugen Playground, dan ATBJ. Selain itu, ada juga drama pemuda setempat yang mengangkat tema pentingnya buang air besar pada tempatnya.
Sebagai bagian dari acara, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati angkatan 2022 memamerkan instalasi karya kreatif mereka yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai sejarah toilet di dunia, dampak buruk yang ditimbulkan jika tidak menggunakan toilet dengan baik, serta kondisi toilet yang sering disalahgunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Karya-karya ini dibuat dari sampah plastik yang didaur ulang, mengubah sampah menjadi karya seni yang bernilai estetika sekaligus mengandung pesan lingkungan yang mendalam.
Acara ini juga melibatkan anak-anak muda aktivis Kampung Gudang Agen sebagai agen perubahan yang aktif dalam mengedukasi dan mempromosikan pentingnya sanitasi yang baik di lingkungan mereka. Diharapkan, melalui kegiatan ini, masyarakat Kampung Gudang Agen dapat menjaga kebersihan lingkungan mereka, menjaga sanitasi yang layak, serta turut berperan dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.
Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, bersama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam acara ini, berharap agar kegiatan ini dapat menjadi langkah konkret untuk mengatasi tantangan sanitasi di Indonesia. Melalui edukasi yang tepat dan kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya pengelolaan sanitasi yang baik, diharapkan dapat tercipta perubahan positif dalam menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Dengan adanya partisipasi aktif dari masyarakat, mahasiswa, dan berbagai lembaga, acara ini berhasil menyampaikan pesan yang penting mengenai pentingnya fasilitas toilet yang aman dan sanitasi yang layak, serta menjadi momentum bagi perubahan yang lebih besar di masa depan. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Pertanyaan Nakal
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Pagi itu murid kelas enam di satu Sekolah Dasar sedang belajar Pendidikan Agama. Adapun topic yang dibicarakan adalah Tugas para Malaikat. “anak-anak ku sekalian ada sepuluh malaikat istimewa yang diberi tugas oleh Allah “ Demikian sepenggal kalimat pembuka Ibu Guru Agama kepada muridnya. Lanjut beliau “ adapun mereka-mereka itu adalah Malaikat Jibril :Tugasnya: Menyampaikan wahyu dari Allah kepada para nabi dan rasul. Contohnya, Jibril menyampaikan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Malaikat Mikail, Tugasnya: Mengatur rezeki, termasuk hujan, tumbuh-tumbuhan, dan kesejahteraan makhluk hidup. Malaikat Israfil, Tugasnya: Meniup sangkakala pada hari kiamat. Tiupan pertama menandakan kehancuran dunia, dan tiupan kedua menandakan kebangkitan manusia dari kubur. Malaikat Izrail, Tugasnya: Mencabut nyawa setiap makhluk sesuai dengan ketetapan Allah. Malaikat Munkar, Tugasnya: Menanyai manusia di alam kubur tentang keimanan dan amal perbuatan setelah meninggal. Malaikat Nakir, Tugasnya: Bersama Malaikat Munkar, menanyai manusia di alam kubur tentang amal dan ibadahnya. Malaikat Raqib, Tugasnya: Mencatat amal baik manusia selama hidup di dunia. Malaikat Atid, Tugasnya: Mencatat amal buruk manusia selama hidup di dunia. Malaikat Malik, Tugasnya: Menjaga pintu neraka dan mengawasi penghuni neraka. Malaikat Ridwan, Tugasnya: Menjaga pintu surga dan menyambut penghuni surga”.
Sebelum Ibu Guru melanjutkan penjelasannya, ada seorang anak laki-laki yang duduk bangku baris ke dua didepan meja guru angkat tangan, “Ibu apakah saya boleh bertanya” sergah sang anak. Ibu Guru berkata “ tentu boleh nak”. Anak tadi melanjutkan pertanyaannya “ Ibu karena Rasullullah itu nabi teraakhir, maka wahyu dari Allah tidak akan turun lagi, lalu apa kerja malaikat Jibril sekarang ya Bu ?”anak tadi menampilkan muka serius kepada gurunya. Tentu pertanyaan ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Ibu Guru, karena menurut pengalamannya yang hampir sepuluh tahun mengajar di Sekolah Dasar ini tidak pernah bertemu dengan pertanyaan model begini. Namun Ibu Guru sangat bijak menjawabnya dengan muka ramah beliau menjawab “wah…anak ibu pandai sekali, iya juga ya apa kerjanya malaikat itu, kalau begitu ayo kita sama-sama mencari tahu apa kerja malaikan Jibril sekarang”.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, tidak terasa peristiwa itu berlalu. Duapuluh lima tahun kemudian, dipagi yang agak mendung Ibu Guru Agama yang sudah tidak muda lagi itu datang kesekolah seperti biasa. Dan, pekerjaan itu dilakoninya dengan ihlas riang gembira, karena tidak terasa tahun ini adalah terakhir dirinya menjadi guru karena tahun depan beliau purna tugas. Sesampainya di sekolah beliau sudah ditunggu Kepala Sekolah, yang juga dulu muridnya, dan dengan takzim Pak Kepala menyampaikan ada undangan terhormat untuk ibu. Betapa terkejutnya Ibu Guru Agama tadi ternyata undangan itu adalah undangan Pengukuhan Guru Besar dari muridnya yang dulu bertanya tugas malaikat Jibril setelah tidak ada nabi lagi. Ternyata muridnya itu sekarang adalah dosen di Universitas Agama Islam terkemuka di kota ini, dan yang membanggakan muridnya tadi bergelar Doktor, dan empat gelar Master di belakang namanya.
Hari yang ditunggu Sang Ibu Guru tiba, dan beliau mematut diri untuk hadir minta ditemani anak tertuanya, karena sang suami sudah berpulang terlebih dahulu dua tahun yang lalu. Ibu Guru tadi disambut oleh Sang Guru Besar di muka pintu Auditorium, dan dengan sujud yang dalam sang Profesor berkata “Terimakasih ibu yang telah membimbing saya untuk mencari tugas apa yang dilakukan malikat Jibril setelah tidak ada nabi lagi, dan pertanyaan itulah yang membuka jalan saya menjadi Doktor dan sekarang Guru Besar”. Ibu Guru Agama berkaca-kaca matanya dan tidak mampu berkata apa-apa kepada muridnya, dan beliau memeluk erat muridnya yang Profesor tadi sambil berbisik “semoga Allah selalu membimbing mu nak”. Sejurus Sang Guru Besar membimbing tangan gurunya untuk duduk kursi paling depan pada acara terhormat itu.
Acara dilanjutkan dan tiba saat pidato pengukuhan yang disampaikan oleh Sang Guru Besar, dengan lantang nama Ibu Guru Agama tadi disebut dalam pidato Pengukuhan bagaimana pertanyaan waktu Sekolah Dasar dulu-lah yang mendorong dirinya terus mencari kebenaran ilmu, dan Guru Besar dengan bangga meminta Ibu Guru untuk berdiri dan Sang Profesor menakupkan kedua tangannya dari atas podium sambil berkata “Terimakasih Guru Ku”. Hadirin di ruang megah itu bertepuk tangan, bahkan ada diantara mereka yang berdiri dengan takzim.
Pertanyaan tersisa masih adakah pendidikan budi pekerti, ahlak, dan tata krama yang dibalut dedaktik-methodik untuk saat ini, sehingga mampu mengantarkan murid-murid menjadi pemikir yang kritis namun tetap berbudaya tinggi seperti cerita di atas. Betapa banyak diantara kita dari Jenderal, Kepala Daerah, Pejabat Tinggi, bahkan mungkin Presiden; yang saat pengukuhan jabatan mengundang guru Sekolahnya dahulu. Padahal semua kita mengetahui tanpa Guru tidak mungkin kita bisa mencapai karier seperti sekarang ini. Salam Hormat Buat Semua Guru dimanapun berada, tidak perlu menunggu Hari Guru baru hormat pada guru. Salam Waras (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Tampil Gemilang! Tim Taekwondo Universitas Malahayati Raih 6 Medali Emas di Kejuaraan Indonesia Taekwondo Championship 2024
Tim yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa berprestasi dari Universitas Malahayati berhasil mengukir sejarah dengan meraih posisi juara pertama di enam kategori pertandingan Kyorugi Senior Putri dan Putra, yang memperlihatkan kekuatan dan kemampuan luar biasa dari para atletnya.
Berikut adalah daftar atlet Universitas Malahayati yang berhasil meraih juara 1 dan medali emas:
Para Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Taekwondo Universitas Malahayati, membuktikan bahwa ketekunan, disiplin, dan semangat juang tinggi membawa hasil yang luar biasa. Kompetisi yang diikuti oleh ratusan atlet dari seluruh Indonesia ini memberikan tantangan yang berat, namun para atlet Malahayati berhasil menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Triska Yolanda Sari, salah satu pemenang medali emas pada kategori Kyorugi Senior Putri U 55 kg, menyampaikan, “Saya sangat bersyukur bisa meraih medali emas di ajang bergengsi ini. Ini merupakan hasil dari latihan keras dan dukungan luar biasa dari pelatih dan teman-teman. Saya berharap prestasi ini dapat memotivasi atlet muda lainnya untuk terus berlatih dan berjuang di setiap pertandingan.”
Fanina Aulia Yokorindra, juara pada kategori Kyorugi Senior Putri U 41 kg, juga menambahkan, “Kemenangan ini merupakan hasil kerja tim yang solid. Selain fisik yang harus prima, mental juga sangat penting dalam bertanding. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kami.”
Dengan enam medali emas yang berhasil dibawa pulang, Tim Taekwondo Universitas Malahayati semakin meneguhkan reputasinya sebagai salah satu tim olahraga terbaik di Indonesia. Keberhasilan ini juga membuka peluang lebih besar bagi Universitas Malahayati untuk terus berprestasi di ajang-ajang nasional maupun internasional di masa depan.
Selamat kepada seluruh atlet yang telah berjuang maksimal, semoga prestasi ini menjadi langkah awal menuju kesuksesan yang lebih besar lagi. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Mahasiswa Universitas Malahayati, Triska Yolanda Sari Raih Medali Emas Ajang Kompetisi Bahasa Indonesia OHKN 2024
OHKN 2024 adalah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh PON Indonesia dengan tujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air dan memperkenalkan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan melalui berbagai macam kompetisi. Salah satu cabang yang diperlombakan adalah Kompetisi Bahasa Indonesia, di mana peserta diuji kemampuannya dalam berbahasa Indonesia dengan berbagai materi, mulai dari tata bahasa yang tepat, keterampilan menulis, hingga kemampuan berbicara dan menyampaikan ide dengan jelas dan efektif.
Triska Yolanda Sari, yang mewakili Universitas Malahayati, menunjukkan kemampuan bahasa Indonesia yang luar biasa, mengalahkan ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dengan kerja keras dan persiapan yang matang, ia berhasil meraih medali emas, yang menjadi bukti komitmennya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.
Triska mengucapkan rasa syukur dan bangga atas raihan ini. “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa meraih medali emas dalam ajang OHKN 2024 ini,” ucapnya.
“Kompetisi ini bukan hanya tentang kemampuan bahasa, tetapi juga tentang semangat nasionalisme yang harus kita jaga dan kembangkan, terutama di kalangan generasi muda,” lanjutnya.
Triska mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kampus tercinta di Universitas Malahayati, khususnya di Prodi Ilmu Hukum, yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan. Prestasi ini saya persembahkan untuk keluarga saya yang selalu memberikan dukungan tanpa henti. Saya juga berharap, keberhasilan ini bisa menjadi motivasi bagi teman-teman mahasiswa lain untuk terus mengasah kemampuan diri dan berprestasi di bidang masing-masing.
Dengan medali emas yang diraih Triska, Universitas Malahayati semakin menunjukkan komitmennya dalam melahirkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kompetensi lain yang mendukung kesuksesan di dunia profesional. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Parikesit Lahir
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Sebenarnya tulisan ini tidak perlu muncul, tetapi ada beberapa teman pembaca mengirimkan pesan pribadi untuk meneruskan naskah setelah Perang Baratayudha berakhir. Untuk itu, maka dilakukan perburuan naskah kontemporer yang berkaitan dengan akhir Baratayudha yang melahirkan Raja Hastina. Seorang keturunan Pandawa dari garus turun Abimanyu anak Arjuna yang mati di peperangan dengan luka beribu panah menancap di badannya.
Berdasarkan penelusuran digital ditemukan informasi, ketika perang selesai dan Pandawa menang, Ashwatama, putra Drona, merasa dendam terhadap Pandawa. Dalam kemarahannya, ia menggunakan senjata sakti bernama Brahmastra untuk membunuh janin dalam kandungan Uttari, istri almarhum Abimanyu agar dinasti Pandawa punah. Senjata tersebut sangat kuat dan mampu menghancurkan segalanya.
Melihat bahaya ini, Prabu Kresna, yang merupakan dewa penolong Pandawa, segera turun tangan. Dengan kekuatannya, berhasil melindungi janin Uttari dari dampak senjata mematikan tersebut. Parikesit lahir dalam kondisi selamat berkat pertolongan Prabu Kresna. Nama “Parikesit” diberikan karena selama masa pertumbuhannya, ia selalu penasaran dan mencoba memahami dunia sekitarnya. Dalam bahasa Sanskerta, Parikesit berarti “yang menyelidiki” atau “yang mencari”.
Setelah Pandawa memutuskan untuk mundur dari dunia dan melakukan perjalanan terakhir mereka ke puncak Mahaprasthana, Parikesit menjadi raja Hastinapura. Ia memerintah dengan bijaksana dan membawa kemakmuran bagi rakyatnya, melanjutkan warisan Pandawa dan memastikan kelangsungan dinasti Kuru.
Apa pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini? Pertama, Keajaiban Ilahi. Kisah Parikesit mengajarkan bahwa keajaiban selalu mungkin terjadi, terutama dalam situasi sulit, jika seseorang berada di bawah perlindungan kebenaran dan kebajikan.
Kedua,.Peran Pemimpin Muda. Sebagai penerus Pandawa, Parikesit menunjukkan bahwa tanggung jawab besar dapat diemban oleh generasi muda jika mereka dibimbing dengan baik.
Ketiga, Kekuatan Kebaikan Mengalahkan Kejahatan. Tindakan Ashwatama menunjukkan konsekuensi dari dendam dan kejahatan, sementara perlindungan Prabu Kresna menjadi simbol kemenangan kebaikan.
Sama halnya setelah berakhirnya pemilu kada kali ini; beberapa daerah memunculkan pemimpin baru, bahkan tidak terkecuali provinsi ini melahirkan pemimpin muda. Semula banyak yang menyangsikan kemampuan yang bersangkutan untuk bertarung. Mereka banyak tidak menyadari bahwa pemimpin ini memiliki “konsultan pribadi” yang sangat mumpuni. Ayahnya sendiri adalah pengusaha berjaya pada zamannya, bahkan menurut informasi sampai hari ini masih memegang kendali perusahaan besar. Beliau pernah membuat acara “Begawi” mengundang para ketua adat se-kabupaten untuk hadir di acara yang sangat meriah dan memerlukan biaya yang tidak sedikit; dan, itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.
Sementara, pamannya yang selalu memberikan masukan-masukan, bahkan bimbingan; adalah budayawan, teknolog, intelektual yang sudah sangat paham dengan dunia perpolitikan, pendidikan, pemerintahan bahkan perencanaan pembangunan. Ditambah lagi, pergaulan dan pertemanan Sang Paman disegala lapisan masyarakat, dari tingkat kampung, daerah, sampai pusat. Bahkan salah seorang menteri kabinet Merah Putih saat ini adalah adik kelasnya saat di perguruan tinggi papan atas di negeri ini. Sisi lain, sepupunya banyak juga yang menjadi intelektual muda di kampus negeri ternama di daerah ini; tentu ini semua merupakan mesiu untuk maju bagi “Sang Parikesit”.
Berkaca dari pengalaman masa lampau, daerah ini pernah dipimpin oleh orang muda yang berjaya; tetapi sayang arsiteknya hanya sampai pada memenangkannya, tetapi tidak ikut mengawalnya dengan baik. Akibatnya pada seratus hari masa kepemimpinannya banyak yang kecewa, terutama mengikuti budaya anak muda yang selalu “bangun kesiangan”. Tentu ini contoh yang tidak untuk dicontoh.
Perahu sudah dilautkan, layar sudah dikembangkan, kemudi sudah disiapkan, bahan bakar sangat tersedia; tinggal bagaimana nahkoda akan berlayar. Semoga kelahiran “Parikesit” pada daerah ini dapat memenuhi harapan semua pihak, walaupun harus disadari tidak mungkin dapat memuaskan semua orang, sebab pemimpin bukan alat pemuas, akan tetapi mediator tanggung sekaligus berperan sebagai dirigen orkestra sosial bagi masyarakatnya.
Hilangkan sekat sosial yang terbangun dampak dari Pemilukada, karena pemimpin itu bukan pemimpin golongannya, tetapi pemimpin daerahnya. Barisan orang lama bukan berarti musuh semua, sebab mereka dibawah perintah yang hanya bisa menjawab “Siap Komandan”. Evaluasi mereka kemudian dudukkan sesuai bidang dan kemampuannya, karena mereka adalah mesin birokrasi yang tidak mudah untuk diganti. Salam Waras. (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Peringati Hari Toilet Sedunia 2024, Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Berpartisipasi dalam Acara “Musik Tepi Sungai” di Kampung Gudang Agen
Pada kesempatan kali ini, Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati berkolaborasi dengan Prodi Sosiologi Universitas Lampung dan Sekolah Az-Zahra untuk mendukung dan berpartisipasi dalam suksesnya acara yang bertemakan edukasi dan seni ini. Kehadiran berbagai pihak, baik dari dunia pendidikan maupun masyarakat, memberikan kontribusi yang besar dalam memperkuat pesan pentingnya pengelolaan sanitasi yang baik.
Pembina Youth Sanitation Concern (YSC) sekaligus dosen luar biasa Universitas Malahayati, Iffah Rachmi S.I.Kom., M.Si, dalam sambutannya menekankan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang layak. Menurutnya, krisis sanitasi, terutama terkait dengan air, adalah tantangan global yang membutuhkan perhatian serius.
“Di Indonesia, 70 persen sumber air telah tercemar oleh tinja manusia akibat dari pengelolaan tinja yang buruk. Hal ini mempengaruhi kualitas air dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu lebih fokus pada pengelolaan sanitasi yang baik,” ujar Iffah Rachmi.
Acara “Musik Tepi Sungai” juga diwarnai dengan berbagai pertunjukan seni yang memadukan hiburan dengan edukasi. Lokasi yang dipilih, yaitu tepi Sungai Way Belau, memiliki simbolisme yang kuat, mengingat sungai sering kali tercemar oleh limbah manusia. Oleh karena itu, acara ini bertujuan untuk memberikan pesan penting tentang perlunya menjaga kebersihan lingkungan perairan agar tetap sehat dan berkelanjutan.
Muhammad Arfan, selaku Ketua Pelaksana acara, menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya berbicara tentang sanitasi, tetapi juga melibatkan seni untuk menarik perhatian masyarakat. Beberapa pertunjukan yang ditampilkan termasuk live performance dari Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati (Hima Kesehatan Masyarakat), Sindikat Sisa Semalam, Gugen Playground, dan ATBJ. Selain itu, ada juga drama pemuda setempat yang mengangkat tema pentingnya buang air besar pada tempatnya.
Acara ini juga melibatkan anak-anak muda aktivis Kampung Gudang Agen sebagai agen perubahan yang aktif dalam mengedukasi dan mempromosikan pentingnya sanitasi yang baik di lingkungan mereka. Diharapkan, melalui kegiatan ini, masyarakat Kampung Gudang Agen dapat menjaga kebersihan lingkungan mereka, menjaga sanitasi yang layak, serta turut berperan dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.
Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, bersama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam acara ini, berharap agar kegiatan ini dapat menjadi langkah konkret untuk mengatasi tantangan sanitasi di Indonesia. Melalui edukasi yang tepat dan kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya pengelolaan sanitasi yang baik, diharapkan dapat tercipta perubahan positif dalam menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Dengan adanya partisipasi aktif dari masyarakat, mahasiswa, dan berbagai lembaga, acara ini berhasil menyampaikan pesan yang penting mengenai pentingnya fasilitas toilet yang aman dan sanitasi yang layak, serta menjadi momentum bagi perubahan yang lebih besar di masa depan. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Universitas Malahayati Raih Penghargaan Atas Kontribusi Tax Center Program RENJANI 2024 di Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung
Dalam acara tersebut, Universitas Malahayati mendapatkan dua penghargaan bergengsi, yaitu Penghargaan Relawan Pajak Untuk Negeri 2024 dan Mitra Inklusi Kesadaran Pajak Tahun 2024. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kontribusi luar biasa Tax Center Malahayati dalam mendukung program pendidikan pajak dan meningkatkan kesadaran pajak di kalangan masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan.
Acara penutupan tersebut turut dihadiri oleh 10 Tax Center yang berasal dari Bandar Lampung dan 4 Tax Center lainnya dari Bengkulu. Dalam sambutannya, Ketua Tax Center Universitas Malahayati, Hardini Ariningrum S.E., M.Ak., CFRS, menegaskan bahwa penghargaan yang diraih merupakan hasil dari kerja keras dan kolaborasi yang solid antara Tax Center Malahayati dengan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung.
“Penghargaan ini merupakan buah dari kerjasama yang sangat baik antara Tax Center Malahayati dengan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung. Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan inklusi pajak dan kesadaran pajak, serta memberikan dedikasi tanpa henti dalam menyebarkan pemahaman pajak, baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat luas,” ujar Hardini Ariningrum.
Menurut Hardini, saat ini Tax Center Malahayati aktif berkolaborasi dengan pihak DJP di wilayah Kanwil Bengkulu dan Lampung dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pajak. Kolaborasi ini mencakup penelitian pajak, pengembangan kurikulum pajak, serta penyuluhan kepada wajib pajak, baik individu maupun badan usaha.
“Melalui kerjasama ini, kami berharap dapat lebih banyak memberikan edukasi pajak yang bermanfaat bagi masyarakat, sehingga kesadaran pajak semakin meningkat, dan masyarakat lebih memahami pentingnya pajak untuk pembangunan negara,” lanjutnya.
Selain itu, pada tahun 2024, sebanyak 6 dosen pengurus Tax Center dan 8 mahasiswa Universitas Malahayati turut terlibat dalam kegiatan RENJANI. Keterlibatan ini menunjukkan komitmen Universitas Malahayati dalam mendukung program Relawan Pajak dan menyebarluaskan informasi terkait kewajiban perpajakan kepada berbagai kalangan.
“Penghargaan ini bukan hanya sebagai pencapaian, tetapi juga sebagai penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi terbaik dalam dunia perpajakan, demi kemajuan Indonesia yang lebih baik,” tutup Hardini.
Dengan prestasi ini, Universitas Malahayati menunjukkan peran pentingnya dalam mencetak generasi yang peduli terhadap pentingnya pajak sebagai sumber pendapatan negara, serta mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. (gil)
Editor: Gilang Agusman
PRODI S1 KESMAS UNIVERSITAS MALAHAYATI SELENGGARAKAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI PULAU PASARAN
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id):
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Bandar Lampung melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pada pekerja di Sentra Pembuatan ikan asin di wilayah Kota Karang, Pulau Pasaran, Bandar Lampung.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin (02/12/2024) ini merupakan bagian dari luaran mata kuliah Kesehatan Kerja Sektor Informal yang bertujuan untuk menilai dan memperbaiki kondisi kesehatan kerja para pekerja di Pulau Pasaran.
Mayoritas pekerja di wilayah ini adalah perempuan dan kelompok usia lanjut yang sering menghadapi berbagai risiko kesehatan akibat kondisi kerja yang kurang ideal. Beberapa masalah kesehatan yang sering dihadapi para pekerja antara lain gangguan pernapasan akibat paparan bau tidak sedap, terpapar sinar matahari langsung, gatal-gatal, pusing, dehidrasi, cedera akibat tertimpa laha/para-para, keram pada lutut akibat berdiri terlalu lama, serta risiko kontaminasi bakteri akibat pengolahan ikan yang tidak higienis.
Kegiatan pengabdian ini juga meliputi identifikasi dan pemberian edukasi terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), sanitasi yang baik, serta teknik pengolahan ikan yang lebih higienis untuk mencegah penyakit menular. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pekerja tentang pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan dalam bekerja, sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas mereka.
Penyuluhan dilaksanakan oleh mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati semester 5 yang didampingi oleh dosen pembimbing, Dina Dwi Nuryani, M.Kes dan Nurul Aryastuti, MKM. Kegiatan ini juga didukung oleh staf Kecamatan Pulau Pasaran, Kota Karang, yang turut membantu dalam kelancaran kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Universitas Malahayati melalui Program Studi Kesehatan Masyarakat berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya bagi kelompok pekerja sektor informal yang sering kali terabaikan.
Dino Alfarizy Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Juara 3 Solo Dangdut Ajang Bahana Swarantika Festival 4
Bahana Swarantika Festival 4 merupakan ajang bergengsi yang diikuti oleh berbagai peserta dari seluruh Provinsi Lampung. Lomba ini menampilkan talenta-talenta muda di bidang musik, khususnya genre pop dan dangdut
Dalam kompetisi ini, Dino tampil dengan penampilan yang memukau. Melalui teknik vokal yang kuat dan penjiwaan yang mendalam, dia berhasil memikat hati para juri dan meraih posisi ketiga.
Dino sangat bersyukur dan merasa terhormat bisa meraih Juara 3 di acara yang sangat bergengsi ini. Ia tidak menyangka bisa masuk ke dalam peringkat tiga besar karena persaingan sangat ketat.
“Saya percaya bahwa dengan kerja keras dan latihan yang konsisten, kita bisa meraih apa yang kita impikan. Ini juga menjadi pembelajaran berharga, bahwa kita harus terus mengembangkan diri di berbagai bidang, bukan hanya akademik tetapi juga dalam seni dan budaya,” ujar Dino dengan semangat saat diwawancarai.
Keberhasilan Dino ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari civitas akademika Universitas Malahayati yang merasa bangga dengan pencapaian mahasiswanya. Dino tidak hanya membawa nama baik kampusnya, tetapi juga menginspirasi banyak mahasiswa lain untuk berani mengejar passion di luar dunia akademik.
Dengan semangat yang tinggi, Dino berharap bisa terus mengembangkan karier musiknya dan meraih prestasi lebih besar lagi di masa depan. “Ini baru awal, saya akan terus berusaha dan berharap bisa membawa nama Universitas Malahayati dan Provinsi Lampung lebih jauh di dunia musik,” tutupnya penuh harap. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Baratayudha Itu Telah Berakhir
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Dikisahkan akhir Perang Baratayudha dalam Babat Mahabharata merupakan puncak dari konflik panjang antara Pandawa dan Kurawa yang melibatkan banyak nilai, intrik, dan pengorbanan. Singkat ceritanya, yang biasa dimainkan oleh para Dalang Wayang Purwa (Jawa) Perang Baratayudha terjadi di Padang Kurukshetra antara Pandawa melawan Kurawa). Pada umumnya para Dalang bersepakat bahwa perang itu berlangsung selama 18 hari. Kedua pihak mengalami banyak kehilangan, termasuk ksatria-ksatria besar seperti Abimanyu, Bhisma, Drona, Karna, dan lainnya.
Sahdan pada perang hari ke-18, Kurawa hampir habis. Duryudana, pemimpin Kurawa, memilih melarikan diri dan bersembunyi di sebuah danau menggunakan ilmu Jala Dharma, kesaktian ilmu ini bersembunyi di dalam air bisa tahan berlama-lama. Namun, Pandawa menemukannya atas petunjuk Prabu Kresno. Yudistira menantang Duryudana untuk duel terakhir, dan ia memilih adu Gada melawan Bima. Dalam duel tersebut, Duryudana bertarung dengan gagah. Namun, arsitek perang itu Prabu Kresno mengingatkan Bima untuk melanggar aturan perang. Atas dorongan itulah Bima memukul paha Duryudana dengan Gada, sebuah tindakan yang tidak sesuai aturan perang (karena memukul di bawah pusar dianggap curang).
Duryudana terluka parah dan jatuh, tetapi sebelum meninggal, ia mencela Pandawa yang dianggap menggunakan cara licik untuk menang. Setelah duel itu, Duryudana tidak langsung meninggal. Dalam kondisi sekarat, ia tetap mempertahankan kebanggaannya sebagai ksatria Kurawa. Kematian Duryudana menandai berakhirnya dinasti Korawa dan kemenangan Pandawa. Namun, peristiwa ini juga menimbulkan dilema moral bagi para Pandawa karena cara yang digunakan tidak sepenuhnya ksatria. Duryudana, meskipun sering digambarkan angkuh dan serakah, dianggap tetap seorang ksatria sejati yang setia pada kehormatan keluarganya. Dalam pewayangan Jawa, akhir hidup Duryudana sering digambarkan dengan penuh ironi: sebagai penjahat besar yang akhirnya hancur oleh karma, tetapi tetap dihormati sebagai ksatria yang mempertahankan keyakinannya hingga akhir.
Dari kisah Duryudhana ini, kita diingatkan bahwa kebajikan seperti kerendahan hati, keadilan, dan mendengarkan nasihat bijak adalah jalan menuju kehidupan yang harmonis dan bermakna. Sebaliknya, keserakahan, kesombongan, dan kebencian, tidak menghargai orang lain, ternyata hanya akan membawa kehancuran.
Lalu apa hubungannya dengan hasil akhir pemilu kada saat ini. Pertama yang menang jangan terlalu jumawa, sebab kemenangannya itu bukan hasil kerja sendirian; akan tetapi kerja banyak orang disetiap lapangan kehidupan mereka. Bahumembahu dari banyak oranglah yang mengantarkan seseorang menuju pada puncak kemenangannya. Adalah tindakan sangat bodoh jika berani menepuk dada itu kerjaan mereka sendiri. Sama halnya Para Pandawa tidak pernah merasa menjadi pemenang dalam Baratayudha, karena mereka sadar tanpa arsitek perang sekaliber Prabu Kresna, maka semua tidak akan bisa seperti ini.
Sebaliknya bagi mereka yang kurang beruntung tidak perlu harus bersedih hati berkepanjangan, sampai lupa makan dan mandi. Sebab bisa jadi itu adalah cara Tuhan menunjukkan kuasa akan mahlukNYA.
Jangan pula yang menang merasa dirinya bersih dalam menggapai kemenangan, sudah dapat dipastikan ada cara-cara yang tidak terhormat juga pernah dilakukan; terlepas itu direncanakan, tersetruktur dan masif; atau sekedar jalan pintas agar mempercepat menemukan jalan menang. Kelicikan tetap saja disebut kelicikan sekalipun ia berada pada posisi menang.
Tidak juga bisa diingkari antara pemenang dan yang kalah, semua sama-sama mengalami pengeluaran biaya yang sangat besar. Hanya yang menang terhibur atas kemenangannya, sementara yang kalah meratapi kekalahannya. Walaupun kalkulasi akhir mereka sama-sama harus mencari dana guna membayar hutang baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang; baik yang melalui Bank maupun yang perorangan. Bagi pemenang masih mungkin mendapatkan celah untuk mengembalikan hutang dengan sedikit memanfaatkan celah lubang jarum yang tidak bisa dimasuki semut. Sementara bagi yang kalah sedang memikirkan asset mana yang akan dilego untuk menutup hutang jangka pendek; sementara yang jangka panjang nanti berunding dengan kepala dapur. Walaupun sebenarnya yang lebih pusing adalah para pendukung fanatik dan para Bandar; mereka habis uang berharap untung ternyata buntung, dan menyedihkannya lagi baik calon yang menang, apalagi yang kalah semua berupaya menghindar. Calon yang menang menggunakan jurus menembak selalu beralasan …” sebentar…dan…besok”.. . Sementara yang kalah menggunakan jurus …”ambles bumi”.. atau menghilang takberjejak. Tinggal diri berdiri mematung dengan mata berpandangan kosong kemuka, terutama yang ada pada pihak kalah.
Ada satu hal yang perlu diperhatikan, dan ini juga diingatkan oleh seorang Dosen senior dari Universitas keagamaan negeri di daerah ini ialah jangan sampai masuk Rumah Sakit. Gara-gara menang sehingga senang takhingga-hingga akhirnya lupa diri, badan dipacu walhasil harus diinfus tergeletak di ruang inap Rumah Sakit. Sementara yang kalah jangan sampai jadi pasien Rumah Sakit Jiwa, karena kekalahan itu adalah kesuksesan yang tertunda; atau bisa jadi itu bentuk sayang Tuhan dalam bentuk lain kepada mahluknya.
Menyikapi kemenangan dan juga kekalahan hendaknya secara wajar saja, sebab menang dan kalah itu adalah permainan dunia. Seperti disimbolkan dalam Baratayudha; menang jika diperoleh dengan tidak kasatria, adalah akan menjadi beban moral sampai kapanpun akan di bawa. Sementara kalah secara kasatria juga tetap sakit, sebab kekalahan itu adalah pukulan telak bagi siapapun yang maju kegelanggang pertandingan. Namun perlu diingat ada adagium yang mengatakan “jika tidak siap kalah janganlah kamu bertanding”.
Tidak ada obat untuk kekecewaan, hanya satu kata kuncinya dalam peringatan Tuhan adalah “kesabaran”; oleh sebab itu perlu diingat bahwa, gagal dan sukses sebenarnya ada pada lembar yang sama tetapi pada muka yang berbeda, kita diminta untuk menghadapi hanya dengan sabar dan ihlas. Dua kata yang ringan diucapkan tetapi berat dalam menjalankan.
Salam Waras. (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Universitas Malahayati Bandarlampung Gelar Yudisium dan Sumpah Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan
Wakil Rektor 1 Universitas Malahayati Bandarlampung, Dr. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes, saat memberikan sambutan dalam acara tersebut, menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Dr. Dessy Hermawan, mengingatkan para lulusan bahwa ilmu yang diperoleh selama masa kuliah hanyalah awal dari perjalanan panjang.
“Tantangan ke depan akan lebih berat, terutama dengan dunia kerja yang semakin ketat bersaing. Selain itu, kalian juga akan menghadapi tantangan di masyarakat dan perkembangan teknologi yang semakin maju,” ujarnya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut,ia mengajak para lulusan untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dr. Dessy Hermawan juga menyarankan untuk terus membina hubungan dengan almamater serta menjalin komunikasi dengan para alumni dan senior, karena melalui hubungan tersebut, banyak ilmu praktis yang dapat diperoleh.
“Manfaatkan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan kalian. Pelajari dan kuasai teknologi untuk menunjang karier dan kontribusi kalian bagi masyarakat,” tambah Dr. Dessy Hermawan.
Acara yudisium ini meluluskan 633 mahasiswa dari berbagai program studi di Fakultas Ilmu Kesehatan. Dalam kesempatan ini juga 331 lulusan dari 4 program studi di Fakultas Ilmu Kesehatan juga mengikuti sumpah profesi.
Dr. Lolita Sary, SKM., M.Kes., dalam sambutannya mengatakan pendidikan bukan sekedar gelar. “Pendidikan adalah fondasi untuk masa depan dan kunci untuk membuka kesempatan,” katanya.
Ia berpesan agar para lulusan ini agar terus melihat masa depan dan m,enunjukan ketekunan dan dedikasi yang patut dicontoh. “Jangan menunggu kesempurnaan untuk memulai, terus belajar di sepanjang hanyat,” imbuhnya.
Dr. Lolita Sary berharap kedepannya para lulusan ini sukses secara akademis, tetapi jiga menjadi individu yang berkontribusi positif bagi masyarakat.
“Selamat kepada semua lulusan, saudara adalah kebanggaan kami, teruslah berjuan dan jangan pernah berhenti belajar,” tandasnya.
Turut hadir pula; Wakil Rektor 2 (Drs.Nirwanto,Mkes), Wakil Rektor 3 (Dr.Eng. Rina Febrina, ST.,MT), Wakil Rektor 4 (Drs. Suharman, M.Pd), Ka.Prodi, para dosen di FIK dan tamu undangan meliputi; Ketua IBI Provinsi Lampung (Mery Destiaty, S.K.M.,M.Kes)Ketua DPW PPNI kota Bandar Lampung (Margono, SKM.,MM.), Ketua 1 Pengda IAKMI Lampung (Budi Kurniawan, SKM., MPH), Bendahara HIMPSI Wilayah Lampung (Rida Desmalena, S.Psi), Kabid Pengembangan SDM RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung (Yeni Ekawati), Direktur RS Bintang Amin (dr. Rachmawati. MPH). (gil)