Intan Komalasari Mahasiswa Akuntansi Malahayati, Raih Juara 3 Lomba Menulis Puisi

BANDALAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Intan Komalasari (23210098) Mahasiswa Prodi S1 Akuntansi Universitas Malahayati yang berhasil mendapatkan Juara 3 Lomba Menulis Puisi, yang diselenggarakan oleh Stardust Event Organizer. Tangerang, 10-25 Januari 2024.

Intan bersyukur dan bangga dengan raihan Juara 3 ini, “Saya sangat suka menulis, apalagi menulis puisi, semoga kedepannya saya bisa berprestasi ini dalam bidang ini dan dapat membawa nama Universitas Malahayati kejenjang nasional,” ujarnya.

Ricko Gunawan, M.Kes selaku Ka.Biro Kemahasiswaan Universitas Malahayati Bandarlampung, berujar “Teruslah kembangkan bakat yang dimiliki, dan terus raih prestasi untuk mengharumkan nama Universitas Malahayati”. (gil/humasmalahayatinews)

Hawak Mata, Hawak Kuaso

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Istilah “hawak mata” ini sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia, asal kata ini akrab di telinga etnis Lampung dan Komering Sumatera Selatan. Adapun deskripsinya adalah: selalu merasa kurang saat melihat sesuatu, utamanya makanan.

Walau terjemahan ini tidak begitu tepat benar, namun jika diberi contoh besar kemungkinan dapat dipahami maknanya. Penjelasannya sebagai berikut: pada saat bulan Ramadan seperti sekarang ini banyak diantara kita mengumpulkan semua makanan di meja makan.

Bahkan bisa jadi meja tadi tertutup tanpa celah sedikitpun dengan makanan. Namun saat berbuka tiba, ternyata kita hanya minum satu gelas teh panas, rasa dahaga-pun hilang.

Semua makanan terhidang yang kita kumpulkan tadi sebelum berbuka, tidak satupun kita sentuh. Keadaaan inilah yang diberi label “hawak mata”.

Dikisahkan juga seorang petinggi di perusahaan outomotif terkenal di Lampung; beliau ini sangat rajin berpuasa sunah senin-kamis, dan saat berbuka puasa, hidangannya biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa; cukup segelas air teh manis, sepotong kue, sudah cukup, kemudian beliau salat berjamaah di masjid.

Begitu bulan Ramadan, melihat meja makannya penuh dengan makanan kumpulan dari keluarganya, Bapak ini protes akan berbuka di masjid saja, karena di rumah terkena pula wabah hawak mata. 

Hawak mata ternyata tidak hanya melanda meja makan saat Ramadan, saat ini tidak sedikit para politisi terkena perilaku “hawak”; bukan hanya mata, tetapi juga semua kelakuan perpolitikannya.

Bisa dibayangkan Sang Ayah sudah menjadi orang nomor satu, Istri menyusul ingin jadi nomor satu juga di level bawahnya, berikut menantu, anak bahkan jika mungkin cucu, akan digiring untuk berperilaku “hawak kuaso”.

Ada yang mengambil jalur bidang legislatif, ada yang di eksekutif, yang belum terdengar atau luput dari pendengaran wilayah yudikatif.

Memang tidak ada undang-undang yang dilanggar, namun etika atau kesantunan berpolitik sebagai semangat reformasi yang menolak nepotism, rasanya perilaku seperti ini tidak layak dipertontonkan.

Bisa dibayangkan ada petinggi partai yang mencalonkan dirinya, istri, anak, menantu, kemenakan, Om, Tante menjalani parade pencalonan karena didorong oleh “hawak kuaso”.

Ketidaksukaan akan perilaku ini bukan karena “dengki, iri, sakit hati”; akan tetapi didorong oleh rasa ketidaklayakan atau ketidakpatutan saja sebagai manusia yang selayaknya berperilaku budaya santun dalam bernegara.

Sebab nomenklatur sebagai manusia itu memiliki adab dan tatakrama dalam kebersantunan perilaku, terutama pada mereka yang paham akan etika berdemokrasi.

Pengaruh jiwa “kerajaan” tampaknya masih mengalir deras pada darah para petinggi yang modelnya seperti ini. Konsep “kekuasaan-kekeluargaan” seolah termasuk upaya melanggengkan “anak-turun” untuk menduduki singgasana kepemimpinan, dan menyatukan diri untuk selalu berkuasa.

Oleh sebab itu rekayasa sosial dalam bentuk apapun ditempuh, guna mewujudkan cita-cita keluarga dalam membangun “trah”. (Trah yang artinya keturunan berasal dari kata truh yang artinya hujan.

Hujan selalu menetes ke bawah sehingga trah pun dimaksudkan sebagai garis keturunan yang dihitung dari atas ke bawah (Sairin, 1991:3).

Semua dalam rangka menunjukkan dinasti yang berlindung pada identitas.
Lalu apakah karena jarak dan rentang waktu semangat 1998 yang menolak nepotisme sekarang sudah sayup-sayup tidak terdengar, atau memang sudah “ambyar” ?

Bisa jadi pada waktu peristiwa itu terjadi, mereka masih berselimut tebal dengan kenikmatan; entahlah, apakah telinga yang tuli, atau kehirukpikuan yang dibuat, sehingga nyaris tak terdengar.
Salam Waras. (SJ)

Annisa Artika Sari Mahasiswa Akuntansi Malahayati, Raih Dua Medali dalam Olimpiade Sains Nasional 2024

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Annisa Artika Sari (23210029) Mahasiswa Prodi S1 Akuntansi Universitas Malahayati yang berhasil mendapatkan Medali Emas Festival Olimpiade Sains Nasional dengan topik “Indonesian Science Olympiad (ISO) 2024” yang diselenggarakan oleh Yayasan Berlian Hati Mulia. Medan, 04 Februari 2024 dan Medali Perak Festival Olimpiade Sains Nasional dengan topik “Olympiad Sains Siswa Nasional (OSSAN) 2024” yang diselenggarakan oleh Yayasan Prestasi Maju Indonesia. Yogyakarta, 13 Februari 2024.

Annisa mengungkapkan rasa senang dan bangga atas pencapaian ini. “Keberhasilan ini menjadikan motivasi tersendiri untuk saya agar dapat terus belajar dan berprestasi,” ungkapnya.

“Berusahalah secara sungguh-sungguh dan teruslah mencoba, karena tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan terus mencoba,” sambungnya.

Ricko Gunawan, M.Kes selaku Ka.Biro Kemahasiswaan Universitas Malahayati Bandarlampung, mengatakan “Teruslah kembangkan bakat yang dimiliki agar terus berprestasi, dan semoga dengan keberhasilan ini dapatn memotivasi mahasiswa Univeraitas Malahayati agar menjadi anak muda bangsa yang berkualitas.” (gil/humasmalahayatinews)

Wilayah Transenden

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Transendental (Latin : transendentalia , dari transendere yang berarti “melampaui”) adalah “sifat-sifat wujud “, yang saat ini lazim dianggap sebagai kebenaran , kesatuan, keindahan, dan kebaikan. Ada juga yang mengatakan transenden (bahasa Inggris: transcendent) merupakan cara berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang dapat ditemukan di alam semesta. Contohnya, pemikiran yang mempelajari sifat Tuhan yang dianggap begitu jauh, berjarak dan mustahil dipahami manusia.

Pengalaman transendental dapat diartikan sebagai suatu proses atau keadaan yang pernah dialami subjek dalam hal-hal yang sulit dipahami, bersifat kerohanian, tidak nyata dan tidak diketahui sebab-sebabnya. Sementara transendensi adalah upaya mengarahkan tujuan hidup manusia agar bisa hidup secara bermakna.

Nilai-nilai transendental ini adalah nilai-nilai ketuhanan sebagaimana diajarkan di dalam agama (Islam). Atas dasar pemikiran filsafat di atas, yang tentunya karena keterbatasan ruang tidak dapat dijelaskan secara detail dan rinci, maka dalam menghadapi peristiwa meraih harapan atau cita-cita, manusia bisa dimasukkan dalam empat kategori.

Pertama, mereka yang berupaya sekeras tenaga, bahkan gagal berkali-kali, kemudian bangkit lagi dan berhasil. Kedua, manusia yang berusaha sekali dan langsung berhasil. Ketiga, manusia yang tidak banyak usaha tapi berhasil. Keempat, mereka yang  sudah berusaha dan berupaya berkali-kali, tetapi tetap tidak berhasil.

Semua di atas menunjukkan bahwa wilayah hasil adalah wilayah transenden yang bukan menjadi kewenangan manusia dalam menetapkannya. Namun, banyak di antara kita belum mampu atau bahkan tidak mampu untuk menerima semua kenyataan itu, dan sangat jarang yang mau menyatakan finalisasi berfikir menyandarkannya sebagai takdir. Oleh sebab itu, banyak di antara kita tidak menyadari bahwa bisa jadi secara harfiah kita selalu mendapatkan halangan, atau hambatan; namun sejatinya itu adalah pembelajaran dari Tuhan kepada kita agar siap untuk menerima anugerah yang kita sendiri tidak mengetahui seperti apa, dimana, dan kapan semua itu akan terjadi.

Sebaliknya, ada orang yang semua tampak dimudahkan, semua disegerakan; bisa jadi itu adalah bentuk “nglulu” (bahasa Jawa: terjemahan bebasnya dilepasnafsukan)-nya Tuhan pada kita agar lupa diri. Akibatnya, kita kehilangan kendali dan tidak menyadari bahwa semua yang diperoleh itu adalah murka Tuhan dalam bentuk lain. Di sini peran agama menjadi sangat dominan untuk membalut dan merajut semua. Oleh sebab itu, sangat tidak tepat jika keyakinan filsafati seseorang menjadikan diri menjadi agnostik, bahkan ateis. Agnostik adalah orang yang meragukan keberadaan Tuhan.

Orang dengan paham agnostik berpendapat bahwa ada atau tidak adanya Tuhan maupun fenomena supernatural merupakan hal yang tidak dapat diketahui. Ateisme adalah sebuah paham atau filosofi yang percaya bahwa Tuhan itu tidak ada keberadaannya. Ateis merupakan orang yang menolak paham teisme disertai dengan klaim.

Agama yang berangkat dari keyakinan, sedangkan ilmu berangkat dari keraguan, tentu dalam melihat wilayah transenden kaitannya dengan fenomena sosial masa kini, menjadikan kita harus lebih berhati-hati; sebab bisa jadi sesuatu yang kita duga seharusnya saling menguatkan, justru saling menghancurkan. Sebaliknya, sesuatu yang seharusnya yang kita duga akan berbenturan, ternyata bisa terjadi kompromi untuk menuju harmoni.

Deskripsi di atas akan ditutup dengan suatu dialog transenden antara seorang profesor dengan calon doktor bimbingannya.

”Profesor, apakah kami boleh menerima imbalan uang saat membantu orang lain mengerjakan suatu pekerjaan keilmuan?”

“Jika ilmu itu kau anggap benda dan barang dagangan, maka boleh saja kau terima uang karena bisa jadi itu rezekimu. Namun jika ilmu itu kau anggap sebagai titipan atau bahkan anugerah illahi kepadamu, maka uang itu bisa jadi akan menjadi penghalang amalmu. Karena hanya dirimu dan Tuhan yang tahu apa yang menjadi kebutuhanmu dan apa yang menjadi keinginanmu.”

Tafsir dialog itu sangat terbuka untuk didiskusikan dengan diberi berbagai makna, karena wilayah itu sangat ontologies dan transenden. (SJ)

Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Juara 3 Internasional Poster di Amrutvahini Institute Of Pharmacy, India

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Karenina Mutiara Antoni (23310084) Mahasiswa Prodi S1 Kedokteran Umum Universitas Malahayati yang berhasil mendapatkan Juara 3 Internasional Poster Presentasi dengan topik “Smartwatch for Early Detection and Continuos Monitoring of Atrial Fibrillation of The University of Malahayati” In 1st International Conference on Innovative Pharmacy Amrutvahini 2024 yang diselenggarakan oleh Amrutvahini Institute Of Pharmacy, India 13-14 Maret 2024.

Karenina mengungkapkan perasaan senang dan bangga karena dapat terlibat dalam kompetisi ini, serta mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas support kampus Universitas Malahayati.

Karenina berpesan “Terus berusaha dan terus mencoba, jangan takut gagal, bila kamu berhenti berusaha disaat 100 kali percobaan, bisa jadi ternyata keberhasilan dirimu ada pada percobaan ke 101 kali.”

Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD, dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandarlampung, diundang sebagai pembicara utama dalam acara The 1st International Conference on Innovative Pharmacy (ICIP) sekaligus mendampingi ketiga mahasiswa kedokteran Universitas Malahayati yang berpartisipasi di 1st International Conference on Innovative Pharmacy, Nashik’ India.

Mereka merupakan mahasiswa kedokteran angkatan 2023, Walaupun mereka mahasiswa yang baru duduk di semester 2, mereka memiliki semangat yang tinggi didunia penelitian yaitu bidang medical science yang berintegrasi dengan strategi kecerdesan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Disamping itu juga, mereka memiliki kemampuan berkomunikan yang luar biasa dalam bahasa Inggris. Semangat mereka ini mereka buktikan dengan meraih gelar juara ke 3 pada poster kompetisi.

“Selamat kepada Karenina Mutiara Antoni yang telah berhasil mendapatkan Juara 3 pada ajang ini, dan untuk Tiara Ridha Esfandiari, juga I Gede Putu Rizky Purnama, tetap semangat dan terus berusaha,” ucap Dwi.

“Sebagai dosen saya merasa sangat bangga dengan mereka, semoga capaian ini bisa menjadi semangat bagi mahasiswa/mahasiswa kedokteran di Univeraitas Malahayati,” tuntasnya. (gil/humasmalahayatinews)

Lulusan Prodi Psikologi Universitas Malahayati, Randi Mursandi Kini Kerja di Badan Siber

JAWA BARAT (malahayati.ac.id): Meniti karir yang sukses setelah lulus kuliah merupakan dambaan setiap sarjana. Memilih program studi yang sesuai dengan minat dan keahlian menjadi langkah awal yang penting dalam mencapai cita-cita tersebut.

Program Studi Psikologi menjadi salah satu pilihan yang menjanjikan bagi calon mahasiswa yang ingin meraih kesuksesan di dunia kerja.

Tidak heran, di setiap pembukaan ajaran baru, program studi psikologi selalu menjadi primadona dengan jumlah peminat terbanyak. Hal ini tidak lain karena prospek kerja dalam bidang psikologi sangatlah luas.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Lulusan Jurusan Psikologi memiliki beragam peluang karir, mulai dari menjadi HRD, Asisten Psikolog, konselor, peneliti, trainer, konsultan dan lain-lain.

Salah satunya, Randi Mursandi, S.Psi dimana pada tahun 2017, Randi memutuskan untuk bergabung dengan Program Studi Psikologi Universitas Malahayati Bandar Lampung. Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 2021, kini ia telah meniti karir di Badan Siber Dan Sandi Negara di Sawangan, Depok, Jawa Barat, dengan jabatan sebagai Asesor SDM Aparatur Ahli Pertama.

Sebagai alumni Universitas Malahayati, Randi merasa sangat bersyukur karena mendapat kesempatan untuk menimba ilmu melalui jalur beasiswa.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

“Selama belajar di program studi psikologi, saya banyak memperoleh pengetahuan dan pengalaman berharga, terutama dalam memahami tingkah laku manusia, kepribadian, dan faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan kepribadian seseorang,” ujar Randi pada Jumat (22/3/2024).

Randi juga mengakui bahwa pertemuan dengan dosen-dosen yang berkualitas telah memberikan inspirasi dan motivasi baginya untuk menjadi pribadi yang tangguh dan berprestasi.

“Saya merasa sangat bersyukur atas ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan selama di Universitas Malahayati. Semuanya telah membantu saya dalam mencapai posisi dan prestasi yang saya raih saat ini,” tambahnya dengan rasa bangga.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Program Studi Psikologi Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dengan psikologi diundang untuk bergabung dengan prodi ini.

Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus. (*)

Editor: Asyihin

Jalur Beasiswa Bawa Tomi, Alumni Prodi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung, Raih Sukses di UIN Sultan Syarif Kasim Riau

RIAU (malahayati.ac.id): Semangat untuk mengejar pendidikan tinggi tak terhalang oleh keterbatasan ekonomi bagi Tomi Z, alumni Prodi Teknik Industri Universitas Malahayati yang masuk melalui jalur beasiswa.  Semangatnya membawa Tomi berhasil melangkah menuju cita-cita dan kini menorehkan prestasi di UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

Di tengah mahalnya biaya pendidikan tinggi, Universitas Malahayati Bandar Lampung telah menawarkan sejumlah program beasiswa bagi calon mahasiswa, seperti yang dialami Tomi Z. merupakan salah satu penerima beasiswa pada tahun 2005, Tomi berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun 2009.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Kini, dengan gelar ST di tangan, Tomi telah membuktikan keberhasilannya dengan bergabung sebagai Pranata Ahli Muda di Unit Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data di UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

“Melalui program beasiswa, saya diberikan kesempatan yang luar biasa untuk melanjutkan pendidikan, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dengan kondisi ekonomi keluarga yang sederhana,” ujar Tomi, Kamis (21/3/2024).

Baginya, Universitas Malahayati tidak hanya memberikan pendidikan berkualitas, tetapi juga menyediakan lingkungan akademik yang mendukung, dengan didukung oleh tenaga kependidikan dan dosen yang profesional serta fasilitas yang memadai.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

“Selama menempuh pendidikan di sana, saya tidak hanya fokus pada kuliah, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan non-akademik seperti workshop, seminar nasional, dan internasional, yang semakin memperkaya pengalaman dan wawasan saya,” tambahnya.

Tomi berharap Universitas Malahayati terus membuka peluang bagi adik-adik calon mahasiswa untuk mengejar impian mereka melalui program beasiswa yang mereka sediakan.

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Universitas Malahayati melalui program beasiswa ini. Semoga Universitas Malahayati terus sukses dan jaya,” ungkap Tomi dengan penuh rasa syukur.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dalam bidang teknik industri diundang untuk bergabung dengan prodi ini.

Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus. (*)

Editor: Asyihin

Hidup yang Menghidupi

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Makna dari hidup yang menghidupi bisa diartikan sebagai konsep bahwa tujuan utama keberadaan seseorang adalah untuk memberi arti dan memberi kehidupan kepada orang lain, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Ini mengacu pada gagasan bahwa kebahagiaan dan pemenuhan pribadi sering kali ditemukan melalui pengabdian kepada orang lain dan kontribusi positif terhadap dunia di sekitar kita.

Dalam konteks ini, “menghidupi” bukan hanya tentang memberi makan dan memberi perlindungan fisik kepada orang lain, tetapi juga tentang memberi makna, dukungan, dan inspirasi kepada mereka. Hal ini dapat dicapai melalui cinta, perhatian, pertemanan, membantu orang lain mencapai tujuan mereka, atau bahkan menciptakan sesuatu yang memiliki dampak positif pada masyarakat.

Makna hidup yang menghidupi sering kali dihubungkan dengan konsep filosofis seperti altruisme, empati, dan pelayanan kepada orang lain. Ketika seseorang hidup dengan prinsip ini, mereka merasa terhubung dengan sesama manusia dan dunia di sekitar mereka, yang pada gilirannya memberi mereka rasa pemenuhan dan tujuan yang mendalam dalam hidup mereka.

Mari kita bumikan dunia filsafat itu, maka kita simak apa yeng terjadi disekitar; ternyata banyak hal sekarang berbanding terbalik dari “seharus”nya menjadi “nyata”nya. Keduanya sangat paradok, bahkan tidak jumbuh. Akibatnya banyak hal menjadi kontradiktif; semula kita berharap, ternyata tipu yang didapat. Semula diharap menjadi nyata, ternyata hanya fatamorgana.

Memang benar apa yang dikatakan orang bijak bahwa jika diakhir itu penyesalan, sedangkan diawal itu pendaftaran. Banyak diantara kita mendaftarkan persoalan pada loket yang tidak berpintu, akhirnya jangankan jalan keluar yang didapat; pintu masukpun tak kita peroleh. Oleh sebab itu tidak heran jika pada saat sekarang kita menemukan gejolak akibat tidak tuntasnya persoalan itu diselesaikan. Sebagai contoh jalan yang dijanjikan akan dibangun, ternyata ditunggu tidak ada kepastian; akibatnya masyarakat turun kejalan untuk menanam pohon pisang.

Itu baru sebagian kecil dari bagaimana hidup yang tidak menghidupi akhirnya yang seharusnya dihidupi, mencari hidup sendiri agar tetap bisa bertahan hidup. Contoh lain, bagaimana seseorang harus bertahan hidup dalam terpaan kesulitan hidup; tetapi justru dihidupi dengan cara tidak menghidupi, model yang dilakukan membuat ketergantungan akan bantuan hidup; bukan pekerjaan yang bisa melanjutkan hidup. Tentu saja akibatnya yang terjadi ada orang hidup yang sudah tidak hidup, karena kehidupannya sudah tercabut. Dan, akhirnya menjadi penunggu bantuan, yang semua itu mengubur semua harapan hidupnya.

Namun ternyata nun jauh di sana masih ada matahari bersinar yang menerangi bumi; ada petinggi negeri yang memimpin daerah jauh diperbatasan; sayup sayup terdengar dan terlihat bagaimana selalu peduli dengan orang atau warga yang kurang beruntung. Sosok itu tidak mau dipublikasi manakala berbuat untuk negeri. Menyantuni anak yatim dengan memberikan kesempatan yang sama pada setiap kesempatan yang ada, mendirikan rumah ibadah dengan tidak melabelkan nama, menyambungkan listrik pada rumah mereka yang secara ekonomi tidak mungkin bisa, dan masih banyak lagi beliau perbuat.

Di tengah-tengah suara miring tentang pejabat negeri ini, tetapi yang bersangkutan tetap istiqomah untuk bisa berada pada wilayah yang hidupnya dapat menghidupi. Bahkan Tuhan memberikan anugera kesuksesan memperoleh gelar akademik tertinggi kepada beliau, walau tentu dengan perjuangan yang tidak mudah dan tidak semua orang bisa.

Ada lagi di tengah hirukpikuk keramaian, seorang jurnalis merangkap pendakwah; dengan bermodal ilmu pengetahuan agama yang dimiliki mereka bersepakat bersama istri, memutuskan diri untuk menjadi pendakwah. Hal ini karena didasari pada pemikiran bahwa pewarta sejati itu adalah Illahi, karena dengan firman-NYA, semua disampaikan kepada seluruh ciptaan-NYA untuk mengabdi tanpa henti. Hidup jurnalis ini menghidupi sekitarnya dengan berperan sebagai suluh untuk menunjukkan jalan terang menuju alam keabadian. Sama dengan saudara seprofesinya; sekalipun harus berjuang dari bawah karena kendala relasi sosial dengan keluarga ; namun tetap menebar kebaikan dengan caranya.

Ternyata masih banyak orang baik berserak dimuka bumi ini yang hidupnya digunakan untuk menghidupi sesama. Tidak peduli profesi atau pekerjaannya, ternyata itu bukan halangan untuk berbuat baik dengan caranya. Ada yang berprofesi seadanya, dan ada yang berprofesi sebagai penentu negeri ini; semua bukan halangan baginya untuk menggunakan hidupnya menghidupi sesame.

Lentera ditengah pekatnya malam itu jauh lebih berharga jika dibandingkan dengan cahaya purnama di siang bolong; tampaknya ungkapan ini mengilhami kita semua untuk selalu berbuat baik, karena pada dasarnya di dunia ini banyak orang baik, paling tidak diri kita yang selalu berusaha untuk menjadi baik.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, selamat untuk menjadi orang baik dan salam waras. (SJ)

Doni Tata Pramudita, Mahasiswa Teknik Sipil Malahayati Raih Juara 1 Pomsae Individual Senior Putra Tingkat Nasional

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Doni Tata Pramudita (22110047) Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Malahayati  yang berhasil mendapatkan Juara 1 Pomsae Individual Senior Putra Pada Kejuaraan Taekwondo Garuda Bhayangkara Presisi Tingkat Nasional “KAPOLRI CUP “. Kejuaraan ini diselenggarakan di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, 01-04 Maret 2024.

Doni Tata Pramudita bersyukur dan bangga dengan prestasi ini, ia berujar dengan mengikuti kejuaraan ini, tujuannya adalah untuk mendapatkan prestasi dengan dukungan penuh dari Program Studi dan Kampus. Sehingga, kedepannya ia berharap bisa membuat bangga Program Studi dan Universitas Malahayati.

Devi Oktarina, S.T., M.T selaku Ka. Prodi Teknik Sipil Universitas Malahayati, mengungkapkan kebanggannya dengan prestasi yang diraih atas mahasiswanya ini.

“Selamat kepada Doni Tata, semoga prestasi ini dapat mengharumkan nama Program Studi Teknik Sipil dan Universitas Malahayati,”ucapnya.

“Jadikan ini sebagai pemacu semangat untuk para mahasiswa lebih berperan aktif dalam mengikuti lomba-lomba atau kejuaraan tingkat nasional,”tutup Devi. (gil/humasmalahayatinews)

Wahyu Diansyah Lulusan Prodi Teknik Industri Universitas Malahayati Raih Karir Sesuai Passion

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung melalui Program Studi Teknik Industri yang didirikan sejak tahun 1994 bersama dengan beberapa program studi teknik lainnya telah berhasil melahirkan banyak sarjana teknik yang kompeten, yang kini tersebar di berbagai perusahaan di seluruh Indonesia.

Bagi banyak lulusan SMA, memilih Program Studi Teknik Industri di Universitas Malahayati menjadi langkah tepat untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan fokus pada bidang teknik.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Salah satu contoh keberhasilan alumni adalah Wahyu Diansyah, S.T, yang lulus pada tahun 2022. Saat ini, ia telah sukses meniti karier di PT. Sayap Mas Utama (Wings Group) dengan jabatan sebagai Staf Warehouse Fast Goods. Wahyu memiliki latar belakang dalam bidang Supply Chain Management, khususnya di bidang logistik dan gudang, yang merupakan passion-nya sejak kuliah.

Wahyu sendiri merasa beruntung dapat berkuliah di Universitas Malahayati, di mana ia aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, termasuk di Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung dan organisasi nasional, di mana ia pernah menjabat sebagai Koordinator Wilayah Lampung di Ikatan Mahasiswa Teknik Industri Indonesia Zona Sumatera Bagian Selatan dan Dewan Pengontrol Pusat Ikatan Mahasiswa Teknik Industri Indonesia.

“Terima kasih Universitas Malahayati atas pengalaman berharga selama kuliah. Saya bangga menjadi bagian dari keluarga besar kampus ini,” ujar Wahyu.

Wahyu adalah salah satu contoh keberhasilan alumni Teknik Industri dari Universitas Malahayati. Keberhasilannya menunjukkan bahwa bukan hanya lulusan dari kampus negeri yang mampu bersaing di dunia kerja, tetapi juga dari kampus swasta asalkan memiliki skill dan pengetahuan yang memadai.

Prestasi Wahyu dan kesuksesan lainnya adalah bukti nyata dari kualitas pendidikan yang diberikan oleh Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung, serta komitmen universitas untuk terus menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dalam bidang teknik industri diundang untuk bergabung dengan prodi ini.

Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus. (*)

Editor: Asyihin