Prodi Anafarma Universitas Malahayati Tambah 8 Sertifkat Hak Cipta dari Kemenkumham RI

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung kembali menambah 8 koleksi sertifikat hak cipta dosen dan mahasiswa  dari Kemenkumham RI.

Tyan Tasa, S.Kom Kepala Sentra Kekayaan Intelektual Universitas Malahayati mengatakan, sertifikat hak cipta merupakan bukti kepemilikan suatu karya yang diterbitkan Kementrian Hukum dan HAM RI.

“Saat ini total Hki Universitas Malahayati sebanyak 206 sertifikat Hak cipta,” ucap Tyan.

Tyan berharap, ke depan semoga akan terus bertambah sertifikat hak cipta dari karya dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung

“HKI sangat penting untuk terus ditingkatkan karena termasuk indikator Penilaian dalam Akreditasi Perguruan Tinggi dan Beban Kerja Dosen (BKD),” jelasnya.

Sertifikat hak cipta diterbitkan Senin, 4 September 2023, diantaranya, Buku Praktikum KA kualitatif ditulis Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si. dan Radho Al Kausar, S.Si., M.SI., Buku  Praktikum Mikrobiologi ditulis Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm. dan Apt. Shinta Wulandari, M.Farm.

Kemudian, Buku  Praktikum Pengantar Sediaan ditulis Apt. Shinta Wulandari, M.Farm., Buku Praktikum TA Kromatografi ditulis Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si., Buku  Praktikum Fitokimia ditulis Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si. dan Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm.

Selanjutnya, Buku  Praktikum AON ditulis Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm. dan Radho Al Kausar, S.Si., M.SI., Buku  Praktikum AMAMI ditulis Apt. Shinta Wulandari, M.Farm. dan Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si., dan terakhir Buku  Praktikum Kosalkes ditulis Apt. Shinta Wulandari, M.Farm. dan Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm. (451/**)

 

 

Inovasi Dosen Universitas Malahayati Ubah Kulit Pisang Jadi Kerupuk Kulipang, Ini Manfaatnya

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Lampung, salah satu daerah penghasil pisang terbesar di Indonesia, telah menghadirkan inovasi yang menarik dalam upaya peningkatan nilai gizi makanan lokal.

Masyarakat Lampung umumnya mengkonsumsi buah pisangnya saja, sementara kulitnya seringkali dibuang sebagai limbah.

Namun, penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa kulit pisang mengandung berbagai nutrisi berharga seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan.

Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD selaku Dosen Universitas Malahayati Bandar Lampung yang juga ketua tim peneliti telah berhasil mengubah kulit pisang menjadi bahan tambahan yang berharga dalam pembuatan kerupuk Kulipang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerupuk Kulipang memiliki kadar protein sebesar 0.24%, tidak berbeda secara signifikan dari kerupuk udang sebagai kontrol (p > 0.05).

“Selain protein, kerupuk Kulipang juga kaya akan kalsium, zat besi, vitamin B & C, serta antioksidan tinggi,” kata Dwi.

Dwi Marlina Syukri menjelaskan, Inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai gizi kerupuk, tetapi juga memiliki dampak positif dalam mengurangi limbah kulit pisang, memberikan dorongan ekonomi, dan mengembangkan penggunaan bahan pangan lokal untuk pasar global.

“Kerupuk Kulipang memiliki potensi sebagai bahan makanan yang dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan, seperti stunting dan kanker, berkat kandungan gizi yang tinggi dari kulit pisang,” ucapnya.

Inovasi kerupuk Kulipang berbahan kulit pisang menjadi contoh nyata bagaimana pengolahan limbah dapat menjadi peluang untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesehatan masyarakat lokal.

Tim peniliti diantaranya, Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD selaku ketua, dan anggota diantaranya, Dr. Mala Kurniati, S.Si., M.Biomed, Dr. Tessa Sjahriani, dr. M.kes (451/**)