Perampok Budiman

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Konon dahulu kala disuatu desa yang terletak dikaki gunung, hiduplah seorang dermawan yang pekerjaannya setiap hari-hari tertentu membagikan uang dan sembako kepada penduduk desa bahkan sampai ke desa-desa tetangga.

Pembagian itu dikhususkan kepada warga yang dipandangnya hidup tidak mampu, sementara yang berkecukupan tidak mendapatkan bagian. Pekerjaan seperti ini dilakukan bertahun-tahun; hingga pada suatu saat ada seorang pemuda desa yang penasaran, dan bertanya dalam hati apa pekerjaan dermawan itu, sementara hidupnya sendiri pas-pasan namun gemar sekali berbagi dengan sesama terutama bagi yang tidak mampu.

Bermodalkan keingintahuan ini pemuda tadi melakukan penyelidikan secara diam-diam; memakan waktu yang cukup lama pemuda tadi menemukan pekerjaan sang dermawan ternyata adalah perampok. Namun dermawan tadi merampok tidak di sekitar desanya, akan tetapi jauh ditempat lain dimana ditemukan banyak orang-orang kaya yang kurang mau berbagi.

Pemuda tadi terpana sekaligus gundah akan kehalalan dan kebersedekahannya sang dermawan. Karena ingin mendapatkan kejelasan, maka pemuda tadi mendatangi ahli agama yang tinggal jauh dari daerahnya.

Setelah berjumpa, pemuda tadi menceritakan apa yang menjadikan dirinya ingin berjumpa pada “sang mursid”. Ahli agama tadi dengan senyuman yang khas, tanpa tampak sinis atau mengejek; dengan kelembutan hati beliau berkata “wahai anak muda itu belum seberapa, nanti akan datang suatu masa ada banyak orang yang tampak mukanya soleh serta dermawan, setiap hari membagikan uang dan makanan; bahkan membangun rumah ibadah dan tempat ngangsu kawruh, membantu orang miskin. Tidak cukup itu, dia juga melakukan memfasilitasi semua kepentingan umum, tetapi uangnya diperoleh dari merampok negerinya sendiri dengan berbagai cara, termasuk menipu siapa saja yang bisa di tipu”.

Anak muda tadi terperangah, dan berguman dalam hati “dimanakah negeri semacam itu berada”. Namun karena santunnya anak muda ini kepada Sang Guru tadi, dia tidak berani bertanya. Tetapi Sang Guru membaca batin anak muda itu melalui mata batinnya; sejurus kemudian beliau berkata “wahai anak muda negeri yang kau tanyakan itu adalah ditempat sekarang kamu berdiri”.

Sontak anak muda itu terperangah karena bagaimana mungkin itu bisa terjadi, karena menurut penglihatan dia negeri ini makmur, bahkan boleh dibilang “gemah ripah, loh jinawi, karto tentrem lan raharjo”. Guru mursid tadi membaca keraguan anak muda tadi, beliau tampak tersenyum penuh wibawa, sejurus kemudian berkata” wai anak muda…..nanti pada zamannya ada Nalendra memaksa anak-anaknya berbuat cidra, dan para Nayaka bermanis muka karena takut kursinya diminta, yang benar disalahkan yang salah dibenarkan, hitungan ditambahkan kalau untuk dirinya dan dikurangkan kalau untuk orang lain; itulah zamannya nanti”.

Setelah dirasa puas, dan juga cemas takut terbaca isi batinnya oleh Guru Mursid, anak muda tadi undur diri. Sang Guru memberi restu agar anak muda tadi selalu berpegang pada kebenaran, dan bersandar kepada ketuhanan. Dengan berjalan gontai anak muda tadi berdoa semoga dia tidak menjumpai zaman yang diceritakan Sang Guru Mursid. Namun hatinya ragu andaikata zaman itu nanti dijumpai oleh anak turunnya, betapa serakahnya orang-orang yang lahir waktu itu; dia berdoa semoga anak turunnya terhindar dari keserakahan dunia yang bagai fatamorgana ini.

Mendadak kaki terasa digoyang-goyang, ternyata begitu dilihat istri mengingatkan waktunya sholat tahajud tiba karena alarm sudah berbunyi. Subhannallah itu tadi mimpi disepertiga malam. Semoga itu semua sekedar bunga tidur yang kebablasan bukan kenyataan yang ada atau akan ada. Apakah itu perwujudan dari kegelisahan akan nasib negeri ini…..entahlah.
Salam waras. (SJ)

UKMBS Malahayati Pentaskasn Karya Sendiri Dalam Pertunjukan Teater Surealis

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Malahayati Bandarlampung gelar pertunjukan teater surealis di gedung MCC Universitas Malahayati. Minggu (3/4/2024).

Pertunjukan bertajuk Avunto tersebut merupakan karya para mahasiswa UKMBS Malahayati. Sekitar 200 tiket ludes terjual pada para pecinta seni teater Bandarlampung. “Harapan, teka-teki, jatuh bangun, baik buruk salam perjalanan hidup dari permulaan hingga sampai disini. Kami coba representasikan makna hidup ‘5 perkara sebelum 5 perkara’ dalam balutan surealis yang di bangun teman-teman UKMBS Malahayati,” jelas Agung Saputra, sang sutradara Avunto.

Setelah ditemui dan di wawancara Humas Malahayati News, Dr. Eng. Rina Febrina, S.T., M.T selaku Wakil Rektor III Universitas Malahayati Bandarlampung, mengapresiasi keberlangsungan kegiatan ini,

“Kegiatan ini merupakan keaktifan UKMBS dalam dunia kampus, harapan kedepannya akan lebih banyak kegiatan-kegiatan kreatif lainnya,” ujar Rina.

“Semoga UKMBS Malahayati makin sukses, dan dapat mengharumkan nama Universitas Malahayati di kancah nasional maupun internasional,” tutupnya.

Pani Ewok salah satu pecinta seni teater yang menyaksikan pertunjukan ini mengungkapkan kekagumannya pada  Avunto. “Suasananya, ambience-nya, temanya, tata lighting-nya dapet banget ini. Gak sia-sia sih, sempet kehujanan nyaris gak kebagian tiket. Malahan terbayar banget ini, surprise juga dengan harga tiket ala pelajar yang include nasicokot.ulala wah gokil sih,” ungkapnya.

“Sudah lama gak lihat yang beginian di Lampung. Apalagi ini yang buat mahasiswa dan karya anak seni Lampung sendiri, keren banget. Semoga makin banyak lagi anak muda Lampung yang semangat menampilkan karya sendiri,” ucap penonton lainnya, Murti dan Connie.

Willy Amanda (21220033) Mahasiswa Prodi Manajemen selaku Pimpinan Produksi/Ketuplak pertunjukan Avunto mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Universitas Malahayati dan Humas Malahayati News yang telah mensupport penuh dalam kegiatan ini.

“Selain itu juga kami ucapkan banyak berterimakasih kepada komunitas yang telah mensupport kami, Busa Pustaka, Brothersipx, UKMBS UBL, UKMBSM ITERA, UKMBSM Darmajaya, UKM IMPASI, UKMBS KOMBIR Darmajaya, UKMBS POLINELA, UKMBS IMPAS, UKM Teater Mentari, UKM Seni UTB, UKMF KSS UNILA, UKMBS UNILA, Seni Lima Rasa, UKMBS Satu Nusa, IMASENIK UNILA, dan UKM SENIOR UMITRA. Selain itu juga kami banyak berterimakasih kepada seluruh sponsor, Klinik Gigi Happy Denta, Ken Smoothies, Ayam Bledek, dan Nasi Cokot Ulala, mereka UMKM yang sangat support kami, tanpa adanya support mereka, kami tidak bisa menyajikan pertunjukan ini,” tandasnya. (gil/humasmalahayatinews)

Kehormatan

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Kehormatan banyak disinonimkan dengan penghargaan. Kehormatan lebih kepada sesuatu yang bersifat abstrak, sementara penghargaan lebih mengarah kepada sesuatu yang nyata. Walaupun pemisahan itu tidak tepat benar karena ada pada wilayah ontologi, sementara bila berada pada wilayah aksiologi maka pemaknaan menjadi subjektif sesuai kebutuhan.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka tidak salah banyak di antara kita metukarposisikan antara penghargaan dan penghormatan. Dan, itu sah-sah saja manakala berada pada wilayah praksis, sekalipun jika kita tarik ke wilayah filosofis tidak jumbuh. Namun berapa banyak orang yang berpikir sampai pada hakikat seperti itu. Oleh karena itu, tidak salah jika kata “penghormatan” menjadi semacam kata sulih untuk “mengedepankan selangkah, meninggikan seranting” dari peribahasa lama yang sudah jarang sekali dipakai saat ini.

Saat ini penghormatan sudah mendapatkan tafsir baru dalam khazanah kehidupan. Makna baru tersebut seiring dengan perkembangan akan keinginan manusia mendapatkan sesuatu yang lebih atau dilebihkan, terutama yang berkaitan dengan aspek nonmateri. Oleh sebab itu, tidak aneh jika tafsir yang dilekatkan berbeda dengan konsep tafsir selama ini sebagai sesuatu norma yang dianut.

Sebagai contoh, syarat untuk menjadi guru besar itu tidak mudah. Bahkan ada yang sampai bertungkuslumus guna mencapai derajat itu, karena harus memenuhi persyaratan yang tidak ringan. Namun, ternyata di dunia yang berbeda, guru besar dapat dianugerahkan sebagai pemberian. Yang menerima tidak harus menyiapkan sejumlah syarat berat sebagai penyerta sebagaimana lazimnya. Anehnya lagi, dalam aturan perundangan yang kita sepakati melalui lembaga terhormat, guru besar itu harus memberikan pengajaran di perguruan tinggi. Ternyata ada penerima yang dari semenjak menerima guru besarnya sampai kini belum pernah mengajar atau membimbing mahasiswa pascasarjana. Begitu dikonfirmasi kepada teman yang paham akan perundangan, jawab beliau sambil tersenyum penuh arti “namanya juga kehormatan”.

Ternyata kehormatan yang semula memang pantas untuk mendapatkan penghormatan, telah bergeser makna. Kehormatan hampir mirip serupa sekarang ini, yaitu pada zaman kerajaan di Nusantara, ternyata sudah banyak ditemukan. Ada penghormatan berupa gelar kebangsawanan, ada juga pemberian karena jasa-jasanya maka diberi “Tanah Perdikan” atau tanah bebas pajak. Sampai-sampai keturunannya dijadikan selir oleh raja. Dan itu justru merupakan kehormatan bagi yang bersangkutan untuk ukuran saat itu.

Hanya pada masa modern sekarang bentuk penghormatan itu menjadi seolah lebih terhormat karena dilaksanakan dengan cara lebih terhormat, walaupun beda tipis dengan gila hormat. Hal ini terjadi karena begitu mudahnya persyaratan untuk mendapatkan penghormatan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara transaksaksional simbolik. Maka, jadilah sempurna dari suatu ketidaksempurnaan tadi.

Ternyata kata kuncinya ada pada nilai dan moral. Tentu saja ini bersifat subjektif. Sebab, masing-masing individu akan memiliki batasan sendiri-sendiri. Contohnya “kepatutan”. Bisa jadi untuk orang tertentu satu perbuatan dianggap patut untuknya, namun bagi orang lain hal itu tidak patut. Kecuali nilai-nilai moral yang universal, tentu ini melekat kepada sesuatu yang lebih sakral, seperti halnya hak-hak asasi manusia dan atau kemaslahatan bersama.

Tampaknya celah ini dimanfaatkan oleh mereka yang licik untuk dapat menggapai apa yang diinginkan, termasuk memberikan penghormatan, agar terjadi transaksional simbolik. Akhirnya, hal itu akan menyandera yang diberi oleh si pemberi. Namun, bisa juga merupakan balas budi dari sesuatu yang telah diberikan pada masa lalu.

Selanjutnya pada wilayah ontologi terserah kita akan memberi makna apa pada “kehormatan”. Sebab, selagi di wilayah itu, kita bebas menabalkan nilai. Hanya manakala itu berada pada wilayah aksiologi kita harus mampu memberikan argumentasi pertanggungjawaban secara moral mengapa kita ada pada wilayah itu. (SJ)

Pecah Kongsi

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Berdasarkan penelusuran digital ditemukan makna Pecah kongsi yaitu: merupakan frasa yang berasal dari bahasa Hokkien atau Tionghoa, yang secara harfiah berarti “berpisah dengan mitra bisnis” atau “putus kerjasama dalam bisnis.” Istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan situasi di mana dua pihak yang sebelumnya bekerja sama dalam suatu usaha, memutuskan hubungan kerjasama mereka. Ada beberapa alasan umum yang dapat menyebabkan pecah kongsi terjadi. Salah satunya adalah perbedaan visi dan misi antara kedua belah pihak. Jika ada perbedaan yang signifikan dalam tujuan jangka panjang dan strategi bisnis, maka pecah kongsi bisa menjadi pilihan yang masuk akal.

Selain itu, perbedaan pandangan terkait pengelolaan bisnis dan pengambilan keputusan juga sering menjadi penyebab pecah kongsi. Jika salah satu pihak merasa bahwa keputusan yang diambil oleh mitra bisnisnya tidak sesuai dengan harapan atau tidak menguntungkan bagi mereka, maka pecah kongsi bisa menjadi solusi yang diambil. Faktor-faktor personal juga dapat memainkan peran penting dalam pecah kongsi. Misalnya, perbedaan nilai, kepercayaan yang rusak, atau konflik pribadi bisa menjadi pemicu pecah kongsi. Ketika hubungan antarmitra bisnis tidak lagi harmonis, pecah kongsi bisa menjadi hasilnya.

Pertanyaannya apakah Pecah Kongsi hanya berlaku di dunia Busnis. Ternyata untuk masa kini sudah meluas kemana-mana; bahkan sekarang yang sedang ramai ada pada dunia perpolitikan. Dengan alasan tidak ada teman abadi dalam berpolitik, maka pecah kongsi adalah sesuatu yang lumrah; dan tidak perlu terlalu serius menanggapinya. Bisa dibayangkan semula teman koalisi, kemudian karena ada yang diuntungkan dalam pembagian kekuasaan; maka langkah pecah kongsi adalah hal yang wajar. Apalagi disiapkan kursi bergengsi untuk negeri, walau hanya seumur jagung, namun lumayan buat obat haus selama ini akan kekuasaan.

Demikian juga dalam satuan birokrasi; semula sahabat karib saat menggapai cita-cita bersama. Setelah berhasil apa yang dicita-citakan selama ini telah diperoleh; mulailah ada kalkulasi politik di sana. Manakala dianggap sesuatu dan atau seseorang memiliki potensi akan membahayakan “dinastinya” di masa depan, maka tidak ada jalan lain kecuali “Pecah Kongsi”. Atau, bisa juga suatu sistem organisasi yang terlalu besar gerbongnya, membuat akselerasi organisasi melambat, maka person yang ada didalamnya merasa tidak nyaman lagi. Langkah yang diambil tentu “pecah Kongsi”, dan ini banyak dijumpai pada organisasi politik atau kemasyarakatan yang terlalu gemuk.

Anehnya lagi dengan mengatasnamakan demokrasi maka pecah kongsi dianggap sebagai keniscayaan; oleh karena itu konflik dan integrasi sudah semacam pasangan ideal, dan bisa muncul kapan saja pada organisasi apa saja; tentu dengan medianya adalah tetap bertumpu pada Pecah Kongsi.

Pecah kongsi jika hanya melibatkan person dampaknya tidak begitu besar; namun jika itu melibatkan atau berakibat pada sistem; maka yang akan terjadi adalah konflik yang berkepanjangan, dan tentu akan merusak. Namun, kerusakan ini sebenarnya keadaan yang didisain secara terencana, agar tampak bahwa pecah kongsinya mereka adalah sesuatu yang wajar dan harus dilakukan, karena tidak ditemukan jalan untuk bersatu.

Pecah kongsi sebagai jalan keluar dari persoalan yang dihadapi karena ketidakadaan kesepahaman; maka bisa jadi ini melanda semua sendi kehidupan. Tidak terhindarkan juga dilembaga-lembaga bergengsi, termasuk perguruan tinggi; sekalipun lembaga yang terakhir ini sering disebut banteng moral atau penjaga moral, namun tetap saja tidak bisa menghindar dari pecah kongsi; hanya biasanya dibungkus dengan suatu kearifan dalam ucapan, sehingga di nilai dari luar, apalagi dari jauh, tampak baik-baik saja.

Semoga semua itu dapat kita jadikan pembelajaran bahwa ditengah-tengah kebaikan itu masih ada setitik keburukan sebagai kekurangan, dan ditengah-tengah keburukan itu masih ada secercah kebaikan. Kesempurnaan itu hanya milik Yang Maha Sempurna. (SJ)

Ingin jadi Apoteker, yuk Gabung Prodi Farmasi Universitas Malahayati, ini Kata Apt. Wira Irawan, S.Farm

Tulang Bawang (malahayati.ac.id): Alumni Program Studi S1 Farmasi Universitas Malahayati, Apt. Wira Irawan, S.Farm, membagikan pengalamannya tentang kesuksesan dalam karir farmasi setelah lulus dari universitas tersebut pada tahun 2022. Saat ini, Wira Irawan telah meniti karir sebagai Apoteker Penanggung Jawab di Apotek Cantika Farma.

Wira Irawan memuji pendidikan yang diterimanya di Universitas Malahayati, khususnya dalam Program Studi Farmasi. Ia menyatakan bahwa selama empat tahun studi, ia memperoleh ilmu dan pengalaman berharga yang membantu dalam meraih kesuksesan profesional.

Wira Irawan juga menyoroti peran penting para dosen yang memberikan dukungan dan bimbingan dalam mengembangkan keterampilan keras dan lunak.

“Dukungan dari para dosen dan lingkungan belajar yang kondusif di Universitas Malahayati telah membantu saya mencapai posisi yang saya miliki saat ini,” kata Wira Irawan, Senin (4/3/2024).

Selain itu, ia mencatat pentingnya kegiatan organisasi mahasiswa seperti UKM SAR Medis dan Himpunan Mahasiswa Farmasi Malahayati dalam membantu pengembangan soft skill seperti publik speaking dan kedisiplinan.

Wira Irawan juga menyampaikan terima kasihnya kepada universitas dan para dosen atas kontribusi mereka dalam membantunya mencapai kesuksesan.

Saat ini, sebagai Apoteker Penanggung Jawab di Apotek di Tulang Bawang, Wira Irawan melanjutkan perjalanan profesionalnya dengan keyakinan yang diperolehnya dari pendidikan di Universitas Malahayati.

“Saya berharap agar Universitas Malahayati terus menghasilkan lulusan terbaik untuk kemajuan farmasi dan negeri ini,” harapnya.

Saat ini, Program Studi S1 Farmasi Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dalam bidang kesehatan khususnya S1 Farmasi dan bisa seperti  Wira Irawan, yuk bergabung dengan prodi ini.

Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus tertinggi di Lampung ini. (*)

Editor: Asyihin

Dua Mahasiswa Ini Tuntaskan Kuliah Magister Kesehatan Masyarakat Hanya Tiga Semester

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Bandarlampung selesaikan studi hanya dalam 3 semester, yakni Gilang Raka Pratama (22420039) dan Risa Rismaya Risdinar (22420061).

Gilang Raka Pratama menuntaskan seminar hasil pada: Kamis, 22 Februari 2024. Dengan Tesis berjudul “ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (DM TIPE 2) PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA WAY HUI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2023”. Pembimbing 1 : Dr. Wayan Aryawati, SKM., M.Kes. Pembimbing 2 : Nova Muhani, SKM., MKM. Penguji 1 : Iing Lukman, PhD. Penguji 2 : Dhiny Easter Yanti, S.Kep., M.Kes

Risa Rismaya Risdinar juga menuntaskan seminar hasil pada: Kamis, 22 Februari 2024. Dengan Tesis berjudul “ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (HIPERTENSI) PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA WAY HUI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2023”. Pembimbing 1 : Dr. Wayan Aryawati, SKM., M.Kes. Pembimbing 2 : Nova Muhani, SKM., MKM. Penguji 1 : Octa Reni Setiawati, S.Psi., M.Psi. Penguji 2 : Yuliati Amperaningsih, S.KM., M.Kes. (gil/humasmalahayatinews)

Mengapa Harus Gabung di Prodi Keperawatan Universitas Malahayati? Ini Kata Alumni

BANDUNG (malahayati.ac.id): Octa Pratama S.kep.,Ns, alumni Program Studi Keperawatan Universitas Malahayati yang lulus pada tahun 2016 dan berhasil meraih gelar Ners pada tahun 2017, membagikan pengalamannya yang menginspirasi bagi calon mahasiswa prodi tersebut.

Sebagai satu-satunya alumni keperawatan dari Provinsi Lampung yang berhasil lolos dalam Penerimaan Angkatan Perwira Karir (PAPK) TNI Angkatan Darat, Octa Pratama kini telah meraih pangkat Letda Ckm dengan jabatan sebagai paurpamatbragiat Kesdam III/Siliwangi di Satuan Kesdam III/Siliwangi.

Menurut Octa Pratama, kesuksesannya tidak lepas dari landasan pendidikan yang kuat yang diterimanya di Universitas Malahayati, khususnya dalam Program Studi Keperawatan.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

“Pendidikan yang saya terima di Universitas Malahayati membekali saya dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam dunia keperawatan,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Octa Pratama juga mengajak generasi muda untuk memanfaatkan kesempatan bergabung dengan Program Studi Keperawatan Universitas Malahayati. Menurutnya, terdapat banyak peluang yang dapat diakses oleh para mahasiswa di prodi tersebut.

“Universitas Malahayati memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan dukungan yang kuat bagi para mahasiswa, sehingga memungkinkan mereka untuk meraih kesuksesan di masa depan,” tambahnya.

Octa Pratama menekankan pentingnya menjaga semangat belajar dan tekad yang kuat dalam menghadapi setiap tantangan. “Dengan kerja keras, tekad, dan semangat pantang menyerah, saya yakin bahwa generasi muda dapat meraih impian mereka, seperti yang saya lakukan,” tutupnya.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Program Studi Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan dapat bergabung dengan prodi ini.

Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus tertinggi di Lampung ini. (*)

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Editor: Asyihin

Prodi Teknik Mesin Universitas Malahayati, 30 Tahun Bangun Karier Unggul dalam Industri

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selama tiga dekade, Program Studi Teknik Mesin Universitas Malahayati telah menjadi tonggak penting dalam dunia pendidikan teknik di Indonesia. Didirikan pada tahun 1994, prodi ini telah menghasilkan banyak sarjana teknik yang sukses berkarir di berbagai sektor industri di seluruh Indonesia.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Menurut Danang Santosa, alumni tahun 2012 yang kini menjabat sebagai Production Section Head di PT. Honda Prospect Motor (HPM) – Honda Car’s Manufacturing, pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya selama kuliah sangat relevan dengan pekerjaan yang ia jalani saat ini.

“Alhamdulillah mata kuliah yang di ajarkan di kampus related dengan tempat kerja saya saat ini, seperti bahan material teknik, motor bakar sangat bermanfaat sebagai landasan di tempat kerja,” ungkapnya.

Rizon Alko Perdana, lulusan tahun 2013, menyatakan kebanggaannya atas pendidikan S1 Mesin di Universitas Malahayati. Saat ini ia sukses bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Pengawas Pengoperasian Alat Berat.

Hansen Aditia M.S., S.T., alumni tahun 2014 yang kini menjabat sebagai Tecnical Field Enginering Sr. Officer di PT. Pemukasakti Manisindah, menegaskan bahwa Program Studi Teknik Mesin Universitas Malahayati tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga membentuk pribadi yang mandiri, tangguh, dan handal untuk bersaing di dunia kerja saat ini.

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Sedangkan, Arif Hidayat.,S.T, lulusan tahun 2017, yang kini bekerja di ASN P3K, SMKN 1 Negara Batin sebagai Ketua Jurusan Teknik Otomotif teknik sepeda motor, menyatakan bahwa Universitas Malahayati siap menciptakan lulusan yang kompeten.

Program Studi Teknik Mesin Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dalam bidang teknik mesin diundang untuk bergabung dengan prodi ini.

Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus. (*)

Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru

Editor: Asyihin

Wakil Rektor 4 Universitas Malahayati Bandar Lampung Sampaikan Pesan Penting di Acara Yudisium Fakultas Kedokteran

BANDAR LAMPUNG (Malahayati.ac.id): Pada acara yudisium Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Wakil Rektor 4, Suharman, Drs., M.Pd., M.Kes, memberikan pesan penting kepada para sarjana kedokteran yang baru saja dikukuhkan, Kamis (29/2/2024).

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Suharman menyampaikan rasa syukur atas kelulusan mereka dalam waktu yang tepat, yaitu kurang dari tujuh tahun. Beliau juga menekankan pentingnya menghindari kesalahan dalam mengambil tindakan medis di masa depan, serta menjaga nama baik rumah sakit dan profesi dokter.

Lebih lanjut, Wakil Rektor Suharman menyoroti tahapan selanjutnya setelah yudisium, yaitu pelayanan kepada pemerintah sebagai bentuk ujian kompetensi bagi para sarjana kedokteran. “Jaga marwah fakultas kedokteran demi kebanggaan orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan,” pesannya.

Dalam kesempatan tersebut, Neno Fitriyani Hasbie, dr., M.Kes, selaku Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, juga mengucapkan selamat kepada para sarjana kedokteran atas pencapaian mereka. Beliau mengingatkan akan tanggung jawab besar yang diemban oleh para sarjana kedokteran, baik terhadap diri sendiri, nama institusi, maupun tempat pendidikan.

Para sarjana kedokteran juga diingatkan untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang mereka terima serta memelihara nama baik lembaga pendidikan, baik di rumah sakit maupun Puskesmas.

“Akhirnya, terima kasih disampaikan kepada orang tua mahasiswa atas kepercayaan mereka kepada Universitas Malahayati. Semoga para sarjana kedokteran melanjutkan perjalanan kepaniteraan klinik mereka dengan lancer,” Ucapnya. (*)

Editor: Asyihin

Badai Pasti Berlalu

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Badai Pasti Berlalu adalah sebuah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 1977. Film ini disutradarai oleh Teguh Karya yang diangkat dari novel berjudul sama karangan Marga T, terbitan Maret 1974. Novel ini sempat pula dimuat sebagai cerita bersambung di harian Kompas dari tanggal 5 Juni 1972 hingga 2 September 1972. Film ini dibintangi oleh Christine Hakim, Roy Marten dan Slamet Rahardjo.

Sinopsis Film ini berkisah tentang Siska (Christine Hakim) yang patah hati karena tunangannya membatalkan perkawinan mereka dan menikah dengan gadis lain. Siska yang kehilangan semangat hidup memutuskan keluar dari pekerjaannya dan hidup menyendiri. Leo, sahabat Jhonny, kakak Siska, mendekatinya untuk memenangkan taruhan dengan teman-temannya untuk menaklukkan Siska. Leo yang ’Don Juan’ berhasil membangkitkan semangat hidup Siska yang sudah terlelap dalam apati dan beku bagaikan gunung es, tetapi ia sendiri benar-benar jatuh hati kepada gadis itu.

Kesalahpahaman terjadi diantara mereka, menyebabkan mereka tidak bisa bersatu. Lalu, muncul pula Helmi, seniman pegawai klub malam, seorang pemuda yang lincah, perayu, dan licik. Badai demi badai yang hitam pekat melanda hati Siska. Namun, memang badai akhirnya pasti berlalu.

Kita tinggalkan film layar lebar yang berjaya pada masanya; lalu apakah badai itu berlalu. Ternyata kota yang kita tinggali ini dua hari berturut-turut yang lalu dilandai hujan badai yang cukup dahsyat. Kota dikepung banjir dari segala penjuru, dengan tingkat intensitas hujan yang cukup tinggi. Warga yang terkena bencana kebingungan karena selama hidup mereka ada yang tidak pernah mengalami musibah demikian parah.
Warga mulai merasakan bagaimana kecerobohan tata kota yang dilakukan oleh pemerintah kota, mereka menuai hasilnya.

Daerah hutan kota disulap jadi hutan beton, saluran air tidak ada pemeliharaan yang terencana, belum lagi perilaku masyarakat sendiri yang tidak bertanggung jawab akan lingkungannya; maka sempurnalah bencana banjir kali ini untuk “mencuci” kota ini dengan lumpur.

Jika ini ditanyakan kepada pemerintah kota jawaban normatif yang selalu muncul dari mereka; tidak pernah ada solusi teknis. Aneh lagi, wakil rakyat sekarang tenggelam ditelan banjir karena mereka ada yang banjir air mata kalah dalam pemilu; tetapi ada juga yang banjir bahagia karena memperoleh suara; namun tidak ingat akan tangis air mata bagi mata pilihnya.

Bahkan ada teman seorang anggota partai senior, saking kesalnya beliau berkata “biarkan air mencari jalannya sendiri, kecuali kalau masuk rumah, baru kita kasih keluar dia”. Bahasa satir begini memang memerahkan telinga, tetapi bagi mereka yang memiliki hati nurani, kalimat ini adalah pukulan telak bagi mereka yang masih waras.

Musim hujan tidaklah bisa disamakan dengan musim durian, sebab musim durian peluangnya kecil untuk menjadi bencana. Sementara jika musim hujan maka banjir yang akan kita tuai manakala pembangunan fisik dilakukan secara ugal-ugalan, tanpa memperhatikan lingkungan.

Belum kering rasanya bibir membicarakan dibabatnya hutan kota yang tidak ada solusi komprehensif dari pemerintah kota. Datang pembuktian dari alam dengan hujan deras selama dua jam, maka sekitar wilayah itu terkena dampaknya. Belum lagi bicara penimbunan resapan air di Rajabasa yang akan dijadikan Mall; ternyata peringatan masa lalu itu dianggap angin lalu. Bukti alam menunjukkan kemurkaannya atas keserakahan manusia. Jalan Trans Sumatra pintu masuk ke kota ini dilibas air bah karena tidak ada lagi penampungnya. Belum lagi daerah Sukadanaham yang awalnya merupakan daerah resapan air, sekarang sudah berdiri banyak perumahan, dan tentunya menjadi hutan beton yang siap menggelontorkan air hujan ke wilayah kota.

Menghadapi bencana tidak bisa dengan metoda “datang, pandang, beri mie instan, pulang”. Tetapi lebih utama bagaimana pencegahan jika bencana itu berulang, atau malah sebelum terjadi. Tentu pekerjaan seperti ini juga tidak bisa menggunakan cara Bandung Bondowoso saat membuat Seribu Candi dalam semalam. Perlu perencanaan yang matang serta melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk partisipasi masyarakat.

Semoga bencana ini menjadi pembelajaran bagi kita semua termasuk para pemimpin, tidak waktunya lagi untuk mencari siapa yang salah; apalagi berdalih hanya untuk menghindar dari tanggung jawab. Meminjam istilah Prof.Bujang Rahman bahwa keberhasilan pembaharuan yang dilakukan oleh pemimpin itu bukan banyaknya orang yang dapat disingkirkan, akan tetapi seberapa banyak peningkatan pelayanan yang dimudahkan oleh sistem itu. (SJ)