Sebulan Beri Dampak di Pekon Balak, Mahasiswa Universitas Malahayati Wujudkan Pengabdian Melalui 3 Program Unggulan PANTANG Stunting!

TANGGAMUS (malahayati.ac.id): Melalui program kerja PANTANG Stunting (Pangan Mandiri, Sehat, Lingkungan Sejahtera) untuk Generasi Bebas Stunting, sebanyak 19 mahasiswa KKL-PPM Universitas Malahayati Kelompok 47 melaksanakan tiga program unggulan yang menyasar bidang pangan, lingkungan, dan gizi kesehatan masyarakat. Rangkaian kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat, kader posyandu, hingga kelompok tani, karena dinilai memberikan dampak nyata dalam penanggulangan stunting di Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus.

Program pertama berupa cek kesehatan gratis secara door to door yang berlangsung pada 4–6 Agustus 2025 di seluruh dusun Pekon Balak. Pemeriksaan meliputi tensi darah dan gula darah pada 75 orang yang berusia >60 tahun. Hasil menunjukkan 60% mengalami hipertensi dan 40% memiliki gejala diabetes, sementara sebagian besar tidak rutin minum obat maupun memeriksakan diri ke posyandu. Ketua kelompok, Risky Ageng Hadi Prayoga, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mendekatkan layanan kesehatan dasar dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rutin memantau kesehatannya. Penanggung jawab program, Calya Benariva Azzahra Mattatri, menambahkan kegiatan ini merupakan wujud kontribusi mahasiswa dan diharapkan dapat berlanjut demi peningkatan kualitas hidup masyarakat di Pekon Balak.

Selanjutnya, pada Jumat (15/8/2025), mahasiswa memperkenalkan inovasi ramah lingkungan melalui sosialisasi pemanfaatan limbah puntung rokok menjadi biopestisida hayati berbentuk pupuk cair. Acara yang dihadiri aparat pekon, tokoh masyarakat, dan kelompok tani ini memperlihatkan cara pembuatan biopestisida sederhana menggunakan puntung rokok, sabun cair, air panas, dan botol bekas. Ketua kelompok, Risky Ageng Hadi Prayoga, menjelaskan inovasi ini menjadi alternatif murah, praktis, dan ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida sintetis. Penanggung jawab program, M. Sahrul Sidik, menambahkan bahwa kegiatan ini juga mengedukasi masyarakat dalam mengelola limbah berbahaya menjadi produk bermanfaat. Kelompok tani pun mengapresiasi inovasi ini karena mudah dibuat, bahan tersedia di sekitar, serta berpotensi meningkatkan hasil pertanian tanpa merusak tanah.

Program ketiga digelar pada Jumat (22/8/2025), yakni sosialisasi pencegahan stunting dan inovasi pangan lokal. Mahasiswa memperkenalkan nugget legreen berbahan lele dan daun kelor yang kaya protein, vitamin, mineral, serta antioksidan dan tentunya menjadi salah satu pangan yang mudah dan banyak terdapat di Pekon Balak. Acara dihadiri perangkat pekon, kepala pekon, Babinkamtibmas, bidan Puskesmas Siring Betik, serta ibu hamil dan ibu balita dari Dusun 1–4. Dalam kegiatan ini dilakukan penyuluhan terlebih dahulu terkait pentingnya pencegahan stunting. Selanjutnya mendemontrasikan inovasi pangan sumber protein sebagai bentuk pemanfaatan pangan lokal melalui video tutorial, memberi tester produk, hingga evaluasi penerimaan produk melalui wawancara dengan masyarakat. Selain itu, bidan bersama mahasiswa juga melakukan pemantauan status gizi balita penerima PMT. Penanggung jawab program, Shofia Amri, berharap nugget legreen dapat diterapkan berkelanjutan di rumah tangga sebagai upaya pemenuhan asupan protein. Rangkaian kegiatan berlanjut pada Minggu (24/8/2025) di Dusun 5–6, didampingi Dosen Pembimbing Lapangan, Ibu Annisa Mayang Soliha, M.Gz., yang mengapresiasi antusiasme masyarakat dan menegaskan pentingnya pemanfaatan pangan lokal untuk pencegahan stunting.

Ketiga program ini menunjukkan komitmen KKL-PPM Universitas Malahayati dalam mendukung pembangunan masyarakat melalui Gerakan Kampus Berdampak pada Penurunan Stunting di Kabupaten Tanggamus. Wujud pengabdian masyarakat lewat inovasi mahasiswa ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga mendorong terciptanya kesadaran kolektif menuju hidup sehat, lingkungan bersih, serta pemenuhan gizi yang berkelanjutan. (gil)

Editor: Gilang Agusman