BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Guru Besar Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandarlampung yang juga sekaligus Ketua Konsil Kedokteran Indonesia, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D kembali menyampaikan orasi ilmiah dalam acara wisuda ke-105 program sarjana dan pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Surabaya, Sabtu (18/3). Wisuda Unesa dipimpin langsung Rektor Unesa Prof.Dr. Nurhasan. Jumlah wisudawan mencapai 1.618 orang.
Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D dalam acara wisuda Universitas Negeri Surabaya berjudul “Menggerakan Sumber Inovator Nasional di Era Digital”.
Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D menerangkan bahwa era saat ini berada pada era pasca pandemi. Dalam orasinya, Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D menyampaikan bahwa secara prinsip fundamental ekonomi, fundamental demokrasi, dan fundamental sosial-ekonomi bangsa Indonesia adalah negara yang sangat besar.
Dalam konteks populasi penduduknya, kita menjadi negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Total keseluruhan penduduk Indonesia dalam konteks hasil statistik terakhir, yaitu 276 juta penduduk.
Dalam konteks alam, kita semua paham bahwa negara Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis. “Strategis bukan hanya karena pulau-pulaunya, tetapi lebih spesifik lagi kita berada di posisi yang sangat strategis. Persilangan antara dua samudera dan persilangan antara dua benua,” pungkas Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Aspek yang lebih spesifik juga adalah masalah yang bisa tumbuh karena ternyata bangsa Indonesia yang sangat indah ini berada pada ring of fire (cincin api Pasifik). Ring of fire ini merupakan aspek yang menjadi peluang bangsa ini sangat subur. Kendati demikian, dalam aspek yang lain hal ini berbahaya.
Menurutnya, salah satu ahli seismologi di Indonesia bahkan mungkin di Asia berasal dari Universitas Negeri Surabaya. “Kita patut bersyukur karena ahli seismologi itu berada pada barisan guru besar Anda di depan, itu menjadi kebanggaan dari Universitas kita,” tambah Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Mengapa seismologi penting, hal ini karena bisa memprediksi tsunami dan gempa sehingga bisa mengurangi bencana. Teknologi ini tentu saja akan sangat dibutuhkan. Pada era ini juga, bangsa Indonesia berada dalam konteks yang sangat menantang karena peluang sekaligus tantangan dimana berada pada Industrial Revolution 4.0.
Kita semua paham bahwa dahulu industri berbasis teknologi yang mengandalkan apa yang disebut dengan tenaga atau energi. “Tapi dengan industrial munculnya pengembangan dengan teknologi yang lebih canggih yang kita sebut dengan komputer yang akhirnya menghasilkan teknologi yang kita berada dalam konteks sekarang ini yang melahirkan aspek yang kita sebut dengan digitalisasi,” terang Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Digitalisasi menjadi hal yang bukan hanya keniscayaan, akan tetapi menjadi keharusan. “Tentu ada yang merasa terganggu dalam zona seperti itu, dulu semua senangnya lewat print, melihat buku dan sebagainya. Namun sekarang semua serba digital,” tuturnya.
“Kalau di Konsil Kedokteran Indonesia, kita semua sepakat STR atau surat tanda regristrasi itu kita akan lakukan digitalisasi sehingga bisa terlacak dengan mudah bagaimana processing, keasliannya dan sebagainya karena ada barcodenya,” ujar Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Kemudian hal yang sangat luar biasa yaitu telekomunikasi.Telekomunikasi berkembang sekaligus menjadi ancaman, bagaimana sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, WeChat dengan berbagai macam teknologi yang sangat canggih yang disebut dengan artificial intelligence juga akan menjadi pewarna dalam kehidupan kita.
Dampak dari hal ini adalah apa yang terjadi detik ini juga bisa dinikmati, dirasakan, dan diketahui oleh berbagai belahan dunia yang lain.”Kita tahu misalnya lingkaran bumi itu kurang lebih sekitar 45.000 km kelilingnya. Jarak yang terjauh dari Indonesia yaitu Kutub Utara,” timpalnya.
Akan tetapi dalam hitungan detik seiring kemajuan telekomunikasi dan perkembangan berita yang begitu luas bisa disaksikan oleh berbagai macam belahan dunia yang lain. Artinya, dalam konteks peluang ini adalah peluang kita mensosialisasi kemampuan.
Dalam aspek yang spesifik, hal ini menjadi tantangan bahkan ancaman. Bisa dibayangkan jika sosial media seperti pisau bermata dua, apabila digunakan untuk kepentingan pendidikan, kepentingan edukasi dan sebagainya tentu akan bermakna positif.
Namun jika digunakan dalam aspek yang lain seperti hacker, mencuri data, dan menghancurkan orang lain tentu akan bermakna negatif. Terdapat penelitian dari Austin University mengemukakan bahwa tingkat bunuh diri generasi milenial dan generasi Z saat ini sangat tinggi.
Ternyata penyebab utamanya adalah bullying yang ada di sosial media. Jadi komunikasi yang berkembang begitu maju menjadi ancaman sekaligus suatu hal peluang.
Kita semua juga paham bahwa perubahan iklim terjadi luar biasa. Oleh karena itu, dengan kemajuan teknologi kedirgantaraan sampai ke luar angkasa hingga negara-negara lain sedang berjuang dan berupaya untuk mengokupasi menduduki planet-planet lain di luar bumi bahkan diluar galaksi.
Beberapa negara berupaya menjadi bumi lain atau planet lain untuk ditinggali. “Ini karena kita melihat ancaman yang besar tentang adanya meteor yang besar atau gempa atau apapun namanya itu tentu kesiapan teknologi ini sudah sampai ke Antariksa tadi. Itu negara-negara besar di dunia berusaha semaksimal mungkin,” lanjutnya.
Hal ini karena perubahan iklim diyakini bisa bedampak berbahaya yang dibuktikan dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi (tingkat keasaman air laut). Laut memiliki biota yang sangat banyak untuk menjadi sumber hayati dan sumber kehidupan.
“Kemudian pandemi Covid-19, siapa yang menyangka 10 tahun yang lalu atau 20 tahun yang lalu bahkan 5 tahun yang lalu akan terjadi tsunami yang kita sebut pandemi di tahun 2019. Tidak ada yang menyangka dan ternyata Covid-19 ini melalaluntuhkan berbagai macam ekonomi dunia,” imbuhnya.
“Kita pakai masker, kemudian menimbulkan ketakutan dan sebagainya. Ini semuanya ancaman-ancaman yang bisa menjadi tetapi itu sekaligus peluang, peluangnya dimana karena semua milai dari nol,” kata Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Saat ini kita sudah masuk ke dalam masa pandemi menjadi endemik. Apabila melihat kurvanya, kita akan kembali pada posisi dimana Indonesia sejajar dengan negara-negara lain. Oleh karena itu, dalam konteks ini menjadi peluang agar kita semua sama-sama bangkit. Siapa yang bisa memanfaatkan gangguan-gangguan (disruption) ini maka bisa menjadi negara maju. (gil/humasmalahayatinews)
Prodi Farmasi Universitas Malahayati Gelar Seminar Internasioanal “Hybrid International Forum On Pharmacy and Medical Treatment”
Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara bersamaan pada Selasa, 21 Maret 2023 yang menghadirkan 10 pembicara dari 4 Negara yaitu, Indonesia, India, Filipina dan Malaysia. Tema yang diangkat pada acara ini yaitu, “ Global Pharmaceutical Industry And Development On Health Service”.
Turut hadir dalam seminar Rektor Universitas Malahayati Dr. Achmad Farich, dr., MM, Wakil Rektor III, Dr.Eng Rina Febrina, ST.,MT, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, serta jajaran dosen Farmasi.
Ka.Prodi Farmasi Universitas Malahayati, apt. Ade Maria Ulfa., M. Kes, mengatakan “Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam menghadapi permasalahan-permasalahan kesehatan dibidang industri yang terintegrasi pada pelayanan kefarmasian di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien”.
“Kedepannya seminar sejenis ini dapat tetap terlaksana dengan mengangkat isu-isu terkini dalam bidang farmasi dan kesehatan”. tambahnya.
Materi diberikan oleh Raykar Meghana Hiraman. M. Pharm ( HSBPVT’s, India), apt. Vania Amanda Samor., M. Pharm.S.ci (Prodi Farmasi Unmal, Indonesia), DR. Vijay Mahajan,. Pharm, Ph.D (SMBT, India), DR. Paulo Martin Villanueva (Philipina), Dr. Tessa Sjahriani, dr., M.Kes (Indonesia), Vicko Suswidiantoro M.Pharm (Indonesia), Endah Ratnasari Mulatasih M.Si (Indonesia), Apt. Tantri Liris Nareswari S.Farm.,M.S.Farm (Indonesia), Apt. Novita Sari, S.Farm., M.Farm (Indonesia), Intan Barul Akma Bakhtiar, Ph.D (Malaysia)
Seminar diikuti oleh peserta sebanyak 204 peserta terdiri dari 196 peserta reguler dan presenter poster 8 orang (5 orang dari Indonesia, 2 orang dari India dan 1 orang dari philipina).
Kegiatan lomba poster menghadirkan juri dari ITERA (Institut Teknologi Sumatra), UTB (Universitas Tulang Bawang), UAP (Universitas Aisyiah Pringsewu), Universitas Malahayati, dan Poltekkes Tanjung Karang, dan dimenangkan oleh 3 Institusi yaitu ; HSBPTV India mendapat Juara I, Prodi Farmasi Universitas Malahayati Juara II dan Prodi Farmasi UAP Juara III.
Dalam sambutan penutupan seminar internasional ini, Rektor Universitas Malahayati Dr. Achmad Farich, dr.,MM memaparlan Era modern ini membutuhkan kolaborasi dan inovasi di bidang farmasi dan pelayanan medis.
“Peran apoteker dan dokter sangat penting mengembangkan industri farmasi dan pelayanan kesehatan”. ujarnya
Tak lupa pula Rektor pun, mengucapkan terima kasih untuk semua
presenter di forum Internasional dan semua siswa yang telah menyampaikan presentasi.
“Saya harap forum Internasional tentang farmasi dan perawatan medis ini
dapat dilanjutkan untuk kedepannya menjadi International Conference on
Farmasi dan Perawatan Medis”. tandasnya. (gil/humasmalahayatinews)
5 Alasan Kenapa Kamu Harus Gabung di DIII Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati
Visi : “Menjadi progam studi Diploma III Analisis Farmasi dan Makanan yang mampu berperan dalam Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berkompeten dibidang analisis labolatorium industri, pengawasan, penelitian, dan mampu berkompetisi pada tingkat nasional maupun regional, serta beretika religus pada tahun 2027”
MISI
Inilah 5 Alasan kenapa kamu harus Gabung di DIII Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati.
Ayo Gabung di Prodi DIII Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati.
Daftarkan dirimu sekarang ke Kampus Hijau Universitas Malahayati. Untuk info selengkapnya terkait Penerimaan Mahasiswa Baru, kamu bisa langsung cek disini atau instagram @pmbmalahayati
Buruan daftar, kuota terbatas ! (gil/humasmalahayatinews)
Guru Besar Universitas Malahayati, Prof. dr. Taruna Ikrar Sampaikan Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Wisudawan UNESA
Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D dalam acara wisuda Universitas Negeri Surabaya berjudul “Menggerakan Sumber Inovator Nasional di Era Digital”.
Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D menerangkan bahwa era saat ini berada pada era pasca pandemi. Dalam orasinya, Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D menyampaikan bahwa secara prinsip fundamental ekonomi, fundamental demokrasi, dan fundamental sosial-ekonomi bangsa Indonesia adalah negara yang sangat besar.
Dalam konteks populasi penduduknya, kita menjadi negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Total keseluruhan penduduk Indonesia dalam konteks hasil statistik terakhir, yaitu 276 juta penduduk.
Dalam konteks alam, kita semua paham bahwa negara Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis. “Strategis bukan hanya karena pulau-pulaunya, tetapi lebih spesifik lagi kita berada di posisi yang sangat strategis. Persilangan antara dua samudera dan persilangan antara dua benua,” pungkas Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Aspek yang lebih spesifik juga adalah masalah yang bisa tumbuh karena ternyata bangsa Indonesia yang sangat indah ini berada pada ring of fire (cincin api Pasifik). Ring of fire ini merupakan aspek yang menjadi peluang bangsa ini sangat subur. Kendati demikian, dalam aspek yang lain hal ini berbahaya.
Menurutnya, salah satu ahli seismologi di Indonesia bahkan mungkin di Asia berasal dari Universitas Negeri Surabaya. “Kita patut bersyukur karena ahli seismologi itu berada pada barisan guru besar Anda di depan, itu menjadi kebanggaan dari Universitas kita,” tambah Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Mengapa seismologi penting, hal ini karena bisa memprediksi tsunami dan gempa sehingga bisa mengurangi bencana. Teknologi ini tentu saja akan sangat dibutuhkan. Pada era ini juga, bangsa Indonesia berada dalam konteks yang sangat menantang karena peluang sekaligus tantangan dimana berada pada Industrial Revolution 4.0.
Kita semua paham bahwa dahulu industri berbasis teknologi yang mengandalkan apa yang disebut dengan tenaga atau energi. “Tapi dengan industrial munculnya pengembangan dengan teknologi yang lebih canggih yang kita sebut dengan komputer yang akhirnya menghasilkan teknologi yang kita berada dalam konteks sekarang ini yang melahirkan aspek yang kita sebut dengan digitalisasi,” terang Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Digitalisasi menjadi hal yang bukan hanya keniscayaan, akan tetapi menjadi keharusan. “Tentu ada yang merasa terganggu dalam zona seperti itu, dulu semua senangnya lewat print, melihat buku dan sebagainya. Namun sekarang semua serba digital,” tuturnya.
“Kalau di Konsil Kedokteran Indonesia, kita semua sepakat STR atau surat tanda regristrasi itu kita akan lakukan digitalisasi sehingga bisa terlacak dengan mudah bagaimana processing, keasliannya dan sebagainya karena ada barcodenya,” ujar Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Kemudian hal yang sangat luar biasa yaitu telekomunikasi.Telekomunikasi berkembang sekaligus menjadi ancaman, bagaimana sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, WeChat dengan berbagai macam teknologi yang sangat canggih yang disebut dengan artificial intelligence juga akan menjadi pewarna dalam kehidupan kita.
Dampak dari hal ini adalah apa yang terjadi detik ini juga bisa dinikmati, dirasakan, dan diketahui oleh berbagai belahan dunia yang lain.”Kita tahu misalnya lingkaran bumi itu kurang lebih sekitar 45.000 km kelilingnya. Jarak yang terjauh dari Indonesia yaitu Kutub Utara,” timpalnya.
Akan tetapi dalam hitungan detik seiring kemajuan telekomunikasi dan perkembangan berita yang begitu luas bisa disaksikan oleh berbagai macam belahan dunia yang lain. Artinya, dalam konteks peluang ini adalah peluang kita mensosialisasi kemampuan.
Dalam aspek yang spesifik, hal ini menjadi tantangan bahkan ancaman. Bisa dibayangkan jika sosial media seperti pisau bermata dua, apabila digunakan untuk kepentingan pendidikan, kepentingan edukasi dan sebagainya tentu akan bermakna positif.
Namun jika digunakan dalam aspek yang lain seperti hacker, mencuri data, dan menghancurkan orang lain tentu akan bermakna negatif. Terdapat penelitian dari Austin University mengemukakan bahwa tingkat bunuh diri generasi milenial dan generasi Z saat ini sangat tinggi.
Ternyata penyebab utamanya adalah bullying yang ada di sosial media. Jadi komunikasi yang berkembang begitu maju menjadi ancaman sekaligus suatu hal peluang.
Kita semua juga paham bahwa perubahan iklim terjadi luar biasa. Oleh karena itu, dengan kemajuan teknologi kedirgantaraan sampai ke luar angkasa hingga negara-negara lain sedang berjuang dan berupaya untuk mengokupasi menduduki planet-planet lain di luar bumi bahkan diluar galaksi.
Beberapa negara berupaya menjadi bumi lain atau planet lain untuk ditinggali. “Ini karena kita melihat ancaman yang besar tentang adanya meteor yang besar atau gempa atau apapun namanya itu tentu kesiapan teknologi ini sudah sampai ke Antariksa tadi. Itu negara-negara besar di dunia berusaha semaksimal mungkin,” lanjutnya.
Hal ini karena perubahan iklim diyakini bisa bedampak berbahaya yang dibuktikan dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi (tingkat keasaman air laut). Laut memiliki biota yang sangat banyak untuk menjadi sumber hayati dan sumber kehidupan.
“Kemudian pandemi Covid-19, siapa yang menyangka 10 tahun yang lalu atau 20 tahun yang lalu bahkan 5 tahun yang lalu akan terjadi tsunami yang kita sebut pandemi di tahun 2019. Tidak ada yang menyangka dan ternyata Covid-19 ini melalaluntuhkan berbagai macam ekonomi dunia,” imbuhnya.
“Kita pakai masker, kemudian menimbulkan ketakutan dan sebagainya. Ini semuanya ancaman-ancaman yang bisa menjadi tetapi itu sekaligus peluang, peluangnya dimana karena semua milai dari nol,” kata Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D.
Saat ini kita sudah masuk ke dalam masa pandemi menjadi endemik. Apabila melihat kurvanya, kita akan kembali pada posisi dimana Indonesia sejajar dengan negara-negara lain. Oleh karena itu, dalam konteks ini menjadi peluang agar kita semua sama-sama bangkit. Siapa yang bisa memanfaatkan gangguan-gangguan (disruption) ini maka bisa menjadi negara maju. (gil/humasmalahayatinews)
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1444H
Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945, 22 Maret 2023
Guru Besar Universitas Malahayati, Prof. dr. Taruna Ikrar Paparkan Konsep Neurologi dalam Orasi Ilmiah di Wisuda Unesa Surabaya
Dalam orasinya, Prof.Taruna mengulas tentang NeuroLeadership yakni pembaruan dari bagaimana pemimpin menggunakan akal dan pikirannya, yaitu tentang cara seorang pemimpin mengutamakan akalnya dari semua bentuk emosi, egoisme, keberpihakan sempit, ekstremisme, dan lain-lain.
“Disiplin keilmuan ini hendaknya dilihat dari empat sudut kebenaran, mulai dari kebenaran filosofis, kebenaran sosiologis, kebenaran yuridis, dan kebenaran kultural,” katanya.
NeuroLeadership sendiri membahasakan kebenaran dengan bahasa akademik dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan NeuroLeadership, kata dia, seorang pemimpin dituntut untuk terus bergerak, tumbuh, dan berkembang menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Dalam psikologi dikenal istilah positive psychology, itu pula yang diperjuangkan oleh NeuroLeadership, yakni melihat segala sesuatu dari sudut pandang kekuatan.
Neuroleadership menjadi pencerahan baru yang tidak meninggal unsur manusia insani, karena ujung dari kepemimpinan adalah rahmat atau kasih sayang. Tidak boleh ada kepemimpinan yang menjerumuskan. Untuk itu kepemimpinan berbasis otak sehat merupakan suatu kebutuhan dan harapan baru.
“Ke depan, dunia dihadapkan pada sesuatu yang tidak pasti, berubah-ubah, kompleks, dan ambigu. Di situlah peran NeuroLeadership menjaga kewarasan dan ketenangan kondisi Indonesia. Tentu semua bermula dari individu yang telah dicerdaskan otak (emosi)nya,” katanya.
Prof Taruna menambahkan pemimpin Indonesia adalah pemimpin yang memiliki kapasitas yang komprehensif sehingga berani mengambil risiko serta bertanggung jawab.
Untuk itu perlu kiranya kita memilih pemimpin yang tepat. Tepat di sini artinya pemimpin tersebut adalah seorang yang berpola pikir bertumbuh (growth) dan transformasional.
“Jangan sampai memilih pemimpin yang berpola pikir tetap (fix) dan tidak terbuka terhadap perubahan. Lebih bahaya lagi pemimpin dengan otak destruktif yang tidak mengenal kultur, sejarah, filosofi dan kondisi sosial bangsa Indonesia, yang ujungnya memebentuk gaya memimpin otoriter,” katanya.
Terakhir, Taruna menjelaskan neuroLeadership adalah keteladanan dimana fenomena sudah tidak lagi mampu menjelaskan kompleksitas. Dibutuhkan model pemimpin yang tenang, yang mampu memecahkan berbagai persoalan, pemimpin yang memiliki kapasitas melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia dapat berbangga karena telah memiliki model pemimpin ideal, itulah kepemimpinan NeuroLeadership yang terpatri di dalam diri sendiri.
Akhirnya, dengan memanfaatkan kekuatan sumber daya innovator, yaitu alumni universitas, tujuan dan cita-cita nasional dapat tercapai. Semoga para pemimpin visioner, para ilmuwan dan cendekia yang maha terpelajar ini dapat mengaplikasikan ilmu dan kemampuannya demi kemaslahatan manusia secara keseluruhan.
“Dan yang terpenting adalah Bahwa wisudawan yang hadir pada pagi hari ini dapat menjadi para ilmuwan, manajer, pemimpin yang paripurna.
“Selamat dan semoga sukses dalam menempuh dan memegang Amanah sebagai mahluk yang maha terpelajar,” pungkasnya. (gil/humasmalahayatinews)
Guru Besar Universitas Malahayati, Prof. dr. Taruna Ikrar Beberkan Trik Menjadi World Class University di Universitas Merdeka Malang
Dilansir dari ujungjari.com, sesi kuliah umum dimoderatori dr Wachyudi Muchsin S.Ked,. SH,. M.Kes Kabag Humas dan kerjasama Universitas Islam Makassar. Taruna mengatakan, ada berbagai tantangan di era disrupsi ini. Perubahan di sektor pendidikan juga terlihat jelas saat pandemi sehingga inovasi sangat diperlukan untuk menjawab tantangan yang ada.
“Universitas Merdeka Malang memiliki riwayat perjalanan yang panjang dan punya cara tersendiri dalam mengatasi permasalahan di setiap masalah yang timbul melalui inovasinya,” ucapnya.
Dia melanjutkan, untuk menjadikan suatu perguruan tinggi bertaraf internasional harus memiliki karakteristik yang mengacu pada kinerja, faktor, dan luaran.
Tak lupa pula strategi dan target harus disiapkan untuk penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi bertaraf internasional.
“Di manapun kampusnya, dalam menyusun strategi itu perlu prinsip yang spesifik pasti berasal dari mahasiswanya, sivitas akademiknya, dan fasilitas penunjangnya,” bebernya.
Kegiatan ini dihadiri langsung Rektor Universitas Merdeka, Prof Anwar Sanusi, jajaran wakil rektor, senat, para dekan, direktur vokasi, kepala lembaga dan segenap civitas akademik UNMER ”
Berdasarkan laman resmi Sinta Kemendikbud, Prof. Taruna Ikrar, menduduki peringkat pertama pada afiliasi dan merupakan peringkat kesepuluh pada ranking 3 tahun afiliasi.
Peringkat ini ditentukan oleh publikasi yang terindeks Scopus beserta sitasi Scopus dan Google Scholar.
Tercatat bahwa Prof. Taruna Ikrar, telah secara rutin melakukan penelitian yang dipublikasi dan terindeks Scopus sejak tahun 2006.
Sedangkan sitasi Google Scholar tercatat sejak tahun 2007 yang mana sitasi paling tinggi berada pada tahun 2021 dengan total 187 sitasi.
Namun, secara keseluruham, penelitian dan jurnal yang telah dilakukan Taruna dan yang telah terindeks telah disitasi sebanyak 763 kali melalui Scopus dan 1.262 kali melalui Google Scholar.
Sedangkan H-Index Taruna yang tertera pada laman Sinta Kemendikbud menunjukkan angka 13 dari Scopus dan 17 dari Google Scholar. (gil/humasmalahayatinews)
Jadwal Libur dan Cuti Bersama Menyambut Bulan Ramadhan 1444H
Share ke teman-teman kalian yang membutuhkan informasi ini ya. (gil/humasmalahayatinews)
10 Alasan Kenapa Kamu Harus Gabung di Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
Visi: Pada tahun 2027 menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang ung gul dalam bidang Kesehatan Masyarakat berbasis kemajuan ilmu, teknologi kesehatan, beretika dan religius di tingkat Nasional.
Misi:
Inilah 10 Alasan kenapa kamu harus Gabung di Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati.
Ayo Gabung di Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati.
Daftarkan dirimu sekarang ke Kampus Hijau Universitas Malahayati. Untuk info selengkapnya terkait Penerimaan Mahasiswa Baru, kamu bisa langsung cek disini atau instagram @pmbmalahayati
Buruan daftar, kuota terbatas ! (gil/humasmalahayatinews)
Dirgahayu Provinsi Lampung yang ke 59 “Lampung Bersinergi, Lampung Berprestasi”