
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Pada tahun 1998, Rusli Bintang menerima gelar Doktor Honoris Causa (Hc) dari Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat. Pencapaian ini tentu mencengangkan banyak orang. Banyak yang bertanya, siapa itu Rusli Bintang?
Rusli Bintang adalah lelaki biasa yang tidak tamat SMA, berdarah Aceh, lahir Jumat 28 April 1950 di gampong Lam Asan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Putra sulung pasangan Bintang Amin dan Halimah.
Sejak ayahnya meninggal pada 1969, Rusli memutuskan untuk putus sekolah dan bekerja memikul tanggung jawab bersama sang ibu menjaga dan mengurusi 6 adiknya, Darmawan Bintang, Marzuki Bintang, Fatimahsyam Bintang, Musa Bintang, Ismail Bintang, dan Zulkarnaini Bintang.
Dalam perjalanan hidupnya dari menjadi pengusaha warung kopi, buruh harian, buruh angkat pasir, penjaga gudang, mandor, hingga pada 1976 Rusli memutuskan menjadi wiraswastawan sebagai pemborong (kontraktor kecil-kecilan) di Banda Aceh membawa dirinya menuju kesuksesan. Namun niat Rusli untuk dapat membantu dan mengurusi anak yatim tetap terpatri dalam hatinya.
“Ya Allah, bila Engkau berikan Rezeki, akan saya bantu anak-anak yatim agar mereka jangan mengalami pahit menjadi anak yatim sebagai mana yang saya alami,” doa Rusli dikutip dari buku Jejak Sang Yatim Penakluk Badai.
Atas Perjuangan dan kerja kerasnya, Tuhan mengabulkan doa Rusli Bintang, pada tahun 1980, ia mulai bisa menyantuni 750 anak yatim di Kecamatan Kuta Baro dan sekitarnya. Mimpinya memberikan jaminan pendidikan dan kesehatan terhadap anak yatim, mengantarkannya bertemu dengan Profesor Ali Hasjmy, Gubernur Aceh periode 1957-1964 yang kala itu menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh pada tahun 1983. Hasil pertemuan itulah, Rusli Bintang mendirikan yayasan Abulyatama yang berarti ‘bapak anak yatim’.
Sebagai badan pendiri dan komisaris umum yayasan Abulyatama yang disahkan dalam bentuk akta notaris pada 31 Mei 1983 dan disempurnakan 18 Juli 1983. Rusli Bintang mempercayakan Profesor Ali Hasjmy menjadi ketua yasasan dan Joni Makmur sebagai sekretaris yayasan.
Yasayan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya sekolah dasar, sekolah menegah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi yang bernama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Abulyatama yang saat ini telah ditingkatkan statusnya menjadi Universitas Abulyatama. STKIP Abulyatama pada saat itu menjadi perguruan tinggi swasta pertama di Aceh mendampingi dua perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry.
Untuk terus mengembangkan mimpinya, pada 1993, Rusli Bintang Hijrah ke Lampung dan mendirikan Yayasan Alih Teknologi (Altek) Bandar Lampung. Maka lahirlah Universitas Malahayati Bandar Lampung pada Jumat, 27 Agustus 1993 dan di sahkan melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.02/D/0/1994 pada tanggal 28 Januari 1994. Tanggal inilah yang menjadi hari jadi (Dies Natalis) Universitas Malahayati yang diperingati setiap tahunnya.
Rusli Bintang terus mengembangkan kiprahnya di dunia pendidikan, dengan mendirikan Universitas Batam pada tahun 2000 berdasarkan akta notaris 4 Mei 2000 melalui badan hukum Yayasan Griya Husada. Pada 2014, Rusli melanjutkan mendirikan Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Jakarta pada 12 Agustus 2014 melalui Yayasan Nusa Bhakti Husada. Berkat Kiprahnya, tahun 2014 ia mendapat penghargaan sebagai tokoh pendidikan dari Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau.
Tak sampai di situ, Rusli Bintang lalu mendirikan Universitas Kartamulia, di bawah naungan Yayasan Griya Gemintang Husada Sejahtera yang disahkan berdasarkan SK Menristekdikti Nomor 1041/KPT/I/2019, pada 18 Oktober 2019.
Kisah hidup Rusli Bintang patut menjadi teladan, Dalam kesehariannya hingga saat ini, Rusli terus menyantuni anak yatim, karena ini memang dasar cita-citanya sejak awal dalam mengembangkan usahanya. Rusli Bintang bukan hanya tokoh pendidikan, juga sosok ‘Abulyatama’ yang sangat membanggakan bagi ribuan anak yatim. (451/**)
Rektor Universitas Malahayati Hadiri Pengukuhan Guru Besar Unila
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., bersama dengan sejumlah tokoh penting di dunia pendidikan menghadiri pengukuhan Guru Besar di Universitas Lampung, Rabu (25/10/2023).
Kali ini Universitas Lampung mengukuhkan Prof. Rudy, S.H., LL.M., LL.D, sebagai guru besar bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung. Saat ini, Prof. Rudy juga menjalani tanggung jawab sebagai Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Universitas Lampung. Usianya yang masih 42 tahun, menjadikan Prof. Rudy sebagai guru besar termuda di Unila.
“Selamat atas pengukuhan guru besar Unila. Pengukuhan ini menjadi momen bersejarah atas dedikasi dan pencapaian akademik yang luar biasa oleh Prof. Rudy,” ucap rektor.
Acara tersebut dihadiri jajaran Pejabat Universitas Lampung, Rektor dari beberapa perguruan tinggi di Lampung, perwakilan Organisasi Kemasyarakatan, keluarga Prof. Rudy, rekan sejawat, tamu undangan istimewa, dan mahasiswa Universitas Lampung. (451/**)
Universitas Malahayati Ikut Menyukseskan Event Tahunan MGMP Bahasa Inggris SMA Lampung Utara
 BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandarlampung mengutus tujuh orang yang terdiri dari tiga dosen, dua pengajar UPT Balai Bahasa dan dua orang karyawan PMB, dalam memenuhi undangan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris SMA Lampung Utara. Jumat (20/10/2023).
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandarlampung mengutus tujuh orang yang terdiri dari tiga dosen, dua pengajar UPT Balai Bahasa dan dua orang karyawan PMB, dalam memenuhi undangan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris SMA Lampung Utara. Jumat (20/10/2023).
Dosen Universitas Malahayati yang hadir dalam acara tersebut yakni; Hamida Nur Rahmawati, M.Pd. dosen Bahasa Inggris Prodi S1 Manajemen, Muhammad Rudy, M.Pd. dosen Bahasa Inggris Prodi S1 Farmasi, dan Satria Wijaya, M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia Prodi S1 Farmasi. Sedangkan dua pengajar UPT Balai Bahasa yang didelegasikan, yakni Desy Awal Mar’an, M.Pd. dan Gita Amelia, M.Pd. Kelima orang tersebut berperan menjadi juri perlombaan Bahasa Inggris tingkat SMA seperti Debate, News Casting, Speech, dan Story Telling.
“Tim ini memberikan penilaian yang objektif atau tidak memihak ke sisi manapun karena bukan dari wilayah yang sedang berkompetisi,” lanjutnya.
“Hal ini bisa memberikan dampak positif pula bagi kami untuk bertanding secara fair,” ungkap Nuri.
Support penuh yang diberikan Universitas Malahayati tidak hanya bertujuan untuk menyukseskan acara, melainkan sebagai wujud perjuangan bersama membangun kompetensi bahasa internasional bagi masyarakat Lampung secara umum. Hal ini senada dengan visi misi Universitas Malahayati menjadi kampus yang berwawasan internasional.
Kolaborasi yang saling menguatkan ini diharapakan bisa berlanjut ke tahap yang lebih serius. Ibu Nuri sadar akan kebutuhan peningkatan kapasitas guru berharap kedepannya ada kerjasama antara MGMP Lampung Utara dan Universitas Malahayati, khususnya UPT Balai Bahasa agar kualitas pengajaran dan wawasan pengajar bisa terus meningkat. UPT Balai Bahasa dengan layanan program yang lengkap bisa menjadi jembatan bagi para guru untuk menampilkan performa pengajaran berkualitas.
Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Juara 1 Kyourugi Senior Pemula Under 59Kg
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat Kepada Zenni Vebi Yanti (22220357) Mahasiswa Universitas Malahayati Prodi S1 – Manajemen yang telah berhasil mendapatkan Juara 1 Kyourugi Pemula Under 59Kg Putri Pada Kejuaraan ATIA CHALLENGE CHAMPIONSHIP Se-Provinsi Lampung. Acara dilaksanakan di Planet Futsal Bandar Lampung, 06-08 Oktober 2023.
Zenni mengungkapkan, harapannya setelah mengikuti perlombaan ini “Saya dapat mempertahankan Juara ini dan dapat memenangkan keujaran-kejuaran lainnya ditingkat Nasional”. (gil/humasmalahayatinews)
Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich Ucapkan Selamat Hari Dokter Nasional 2024
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menyampaikan selamat Hari Dokter Nasional pada 24 Oktober 2024.
“Sebagai Perguruan Tinggi yang melahirkan lulusan dokter muda, Universitas Malahayati merasa bangga ikut serta berkontribusi menghasilkan dokter-dokter berbakat yang dapat ambil bagian penting di dalam dunia kedokteran,” ucapnya
Dr. Achmad Farich mengatakan, Hari Dokter Nasional adalah momen penting untuk merayakan peran dokter dalam pengabdian di bidang kesehatan, merawat pasien, dan menjaga kesehatan masyarakat.
“Kami menghargai upaya para dokter dalam menghadapi tantangan kesehatan yang terus berubah dan maju. Semangat dan keberanian mereka adalah inspirasi bagi kita semua,” ujarnya.
Menurut Rektor, Hari Dokter Nasional merupakan kesempatan bagi kita semua untuk mengucapkan terima kasih kepada para dokter atas dedikasi dan komitmen mereka dalam menjaga kesehatan masyarakat. (451/**)
Katalog Buku Mikrobiologi Farmasi
Penulis: Dwi Susanti, S.Pd., M.Sc.
apt. Annisa Primadiamanti, S.Farm., M.Sc
Penerbit : Universitas Malahayati
ISBN: Proses
Sinopsis:
Buku Mikrobiologi Farmasi ini memaparkan teori dan teknik analisis dalam mikrobiologi
secara rinci yang mencakup sejarah dan perkembangan ilmu mikrobiologi, peranan
mikrobiologi, mikroba prokariotik dan eukariotik, bakteri, fungi, protozoa, alga, virus,
metabolisme mikroba, pertumbuhan mikroba, pengendalian mikroba, teknik kultivasi
mikroba, teknik identifikasi mikroba, uji antibiotika, dan uji produk farmasi.
Buku ini hadir untuk membantu mahasiswa, dosen, dan praktisi di bidang Farmasi,
Kesehatan, Kedokteran, serta disiplin ilmu lainnya dalam memahami teori dan teknik
analisis mikrobiologi. Tentunya buku ini sangat berguna sebagai bekal ilmu pengetahuan
dalam perkuliahan, praktikum, penelitian, tugas akhir, publikasi ilmiah, dan bentuk
kegiatan lainnya dalam pengembangan ilmu mikrobiologi.
Parikesit Sang Raja Muda
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Syahdan diceritakan oleh dalang, setelah gugurnya Raja Hastinapura Prabu Duryudana dan Mahapatih Sengkuni, Kerajaan Hastinapur diambil alih oleh Pandawa. Pertemuan besar dilakukan untuk menetapkan siapa yang akan menjadi raja. Rapat yang dipimpin oleh Penasehat Agung Pandawa Prabu Kresna itu meminta pendapat semua yang hadir.
Lima orang anggota utama Pendawa dari Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, tidak ada yang mau menjadi raja. Maka, diputuskanlah cucu Arjuna yang masih bayi bernama Parikesit dinobatkan menjadi raja. Saat itu punakawan Semar mohon waktu untuk mengungkapkan isi hati sebelum pelantikan dilaksanakan.
Dengan khas Pak Semar berkata, menggunakan diksi halus namun menohok. Intinya Semar keberatan Parikesit diangkat jadi raja. Sebab, Parikesit masih terlalu muda. Harus ada orang tua yang mendampingi anak kecil itu sebelum tumbuh dewasa guna memimpin negara. Menurut Semar, siapa yang akan menjadi pemimpin itu kodrat dari Sang Maha Kuasa. Sementara kepemimpinan itu diperoleh dari proses pengalaman kehidupan yang panjang. Tidak bersifat serta-merta atau “ujug-ujug” datang dari langit. Oleh karena itu, paling tidak harus ada tutor sebagai pendamping atau mentor dalam proses berkehidupan.
Suasana pertemuan menjadi hening, sunyi. Dalam hati, para petinggi kerajaan membenarkan apa yang dikatakan Semar. Namun untuk mengungkapkan mereka tidak memiliki keberanian.
Bahkan pemikiran Petruk anak Pak Semar lebih liar lagi bergumam, kenapa tidak cucunya Prabu Punthadewa saja, karena dia trah langsung raja Pandawa. Berbeda lagi otaknya Gareng, kenapa tidak kepemimpinan kolegial dengan cara semua cucu-cucu pendawa dari lima orang tadi diwakili cucu tertua masing-masing untuk menjadi Kepemimpinan Presedium.
Pemikiran-pemikiran “liar” tapi benar itu terbaca oleh Prabu Kresna yang juga sudah gaek; beliau mengajukan alternatif Raja Muda Parikesit didampingi Kakeknya yaitu Prabu Baladewa, yang beliau ini adalah Abangnya Prabu Kresna; karena ditipu Kresna agar tidak ikut perang Baratayuda maka dia masih hidup. Pendampingan ini dilakukan sampai Parikesit dewasa, dan atau sampai Baladewa pralaya, entah mana yang duluan.
Sejak pertemuan besar itu, para punakawan tidak lagi muncul di kerajaan; mereka lebih memilih menjauh dan tinggal di Kampung Karangkadempel. Semar sudah “samar” (khawatir) akan kelangsungan kerajaan. Karena beliau orang bijak, tidak mau memaksakan kehendak, maka pilihan terakhirnya “diam dan tinggalkan”.
Cerita yang mirip kisah pewayangan itu, bisa jadi, terjadi di dunia nyata. Raja atau mantan raja yang khawatir akan kelangsungan kedinastiannya, memaksakan keturunannya — walaupun masih bau kencur — untuk meraih kursi kekuasaan yang akan ditinggalkannya.
Kisah ayah menyiapkan anak untuk meneruskan kekuasaannya ada juga di dunia nyata lainnya, di negeri tetangga. Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew, misalnya, menyiapkan putranya (Lee Hsein Long) menjadi penerusnya. Namun, Tuan Lee berhitung matang. Ia berhitung bukan demi kehendak berkuasa atau demi kemakmuran keluarga dan kroninya. Lee Kwan Yew mendidik anaknya dengan bekerja keras untuk meraih pendidikan tinggi di Barat (Cambridge dan Harvard), menempuh pengalaman nyata, baru kemudian meraih kekuasaan di usianya yang matang dan pengalaman yang lebih dari cukup.
Ternyata apa yang dikatakan Pak Semar dalam cerita di atas benar adanya, kita bukan tidak percaya pada orang muda, namun ada adagium yang mengatakan “kalau orang muda belum merasakan tua, sementara orang tua pernah merasakan muda”, tampaknya patut untuk dicermati.
Sisi lain ada semacam hukum alam, tidak ada orang tua yang menghendaki anak turunnya sengsara seperti dia. Hanya saja mungkin beda caranya. Oleh karena itu, orang Jawa punya pepatah anak polah, bapa kepradah. Artinya, jika anak memiliki persoalan justru yang sibuk orang tuanya, walaupun tafsir ini tidak tepat benar.
Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung Ucapkan Selamat Hari Santri Nasional
Bandar Lampung (Malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M, mengucapkan selamat Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober setiap tahunnya.
“Momen ini menjadi waktu yang penting untuk merayakan peran dan kontribusi besar santri dalam kemajuan pendidikan dan agama di Indonesia,” kata rertor.
Rektor Achmad Farich menggarisbawahi peran penting santri sebagai garda terdepan dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan di tanah air Indonesia.
Beliau juga mengingatkan betapa pentingnya pendidikan tinggi dalam mendukung perkembangan santri dan pemberian ilmu pengetahuan yang mendalam.
“Selamat Hari Santri Nasional, Semoga setiap langkah dan peran santri di dunia pendidikan dan dakwah membawa berkah dan kesuksesan,” ucap rektor. (451/**)
Kaprodi Profesi Ners Universitas Malahayati Hadiri Serah Terima Mahasiswa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Bandar lampung melaksanakan kegiatan serah terima mahasiswa dan persamaan persepsi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Senin (16/10/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan pejabat struktural seperti Kabid Diklat, Kasi Keperawatan, Kepala Ruangan dan Pembimbing Klinik mahasiswa di Profesi Ners Universitas Universitas Malahayati.
Kegiatan serah terima ini dibuka dan diterima langsung oleh perwakilan pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung yakni dr. Tendry Septa,Sp.KJ(K) yang merupakan Kepala Diklat RSJ Daerah Provinsi Lampung.
Dalam sambutannya Kaprodi menyampaikan pesan kepada mahasiswa yang akan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien agar menyiapkan segala sesuatunya, baik fisik, pengetahuan, dan skill. Mahasiswa juga harus mengikuti segala aturan yang berlaku di RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung.
“Nantinya sebelum memulai stase keperawatan jiwa, mahasiswa akan melaksanakan pembekalan dan orientasi untuk membekali pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung,” ujar Aryanti.
Jadwal Pengambilan Buku PA Angkatan 2023
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Halo salam sahabat Unmal..Yuk simak Pengumuman Jadwal Pengambilan Buku PA Angkatan 2023.
Bagikan informasi ini keteman-teman kalian yang membutuhkan…Terimakasih (gil/humasmalahayatinews)
Lompatan Besar Rusli Bintang untuk Dunia Pendidikan
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Pada tahun 1998, Rusli Bintang menerima gelar Doktor Honoris Causa (Hc) dari Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat. Pencapaian ini tentu mencengangkan banyak orang. Banyak yang bertanya, siapa itu Rusli Bintang?
Rusli Bintang adalah lelaki biasa yang tidak tamat SMA, berdarah Aceh, lahir Jumat 28 April 1950 di gampong Lam Asan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Putra sulung pasangan Bintang Amin dan Halimah.
Sejak ayahnya meninggal pada 1969, Rusli memutuskan untuk putus sekolah dan bekerja memikul tanggung jawab bersama sang ibu menjaga dan mengurusi 6 adiknya, Darmawan Bintang, Marzuki Bintang, Fatimahsyam Bintang, Musa Bintang, Ismail Bintang, dan Zulkarnaini Bintang.
Dalam perjalanan hidupnya dari menjadi pengusaha warung kopi, buruh harian, buruh angkat pasir, penjaga gudang, mandor, hingga pada 1976 Rusli memutuskan menjadi wiraswastawan sebagai pemborong (kontraktor kecil-kecilan) di Banda Aceh membawa dirinya menuju kesuksesan. Namun niat Rusli untuk dapat membantu dan mengurusi anak yatim tetap terpatri dalam hatinya.
“Ya Allah, bila Engkau berikan Rezeki, akan saya bantu anak-anak yatim agar mereka jangan mengalami pahit menjadi anak yatim sebagai mana yang saya alami,” doa Rusli dikutip dari buku Jejak Sang Yatim Penakluk Badai.
Atas Perjuangan dan kerja kerasnya, Tuhan mengabulkan doa Rusli Bintang, pada tahun 1980, ia mulai bisa menyantuni 750 anak yatim di Kecamatan Kuta Baro dan sekitarnya. Mimpinya memberikan jaminan pendidikan dan kesehatan terhadap anak yatim, mengantarkannya bertemu dengan Profesor Ali Hasjmy, Gubernur Aceh periode 1957-1964 yang kala itu menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh pada tahun 1983. Hasil pertemuan itulah, Rusli Bintang mendirikan yayasan Abulyatama yang berarti ‘bapak anak yatim’.
Sebagai badan pendiri dan komisaris umum yayasan Abulyatama yang disahkan dalam bentuk akta notaris pada 31 Mei 1983 dan disempurnakan 18 Juli 1983. Rusli Bintang mempercayakan Profesor Ali Hasjmy menjadi ketua yasasan dan Joni Makmur sebagai sekretaris yayasan.
Yasayan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya sekolah dasar, sekolah menegah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi yang bernama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Abulyatama yang saat ini telah ditingkatkan statusnya menjadi Universitas Abulyatama. STKIP Abulyatama pada saat itu menjadi perguruan tinggi swasta pertama di Aceh mendampingi dua perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry.
Untuk terus mengembangkan mimpinya, pada 1993, Rusli Bintang Hijrah ke Lampung dan mendirikan Yayasan Alih Teknologi (Altek) Bandar Lampung. Maka lahirlah Universitas Malahayati Bandar Lampung pada Jumat, 27 Agustus 1993 dan di sahkan melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.02/D/0/1994 pada tanggal 28 Januari 1994. Tanggal inilah yang menjadi hari jadi (Dies Natalis) Universitas Malahayati yang diperingati setiap tahunnya.
Rusli Bintang terus mengembangkan kiprahnya di dunia pendidikan, dengan mendirikan Universitas Batam pada tahun 2000 berdasarkan akta notaris 4 Mei 2000 melalui badan hukum Yayasan Griya Husada. Pada 2014, Rusli melanjutkan mendirikan Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Jakarta pada 12 Agustus 2014 melalui Yayasan Nusa Bhakti Husada. Berkat Kiprahnya, tahun 2014 ia mendapat penghargaan sebagai tokoh pendidikan dari Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau.
Tak sampai di situ, Rusli Bintang lalu mendirikan Universitas Kartamulia, di bawah naungan Yayasan Griya Gemintang Husada Sejahtera yang disahkan berdasarkan SK Menristekdikti Nomor 1041/KPT/I/2019, pada 18 Oktober 2019.
Kisah hidup Rusli Bintang patut menjadi teladan, Dalam kesehariannya hingga saat ini, Rusli terus menyantuni anak yatim, karena ini memang dasar cita-citanya sejak awal dalam mengembangkan usahanya. Rusli Bintang bukan hanya tokoh pendidikan, juga sosok ‘Abulyatama’ yang sangat membanggakan bagi ribuan anak yatim. (451/**)