LPPM Universitas Malahayati Gelar Coaching Clinic Hibah Kemdiktisaintek untuk Tingkatkan Kualitas Proposal Dosen

BANDAR LAMPUNG (Malahayati.ac.id): Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas riset dan pengabdian para dosen. Melalui kegiatan Coaching Clinic Hibah Proposal Kemdiktisaintek Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM menghadirkan forum pelatihan intensif selama dua hari, pada 13–14 November 2025, bertempat di Ruang 1.13 Gedung Rektorat Universitas Malahayati.

Baca Juga: Program Studi Manajemen Universitas Malahayati Gelar Kuliah Umum OBE Bertema Smart Management and Modern Finance

Kegiatan ini diikuti oleh para dosen dari berbagai fakultas yang antusias memperdalam pemahaman mengenai penyusunan proposal yang kompetitif, sesuai standar hibah Kemdiktisaintek. Suasana acara berlangsung interaktif dengan diskusi, evaluasi draf proposal, serta bimbingan langsung dari para narasumber berpengalaman.

Acara resmi dibuka oleh Wakil Rektor I Universitas Malahayati, Prof. Dr. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes.
Dalam sambutannya, Prof. Dessy menegaskan pentingnya peningkatan kualitas riset dan pengabdian sebagai bagian dari implementasi Tridarma Perguruan Tinggi.

“Coaching clinic ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kapasitas dosen dalam menghasilkan proposal penelitian dan pengabdian yang tidak hanya memenuhi standar administratif, tetapi juga memiliki dampak nyata bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kami berharap kegiatan ini dapat melahirkan lebih banyak proposal kompetitif dari Universitas Malahayati, sehingga peluang memperoleh pendanaan Kemdiktisaintek semakin besar,” ujar Prof. Dessy.

Ia juga menambahkan bahwa universitas terus berkomitmen mendukung pengembangan kompetensi dosen melalui berbagai program pembinaan berkelanjutan.

Ketua LPPM Universitas Malahayati, Prof. Erna Listyaningsih, S.E., M.Si., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin LPPM untuk memberikan pendampingan menyeluruh kepada dosen.

“Kami ingin memastikan setiap dosen memiliki kemampuan yang memadai dalam menyusun proposal hibah yang kuat, relevan, dan memiliki nilai kebermanfaatan tinggi. Melalui coaching clinic ini, LPPM berupaya menciptakan atmosfer riset yang lebih produktif serta memperluas kontribusi Universitas Malahayati dalam penelitian dan pengabdian di tingkat nasional,” jelas Prof. Erna.

Beliau juga berharap peserta memanfaatkan forum ini secara maksimal dengan membawa draf proposal agar dapat direvisi langsung berdasarkan masukan narasumber.

Coaching clinic menghadirkan dua narasumber utama yang memberikan pendalaman materi sesuai bidang masing-masing: Prof. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kep., – Coaching Clinic Proposal PKM Hibah Kemdiktisaintek. Dr. Febriyanti, S.E., M.Si., – Coaching Clinic Proposal Penelitian Hibah Kemdiktisaintek, dan dipandu oleh moderator Eka Yudha Chrisanto, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Ketua LPPM Universitas Malahayati.

Keduanya memberikan penjelasan mengenai karakteristik proposal yang baik, kesalahan umum yang sering ditemukan, strategi memperkuat novelty penelitian, serta penyusunan luaran wajib dan tambahan sesuai ketentuan Kemdiktisaintek.

Baca Juga: Wakil Rektor II Universitas Malahayati Hadiri BCA Commercial Gathering, Bahas Peluang Kolaborasi Strategis

Para dosen peserta tampak aktif berdiskusi, mengajukan pertanyaan detail, hingga menunjukkan rancangan proposal untuk mendapatkan evaluasi langsung dari narasumber.

LPPM juga mengarahkan peserta untuk mengunggah proposal QR Code yang telah disediakan, serta mengingatkan agar setiap dosem membawa satu judul pengajuan proposal yang telah disiapkan sebelumnya. Peserta juga diimbau membawa hardcopy proposal dan laptop untuk mendukung kelancaran kegiatan.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, LPPM Universitas Malahayati berharap jumlah proposal dosen yang lolos pendanaan Kemdiktisaintek pada tahun mendatang dapat meningkat signifikan. Coaching clinic ini juga menjadi salah satu upaya konkret universitas dalam memperkuat ekosistem akademik yang unggul, berdaya saing, serta berorientasi pada solusi untuk masyarakat.

 

Editor: Gilang Agusman

LPPM Universitas Malahayati Laksanakan Monev Program Pengabdian Masyarakat, Dorong Inovasi Ekoenzim Ramah Lingkungan

BANDAR LAMPUNG (Malahayati.ac.id): Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati terus menunjukkan komitmennya dalam mengawal pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat (PkM) berbasis pemberdayaan. Pada Rabu (12/11/2025), LPPM melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap dosen penerima hibah PkM tahun pendanaan 2025.

Salah satu kegiatan yang menjadi fokus Monev kali ini adalah program bertajuk “Optimalisasi Sampah Organik Berbasis Ekoenzim sebagai Sabun Disinfektan Pembersih Lantai Ramah Lingkungan.” Program ini dilaksanakan oleh tim pengabdian dari Universitas Malahayati yang diketuai oleh Apt. Ade Maria Ulfa, M.Kes, dengan anggota Natalina, ST., M.Si, Prof. Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D, Muhammad Putra Pratama, dan Galih Bimantara.

Baca Juga: Dosen Teknik Sipil Universitas Malahayati Ikuti Konferensi Nasional Teknik Sipil (Konteks ke-19) dan Munas BMPTTSSI di Mataram

Pelaksanaan Monev dilakukan langsung oleh tim dari LPPM Universitas Malahayati, yaitu Prof. Dr. Buhani, S.Pd., M.Si dan Dr. Febrianti, S.E., M.Si. Dalam kegiatan ini, tim pelaksana memaparkan hasil capaian program, mulai dari proses pembuatan produk ekoenzim hingga manfaatnya bagi masyarakat dalam mengolah sampah organik menjadi produk pembersih lantai yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.

Kegiatan Monev ini bertujuan untuk menilai kesesuaian pelaksanaan program dengan proposal yang telah disetujui, memastikan keterlibatan aktif masyarakat sasaran, serta memberikan masukan untuk meningkatkan keberlanjutan program pemberdayaan. Proses evaluasi berlangsung secara interaktif, di mana tim monev dan pelaksana berdiskusi mengenai tantangan di lapangan serta strategi optimalisasi dampak kegiatan ke depan.

Kepala LPPM Universitas Malahayati, Prof. Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D, menyampaikan bahwa kegiatan Monev ini merupakan bagian penting dalam menjamin kualitas dan keberlanjutan program pengabdian dosen.

“Melalui kegiatan Monev, kami ingin memastikan bahwa setiap program pengabdian benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Program ekoenzim ini menjadi contoh inovasi sederhana namun berdampak besar dalam mendukung pengelolaan sampah organik dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat,” ujar Prof. Erna.

Ia menambahkan bahwa hasil dari Monev juga menjadi bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pengabdian di masa mendatang.

“Kami mendorong agar setiap dosen tidak hanya fokus pada luaran akademik, tetapi juga pada keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Inilah bentuk nyata peran perguruan tinggi dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga: Semarak Dies Natalis ke-10, HIMFA Universitas Malahayati Gelar PHARMACOPI 2.0 Usung Tema “Strengthening Pharmaceutical Innovation and Collaboration”

Kegiatan Monev lapangan berjalan lancar dan mendapat apresiasi dari masyarakat setempat yang turut terlibat dalam proses pembuatan ekoenzim. Melalui program ini, masyarakat tidak hanya memperoleh pengetahuan baru dalam mengolah limbah organik, tetapi juga berpotensi mengembangkan produk tersebut menjadi peluang usaha berbasis lingkungan.

Dengan pelaksanaan Monev ini, Universitas Malahayati kembali menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial. (gil)

Editor: Gilang Agusman

LPPM Universitas Malahayati Gelar Monev Internal Hibah Pengabmas 2025 Kemendikti Saintek, Wujudkan Perguruan Tinggi yang Berdampak

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati, menyelenggarakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Internal Perguruan Tinggi bagi penerima Hibah Pengabdian kepada Masyarakat (Pengabmas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) Tahun Anggaran 2025. Kegiatan Monev dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 18 – 20 September 2025, adapun tempat Monev […]

LPPM Universitas Malahayati Dampingi 143 Dosen Susun Proposal Hibah PDP

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati menyelenggarakan kegiatan pendampingan hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP) bagi 143 dosen di Gedung Rektorat Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Selasa (30/1/2024).

Peserta yang terlibat adalah para dosen dari berbagai program studi di lingkungan Universitas Malahayati, yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau jabatan akademik maksimal sebagai asisten ahli, serta memiliki ID SINTA.

Kepala LPPM, Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D., AFA, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini berjalan dengan lancar dan apa yang ditargetkan dapat terwujud.

Dalam sambutannya, Erna Listyaningsih menggarisbawahi bahwa dosen yang dapat mengajukan skema ini harus memiliki jabatan akademik maksimal sebagai asisten ahli, pernah satu kali mendapatkan hibah PDP sebagai ketua sebelumnya, dan terdaftar pada aplikasi SINTA Kemendikbud RI.

“Prestise hibah PDP bukan hanya berarti bagi LPPM dan Universitas Malahayati, serta dosen itu sendiri, melainkan juga menjadi kebanggaan dan prestise yang sangat berharga bagi seluruh universitas,” kata Erna.

Erna Listyaningsih menjelaskan bahwa proses ini dimulai dari “hibah PDP” pada masa awal, kemudian meningkat ke skema yang lebih berat, dan berharap akan ada terus-menerus kemajuan dalam hal tersebut.

Narasumber utama, Dr. Febrianty, SE., M. Si, dalam paparannya menyampaikan bahwa dosen Universitas Malahayati memiliki tanggung jawab untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat guna meningkatkan jenjang akademik, bahkan banyak dosen di luar harus mengurusnya sendiri, berbeda dengan Universitas Malahayati yang mana LPPMnya siap dan selalu memberi dampingan.

“Dosen di universitas ini sangat beruntung karena LPPM memberikan fasilitas dan pendampingan untuk mencapai tujuan tersebut,” ucapnya.

Febrianty menyatakan kesiapannya untuk mendampingi para dosen hingga mencapai dan lolos dalam pengajuan proposal hibah PDP.

Dirinya bahkan bersedia membantu para dosen hingga finalisasi persiapan pengajuan proposal hibah.

“Targetnya adalah setiap dosen menghasilkan satu proposal PDP,” ujarnya.

Editor: Asyihin

LPPM Universitas Malahayati Gelar Pendampingan Program Dana Padanan Kedaireka 2024

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati mengadakan Pendampingan Program Dana Padanan (Matching Fund) Kedaireka 2024 di Gedung Rektorat Lantai 5, Rabu (10/1/2024).

Saat membuka acara, Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr. M.M., menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang membagikan ilmu dan pengalaman kepada peserta. Dr. Achmad Farich mengajak dosen yang hadir untuk memotivasi rekan dosen lainnya agar mau membuat dan mengajukan program-program dana hibah, terutama Program Kedaireka.

“Saya mengingatkan dalam pembuatan dan penyusunan ini agar dapat menghindari plagiarisme. Saya minta untuk lebih cermat dalam membuat penulisan jurnal,” ucap Dr. Achmad Farich.

Ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak kegiatan dana hibah perguruan tinggi untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi.

Baca juga: Universitas Malahayati dan BKKBN Adakan Program Pendampingan 200 Kepala Keluarga Peduli Stunting

Kepala LPPM Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D., AFA, menyatakan setiap dosen memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi ketua proyek dan mengajukan proposal Matching Fund Kedaireka. Erna menegaskan bahwa Mitra bisa berasal dari dunia usaha dan industri, juga pemerintah. Dosen dan mitra harus bekerja sama dalam operasional proyek, dan proposal harus mencantumkan nama mitra yang sudah bekerja sama sebelumnya.

“LPPM ditunjuk oleh Rektor sebagai unit pengelola Matching Fund Kedaireka, bertugas memfasilitasi, mensosialisasikan, dan mengarahkan dosen-dosen,” ucapnya.

Erna Listyaningsih  selaku Unit pengelola Matching Fund Kedaireka berharap proposal diajukan sebanyak-banyaknya, karena total dana hibah dapat mencapai milyaran. Tidak ada target jumlah proposal yang harus diajukan, namun diharapkan partisipasi aktif dari semua dosen untuk meningkatkan kesempatan mendapatkan hibah.

Erna berharap semua dosen dapat mengajukan proposalnya paling lambat pada 27 Januari 2024, karena program ditutup pada 31 Januari 2024. “Unit pengelola akan membantu dalam pendampingan, evaluasi, dan memberikan arahan dari persiapan proposal hingga pelaksanaan program hingga satu tahun ke depan,” ujarnya.

Erna memberikan pesan kepada dosen untuk terus berusaha dan maju, meskipun mungkin menghadapi kendala administrasi yang dapat menyebabkan penolakan proposal. Dosen diingatkan untuk tetap bersemangat dan tidak menyerah, sebagaimana tim sebelumnya yang berhasil lolos di batch 2 setelah gagal di batch 1 2023.

Kepala LPMI Dr. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes, sebagai pembicara utama acara tersebut, menjelaskan bahwa agenda hari ini fokus pada pendampingan penyusunan proposal untuk dosen-dosen guna mempersiapkan mereka dalam mendapatkan hibah untuk Program Dana Padanan (Matching Fund) Kedaireka tahun 2024.

Dalam acara ini, kami menyosialisasikan program dan membagikan tips kepada peserta. Kami berbagi pengalaman terkait Program Dana Padanan (Matching Fund) Kedaireka 2023 yang kami dapatkan sebelumnya. Setelah itu, kami akan menilai inovasi atau tema dari para peserta, memberikan coaching clinic, dan memberikan tips untuk memperbaiki proposal agar lebih optimal.

Baca juga: Universitas Malahayati Bandar Lampung Bentuk Tim Mentor Analisis Stunting

“Pendaftaran proposal Program Dana Padanan 2024 Kedaireka Batch 2 dibuka mulai tanggal 20 Desember 2023 hingga 31 Januari 2024, jadi masih ada waktu untuk kitas egera mengusulkan,” jelasnya.

Dalam berbagi pengalaman, Dr. Dessy Hermawan ingin menekankan dua hal. Pertama, memberikan tips dan trik agar peserta tahu cara mendapatkan hibah dengan mudah. Kedua, mengajak peserta untuk tidak takut mengirim proposal, karena tidak ada yang sempurna. Peserta diingatkan bahwa penilaian terhadap keberhasilan proposal dapat bervariasi, dan kekurangan dapat diatasi di tengah jalan.

Editor: Asyihin