
Bandar Lampung (malahayati.ac.id) : Universitas Malahayati Bandar Lampung melaksanakan rotasi dan penyegaran di kalangan pejabat struktural, Rabu, 7 Agustus 2024.
Berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Alih Teknologi, Emy Khikmawati, ST., MT., diangkat sebagai Ketua Program Studi Teknik Industri menggantikan Heri Wibowo, ST., MT. Selain itu, Dr. Weka Indra Dharmawan, ST., MT., menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik menggantikan Yan Djuansyah, Ir., DEA, serta Ahmad Sidik, ST., MT., sebagai Wakil Dekan Fakultas Teknik.
Beberapa pejabat lainnya mendapatkan perpanjangan masa jabatan, di antaranya Wakil Rektor 2, Dr. Harmani Harun, SE., Ak., M.M., Sekretaris Program Studi SI Keperawatan Rilyani, M.Kes., Ketua Program Studi Teknik Mesin Tumpal OR, ST., MT., Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Natalina, ST., M.Si., Ketua Program Studi Teknik Sipil Devi Oktarina, ST., MT., Kepala Biro Administrasi Akademik Tarmizi, SE., M.Ak., Kepala P3T Ahmad Iqbal, S.S., Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan M. Ricko Gunawan, M.Kes., dan Kepala Kebersihan Yunizar, SE. Selain itu, Anik Setyarini, SE., M.Ak., ditetapkan secara definitif sebagai Kepala Kepegawaian.
Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., MM, dalam sambutannya setelah melantik para pejabat menyatakan bahwa rotasi dan penyegaran ini diharapkan dapat membawa semangat baru dalam meningkatkan kualitas akademik di Universitas Malahayati.
“Kami percaya bahwa perubahan ini akan membawa energi positif dan inovasi baru dalam pengelolaan fakultas dan program studi,” ujarnya.
Rotasi dan perpanjangan jabatan merupakan hal biasa dalam sebuah organisasi, dan itu merupakan bagian dari rutinitas. Namun esensinya dari pelantikan adalah peningkatan kualitas, diharapkan dengan pejabat-pejabat baru akan ada peningkatan lebih baik dari sebelumnya, sedangkan bagi yang diperpanjang jabatannya menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas akademik bagi prodi yang dipimpin.
Dalam kesempatan itu, rektor juga mendorong para dosen agar mahasiswa dapat menyelesaikan mata kuliah selama 7 semester sehingga di semester terakhir mahasiswa fokus pada tugas akhir.
Pengawas Yayasan Alih Teknologi, Suharman, Drs., M.Pd., M.Kes, mengucapkan selamat atas pelantikan hari ini. Menurutnya, jabatan adalah amanah yang berarti pertama diberi kepercayaan dan kedua dituntut ketulusan. Jika seseorang tidak amanah berarti tidak tulus.
“Ketika bekerja, kita tidak menghitung langkah di depan, tetapi di belakang, artinya apa yang sudah kita lakukan harus dievaluasi sejauh mana yang sudah dilakukan,”ujarnya
Acara pelantikan dihadiri oleh sejumlah pejabat, dosen, dan tenaga pendidik Universitas Malahayati, serta perwakilan dari Yayasan Alih Teknologi. (*)
Editor: Asyihin
Suka Memberi Tak Harap Kembali
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Siang yang terik ini sebagai penanda alam bahwa kita ada pada awal musim kemarau, yang menurut informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika untuk tahun ini masa kemarau dilihat dari kurun waktu cukup pendek, namun tingkat panasnya di atas rata-rata kemarau sebelumnya, walaupun termasuk kategori kemarau basah; hal ini terjadi karena perubahan iklim yang sulit diprediksi. Akan tetapi semua itu tidak menghalangi penulis untuk melakukan mini riset kepada responden, yang sebelumnya disasar adalah pegawai tingkat paling bawah, kini mahasiswa yang mendapat bea siswa kategori sangat tidak mampu secara ekonomi.
Karena pada tulisan lampau ada yang bertanya tentang metode yang dipakai, maka tulisan kali ini menampilkan secara ringkas metode yang digunakan, karena keterbatasan tempat serta unsur pertimbangan karya jurnalistik, kemudian tampilan metodologi dipadatkan. Wawancara dilakukan melalui telpon dengan pola “bola salju”; artinya responden yang diwawancarai setelah selesai harus menunjuk responden lain yang dia kenal untuk juga diwawancarai, dan terus bergulir begitu sampai pada m enunjuk kembali responden yang sudah diwawancarai.
Wawancara mendalam menjadi metode andalan dari langkah ini, dengan resiko memakan waktu yang cukup lama bahkan biaya pulsa yang tidak sedikit. Namun disitulah letak keasyikan sebagai peneliti untuk menemukenali responden secara utuh dan menyeluruh. Sebagai bahan awal ternyata perguruan tinggi ini memiliki jumlah mahasiswa penerima bea siswa sangat besar, berdasarkan informasi awal ada sekitar 3.500 orang; dari total itu lebih 95 persennya adalah bea siswa untuk mahasiswa yang secara ekonomi sangat tidak beruntung. Tentu saja ini sangat menantang untuk di lidik. Bisa dibayangkan perguruan tinggi swasta sebesar ini, yang pada umumnya hidup dari uang sumbangan mahasiswa, justru ini terbalik yaitu “menyumbang” mahasiswa, terutama mereka yang secara ekonomi tidak beruntung.
Benar saja, siang itu ditemukan responden yang Ibunya bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga, sementara Ayahnya buruh nelayan dipantai salah satu wilayah di daerah ini yang jenis pekerjaannya serabutan di dunia nelayan. Responden sendiri ikut menjadi “penumpang gratis” di salah satu keluarga Dosen universitas ini, dengan cara membantu semua urusan rumah tangga dosen. Pak dosen selain menanggung makan dan tempat tinggal, tidak jarang memberi sedikit uang jajan. Sementara bea siswa yang responden peroleh digunakan untuk biaya kuliah. Model yang begini, di mana dosen sekaligus mentor, merangkap pelindung mereka yang kurang beruntung di lembaga ini cukup banyak ditemukan. Dosen seperti ini pada umumnya diam dalam amal manakala dikonfirmasi tentang keberpihakannya kepada mahasiswa, dan begitu terdesak akan menjawab “biarkan Alloh yang maha mengetahui”.
Ada lagi responden di ujung sana yang sedang ada di desa tepi laut pesisir barat provinsi ini; mahasiswa ini menjelaskan bahwa dirinya sudah tahun ke tiga mendapatkan bea siswa dari Universitas, Ayah ibunya bekerja di kebun orang dengan cara mencari upahan, dan jika libur seperti ini, kesempatan bagi mahasiswa tadi untuk membantu orang tua sekaligus mencari bekal saat kuliah dimulai. Karena di kota ini ada family yang tidak jauh dari kampus, maka yang bersangkutan tidak harus mengeluarkan biaya transport. Dana bea siswa yang diterima dihemat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk keperluan membeli buku dan keperluan lain, sementara untuk makan yang bersangkutan mengandalkan perbekalan yang dia kumpulkan di kampung, dan juga ada kemurahan dari keluarga yang diikuti untuk sedikit berbagi makan.
Keadaan itu semakin membuat penasaran penulis untuk mencari jejak digital dan informasi actual; ternyata ditemukan jejak jauh sebelum pemerintah memiliki program Bidikmisi dan Kartu Indonesia Pintar, lembaga ini sudah memiliki skema bea siswa untuk mahasiswanya, bahkan pernah beberapa tahun lalu terjadi dua fakultas mahasiswanya diberi Bea Siswa berupa penggratisan atau pembebasan uang kuliah.
Yayasan Alih Teknologi yang membawahi Universitas ini tampak sangat jumawa untuk menjadi yang terdepan dalam mengentaskan masyarakat yang kurang beruntung. Bahkan karyawan yang berprestasi di rumah sakit milik yayasan ini, disekolahkan sampai jenjang Strata Dua oleh Yayasan di Universitasnya; jadi tidak aneh jika pada lini depan Rumah Sakit yang dimiliki yayasan ini memiliki wadyabala yang tangguh dan mumpuni.
Lembaga ini sebenarnya donator besar tetapi terselubung untuk saudara-saudara kita yang secara ekonomi kurang beruntung melalui dunia pendidikan, dan rumah besar bagi anak yatim. Kepedulian seperti ini terlepas dari sejarahnya konon dirasakan langsung oleh pemilik yayasan, namun yang jelas kerja nyata yayasan ini tidak pernah mau diekspose, karena hal itu mendekati riak yang tidak diajarkan dalam agama. Tentu sikap seperti ini sangat luar biasa untuk masa kini, dimana banyak orang atau lembaga yang justru mencari keuntungan dalam situasi apapun.
Catatan kecil dipojok sana ialah, setiap tiba waktu sholat, maka kumandang adzhan akan terdengar diseantero gedung. Tentu saja suasana kepesantrenan sangat lekat, sehingga sangat kecil peluangnya para wadyabala yayasan akan meninggalkan sholat. Tentu ini kerja-kerja keilahian yang perlu diapresiasi. Dari hasil wawancara justru ini juga menjadi daya tarik bagi orang tua mahasiswa guna mekuliahkan anaknya di lembaga ini.
“Rumah besar” ini sekalipun corak keislamannya kental, bahkan acara akademik yang sakral-pun di buka dengan lantunan kitab suci Alquran; namun juga menaungi semua kepercayaan keagamaan yang ada di negeri ini. Ada dosen bergelar doktor beragama Hindu, pengampu mata kuliah Bahasa Inggris beragama Nasrani; namun dari hasil wawancara mereka merasa tidak ada sekat karena perbedaan keyakinan, justru yang ada adalah kewajiban untuk menolong sesama, terutama untuk mereka yang kurang beruntung.
Lembaga ini terus tumbuh dan berbenah dengan tetap menjaga maruwah dan kualitas, adapun kekurangan yang ada hal itu menunjukkan kesempurnaannya, karena dia bukan syurga. Salam Waras. (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Rektor Universitas Malahayati Terima Kunjungan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing dan Yuanli Education China
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., MM., menerima kunjungan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing serta perwakilan Yuanli Education di kampus Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Kamis, 8 Agustus 2024.
Kunjungan ini dihadiri Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yudil Chatim; CEO Yuanli Education, Lisa Wang (Wang Ruilan); dan Asisten Yuanli Education, Beby Chandra Wijaya.
Kepala Kerjasama Internasional Universitas Malahayati, Slamet Widodo, menjelaskan bahwa Yudil Chatim berperan dalam mengawasi pendidikan vokasi dan akademik, termasuk merekrut mahasiswa asal China untuk melanjutkan studi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
“Sedangkan, Yuanli Education merupakan salah satu agensi pendidikan terkemuka di China yang berperan penting dalam mengakomodasi pelajar Tiongkok untuk melanjutkan studi ke luar negeri,” jelas Slamet Widodo.
Pertemuan hari ini bertujuan untuk menjajaki kemungkinan adanya penandatanganan MoU antara Universitas Malahayati dengan KBRI atau institusi terkait di China.
“Harapannya, pertemuan ini akan membuka kesempatan bagi calon mahasiswa Tiongkok untuk melanjutkan studi di Universitas Malahayati melalui kelas internasional yang akan dibuka di kampus kami,” ungkap Slamet Widodo.
Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung sangat menyambut baik kunjungan ini. Dr. Achmad Farich menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan pijakan menuju World Class University.
“Ke depannya, Universitas Malahayati akan bersiap untuk membuka program International Class bagi mahasiswa asing, khususnya dari China, untuk beberapa program studi yang ada, terutama program studi kesehatan seperti kedokteran, keperawatan, farmasi, dan kesehatan masyarakat,” ucapnya.
Selain kegiatan akademik, Universitas Malahayati juga mulai memanfaatkan lahan yang ada seluas 78 hektar dengan tanaman herbal seperti pohon kelor yang daunnya dimanfaatkan dalam beberapa produk herbal dalam pemenuhan gizi terutama dalam penanganan stunting.
Pertemuan ini dihadiri langsung ketua dewan pembina yayasan Alih Teknologi Dr (HC). Rusli Bintang, Wakil Rektor 3 Dr Eng Rina Febrina, ST.,M.T., Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. Toni Prasetia, dr., Sp.PD., FINASIM beserta wakil dekan, Kepala Humas Universitas Malahayati Emil Tanhar, S. Kom. dan dosen Universitas Malahayati(*)
Editor: Asyihin
Alumni Bidan Universitas Malahayati Tri Imawati Bawa TPMB JnC Family Care ke Tingkat Nasional
Bandarlampung (malahayati.ac.id): Tri Imawati, S.ST., Bdn, pemilik TPMB Tri Imawati JnC Family Care, membagikan kebanggaannya sebagai alumni Universitas Malahayati Bandar Lampung. Menurutnya, pendidikan di Universitas Malahayati tidak hanya memberikan ilmu sebagai pengasah diri tetapi juga dukungan yang besar dalam meraih prestasi.
Salah satu momen berharga yang diingatnya adalah ketika ia berhasil menjadi Role Model dari tingkat daerah hingga nasional, berkat dukungan penuh dari universitas.
“Kehadiran rektor dalam penilaian lomba sebagai bentuk advokasi tempat praktek kami sangat berarti. Dukungan tersebut tidak sia-sia, kami berhasil meraih juara 1 tingkat nasional, sebuah pencapaian yang sangat membanggakan,” ungkap Tri Imawati.
Prestasi lain yang membanggakan adalah ketika TPMB-nya berhasil meraih penghargaan sebagai tenaga kesehatan teladan tingkat nasional terbaik dalam kategori Bidan. Tri Imawati menegaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari peran dan dukungan seluruh tenaga pendidik di Universitas Malahayati.
Saat ini, TPMB Tri Imawati JnC Family Care memiliki lebih dari 15 karyawan dengan berbagai layanan kebidanan dan komplementer seperti prenatal yoga, baby spa, childbirth educator, dan layanan pendukung lainnya. TPMB ini telah menjadi pionir dalam layanan komplementer kebidanan di daerahnya.
Tri Imawati menekankan bahwa pendidikan lanjutan di Universitas Malahayati memberikan keuntungan besar bagi TPMB-nya, terutama dalam mendapatkan support system yang kuat. Meskipun telah menjadi alumni, kerjasama dalam penelitian dan menjadi tempat praktek mahasiswa tetap berjalan dengan baik, menjaga proses belajar mengajar terus berlangsung.
Ia berharap di masa depan dapat kembali menempuh pendidikan formal di Universitas Malahayati dan mencapai kemajuan lebih lanjut dalam upaya meningkatkan layanan. Dengan begitu, klien dan masyarakat akan terus berminat dan menggunakan layanan TPMB Tri Imawati JnC Family Care. (*)
Editor: Asyihin
Universitas Malahayati Bandar Lampung Lakukan Rotasi dan Penyegaran Pejabat Struktural
Bandar Lampung (malahayati.ac.id) : Universitas Malahayati Bandar Lampung melaksanakan rotasi dan penyegaran di kalangan pejabat struktural, Rabu, 7 Agustus 2024.
Berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Alih Teknologi, Emy Khikmawati, ST., MT., diangkat sebagai Ketua Program Studi Teknik Industri menggantikan Heri Wibowo, ST., MT. Selain itu, Dr. Weka Indra Dharmawan, ST., MT., menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik menggantikan Yan Djuansyah, Ir., DEA, serta Ahmad Sidik, ST., MT., sebagai Wakil Dekan Fakultas Teknik.
Beberapa pejabat lainnya mendapatkan perpanjangan masa jabatan, di antaranya Wakil Rektor 2, Dr. Harmani Harun, SE., Ak., M.M., Sekretaris Program Studi SI Keperawatan Rilyani, M.Kes., Ketua Program Studi Teknik Mesin Tumpal OR, ST., MT., Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Natalina, ST., M.Si., Ketua Program Studi Teknik Sipil Devi Oktarina, ST., MT., Kepala Biro Administrasi Akademik Tarmizi, SE., M.Ak., Kepala P3T Ahmad Iqbal, S.S., Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan M. Ricko Gunawan, M.Kes., dan Kepala Kebersihan Yunizar, SE. Selain itu, Anik Setyarini, SE., M.Ak., ditetapkan secara definitif sebagai Kepala Kepegawaian.
Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., MM, dalam sambutannya setelah melantik para pejabat menyatakan bahwa rotasi dan penyegaran ini diharapkan dapat membawa semangat baru dalam meningkatkan kualitas akademik di Universitas Malahayati.
“Kami percaya bahwa perubahan ini akan membawa energi positif dan inovasi baru dalam pengelolaan fakultas dan program studi,” ujarnya.
Rotasi dan perpanjangan jabatan merupakan hal biasa dalam sebuah organisasi, dan itu merupakan bagian dari rutinitas. Namun esensinya dari pelantikan adalah peningkatan kualitas, diharapkan dengan pejabat-pejabat baru akan ada peningkatan lebih baik dari sebelumnya, sedangkan bagi yang diperpanjang jabatannya menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas akademik bagi prodi yang dipimpin.
Dalam kesempatan itu, rektor juga mendorong para dosen agar mahasiswa dapat menyelesaikan mata kuliah selama 7 semester sehingga di semester terakhir mahasiswa fokus pada tugas akhir.
Pengawas Yayasan Alih Teknologi, Suharman, Drs., M.Pd., M.Kes, mengucapkan selamat atas pelantikan hari ini. Menurutnya, jabatan adalah amanah yang berarti pertama diberi kepercayaan dan kedua dituntut ketulusan. Jika seseorang tidak amanah berarti tidak tulus.
“Ketika bekerja, kita tidak menghitung langkah di depan, tetapi di belakang, artinya apa yang sudah kita lakukan harus dievaluasi sejauh mana yang sudah dilakukan,”ujarnya
Acara pelantikan dihadiri oleh sejumlah pejabat, dosen, dan tenaga pendidik Universitas Malahayati, serta perwakilan dari Yayasan Alih Teknologi. (*)
Editor: Asyihin
Tim Mahasiswa Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan (Anafarma) Raih Medali Emas dalam Ajang Environment and Engineering Competition 2024
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Tim Mahasiswa Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan (Anafarma) Universitas Malahayati; Herwinda Safitri (22500030), Leny Marlina (22500037), Nurul Azizah (22500045), Muhammad Akbar (22500040).
Tim Mahasiswa Program Studi Analisis Farmasi ini telah berhasil memenangkan Environment Category Has Been Awarded the GOLD MEDAL for the project TESTING THE ANTIOXIDANT DURIAN (Durio Zibethinus) SEED EXTRACT OINTMENT PREPARATION USING THE DPPH METHOD at World Science, Environment and Engineering Competition 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Pancasila Jakarta, pada 13-16 Mei 2024.
Ajang “Environment Category” mengacu pada kompetisi atau penghargaan yang diberikan dalam konteks lingkungan, yang diselenggarakan oleh Universitas Pancasila. Ajang ini bertujuan untuk mempromosikan kesadaran dan inovasi dalam menjaga lingkungan, mendorong praktik berkelanjutan, serta mengakui prestasi dan kontribusi dalam perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.
Leny Marlina (22500037) selaku ketua tim mengucapkan rasa syukur atas raihan yang diperoleh ini. “Alhamdulilah sangat bersyukur dapat memberikan prestasi untuk Prodi D3 Anafarma Universitas Malahayati,” ucapnya.
Ia menuturkan dengan hasil yang diperoleh timnya ini, dapat membawa nama baik D3 Anafarma dan Universitas Malahayati ditingkat internasional pada jenjang perguruan tinggi.
Lenny Marlina bersama tim ini mengungkapkan harapan kedepannya bisa berprestasi lagi diajang bergengsi berikutnya. “Kami berkomitmen untuk terus mengikuti lomba-lomba yang ada dijenjang perguruan tinggi baik tingkat nasional maupun internasional,”ungkapnya.
“Kami juga akan terus belajar untung mengambangkan minat dan bakat kami baik diakademik maupun non akademik,” lanjutnya.
Ia juga mengimbau agar teman-teman sejawatnya untuk lebih aktif dalam kegiatan lomba-lomba dijenjang perguruan tinggi. “Semoga dari teman-teman sejawat kita bisa bersama-sama membawa mengharumkan dan menjaga nama baik almamater tercinta Universitas Malahayati,” tandasnya. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Politik Belum Sudah
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Sore itu saat penulis berbaring karena tidak sehat badan, mendapat kiriman berita dari teman karib jurnalis senior di daerah ini. Isinya ada pengukuhan penetapan bakal calon pimpinan daerah yang acaranya mulur sampai dua jam lebih. Ternyata penyebabnya saling–silang mengenai siapa yang akan memberikan rekomendasi dan siapa pemberi rekomendasi.
Beda lagi berita dari timur daerah ini: seorang pejabat kepala daerah yang sudah sukses membesarkan partainya sebagai pengusung, bahkan mencatat sejarah menjadi pemenang dengan kursi terbanyak di dewan; ternyata tidak kunjung dapat rekomendasi dari partai malah kabar terakhir beliau sebagai kepala partai justru dipecat.
Menyimak berita yang di sini lain lagi: ternyata incumbent yang berhasrat maju lagi untuk periode dua sudah ada pada posisi “maju lancar”, sebab semua partai mendukungnya. Walaupun ada suara-suara sedikit sumbang, namun tidak mempengaruhi semua itu. Pasangan yang selama ini sudah ada akan diteruskan karena “serasi”.
Ada lagi ketua sudah dari jauh hari menyatakan diri siap maju menjadi orang nomor satu di daerah ini, bahkan baliho sudah dipasang, genderang sudah di tabuh sejak lama. Beliau yakin betul akan mendapat rekomendasi dari pusat untuk maju dan siap menjadi pemenang. Berbekal pernah menjadi orang nomor satu dua periode di kota ini; dan persiapan jauh-jauh hari sudah dilakukan. Ternyata rekomendasi keluar justru jatuh kepada rival yang akan turun digelanggang. Kabar terakhir beliau bersama sekretaris menuju Ibu Kota untuk melakukan klarifikasi, pendekatan dan entah apa lagi.
Beda lagi petahana orang nomor satu daerah ini yang juga ketua organisasi politik tertua di negeri ini: semula juga tidak mengantongi rekomendasi untuk maju. Karena rekomendasi jatuh pada orang lain, tentu si penerima dengan semangat empat lima berkeliling kabupaten kota untuk menyatakan kesiapan diri. Dalam perjalanan waktu ternyata surat tugas jatuh ke petahana yang semula sudah harap-harap cemas. Jadilah ada matahari kembar di sana. Tentu saja penerima pertama bisa-bisa sakit perut dibuat kondisi seperti ini.
Dunia maya akhirnya mendiskusikan apa perbedaan rekomendasi dan surat tugas; sementara nitizen seperti menonton pertandingan Tenis Wembeldon. Mata harus jeli melihat bola akan jatuh kemana dan dipukul siapa. Sampai tulisan ini dibuat diskusi itu masih berlangsung dan semakin seru: berarti permainan “Belum-belum sudah sedang berlangsung”.
Akan lebih seru lagi: bisa jadi yang menang tidak dilantik, yang dilantik bukan yang menang; atau sudah dilantik di persoalkan, dan atau yang kalah juga ikut dipersoalkan. Tampaknya semua ini membenarkan adagium tidak ada teman yang abadi dalam dunia politik, yang ada adalah kepentingan abadi; sehingga kalau tidak cair itu bukan politik, menurut pandangan salah satu aliran filsafat manusia. Perubahan itu bisa kapan saja terjadi bahkan dalam hitungaan detik semua bisa berubah.
Kodisi seperti ini sekarang sudah menjadi semacam kecenderungan (trend). Sebab, tidak hanya melanda organisasi politik, bisa juga terjadi di organisasi masa, atau bahkan organisasi profesi tidak terbebas dari kondisi itu. Lebih seru lagi jika diselah-selah itu ada bau tidak sedap karena ada politik uang ikut bermain di sana. Walaupun hal itu sangat sulit dibuktikan karena dia tidak lebih sama dengan angin yang keluar dari belakang, tidak ada wujud tapi ada bau, dan bau itu terkadang lebih menyengat jika dibandingkan dengan besaran yang diterima. Semua ini semakin menyempurnakan “politik belum-belum sudah”: belum-belum sudah kasih perintah, belum-belum sudah rugi, belum-belum sudah marah, belum-belum sudah sakit hati, belum-belum sudah mundur, belum-belum sudah curang, belum-belum sudah terima uang, belum pemilihan sudah menang. Dan masih banyak lagi perilaku yang muncul, akibat dari “belum-belum sudah”.
Menyimak hal-hal di atas, ternyata banyak di antara kita yang terjebak pada situasi “belum-belum sudah”. Maksudnya, belum apa-apa sudah diapakan. Dengan kata lain soal goreng menggoreng ternyata bisa juga dilakukan oleh teman seiring, apa lagi kawan sekapal yang mungkin masih aman hanya teman sebantal.
Walaupun tesis ini terbantahkan dengan kasus kepala daerah terpaksa harus berseberangan dengan teman tidur, bahkan berpisah karena beda selera dan pilihan hidup. Bisa dibayangkan sudah bertahun beriring satu biduk dalam rumah tangga; ternyata racun kekuasaan begitu kejamnya; sehingga semua harus bubar karena mengejar bayang-bayang belum-belum sudah. Diksi “racun kekuasaan” dapat menggambarkan kekuatan destruktif yang bisa dimiliki kekuasaan, mirip dengan bagaimana racun bisa merusak tubuh seseorang. Ini adalah peringatan bahwa kekuasaan harus digunakan dengan bijaksana dan dengan kesadaran akan tanggung jawab yang melekat padanya. Orang bijak mengatakan “racun itu jika dosisnya tepat jadi obat, namun jika over dosis menjadikan nyawa melayang”.
Seiring dengan itu tampaknya sekarang ada peristilahan baru yang muncul dalam politik keseharian yaitu istilah “politik prank” merujuk pada tindakan atau lelucon yang biasanya dilakukan untuk mengelabui, mempermalukan, atau menipu seseorang, sering kali dengan cara yang lucu atau mengagetkan. Namun, dalam lingkungan politik, “prank” sering kali memiliki konotasi yang lebih serius atau kontroversial, karena dapat melibatkan manipulasi atau pemalsuan informasi untuk mempengaruhi opini publik atau merusak reputasi seseorang.
Ternyata tingkat kehati-hatian para bakal calon apapun jabatan di negeri ini harus memiliki indra ke Sembilan, karena harus mampu membaca situasi kondisi dan keadaan setiap detik dari situasi perpolitikan yang bisa dengan cepat berubah, kecuali kalau memang sudah diniatkan dari awal untuk ikut bermain, sehingga Kendang sudah disetel dari awal agar bisa menari sesuka hati karena semua sudah dibeli. Namun perlu diingat jangan sampai semua peristiwa itu kelak dikemudian hari menjadi “Indah untuk dikenang, pahit untuk diulang”. Salam waras (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Rektor Universitas Malahayati Dr. Achmad Farich Lepas 583 Mahasiswa KKLPPM 2024 ke Tanggamus
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., MM., resmi melepas keberangkatan 583 mahasiswa mengikuti Kuliah Kerja Lapangan Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKLPPM) Tahun 2024, Senin, 5 Agustus 2024.
Para mahasiswa ini akan bertugas di 40 pekon di Kabupaten Tanggamus selama 30 hari, mulai dari 5 Agustus hingga 5 September 2024.
Dalam arahannya, Rektor berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk selalu menaati aturan yang berlaku di pekon tempat mereka melaksanakan kuliah kerja lapangan.
“Wajib mengikuti aturan yang ada, selain itu juga sebagai ajang membuktikan diri bahwa kita mampu menjadi generasi yang siap menyambut Indonesia emas 2045,” ucapnya.
Dr. Achmad Farich juga menekankan bahwa para mahasiswa merupakan sumber daya manusia yang lahir di era sekarang dan harus siap menghadapi tantangan menuju Indonesia emas 2045 melalui kemandirian baik dalam ilmu, sikap, maupun pengalaman.
“Buktikan bahwa kalian siap untuk menerapkan ilmu ini di tengah-tengah masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rektor meminta para mahasiswa untuk menjaga nama baik almamater dan tidak berperilaku di luar kebiasaan yang ada di pekon.
“Kalian harus mampu beradaptasi dengan budaya di pekon tempat kalian kuliah kerja lapangan, jangan sampai cara bergaul kalian menimbulkan konflik di tempat kalian bertugas,” pesan Rektor.(*)
Editor: Asyihin
Pendaftaran Wisuda Periode 37 Sudah Dibuka !
Pendaftaran : Scan QR Code diatas atau Cek Disini
Pendaftaran dibuka mulai 01 s.d 12 Agustus 2024
Editor: Gilang Agusman
Universitas Malahayati Raih Penghargaan Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung mendapatkan penghargaan Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan dalam acara puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat Provinsi di halaman kantor BKKBN Perwakilan Lampung, Kamis, 1 Agustus 2024.
Penghargaan ini diterima Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Prof. Erna Listyaningsih, SE., Ph. D., mewakili Rektor Dr. Achmad Farich, dr., MM.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi Universitas Malahayati dalam mengimplementasikan program Mahasiswa Penting dan Dharma Karya Kencana. Kedua program ini dinilai berhasil meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam isu-isu kependudukan khususnya isu stunting.
“Penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh sivitas akademika Universitas Malahayati. Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam memajukan kependudukan di Lampung terutama dalam penanganan stunting,” ujar Prof. Erna Listyaningsih.
Selain Universitas Malahayati, beberapa perguruan tinggi lainnya juga mendapat apresiasi serupa, namun Universitas Malahayati berhasil menonjol berkat inovasi dan keberlanjutan program-programnya yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Acara puncak Harganas ke-31 tingkat Provinsi ini dihadiri pejabat pemerintah, pimpinan NGO, serta penggiat kesehatan yang ada di provinsi Lampung. (*)
Editor: Asyihin
Ketentuan Pengisian KRS dan Jadwal Input KRS Semester Ganjil 2024/2025 Universitas Malahayati
Pengisian KRS Online WAJIB dilakukan oleh seluruh Mahasiswa Universitas Malahayati.
Untuk Ketentuan dan Jadwal Input KRS dapat Scan QR Code diatas atau Cek Disini
Editor: Gilang Agusman