Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberaapa waktu lalu pagi menjelang siang di ruang kerja sedang mencermati layar laptop dalam rangka menyiapkan artikel untuk diterbitkan pada media yang kita sedang baca ini, tiba-tiba tanpa peringatan dini lampu penerang gedung mati mendadak. Basanya hal ini tidak berlangsung lama. Namun kali ini cukup memakan waktu, karena mesin pembangkit listrik lembaga difungsikan. Itu penanda mati listrik PLN akan memakan waktu lama.
Betul saja ternyata; sampai pulang dikompeks perumahan-pun listrik tetap tidak menyala. Di sana tampak keaslian tempramen manusia sebagaimana warna aslinya. Ada yang mengeluh berkepanjangan karena kepanasan sambil berkipas membuka baju setengah badan, ada yang asyik bermain dengan keluarga, ada yang ngobrol bareng tetangga, dan masih banyak lagi. Perilaku yang selama ini tidak pernah muncul dipermukaan, justru dengan kematian listrik semua menjadi tampak warna aslinya.
Lalu apa yang menjadi menarik untuk dideskripsikan sehingga dapat diambil sebagai pembelajaran. Ternyata matinya listrik karena gangguan yang cukup lama itu menunjukkan banyak hal kepada kita untuk dapat diambil sebagai hikmah , paling tidak ada dua hal besar yaitu: Pertama, kita melihat sifat asli pribadi-pribadi dalam menghadapi persoalan yang tidak menyenangkan.
Kedua, kita dapat melihat begitu sangat tergantungnya manusia saat ini terhadap energi, dalam hal ini listrik; bahkan menduduki setara dengan papan, sandang, dan pangan. Sekaligus ketergantungan ini menunjukkan betapa pentingnya listrik dalam mendukung fungsi-fungsi dasar dan kenyamanan dalam kehidupan modern. Krisis listrik atau pemadaman listrik dapat menyebabkan gangguan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan dan ekonomi. Bahkan ada teman seorang ekonom mencoba menghitung dan mengkalkulasi berapa kerugian perputaran ekonomi saat kematian listrik yang lebih dari duabelas jam; hasilnya mencengangkan, diperoleh angka delapan belas digit.
Selanjutnya biarkan mereka yang berkepentingan untuk menghitungnya, lalu apa yang menarik untuk dibahas. Listrik secara fisik yang mati membuat semua kita mengalami persoalan dalam melakoni kehidupan. Bagaimana jika yang mati itu listrik yang ada dalam diri kita yaitu “hati nurani”; bisa dibayangkan kesulitan yang akan kita jumpai. Tampaknya kematian hati nurani itu semakin hari semakin menggejala, dan ini melanda siapapun kita, tidak perduli pejabat atau rakyat jelata.
Apa itu hati nurani ? Secara singkat, hati nurani adalah mekanisme internal yang membantu seseorang menentukan tindakan yang benar dan salah berdasarkan moral dan etika pribadi. Hati nurani adalah konsep yang merujuk pada suara batin atau perasaan moral seseorang yang membimbing mereka untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Secara umum, hati nurani dianggap sebagai kompas internal yang membantu seseorang membuat keputusan moral berdasarkan keyakinan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip etis yang mereka pegang.
Beberapa aspek penting dari hati nurani: Pertama, Moral dan Etika: Hati nurani seringkali dipahami sebagai panduan internal yang membantu seseorang memahami dan mengevaluasi tindakan mereka dari sudut pandang moral dan etis. Kedua, Internal dan Personal: Hati nurani bersifat sangat pribadi dan individual. Apa yang dirasakan benar atau salah oleh satu orang mungkin berbeda dengan orang lain, tergantung pada latar belakang, pendidikan, dan pengalaman hidup mereka.
Ketiga, Kesadaran Diri: Hati nurani juga berkaitan dengan kesadaran diri seseorang mengenai tindakannya. Ini termasuk kemampuan untuk merasakan penyesalan atau rasa bersalah ketika melakukan sesuatu yang dianggap salah menurut standar moral pribadi maupun pada umumnya. Keempat, Pengaruh Lingkungan: Meskipun hati nurani bersifat internal, ia dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pendidikan, budaya, agama, dan lingkungan sosial. Kelima, Pengambilan Keputusan: Dalam proses pengambilan keputusan, hati nurani memainkan peran penting dengan memberikan dorongan atau peringatan batin yang membantu seseorang memilih tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral mereka.
Padamnya listrik sudah begitu terasa dampaknya kesemua lini kehidupan, lalu; jika yang padam hati nurani; betapa menderitanya bangsa ini. Karena semua kita kehilangan suluh keilahian yang memberi penerang dalam mengambil keputusan. Siapapun kita akan dibuat menderita berkepanjangan, karena sekali saja kita mengabaikan pertimbangan hati nurani; maka dampak iringnya akan memakan waktu yang tidak sebentar.
Lebih parah lagi jika itu melanda mereka yang berada pada posisi memimpin. Tentu saja akibat yang ditimbulkan akan lebih fatal lagi. Karena semua keputusan yang diambil akan kehilangan roh keilahian, yang berupa tata nilai, kepatutan, kelayakan, keadilan, kebersamaan, dan masih banyak lagi sifat-sifat mulia yang seharusnya melekat kepada semua keputusan yang diambil.
Jabatan boleh berganti, bahkan berseri; namun semua menjadi kehilangan makna jika semua itu membuat menderitanya orang lain, karena disebabkan oleh matinya hati nurani. Kehidiran yang tidak dapat menghadirkan adalah merupakan malapateka bagi kehidupan bersama.
Editor: Gilang Agusman
Tambang
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Menurut KBBI ada berbagai arti dari kata tambang. Salah satunya adalah sebagai kata benda yang berarti lombong (cebakan, parit, lubang di dalam tanah) tempat menggali (mengambil) hasil dari dalam bumi berupa bijih logam batu bara, dan sebagainya. Makna menjadi berubah jika diberi kata tali, yaitu: Tali Tambang, adalah tali yang terbuat dari serat. Banyak jenis serat yang berbeda, dari tanaman atau plastik, yang dipilin menjadi satu untuk membentuk benang. Sejumlah benang kemudian dibuat menjadi untaian, dan tali akhirnya terbuat dari sejumlah helai. Berbagai kegunaan tali tambang nilon untuk industri di antaranya: transportasi, otomotif, pertambangan, perkapalan, fabrikasi, minyak dan gas, perkebunan (logging), perikanan, konstruksi (crane), bongkar muat dan lainnya dengan berbagai ukuran tali tambang.
Tambang dan Tali Tambang ternyata memiliki makna ontologi yang berbeda, baik hakekat, peran, maupun fungsi. Namun pada saat ada pada wilayah axiology kedua kata itu saling berkelindan peran dan fungsinya, sebab Tambang akan selalu memerlukan Tali Tambang, dan atau Tali Tambang sangat diperlukan untuk daerah Tambang. Menjadi lebih lengkap lagi Tali Tambang selalu diperlukan untuk menambang, dan atau saat menambang kita memerlukan Tali Tambang.
Kedua kata itu sekarang sedang beradu mesra di dunia perpolitikan negeri ini, karena penguasa negeri sedang menawarkan kepada organisasi keagamaan untuk ikut menambang; tentu saja dengan sejumlah persyaratan yang saling mengikat sebagaimana hakekatnya tali tambang. Dengan makna lain; satu sama lain saling metalitambangkan dalam wujud perjanjian kerjasama, dan atau apapun namanya. Ternyata organisasi keagamaan yang selama ini berkiprah dalam pembinaan umatnya masing-masing dengan caranya, tentu saja mengalami “gegar budaya” karena harus mengurusi tali tambang didunia pertambangan, yang tentu saja tidak memiliki kaitan langsung dengan visi dan misi keorganisasian selama ini.
Terlepas dari mereka yang menolak atau yang menerima, pada bahasan ini tidak akan dikaji karena wilayahnya berbeda. Namun ada persoalan filosofis mendasar yang perlu diperhatikan secara seksama, karena arah panduan filosofis ini bisa menjadikan sudut pandang yang berbeda dalam menelaah persoalan. Prinsip-Prinsip Filsafat manusia yang Relevan dapat dijadikan pijakan diantaranya adalah: Pertama, Utilitarianisme: Mengukur manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak, termasuk dampak positif ekonomi yang dihasilkan oleh pertambangan. Kedua, Deontologi: Tindakan pertambangan harus mengikuti aturan moral tertentu, seperti tidak merusak lingkungan atau tidak mengorbankan kesejahteraan individu demi keuntungan ekonomi. Ketiga, Ekosentrisme: Menempatkan nilai intrinsik pada alam dan lingkungan, sehingga aktivitas pertambangan harus mempertimbangkan hak-hak alam dan tidak semata-mata berfokus pada keuntungan manusia.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek ini, dunia pertambangan dapat dianalisis melalui lensa filsafat manusia untuk menciptakan praktik yang lebih etis, berkelanjutan, dan bertanggung jawab secara sosial.
Oleh karena itu tidak salah jika ada pendapat yang mengatakan hubungan antara pertambangan dan organisasi keagamaan adalah kompleks dan melibatkan berbagai aspek sosial, etis, dan lingkungan. Secara keseluruhan, hubungan antara pertambangan dan organisasi keagamaan dapat bersifat kolaboratif maupun konfrontatif, tergantung pada konteks dan praktik yang dilakukan oleh perusahaan tambang. Namun, pada intinya, organisasi keagamaan sering kali berfungsi sebagai penyeimbang moral dan etis, mendorong operasi pertambangan yang lebih adil dan berkelanjutan. Pertanyaan lanjut mampukah organisasi keagamaan yang memiliki beda keahlian untuk mewujudkan hal tersebut. Tentu saja jawabannya tergantung kepada kepentingan mana yang akan di bela, sebab pembelaannya menjadi benar semua karena dikondisikan untuk berbeda sudut pandang dari awal.
Akhirnya organisasi keagamaan harus menentukan sikap, apakah tetap pada jalur memberdayakan umat untuk menjadi mandiri, atau memilih jalur biar tergantung asal beruntung. Di sini diperlukan pemimpin yang arif bijaksana dalam menentukan langkah dalam mengajak umat untuk keluar dari kubangan persoalan duniawi. Mereka sudah beribu kali mengatakan kepada anggotanya bahwa jangan sampai terjebak pada permainan dunia. Pada posisi ini para pemimpinnya dihadapkan dengan realita bahwa mereka masih ada di dunia, namun juga akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak amal guna kehidupan akhir kelak. Jika salah dalam melangkah atau mengambil keputusan, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan terjebak dalam taman sesat yang sangat mungkin untuk tidak ketemu jalan kembali.
Mari tali tambang yang ada kita tambatkan kepada ajaran agama yang kita yakini kembenarannya; tidak perlu meragukan akan rezki dan nasib; karena semua sudah ditetapkan sebelum kita dilahirkan. Hak upaya betul ada pada kita, namun upaya dimaksud bukanlah menciderai apalagi membelakangi ajaran agama yang kita yakini.
Editor: Gilang Agusman
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bantu Warga Desa Cilimus dalam Program Intervensi Stunting
PESAWARAN (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung, yang saat ini melaksanakan program magang di PKBI Lampung, memberikan bingkisan berupa susu, telur, roti, kacang hijau, dan olahan pangan lokal kepada warga masyarakat di Desa Cilimus, Pesawaran, Sabtu (8/6/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk menyukseskan program intervensi stunting serentak se-Provinsi Lampung, bekerja sama dengan tim PKBI Lampung dan Duta Remaja.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi perhatian serius di berbagai daerah, termasuk Desa Cilimus.
Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa tidak hanya memberikan bantuan pangan, tetapi juga melakukan survei terkait permasalahan stunting di desa tersebut.
“Dalam kunjungan ini, kami berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi masalah stunting di Desa Cilimus. Selain memberikan bingkisan pangan bergizi, kami juga melakukan survei untuk memahami lebih dalam permasalahan yang dihadapi masyarakat terkait stunting,” ujar salah satu mahasiswa peserta program magang.
Kolaborasi antara mahasiswa, PKBI Lampung, dan Duta Remaja ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dalam mencegah stunting. (*)
Editor: Asyihin
Agus Apriyanto Alumni Teknik Industri Universitas Malahayati Kini Bertugas di SATBRIMOB POLDA Lampung
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Agus Apriyanto, S.T., M.M., lulusan Teknik Industri Universitas Malahayati tahun 2015, saat ini meniti karir sebagai Bintara Subden Kimia Biologi Radioaktif dan Nuklir Detasemen Gegana SATBRIMOB POLDA Lampung.
Sebagai alumni yang mendapatkan beasiswa penuh selama masa kuliah, Agus merasa sangat bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Universitas Malahayati.
Agus mengungkapkan bahwa ilmu-ilmu yang diperolehnya selama kuliah sangat bermanfaat dan relevan dengan pekerjaannya saat ini.
“Matakuliah seperti Industri Kimia, Elemen Mesin, Pengantar Otomasi, dan Mekatronika sangat berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari saya,” ujarnya.
Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru
Pengetahuan tersebut tidak hanya memberikan dasar teoritis yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang diperlukan dalam tugas-tugasnya di bidang kimia biologi radioaktif dan nuklir.
Selama menjadi mahasiswa, Agus tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kompetisi dan berhasil meraih beberapa prestasi.
Di antaranya adalah Juara 3 Pemilihan Putera dan Puteri Kampus Tahun 2013 Se-Sumbagsel yang diadakan oleh Kopertis Wilayah II, Juara 2 Lomba Penelitian Teknologi Tepat Guna Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013, Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Se-Sumbagsel yang diadakan oleh Kopertis Wilayah II, serta dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Se-Sumbagsel Tahun 2013 Kopertis Wilayah II.
Agus juga berharap bahwa program beasiswa penuh di Universitas Malahayati dapat terus berlanjut dan berkembang.
“Semoga program ini dapat membantu masyarakat yang kurang mampu tetapi berprestasi untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” harapnya.
Ia percaya bahwa dengan dukungan pendidikan yang baik, banyak generasi muda yang dapat meraih kesuksesan seperti yang ia alami sekarang.
Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru
Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dalam bidang teknik industri diundang untuk bergabung dengan prodi ini.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus. (*)
Editor: Asyihin
Rio Yuri Aldino Alumni Teknik Industri Universitas Malahayati Kini Bekerja di PT. Peachtree Networks Inc
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Sebagai lulusan Teknik Industri tahun 2017, Rio Yuri Aldino merasa sangat terbantu dengan pengetahuan yang diperolehnya selama kuliah dalam menjalani karirnya saat ini. Berkat latar belakang pendidikannya, Rio kini sukses meniti karir sebagai Warehouse Coordinator di PT. Peachtree Networks Inc.
Rio mengungkapkan bahwa berbagai ilmu yang ia pelajari, seperti manajemen rantai pasok, studi operasional, analisis sistem, dan rekayasa proses, serta peningkatan dan optimisasi proses, sangat relevan dan aplikatif dalam pekerjaannya.
“Pengetahuan ini sangat berguna dalam berbagai aspek pekerjaan saya saat ini,” ujar Rio.
Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru
Selain itu, Rio juga menekankan pentingnya kemampuan berpikir sistematis yang diasah selama masa kuliah. Kemampuan ini memungkinkannya memecahkan masalah dengan efektif dan beradaptasi cepat terhadap perubahan di industri dan teknologi.
“Kemampuan berpikir sistematis sangat penting dalam dunia kerja,” tambahnya.
Kemampuan menguasai data dan konsep statistik juga menjadi bekal berharga bagi Rio dalam mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah, serta meningkatkan proses di tempat kerjanya.
“Pengetahuan statistik yang saya pelajari sangat diperlukan untuk pekerjaan saya saat ini,” jelasnya.
Rio pun mengakui bahwa latar belakang pendidikan Teknik Industri memberikan dasar yang kuat dan keunggulan kompetitif dalam perjalanan karirnya, terutama di sektor pekerjaan yang bersifat global.
“Dengan pemahaman yang baik tentang konsep bisnis dan sistem operasional internasional, saya mampu menjalin komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan tim global,” katanya.
Secara keseluruhan, pengalaman Rio dalam berbagai sektor pekerjaan seperti manufaktur, retail e-commerce, digital start-up, dan telekomunikasi menunjukkan bahwa pendidikan Teknik Industri sangat mendukung dan relevan bagi perkembangan karirnya.
“Latar belakang Teknik Industri memberikan fondasi yang kuat untuk berbagai sektor pekerjaan,” ucap Rio.
Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru
Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk tahun akademik 2024/2025. Generasi Z yang memiliki minat dalam bidang teknik industri diundang untuk bergabung dengan prodi ini.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus. (*)
Editor: Asyihin
Dua Dosen Universitas Malahayati Raih Penghargaan di Anugerah Academic Leader 2024 LLDIKTI Wilayah II
Palembang (malahayati.ac.id): Dua dosen dari Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes, dan Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D., AFA, menerima penghargaan bergengsi dalam Program Anugerah Academic Leader Tahun 2024 Tingkat LLDIKTI Wilayah II di Palembang, Selasa (11/6/2024).
Dalam acara tersebut, Dr. Dessy Hermawan yang juga merupakan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI) Universitas Malahayati dianugerahi sebagai Academic Leader terbaik di bidang Kesehatan.
Sementara itu, Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D., AFA, yang juga merupakan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati, menerima penghargaan sebagai Academic Leader di bidang Sosial Humaniora.
Kedua penghargaan ini diserahkan langsung oleh Kepala LLDIKTI Wilayah II, Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc, dalam upacara penganugerahan yang berlangsung di Kantor LLDikti Wilayah II Palembang.
Dr. Dessy Hermawan menyampaikan rasa terima kasihnya atas penghargaan yang diterimanya. Dirinya sangat berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan selama ini sehingga dapat menerima penghargaan sebagai Academic Leader terbaik bidang Kesehatan.
“Capaian ini tentunya menjadi motivasi saya untuk terus berkarya, dan sebagai dosen saya dapat terus menjalankan tridarma perguruan tinggi,” ujarnya.
Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., memberikan ucapan selamat kepada kedua dosen yang telah menerima penghargaan tersebut.
Menurutnya, penghargaan ini merupakan hasil kerja keras mereka selama ini.
“Tentunya penghargaan ini menambah jejak dosen terbaik di Universitas Malahayati. Semoga ke depan akan lebih banyak muncul dosen-dosen berprestasi dan terbaik di Universitas Malhayati,” ucap Rektor. (*)
Editor : Asyihin
Masalah
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Doktor Herdian memposting di line media masanya guyonan ala Gus Dur, yang nama lengkapnya Abdul Rahman Wahid mantan Presiden dan juga ulama besar Indonesia pada masanya; isi guyonan itu jika dideskripsikan sebagai berikut: …..”hanya ada dua masalah di dunia ini….pertama…. masalah yang dapat diselesaikan,..ini tidak perlu dipikirkan karena bisa diselesaikan dan itu berarti tidak dapat disebut masalah…….Kedua,….. masalah yang tidak dapat diselesaikan,……karena tidak dapat diselesaikan……… maka tidak perlu dipikirkan untuk diselesaikan karena akan menghabiskan waktu saja….”
Sepintas guyonan itu hanya untuk memancing tertawa saja, tetapi sejatinya ada hal yang esensial ingin disampaikan melalui guyonan itu. Untuk menelusurinya pertama kita harus menemukenali apa sejatinya “masalah”, karena setiap kita tentu pernah mendapatkan masalah. Bagi mereka yang pernah belajar Metodologi Penelitian tentu sudah biasa mendengar pertanyaan apa masalahya, dan apa yang disebut masalah, serta apa bedanya dengan permasalahan.
Dikutip dari berbagai sumber menyatakan bahwa, pengertian masalah adalah situasi atau kondisi yang mengandung kesulitan atau ketidakpastian yang memerlukan pemecahan atau penyelesaian. Masalah seringkali muncul ketika ada perbedaan antara keadaan yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi, atau ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan; dan situasi ini menuntut adanya tindakan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
Masalahnya sekarang adalah semua bermasalah, tetapi justru itu dianggap tidak masalah; manakala kita mempersoalkan itu masalah, justru kitanya yang bermasalah.
Bisa jadi sebenarnya bukan masalah, tetapi jika tidak ada masalah, justru akan bermasalah. Maka dibuatlah sesuatu itu bermasalah, atau menjadikannya masalah.
Dengan demikian sejatinya dalam kehidupan ini kita tidak bisa menghindar dari masalah, karena hidup sendiri adalah masalah. Tanpa masalah maka hidup ini tidak akan hidup, yang penting bagaimana menemukenali masalah itu untuk dapat diselesaikan; sekalipun penyelesaian masalah itu juga bibit dari akan timbulnya masalah baru.
Pernyataan terakhir ini sering orang menyebutnya dengan dialektika; dan hidup ini adalah pergerakan dari dialektika itu, menurut paham ini. Untuk itu kita boleh beda pendapat dan sah- sah saja; sebab perbedaan pendapat sejatinya berawal dari perbedaan tafsir, dan tafsir ini berbeda karena perbedaan sudut pandang.
Persoalannya sekarang adalah kita sebagai rakyat sudah capek dengan sejuta masalah; dan anehnya setiap selesai Pemilian Umum, rakyat mentengarai selalu timbul berjuta masalah. Terakhir dari pemilihan umum yang baru saja berakhir, justru menyisakan sejumlah masalah, yang semuanya menekan kebawah. Siapapun pemenangnya seolah hanya ada dua pilihan dalam mencari penyelesaian masalah yang berkaiatan dengan dana untuk menggerakkan roda ekonomi negeri. Pilihan pertama meningkatkan jumlah pinjaman luar negeri; pilihan kedua, menaikkan pajak. Bahkan kedua pilihan itu bisa jadi dilaksanakan secara bersamaan, dan simultan.
Pada masa lalu pinjaman luar negeri dibahasahaluskan menjadi “bantuan luar negeri”; puncaknya negeri ini kolaps pada tahun 1998; dan ini merupakan pengulangan kondisi pada tahun 1966 sebelumnya yang membawa ekonomi negeri ini hancur-hancuran. Karena pada waktu itu sanering besar-besaran terjadi dengan “mengantikan” nilai rupiah dari seribu rupiah menjadi satu rupiah.
Sementara sekarang rakyat juga dihadapkan pada program-program yang juga memberikan penekanan pada aspek peningkatan pajak, dan meningkatkan pinjaman luar negeri untuk membayar janji pemilu. Seolah jargon menyelesaikan masalah dengan masalah, mendapatkan pembenaran. Teori memecahkan masalah dengan masalah, atau lebih dikenal sebagai Teori Heuristik, memiliki akar yang panjang dalam sejarah pemikiran manusia. Teori ini pada dasarnya melibatkan penggunaan solusi sementara atau pendekatan yang tidak konvensional untuk memecahkan masalah yang sulit, dengan cara yang mungkin tidak langsung tetapi efektif.
Algoritma yang menggunakan prinsip memecahkan masalah dengan masalah, atau dikenal sebagai algoritma heuristik, sering digunakan dalam situasi di mana solusi optimal sulit atau tidak mungkin ditemukan dalam waktu yang wajar. Algoritma heuristik ini memanfaatkan berbagai pendekatan untuk mencari solusi mendekati optimal dalam waktu yang wajar. Mereka sangat berguna dalam masalah-masalah yang terlalu kompleks untuk diselesaikan dengan metode eksak dalam waktu yang terbatas.
Meskipun solusi yang ditemukan mungkin tidak selalu optimal, mereka sering kali cukup baik dan praktis untuk digunakan dalam banyak situasi dunia nyata. Jadi pilihan untuk menaikan pajak dan menambah jumlah hutang luar negeri, jika pendekatan algoritma heuristik yang dipakai, menjadikan keputusan itu wajar. Masalahnya sekarang tinggal kita sebagai rakyat akankah tercekik dua kali dalam menjalani hidup ini. Ibarat pepatah mengatakan “salah melangkah di awal, menjadikan jauh akan tujuan”; semoga kita semua masih diberi waktu untuk dapat menemukan jalan kembali.
Editor: Gilang Agusman
Fitri Nofiana Fransiska Mahasiswa Universitas Malahayati, Raih Medali Perak Ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasional 2024
Olimpiade Sains Hardiknas (OSH) adalah sebuah kompetisi ilmiah tingkat nasional di Indonesia yang diadakan setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). OSH bertujuan untuk mendorong minat dan bakat siswa dalam bidang sains, matematika, dan teknologi.
OSH juga sering kali menjadi wadah untuk mengidentifikasi dan mendukung bakat-bakat muda di bidang sains dan teknologi di Indonesia. Adanya OSH juga menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberikan tantangan dan pengalaman belajar yang berbeda bagi para peserta.
Fitri mengungkapkan rasa syukur, senang, dan bangga atas hasil yang ia peroleh. “Walaupun mendapatkan Predikat A dan meraih medali Perak, ini adalah kesan yang membanggakan di tahun ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut Fitri menceritakan, dalam lomba itu ia mengerjakan beberapa soal essay, pilihan ganda, cerita pendek dalam waktu yang telah ditentukan oleh penyelenggara. “Saya memilih untuk mengikuti lomba Bahasa Indonesia, karena mata pelajaran itu memang saya minati sejak masih duduk di SMK,” ujarnya.
“Bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran yang saya dalami, seperti cerita pendek, menulis puisi, sampai karya sastra,” lanjutnya.
Tak Lupa ia mengucapkan terimakasih kepada Universitas Malahayati dan Prodi Teknik Lingkungan yang telah mensupportnya dalam ajang lomba ini. “Semoga keberhasilan ini dapat memacu semangat teman-teman untuk lebih berani mengikuti kompetisi-keompetisi di bidang sains atau lomba lainnya,” tambahnya.
Fitri juga berharap agar kedepannya ia dapat mengembahkan bakat dan minat yang dimilikinya. “Semoga saya mampu unutuk meraih prestasi-prestasi yang membanggakan dan menjadi pribadi yang lebih semangat, kreatif dan berani,” tandasnya.
Editor: Gilang Agusman
Selamat Ulang Tahun Ke-42 LLDIKTI Wilayah 2 “Kuatkan Integritas untuk Layanan yang Berkualitas”
Dalam empat dekade lebih, LLDIKTI Wilayah 2 telah menjadi pilar utama dalam mengarahkan dan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, serta membantu mengembangkan potensi mahasiswa dan tenaga pendidik. Prestasi ini tidak hanya mencerminkan kerja keras dan komitmen, tetapi juga visi yang tajam untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik.
Semoga momentum ini menjadi kesempatan untuk merayakan pencapaian yang telah dicapai, serta menjadi inspirasi untuk terus berinovasi dan menghadirkan perubahan positif di masa depan. Selamat ulang tahun yang ke-42, LLDIKTI Wilayah 2! Semoga sukses selalu dalam misi mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Editor: Gilang Agusman
Program Studi S1 Farmasi Universitas Malahayati Raih Akreditasi “Baik Sekali”
Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru
Yuk, persiapkan diri kamu untuk bergabung bersama di Program Studi S1 Farmasi Universitas Malahayati. Caranya mudah, kamu bisa klik link Pendaftaran Mahasiswa Baru atau datang langsung ke kampus Universitas Malahayati Bandarlampung.
Editor: Gilang Agusman
Mati Kok Lampu
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberaapa waktu lalu pagi menjelang siang di ruang kerja sedang mencermati layar laptop dalam rangka menyiapkan artikel untuk diterbitkan pada media yang kita sedang baca ini, tiba-tiba tanpa peringatan dini lampu penerang gedung mati mendadak. Basanya hal ini tidak berlangsung lama. Namun kali ini cukup memakan waktu, karena mesin pembangkit listrik lembaga difungsikan. Itu penanda mati listrik PLN akan memakan waktu lama.
Betul saja ternyata; sampai pulang dikompeks perumahan-pun listrik tetap tidak menyala. Di sana tampak keaslian tempramen manusia sebagaimana warna aslinya. Ada yang mengeluh berkepanjangan karena kepanasan sambil berkipas membuka baju setengah badan, ada yang asyik bermain dengan keluarga, ada yang ngobrol bareng tetangga, dan masih banyak lagi. Perilaku yang selama ini tidak pernah muncul dipermukaan, justru dengan kematian listrik semua menjadi tampak warna aslinya.
Lalu apa yang menjadi menarik untuk dideskripsikan sehingga dapat diambil sebagai pembelajaran. Ternyata matinya listrik karena gangguan yang cukup lama itu menunjukkan banyak hal kepada kita untuk dapat diambil sebagai hikmah , paling tidak ada dua hal besar yaitu: Pertama, kita melihat sifat asli pribadi-pribadi dalam menghadapi persoalan yang tidak menyenangkan.
Kedua, kita dapat melihat begitu sangat tergantungnya manusia saat ini terhadap energi, dalam hal ini listrik; bahkan menduduki setara dengan papan, sandang, dan pangan. Sekaligus ketergantungan ini menunjukkan betapa pentingnya listrik dalam mendukung fungsi-fungsi dasar dan kenyamanan dalam kehidupan modern. Krisis listrik atau pemadaman listrik dapat menyebabkan gangguan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan dan ekonomi. Bahkan ada teman seorang ekonom mencoba menghitung dan mengkalkulasi berapa kerugian perputaran ekonomi saat kematian listrik yang lebih dari duabelas jam; hasilnya mencengangkan, diperoleh angka delapan belas digit.
Selanjutnya biarkan mereka yang berkepentingan untuk menghitungnya, lalu apa yang menarik untuk dibahas. Listrik secara fisik yang mati membuat semua kita mengalami persoalan dalam melakoni kehidupan. Bagaimana jika yang mati itu listrik yang ada dalam diri kita yaitu “hati nurani”; bisa dibayangkan kesulitan yang akan kita jumpai. Tampaknya kematian hati nurani itu semakin hari semakin menggejala, dan ini melanda siapapun kita, tidak perduli pejabat atau rakyat jelata.
Apa itu hati nurani ? Secara singkat, hati nurani adalah mekanisme internal yang membantu seseorang menentukan tindakan yang benar dan salah berdasarkan moral dan etika pribadi. Hati nurani adalah konsep yang merujuk pada suara batin atau perasaan moral seseorang yang membimbing mereka untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Secara umum, hati nurani dianggap sebagai kompas internal yang membantu seseorang membuat keputusan moral berdasarkan keyakinan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip etis yang mereka pegang.
Beberapa aspek penting dari hati nurani: Pertama, Moral dan Etika: Hati nurani seringkali dipahami sebagai panduan internal yang membantu seseorang memahami dan mengevaluasi tindakan mereka dari sudut pandang moral dan etis. Kedua, Internal dan Personal: Hati nurani bersifat sangat pribadi dan individual. Apa yang dirasakan benar atau salah oleh satu orang mungkin berbeda dengan orang lain, tergantung pada latar belakang, pendidikan, dan pengalaman hidup mereka.
Ketiga, Kesadaran Diri: Hati nurani juga berkaitan dengan kesadaran diri seseorang mengenai tindakannya. Ini termasuk kemampuan untuk merasakan penyesalan atau rasa bersalah ketika melakukan sesuatu yang dianggap salah menurut standar moral pribadi maupun pada umumnya. Keempat, Pengaruh Lingkungan: Meskipun hati nurani bersifat internal, ia dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pendidikan, budaya, agama, dan lingkungan sosial. Kelima, Pengambilan Keputusan: Dalam proses pengambilan keputusan, hati nurani memainkan peran penting dengan memberikan dorongan atau peringatan batin yang membantu seseorang memilih tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral mereka.
Padamnya listrik sudah begitu terasa dampaknya kesemua lini kehidupan, lalu; jika yang padam hati nurani; betapa menderitanya bangsa ini. Karena semua kita kehilangan suluh keilahian yang memberi penerang dalam mengambil keputusan. Siapapun kita akan dibuat menderita berkepanjangan, karena sekali saja kita mengabaikan pertimbangan hati nurani; maka dampak iringnya akan memakan waktu yang tidak sebentar.
Lebih parah lagi jika itu melanda mereka yang berada pada posisi memimpin. Tentu saja akibat yang ditimbulkan akan lebih fatal lagi. Karena semua keputusan yang diambil akan kehilangan roh keilahian, yang berupa tata nilai, kepatutan, kelayakan, keadilan, kebersamaan, dan masih banyak lagi sifat-sifat mulia yang seharusnya melekat kepada semua keputusan yang diambil.
Jabatan boleh berganti, bahkan berseri; namun semua menjadi kehilangan makna jika semua itu membuat menderitanya orang lain, karena disebabkan oleh matinya hati nurani. Kehidiran yang tidak dapat menghadirkan adalah merupakan malapateka bagi kehidupan bersama.
Editor: Gilang Agusman