BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati kembali menggelar acara yang penuh semangat dan harapan bagi masa depan kampus, yaitu Pelantikan Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Malahayati Periode 2024-2025. Acara yang berlangsung pada Rabu, 5 Februari 2025, bertempat di Pelataran Gedung Rektorat Universitas Malahayati, ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Rektor Universitas Malahayati, Dr. Muhammad Kadafi, SH., MH., beserta jajaran pimpinan universitas, seperti Wakil Rektor I, Prof. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes., Wakil Rektor II, Drs. Nirwanto, M.Kes., Wakil Rektor III, Dr. Eng Rina Febrina, ST., MT., Wakil Rektor IV, Drs. Suharman, M.Pd., M.Kes., serta para Kepala Biro, Kepala Bagian, dan segenap sivitas akademik yang turut hadir menyaksikan acara tersebut.
Rektor Universitas Malahayati, Dr. Muhammad Kadafi, SH., MH., dalam sambutannya menyampaikan pesan yang penuh inspirasi kepada seluruh pimpinan organisasi kemahasiswaan yang baru saja dilantik. “Hari ini adalah momen bersejarah yang menandai langkah baru bagi kepemimpinan mahasiswa di Universitas Malahayati. Kepada seluruh pimpinan organisasi kemahasiswaan yang dilantik, saya ucapkan selamat. Tanggung jawab yang kini diemban bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga kesempatan untuk berkontribusi membangun kampus yang lebih baik dan lebih unggul,” ujarnya dengan penuh semangat.
“Kepemimpinan bukan hanya tentang mengatur, tetapi tentang memberi inspirasi dan mendorong teman-teman seangkatan untuk bergerak bersama menuju perubahan yang positif. Di tangan kalian, organisasi ini akan tumbuh dan berkembang menjadi lebih kreatif, inovatif, dan penuh prestasi. Jadikan setiap langkah kalian sebagai bukti nyata bahwa pemimpin sejati tidak hanya diukur dari jabatan, tetapi dari sejauh mana kalian mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan kampus,” tambah Rektor.
Rektor juga menekankan pentingnya kualitas alumni Universitas Malahayati, yang telah terbukti mampu bersaing dan memberikan kontribusi nyata di dunia profesional. “Universitas Malahayati tidak hanya menghasilkan mahasiswa, tetapi juga calon pemimpin masa depan yang berkualitas. Kami percaya, dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi, kalian sebagai bagian dari keluarga besar universitas ini, akan membawa nama baik alma mater dan berkontribusi besar dalam berbagai sektor. Alumni kami selalu diakui karena kompetensi dan integritasnya, dan kami yakin, kalian juga akan mengikuti jejak mereka,” tegas Dr. Kadafi, memberikan semangat kepada para mahasiswa yang sedang dalam perjalanan untuk menjadi profesional unggul.
Tak lupa, Rektor Universitas Malahayati juga memberikan dorongan kuat kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan seluruh organisasi kemahasiswaan untuk terus maju dan berusaha meraih cita-cita. “BEM Universitas Malahayati, kalian adalah motor penggerak utama dalam menciptakan atmosfer kampus yang dinamis dan penuh prestasi. Teruslah berkarya, maju terus tanpa henti, dan jangan pernah ragu untuk meraih impian kalian. Peran kalian sangat penting dalam membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif, dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi. Dunia menanti kontribusi kalian untuk masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Rektor juga menekankan pentingnya kerja sama antar organisasi kemahasiswaan untuk menciptakan sinergi yang dapat meningkatkan kualitas kampus. “Ingatlah, kebersamaan adalah kunci. Bersama, kita bisa mewujudkan impian besar yang telah kita tetapkan. Saya percaya bahwa kalian semua, dengan semangat yang membara, akan membawa Universitas Malahayati ke puncak kejayaan,” tutup Dr. Kadafi.
Dengan pelantikan ini, Universitas Malahayati semakin menunjukkan komitmennya dalam mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang siap berkompetisi dan memberikan kontribusi di berbagai bidang. Semoga para pimpinan organisasi kemahasiswaan yang baru dilantik dapat memimpin dengan penuh tanggung jawab, serta membawa perubahan positif bagi kehidupan kampus dan dunia luar. (gil)
Editor: Gilang Agusman
KUAT kan Keterampilan Penanganan Kegawatdaruratan Lulusan Ners, Universitas Malahayati adakan Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS)
Ketua Panitia Pelatihan BTCLS, Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes., menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi ujian kompetensi keperawatan, tetapi juga mendukung Universitas Malahayati dalam mencetak lulusan Ners yang berakhlak mulia, kompetitif, dan memiliki keahlian dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. “Kami berharap pelatihan ini dapat membekali mahasiswa dengan kemampuan terbaik dalam menangani kegawatdaruratan di lingkungan keluarga maupun komunitas,” tambahnya.
Pelatihan BTCLS ini menjadi bukti nyata komitmen Universitas Malahayati dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang unggul dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Dengan keterampilan yang diperoleh, para lulusan diharapkan dapat memberikan layanan kesehatan yang optimal dan profesional dalam berbagai situasi kegawatdaruratan. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Mahasiswa D3 Anafarma Universitas Malahayati Jalani Praktik Kerja Lapangan di Berbagai Industri
Pada tahun 2025, mahasiswa D3 Anafarma melaksanakan PKL dalam dua periode, yaitu PKL I pada bulan Januari dan PKL II pada bulan Februari. Kegiatan ini tersebar di berbagai lahan praktik yang mencakup instansi pemerintah maupun sektor industri di wilayah Lampung. Beberapa instansi pemerintah yang menjadi lokasi PKL antara lain Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI), Laboratorium Kesehatan Daerah, PDAM, Balai Veteriner, serta Dinas Lingkungan Hidup. Sementara itu, di sektor industri, mahasiswa menjalani PKL di perusahaan-perusahaan ternama seperti Sucofindo, PT Tripanca, PT Sinarmas, PT GGF, PT Sugar Labinta, PT Indokom, PT ASM, dan PT Gloss.
“Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa D3 Analisis Farmasi dan Makanan di lahan praktik laboratorium industri merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam menerapkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah ke dalam praktik nyata di industri. Selama PKL, mahasiswa akan terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti analisis kualitas bahan baku, pengujian produk jadi, serta penerapan prosedur laboratorium yang sesuai dengan standar industri. Melalui bimbingan dari tenaga ahli dan praktisi di lapangan, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan teknis, meningkatkan pemahaman tentang proses produksi, serta memahami pentingnya kepatuhan terhadap regulasi dan standar keamanan pangan. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia kerja setelah lulus,” ujar Agustina.
PKL ini juga memberikan manfaat bagi industri yang menjadi mitra dalam program ini. Perusahaan yang menjadi tempat PKL dapat memanfaatkan kehadiran mahasiswa untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan yang ada, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Dengan demikian, PKL tidak hanya menguntungkan mahasiswa, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi dunia industri.
Dengan adanya program PKL ini, diharapkan mahasiswa D3 Anafarma Universitas Malahayati dapat semakin siap dalam menghadapi dunia kerja dan mampu beradaptasi dengan perkembangan industri farmasi dan makanan yang semakin dinamis. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Menunggu Mukjizat
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Pagi menjelang siang beberapa hari lalu mendapat berita bahwa ada keluarga yang karena penyakitnya harus menjalani operasi. Sudah lebih dari sepuluh hari dari semenjak tindakan operasi dilakukan, yang bersangkutan belum juga siuman. Ternyata pada lantai yang sama dengan ruang yang berbeda ada sohib lama, mantan Kepala Sekolah Menengah Atas, dan mantan pejabat pada jabatan penting lainnya di salah satu departemen penting di negeri ini, sedang dirawat dan juga belum siuman dari beberapa hari lalu karena keganasan penyakitnya. Dan, begitu tulisan ini dalam proses perapian, ternyata kabar duka datang, beliau wafat tepat jam tujuh pagi, semoga husnulkhotimah, karena beliau orang baik.
Saat menjumpai mereka dan kerabat yang ada di ruang tunggu pasien berukuran cukup luas di satu rumah sakit swasta ternama di daerah ini, sangat terasa semua isi ruangan seolah sedang menunggu mukjizat. Tidak ada wajah cerah di sana, kecuali anak-anak; semua muram dan pasrah akan nasib keluarga yang sedang berbaring membisu namun urat nadi masih berdenyut. Mereka semua berharap akan kemukjizatan hadir ditengah mereka, sehingga orang yang dicintai bisa sehat kembali.
Kepasrahan kepada nasib dan datangnya mukjizat jika kita renungkan sebenarnya tidak hanya diruang tunggu rumah sakit saja; namun juga pada relung-relung kehidupan hal yang sama sedang berlangsung. Di ruang pengadilan, di ruang lembaga pemasyarakatan, di ruang-ruang tunggu maya lainnya; seperti menanti keputusan hakim akan nasib gugatan pemelihan kepala daerah. Semua sedang menanti kemukjizatan akan hadirnya suatu keputusan. Prinsip yang dianut “upaya sudah maksimal, soal hasil terserah pada Tuhan”; dan, oleh karena prinsip inilah wajah wajah pasrah itu tampak “ihlas” untuk menerima apapun keputusan keilahian.
Namun ternyata tidak semua kita mau memahami, sekalipun itu sudah terang tertulis di kitab suci bahwa kita sering mendustai nikmat Tuhan yang sudah berlimpah mengalir setiap saat pada kita. Tidak sedikit diantara kita yang tidak mau jujur akan adanya nikmat Tuhan itu, sehingga apapun dilakukan hanya atas maunya dan keinginan kita sendiri. Manakala bersua dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya, maka baru ingat Tuhan untuk disalahkan.
Istilah “menunggu mukjizat” biasanya digunakan secara metaforis untuk menggambarkan sikap seseorang yang berharap terjadi sesuatu yang luar biasa tanpa usaha atau ikhtiar dari dirinya sendiri. Jadi, “menunggu mukjizat” bisa menjadi bentuk harapan yang positif jika disertai dengan usaha, tetapi bisa juga menjadi penghalang jika hanya dijadikan alasan untuk tidak berbuat apa-apa.
Hubungan antara usaha dan mukjizat dapat dipahami melalui keseimbangan antara ikhtiar (usaha manusia) dan takdir (kehendak Tuhan). Dalam berbagai ajaran spiritual dan filsafat kehidupan, keduanya tidak saling bertentangan, tetapi justru saling melengkapi. Mukjizat adalah hak prerogatif Tuhan. Usaha adalah kewajiban manusia dalam mencapai tujuan hidupnya, karena Tuhan menghendaki manusia berusaha sebelum mendapatkan hasil.
Dengan kata lain bahwa usaha adalah bagian dari sunatullah (hukum alam), sedangkan mukjizat adalah intervensi Tuhan yang tidak bisa direncanakan. Keajaiban sering terjadi ketika usaha telah dilakukan secara maksimal. Dan, Sikap terbaik adalah berusaha sebaik mungkin, sambil tetap berdoa dan berharap pada pertolongan Tuhan. Mukjizat bukan sekadar kejadian luar biasa, tetapi juga sarana pembelajaran bagi manusia agar semakin dekat kepada Tuhan dan menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Mukjizat, ternyata juga memiliki pesan moral dan pembelajaran bagi manusia bahwa apapun bisa terjadi jika Tuhan menghendaki. Dengan kata lain bahwa, mati-hidup, sembuh-sakit, memperoleh-tidak memperoleh dan pasangan pasangan lainnya dalam kehidupan, adalah atas ijinNYA. Dan, ini pernah dipesankan oleh seorang da’I kondang dari Makasar, beliau mengatakan “setelah semua upaya kita lakukan sesuai hukum agama, keputusan akhir serahkan sepenuhnya kepada Tuhan; tugas kita selanjutnya hanya dua, pertama perbaiki sholat dan bersabar” . Salam Waras (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Tujuh Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Malahayati Sukses Menjadi Relawan Pajak dalam Program “Relawan Pajak Untuk Negeri”
Selain bertugas di lingkungan kampus Universitas Malahayati, para mahasiswa juga turut aktif di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Natar dan KPP Madya Bandar Lampung. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkontribusi dalam pelayanan pajak, tetapi juga memperkaya pengalaman mereka dalam dunia perpajakan.
Hardini Ariningrum, S.E., M.Ak., CFRS, Ketua Tax Center Universitas Malahayati, memberikan apresiasi atas partisipasi mahasiswa dalam program ini. “Kami sangat bangga melihat antusiasme dan dedikasi yang ditunjukkan oleh mahasiswa kami. Melalui kegiatan Renjani, mereka tidak hanya belajar tentang perpajakan secara praktis, tetapi juga memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dalam penyelesaian kewajiban perpajakan mereka. Ini adalah pengalaman berharga yang tidak hanya memperkuat kemampuan akademik mereka, tetapi juga membantu mereka untuk terlibat langsung dalam praktik perpajakan yang akan sangat berguna di masa depan.”
Ketujuh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Denila Geraldine (NPM: 23210058), Endang Sri Suketi (NPM: 23210081), Elsa Fitriandini (NPM: 23210079), Muhammad Lutfi (NPM: 23210029), Nabillah Putri Nazahwa (NPM: 23210136), Raden Ayu Ellen Isma Fransiska (NPM: 23210052), dan Choirunnisa Ramadhani (NPM: 23210245). Mereka semua berbagi pengalaman yang sangat berharga selama menjadi relawan pajak.
Nabillah Putri Nazahwa berbagi pengalamannya dengan mengatakan, “Kegiatan ini memberikan pemahaman yang sangat mendalam tentang cara mengisi SPT dan perbedaan antara SPT pribadi dan SPT badan. Saya merasa lebih percaya diri dalam menghadapi dunia perpajakan, dan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk karier saya nanti.”
Endang Sri Suketi juga menyampaikan, “Sebagai mahasiswa akuntansi, kegiatan ini memberi saya kesempatan untuk mempraktikkan ilmu yang saya pelajari di kelas dalam situasi nyata. Kami belajar cara mengisi SPT dengan benar, dan yang lebih penting, kami bisa membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan mereka. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi kami.”
Elsa Fitriandini mengungkapkan, “Menjadi relawan pajak dalam Renjani memberi saya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan problem-solving. Kami harus mampu menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan pajak kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami. Ini melatih kami untuk lebih sabar dan teliti dalam bekerja.”
Raden Ayu Ellen Isma Fransiska menambahkan, “Kegiatan ini memperlihatkan langsung betapa pentingnya peran kita dalam membantu masyarakat untuk lebih sadar tentang kewajiban pajak. Kami belajar banyak tentang etika kerja, terutama dalam hal ketepatan dan akurasi data yang harus kami isi dalam SPT.”
Muhammad Lutfi juga berbagi pandangannya, “Ini adalah pengalaman yang mengasah keterampilan teknis kami dalam mengelola data pajak, serta keterampilan sosial dalam membantu orang lain. Saya merasa kegiatan ini memberikan wawasan baru yang sangat relevan dengan dunia kerja nanti.”
Choirunnisa Ramadhani menyatakan, “Kegiatan ini membuat saya lebih memahami betapa pentingnya pajak dalam pembangunan negara. Kami tidak hanya membantu menyelesaikan SPT, tetapi juga belajar banyak tentang tanggung jawab sosial kita sebagai warga negara.”
Kegiatan Renjani ini juga menunjukkan bahwa Universitas Malahayati terus berkomitmen untuk melibatkan mahasiswanya dalam kegiatan nyata yang dapat memperkaya pengalaman mereka di luar ruang kelas, sekaligus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Dengan pengalaman ini, para mahasiswa diharapkan tidak hanya siap menghadapi tantangan dunia kerja di bidang akuntansi, tetapi juga menjadi agen perubahan yang peduli terhadap perkembangan sistem perpajakan di Indonesia. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Malahayati Kunjungi Panti Asuhan Afifa Afwa untuk Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Edukasi Lingkungan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan moral dan material kepada anak-anak yang tinggal di panti asuhan sekaligus mengenalkan mereka pada pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. Selain itu, acara ini juga menjadi kesempatan untuk mengedukasi anak-anak panti mengenai kepedulian manusia terhadap alam dan lingkungan.
Para mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Malahayati memberikan edukasi yang menarik mengenai cara-cara menjaga lingkungan yang bersih dan sehat, serta pengelolaan sampah yang benar. Selain itu, mereka juga mengenalkan Program Studi Teknik Lingkungan dan Universitas Malahayati kepada anak-anak panti, memberikan wawasan tentang pentingnya pendidikan tinggi dalam mengatasi berbagai isu lingkungan di masa depan.
Natalina juga menambahkan, “Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan menyadari pentingnya berbagi. Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkenalkan bahwa Universitas Malahayati bukan hanya mengutamakan pendidikan akademik, tetapi juga berkomitmen pada pengembangan karakter dan kepedulian sosial.”
Kegiatan ini diisi dengan berbagai aktivitas yang melibatkan anak-anak panti, mulai dari diskusi mengenai kebersihan lingkungan, cara-cara memilah sampah, hingga penanaman pohon di sekitar area panti asuhan. Anak-anak panti tampak antusias mengikuti semua rangkaian kegiatan dan berjanji untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka sendiri.
Kegiatan ini juga menandai komitmen Universitas Malahayati dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas dalam bidang akademik, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Program Studi Teknik Lingkungan berharap bahwa kegiatan serupa akan terus dilaksanakan dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat sekitar, termasuk anak-anak di panti asuhan. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Malahayati Kunjungi SMA Negeri 2 Natar, Edukasi Siswa Tentang Pentingnya Menjaga dan Melestarikan Lingkungan
Kegiatan yang berlangsung interaktif ini dimulai dengan sesi pengenalan mengenai Universitas Malahayati dan Program Studi Teknik Lingkungan. Para siswa diberi pemahaman tentang kurikulum, prospek karier, dan kontribusi penting yang dapat diberikan oleh mahasiswa Teknik Lingkungan dalam menjaga keberlanjutan alam dan kehidupan manusia. Salah satu topik penting yang disampaikan adalah mengenai pengelolaan sampah dan dampak negatif yang ditimbulkan jika lingkungan tidak dijaga dengan baik.
Kegiatan ini juga diwarnai dengan diskusi seru, di mana para siswa diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para mahasiswa dan dosen mengenai berbagai hal terkait Teknik Lingkungan. Edukasi mengenai pengelolaan sampah, mulai dari cara memilah hingga daur ulang, menjadi materi yang cukup menarik perhatian para siswa, yang mengungkapkan keinginan mereka untuk lebih terlibat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar mereka.
Natalina, ST., M.Si, sebagai Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Malahayati, juga menyampaikan harapannya, “Kami sangat senang bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan adik-adik SMA Negeri 2 Natar. Kunjungan ini adalah salah satu cara kami untuk mengenalkan pentingnya keberlanjutan lingkungan kepada generasi muda. Harapan kami adalah agar kegiatan ini dapat memotivasi mereka untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan dan turut berperan aktif dalam menjaga alam untuk masa depan yang lebih baik.”
Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Malahayati dalam mewujudkan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Harapannya, siswa-siswi SMA Negeri 2 Natar dapat terinspirasi dan lebih siap menghadapi tantangan global terkait dengan isu-isu lingkungan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan akan semakin banyak generasi muda yang peduli dan berkontribusi aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta lebih memahami peran penting yang dapat dimainkan oleh para ahli di bidang Teknik Lingkungan.
Klik di sini : Pendaftaran Online Mahasiswa Baru
Yuk, persiapkan diri kamu untuk bergabung bersama Universitas Malahayati di Program Studi Teknik Lingkungan. Caranya mudah, kamu bisa klik link Pendaftaran Mahasiswa Baru atau datang langsung ke kampus Universitas Malahayati Bandar Lampung. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Pesan Rektor Dr. Muhammad Kadafi, Mahasiswa Universitas Malahayati Harus Menjadi Pemimpin Berkualitas, Berintegritas serta Mampu Menginspirasi dan Membawa Perubahan Positif
Rektor Universitas Malahayati, Dr. Muhammad Kadafi, SH., MH., dalam sambutannya menyampaikan pesan yang penuh inspirasi kepada seluruh pimpinan organisasi kemahasiswaan yang baru saja dilantik. “Hari ini adalah momen bersejarah yang menandai langkah baru bagi kepemimpinan mahasiswa di Universitas Malahayati. Kepada seluruh pimpinan organisasi kemahasiswaan yang dilantik, saya ucapkan selamat. Tanggung jawab yang kini diemban bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga kesempatan untuk berkontribusi membangun kampus yang lebih baik dan lebih unggul,” ujarnya dengan penuh semangat.
“Kepemimpinan bukan hanya tentang mengatur, tetapi tentang memberi inspirasi dan mendorong teman-teman seangkatan untuk bergerak bersama menuju perubahan yang positif. Di tangan kalian, organisasi ini akan tumbuh dan berkembang menjadi lebih kreatif, inovatif, dan penuh prestasi. Jadikan setiap langkah kalian sebagai bukti nyata bahwa pemimpin sejati tidak hanya diukur dari jabatan, tetapi dari sejauh mana kalian mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan kampus,” tambah Rektor.
Tak lupa, Rektor Universitas Malahayati juga memberikan dorongan kuat kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan seluruh organisasi kemahasiswaan untuk terus maju dan berusaha meraih cita-cita. “BEM Universitas Malahayati, kalian adalah motor penggerak utama dalam menciptakan atmosfer kampus yang dinamis dan penuh prestasi. Teruslah berkarya, maju terus tanpa henti, dan jangan pernah ragu untuk meraih impian kalian. Peran kalian sangat penting dalam membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif, dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi. Dunia menanti kontribusi kalian untuk masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Dengan pelantikan ini, Universitas Malahayati semakin menunjukkan komitmennya dalam mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang siap berkompetisi dan memberikan kontribusi di berbagai bidang. Semoga para pimpinan organisasi kemahasiswaan yang baru dilantik dapat memimpin dengan penuh tanggung jawab, serta membawa perubahan positif bagi kehidupan kampus dan dunia luar. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Pelantikan Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Malahayati Periode 2024-2025, Menyongsong Masa Depan yang Lebih Dinamis dan Berprestasi
Acara pelantikan ini juga turut disaksikan oleh para mahasiswa yang telah siap untuk memimpin dan menggerakkan organisasi kemahasiswaan di berbagai tingkat.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Universitas Malahayati, Dr.Eng Rina Febrina, ST., MT, mengawali pidato dengan penuh rasa syukur:
“Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat untuk menghadiri Pelantikan Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Malahayati Periode 2024-2025. Sebagai Wakil Rektor III yang membawahi bidang kemahasiswaan, saya merasa bangga dapat melaporkan bahwa pada periode kali ini, kami melantik 34 organisasi kemahasiswaan yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat universitas dan fakultas, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dari berbagai program studi, serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang beragam dan aktif di berbagai bidang.”
Sebagai bagian integral dari universitas, organisasi kemahasiswaan memiliki peran strategis dalam mengembangkan kepemimpinan, mendorong kreativitas, dan memperkuat semangat kebangsaan. Dengan kepemimpinan yang baru ini, Universitas Malahayati berharap organisasi kemahasiswaan dapat terus berkontribusi menciptakan lingkungan kampus yang harmonis, berdaya saing, dan memberikan dampak positif bagi seluruh civitas akademika serta masyarakat luas.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor III juga menyampaikan apresiasi kepada Rektor dan seluruh jajaran pimpinan Universitas Malahayati yang telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan kemahasiswaan. “Dengan kepemimpinan baru ini, kami percaya organisasi kemahasiswaan Universitas Malahayati akan semakin berkembang, terus berinovasi, dan memberikan manfaat yang besar, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga untuk kampus dan masyarakat secara keseluruhan.”
Semangat kepemimpinan yang penuh harapan dan tanggung jawab ini diharapkan menjadi katalisator untuk perubahan positif yang membawa Universitas Malahayati menuju masa depan yang lebih gemilang. Dengan komitmen dan dedikasi tinggi, pimpinan organisasi kemahasiswaan yang baru dilantik siap menghadirkan atmosfer kampus yang lebih dinamis, penuh kreativitas, dan mengedepankan prestasi di berbagai bidang. (gil)
Editor: Gilang Agusman
Kalau yang Tahu, Pada Nggak Mau
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa waktu yang lalu tim dosen program studi pascarajana mengantarkan mahasiswa ke lapangan untuk melakukan Pembelajaran Lapangan atau PBL di wilayah perbatasan kota dengan salah satu kabupaten tetangga. Sejumlah dosen menjadi pendamping mahasiswa untuk menemukenali persoalan kesehatan pada masyarakat, dengan diantar oleh kepala dusun dan pendamping kesehatan masyarakat.
Dalam perjalanan, salah seorang pimpinan lembaga berkomentar saat berdiskusi yang kaitan dengan persoalan pembangunan bangsa. Beliau berkata “Kita banyak memiliki orang pandai, alumni dari perguruan tinggi pemerintahan dalam negeri, tetapi mereka tidak suka tampil mengambil alih pimpinan tertinggi melalui pemilihan untuk daerahnya”.
Tatkala disesak apa sebenarnya alasan mereka tidak mau tampil itu, ternyata jawabannya sederhana “Karena yang bersangkutan mengetahui persis persoalan yang ada di dalam pemerintahan, dan persoalan itu tidak mudah untuk diselesaikan, justru kebanyakan yang ada menunda masalah, atau bisa jadi masalahnya dipelihara”.
Jawaban-jawaban cerdas dan akademis itu menjadi renungan yang dalam, karena jika dirunut secara sistematis, kebanyakan orang-orang pandai dan mengetahui persoalan daerah itu lebih memilih untuk berada di zona nyaman, dengan meniti karier berjenjang saja, tanpa harus berpeluh-peluh mengikuti pola pemilihan pimpinan (daerah). Dengan kata lain mereka yang tampil dalam pemilihan itu sebenarnya orang yang tidak paham akan persoalan kepemerintahan, hanya bermodal “nekat”, mereka maju ikut kontestasi pemilihan. Sementara jargon “Untuk memperbaiki, membangun, meneruskan” itu adalah konsumsi politik kepemiluan saja. Karena begitu didesak apa yang akan diperbaiki, apa yang akan dibangun, dan apa yang akan diteruskan; yang keluar adalah jawaban diplomatis untuk menghindar dari debat, karena jika sampai debat akan tampak “ketidakpahamannya” akan persoalan. Hal ini terbukti ada wilayah daerah yang tidak tersentuh perbaikan jalan, sekalipun sudah entah berapa kali ganti pimpinan daerah.
Analogi ini tentu tidak selamanya benar, akan tetapi dapat dijadikan referensi pemikiran bersama, karena banyak fakta menunjukkan ada pimpinan daerah yang hanya mengandalkan sekretaris daerahnya jika berkaitan dengan kepemerintahan, sementara yang bersangkutan hanya berfikir bagaimana mengembalikan modal saat maju berkontestasi, dan melaju lagi di periode berikutnya. Bisa juga bagaimana ada keluarganya yang bisa didorong untuk maju menggantikannya. Sehingga otaknya dipenuhi dengan strategi pemenangan dan pelanggengan kekuasaan, bukan memikirkan nasib dari yang dipimpinannya. Jika ada kepala daerah yang berpikir full untuk daerahnya semata-mata sebagai pengabdian dan mencari amal sholeh untuk kepentingan akhiratnya, itu berarti berkah dari Tuhan untuk daerah itu. Sayangnya yang namanya berkah itu tidak banyak; justru yang ditemukan pimpinan daerah memfasilitasi personal untuk ritual keagamaan sebagian tokoh agar dapat dijadikan vote getter bagi keberlangsungan kepemimpinannya ke depan.
Kondisi “Kalau tahu pasti tidak mau” akan terasa manakala pencalonan mengalami kekalahan karena banyak dipecundangi. Hal ini sangat kentara pada waktu kontestasi politik yang baru berlalu. Banyak diantara mereka yang mengalami kekalahan merasa “di luar dugaannya”; hal ini jika dikalkulasi dengan dana, tenaga, dan pendukung yang ada. Mereka tidak menyadari “faktor keberuntungan” itu ternyata tidak hanya pada nasib baik saja, akan tetapi juga ada faktor lain, termasuk diantaranya “tingkat penghianatan pendukung”. Karena mereka yang mengetahui bagaimana lika-liku perjalanan kepemilihan, onak dan duri perjalanan, serta faktor “X” yang lain; dari awal sudah berhitung “maju” atau “tidak”. Di sini tampaknya kecerdasan intelektual saja tidak cukup, tetapi harus didukung oleh kecerdasan emosional, dan kemampuan “membaca” lapangan dengan jeli itu sangat diperlukan, bahkan bisa jadi intuisi juga ikut memberi kontribusi.
Sebagai contoh, ada seorang birokrat memiliki kemampuan intelektual yang mumpuni, bergelar doktor sungguh-sungguh karena kuliah sungguh-sungguh, pangkat dan pengalaman sangat mumpuni, pernah menjabat berbagai jabatan penting dari yang paling rendah sampaai yang paling tinggi untuk level daerah, peluang untuk maju ke jenjang karier tertinggi ada. Namun begitu yang bersangkutan mengetahui bahwa finalisasi jabatan itu dipilih oleh suatu aturan pemilihan yang didominasi oleh keinginan yang akan menggunakan; dengan sertamerta yang bersangkutan “menghindar diri” untuk tidak masuk pada kontestasi pemilihan jabatan, tentu dengan cara yang sangat elegan, karena yang bersangkutan paham jika nekat ikut masuk, maka hanya akan mendapatkan “malu” saja. Ternyata kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosionalnya mampu membaca situasi dengan baik dan benar.
Pertanyaan lanjut apa yang akan terjadi pada negeri ini jika para orang pandai tidak mau ambil kesempatan karena dari jauh mereka sudah tahu bahwa kesempatan itu bukan untuknya. Bisa jadi mereka akan lebih nyaman menjadi warga dunia, dibandingkan jadi warga negara. Kalau ini yang terjadi maka diaspora Indonesia makin banyak adanya. Wallahuaklam wisawab. Salam Waras (SJ)
Editor: Gilang Agusman
Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Diberikan Pengalaman Langsung Lewat Program Base Learning di Desa Sukajaya Lempasing
Menurut Kepala Program Studi (Ka.Prodi) Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, Dr. Samino, SH., M.Kes., kegiatan PBL diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam melakukan analisis masalah kesehatan yang ada di masyarakat. “Dengan PBL, mahasiswa diharapkan mampu melakukan kegiatan pengumpulan dan pencarian data, menganalisis masalah, memilih masalah potensial, serta merumuskan intervensi penyelesaian masalah kesehatan sebagai bagian dari implementasi Siklus Pemecahan Masalah (Problem Solving Cycle),” ujarnya.
Kegiatan PBL ini tidak hanya mengedepankan aspek teknis, namun juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan upaya-upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan edukatif. Mahasiswa akan melalui tahapan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, serta analisis faktor-faktor yang mempengaruhi, baik itu yang mendukung maupun yang menghambat. Selanjutnya, mahasiswa akan menyusun Plan of Action (POA) untuk merancang kegiatan intervensi yang tepat guna untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa.
Kegiatan PBL ini berlangsung di 8 dusun yang ada di Desa Sukajaya Lempasing, dan mahasiswa dibagi ke dalam 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 7 hingga 8 mahasiswa. Setiap kelompok akan terjun langsung ke lapangan untuk berinteraksi dengan masyarakat, mengidentifikasi masalah kesehatan yang relevan, dan merancang solusi berbasis kebutuhan lokal.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan diagnosa komunitas (Community Diagnosis) dan pemecahan masalah kesehatan (Problem Solving) dengan memberdayakan potensi lingkungan dan melibatkan stakeholder terkait. Salah satu konsep utama yang digunakan dalam analisis status kesehatan masyarakat adalah konsep HL Blum, yang melibatkan empat faktor penting: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dengan menggunakan kerangka ini, mahasiswa akan dapat memahami secara lebih mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan merumuskan solusi yang lebih efektif.
Melalui program PBL ini, Universitas Malahayati berharap dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman teoritis yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diterapkan di lapangan. Dengan pengalaman langsung di desa, mahasiswa akan memiliki bekal yang lebih baik untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat di dunia nyata.
Kegiatan PBL ini akan berlangsung hingga 16 Februari 2025 dan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa Sukajaya Lempasing, serta memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam pengembangan kompetensi kesehatan masyarakat mereka. (gil)
Editor: Gilang Agusman