Merdeka Belajar, Belajar Merdeka

Oleh: Sudjarwo

Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Seiring diangkatnya Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dikenalkan lah program Merdeka Belajar sebagai upaya mengembangkan kebebasan berpikir dan berekspresi. Program itu kemudian diaplikasikan pada lembaga di negeri ini dengan diluncurkannya kurikulum pendidikan yang baru, yaitu Kurikulum Merdeka pada Februari 2022 lalu. Kurikulum baru itu sebagai upaya mewujudkan kemerdekaan dalam belajar. Dikatakan merdeka dalam belajar artinya siswa memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Jadi, bukan berarti siswa tidak perlu belajar lagi.

Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah: Pertma, membangun suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa. Kedua, memberikan keleluasaan pada sekolah dalam mengadakan penilaian dan penerapan kurikulum sesuai dengan kondisi sekitar. Ketiga, memenuhi kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

Keempat, menciptakan peserta didik yang berjiwa merdeka, serta tidak merasa dikekang oleh ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan potensi dan kemampuan diri masing-masing. Kelima, mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Serangkaian tujuan di atas sebenarnya dasar berpikirnya terinspirasi dari konsep Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia ini, pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga didasarkan pada dasar kemerdekaan yang dikenal dengan istilah Sistem Among, yaitu melarang adanya hukuman dan paksaan pada peserta didik karena hal tersebut dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitas mereka.

Dengan adanya konsep Merdeka Belajar ini, baik guru/dosen maupun siswa/mahasiswa diharapkan memiliki jiwa yang bebas dalam hal mengembangkan dan mengeksplorasi potensi, bakat, dan kemampuan diri sendiri tanpa terkekang oleh aturan dan ketentuan yang berlaku dalam pembelajaran. Kalimat terakhir inilah yang menjadi multitafsir dalam pelaksanaan di lapangan, karena disebabkan oleh pemahaman yang beragam, belum esensial terhadap konsep Merdeka Belajar.

Ada tujuh komponen Merdeka Belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan dari program tersebut. Yaitu: konstruktivisme, inquiry, bertanya, learning community, modelling, refleksi, dan authentic assessment. Ketujuh komponen ini harus dipahami oleh guru/dosen dalam penerapannya, baik saat di muka kelas, maupun saat luar kelas. Dengan kata lain guru/dosen dituntut lebih aktif mengembangkan model pembelajarannya agar peserta didik menjadi tertarik untuk mengembangkan diri.

Kalimat terakhir di atas-lah sebenarnya yang menjadi batu sandungan pelaksanaannya di lapangan. Orientasi pembelajaran masih sepenuhnya ditujukan kepada peserta didik, sementara penyelenggara pembelajaran masih belum tersentuh dengan baik; akibatnya yang merdeka adalah peserta didik; sementara pendidiknya masih belajar merdeka.

Indikasi yang dapat dikemukakan pada halaman yang sangat terbatas ini adalah: pertama, Guru/dosen sebagai pendidik dan pengajar belum sepenuhnya berperan sebagai pendidik. Kegiatan pembelajaran yang dibentang masih sangat berorientasi pada pengajaran, belum pendidikan, sehingga penguasaan materi menjadi nomor satu. Sementara itu aspek transformasi nilai-nilai utama, seperti kejujuran, kedisiplinan, kesopanan, dan nilai-nilai kemanusiaan universal lainnya masih belum maksimal diberikan. Ini terjadi bukan sepenuhnya kesalahan para pendidik, tetapi lebih dikontribusi oleh lembaga yang mengurus para pendidik.

Pendidik selalu diposisikan oleh lembaga yang mengurus mereka pada posisi atas bawah, bukan setara atau mitra. Akibatnya instruksi sebagai alat ampuh untuk meredam kreativitas sering dilakukan. Iklim kepemimpinan cenderung lebih kepada instruksional dari pada partisipatif.

Kedua, guru/dosen sebagai mediator dan fasilitator dalam pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan baik; hal ini disebabkan karena sarana prasarana pendukung yang disediakan lembaga belum begitu memadai; akibatnya inisiatif guru bisa berjalan jika memiliki pimpinan yang mampu menginisiasi kebutuhan pendidikan, walau dalam ukuran minimal.

Ketiga, guru/dosen sebagai pengelola pembelajaran belum semua memahami maksud dan tujuan merdeka belajar seperti yang dikehendaki kementerian. Hal ini harus diakui secara jujur oleh penyelenggara pendidikan, tidak perlu mencari alasan pembenaran, lebih-lebih penyalahan. Kementerian masih belum maksimal dalam memberikan panduan lapangan tentang merdeka belajar. Justru terkesan mereka juga masih belajar merdeka dalam memahami merdeka belajar.

Keempat, guru/dosen sebagai demonstrator merdeka belajar belum sepenuhnya mampu mempertontonkan kepada peserta didik bagaimana sebenarnya merdeka belajar itu; yang ada baru belajar merdeka dalam pengertian suka-suka. Akibatnya jika ada peserta didik yang tidak suka dengan bahan ajar, maka bukan dicarikan solusi untuk mencari jalan keluar bersama; justru yang ada peserta didik harus mendapatkan hukuman, atau dipaksa ikut aturan yang ada. Akibatnya peserta didik dan pendidiknya sama-sama belajar merdeka.

Kelima, guru/dosen sebagai pembimbing dan motivator pembelajaran dalam pelaksanaannya masih bersifat konvensional. Pendekatan humanistic yang menjadi dasar merdeka belajar belum dipahami secara benar, akibatnya yang ada adalah instruksi bukan motivasi.

Keenam, guru/dosen sebagai evaluator belum sepenuhnya memahami esensi dari mengevaluasi Merdeka Belajar; sehingga sistem penilaian masih menggunakan cara lama yang sudah tidak relevan dengan penerapan merdeka belajar. Konsep remediasi yang menjadi tulang punggung sistem penilaian Merdeka Belajar dimaknai berbeda dengan seharusnya. Sehingga guru masih memandang setiap kenaikan kelas harus ada yang tinggal kelas. Dosen masih memiliki anggapan setiap ujian harus ada mahasiswa yang tidak lulus, karena kalau lulus semua seolah-olah menjadi aneh. Padahal prinsip merdeka belajar adalah menghargai setiap capaian yang diperoleh peserta ajar.Tampaknya orientasi merdeka belajar yang sekarang sedang menggarap Perguruan Tinggi dengan keluarnya Permendikbudristek Nomor 53 tahun 2023; menunjukkan bahwa kementerian sedang berkejaran dengan waktu yang tersisa untuk mewujudkan kualitas dengan tanpa mengorbankan kuantitas; walau demikian hal ini masih perlu dicermati lebih lanjut.

Keenam hal di atas paling tidak memberikan sumbangan kepada masih belum dipahaminya konsep Merdeka Belajar secara benar. Oleh sebab itu menimbulkan pertanyaan tersisa apakah sisa waktu yang ada bagi Mas Menteri, dapat digunakan melakukan perbaikan agar programnya tepat sasaran. Pertanyaan lanjut, apakah ada jaminan setelah pemerintahan baru yang akan datang terbentuk, program merdeka belajar akan diteruskan. Belajar dari pengalaman masa lampau kesinambungan program kementerian di negeri ini, termasuk Kementerian Pendidikan, slogan ganti menteri ganti program itu benar adanya.(SJ)

Universitas Malahayati Bandar Lampung Tambah 8 Sertifikat Hak Cipta Kemenkumham RI

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung kembali menambah 8 koleksi sertifikat hak cipta dari dosen dan mahasiswa.

Sertifikat hak cipta diterbitkan Senin 28 Agustus 2023 dan Kamis 31 Agustus 2023, diantaranya:

1. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202372641, Produk Modul dengan judul Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran, ditulis Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD dan TIM.

2. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202372642, Produk Modul dengan judul Buku Panduan Praktikum Histologi Blok Musculosceletal, Skin Dan Respirasi ditulis Dr. dr. Tessa Sjahriani, M.Kes dan TIM.

3. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202373614, Produk Karya Ilmiah dengan judul Penurunan Kadar Cod pada Limbah Laundry dengan Metode Adsorpsi dilanjutkan Metode Koagulasi-Flokulasi, Skin dan Respirasi ditulis Mahasiswi Fakultas Teknik, Putri Aulia Firdaus.

4. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202373684, Produk Karya Ilmiah dengan judul Analisis Kadar Protein pada Tepung Jagung (Zea Mays L.) Dibeli dengan merk L di daerah Pasar Semuli Jaya, Lampung Utara Menggunakan Metode Kjeldah ditulis Robby Candra Purnama, dosen Prodi Anafarma Universitas Malahayati.

5. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202374430, Produk Modul dengan judul Penuntun Praktikum Kimia Kedokteran ditulis dr. Nia Triswanti, M.Kes, dan TIM.

6. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202374431, Produk Modul dengan judul Buku Panduan Praktikum Laboratorium Biokimia Blok Hematoimunologi ditulis dr. Nia Triswanti, M.Kes dan TIM.

7. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202374432, Produk Modul dengan judul Buku Panduan Praktikum Laboratorium Biokimia Blok Bms ditulis dr. Nia Triswanti, M.Kes dan TIM.

8. Sertifikat hak cipta nomor sertifikat : EC00202373539, Produk Karya Ilmiah dengan judul Penetapan Kadar Besi (Fe) pada Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) menggunakan Metode Mpaes ditulis Robby Candra Purnama, dosen Prodi Anafarma Universitas Malahayati.

Tyan Tasa, S.Kom Kepala Sentra Kekayaan Intelektual Universitas Malahayati mengatakan, sertifikat hak cipta merupakan bukti kepemilikan suatu karya yang diterbitkan Kementrian Hukum dan HAM RI.

“HKI sangat penting untuk terus ditingkatkan karena termasuk indikator Penilaian dalam Akreditasi Perguruan Tinggi dan Beban Kerja Dosen (BKD),” ucapnya, Jumat (1/9/2023).

Tyan berharap, ke depan semoga akan terus bertambah sertifikat hak cipta dari karya dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung. (451/**)

Universitas Malahayati Siap Terapkan Aturan Menteri Terkait Mahasiswa Tak Wajib Skripsi

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengeluarkan kebijakan terbaru mengenai tidak mewajibkan mahasiswa untuk mengerjakan skripsi sebagai tugas akhir.

Menanggapi kebijakan tersebut, Rektor Unversitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. dr. Achmad Farich, M.M mengatakan, kebijakan itu untuk menunjang program kampus merdeka dalam  berinovasi melaksanakan tri darma perguruan tinggi.

“Tidak wajib skripsi itu maksudnya bisa diganti dengan tugas akhir lainnya, seperti berbagai projek inovasi mahasiswa atau dapat berbentuk prototipe, dan bentuk lainnya,” kata Achmad Farich, Jumat (1/9/2023).

Rektor Achmad Farich mengaku pihaknya siap melaksanakan kebijakan itu, apalagi pemerintah juga memberikan jangka waktu untuk perguruan tinggi menyesuaikan diri selama dua tahun, sebelum benar-benar siap menerapkan alternatif lain sebagai tugas akhir selain skripsi.

“Universitas Malahayati siap secara implementasi, tinggal menunggu keputusan pemerintah seperti apa aturannya,” ujar Achmad Farich. (451/**)

Pengumuman Kelulusan Mahasiswa KIP Kuliah, Cek Disini !

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Halo Sahabat Unmal..kami informasikan kepada mahasiswa yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru KIP Kuliah gelombang 3 tahun 2023, bahwa informasi kelulusan sudah dapat kalian akses pada link download dibawah ini. Daftar Mahasiswa terlampir wajib Datang ke Ruang 1.3 Gedung Rektorat Universitas Malahayati pada Senin, 4 September 2023, Pukul 09:00 WIB. (gil/humasmalahayatinews)

PENGUMUMAN KELULUSAN KIP 1 SEPTEMBER_compressed

Optimalisasi Daun Sirih Hijau Sebagai Antiseptik Kewanitaan Dalam Bentuk Sediaan Sabun Daun Sirih di Kelurahan Kebon Jeruk, Bandarlampung

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dosen dan mahasiswa Fakultas  Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Bandarlampung,  melaksanakan Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandarlampung. Kamis (31/08/2023).

Kegiatan ini dihadiri oleh Rismeliyar., SE (Lurah Kelurahan Kebon Jeruk), Pujiyati (Ketua PKK Kelurahan Kebon Jeruk), Ria., A.Md.Keb (Bidan Puskesmas Kebon Jeruk) dan Serda Fadli Muhammad Fardillah (Babinsa Kelurahan Kebon Jeruk) dengan diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari ibu- ibu PKK, Kader Posyandu dan Kader Posyandu Lansia dari Kelurahan Kebon Jeruk Bandarlampung dan merupakan salah satu Hibah Dikti Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat pada perguruan tinggi swasta (PTS) tahun 2023.

Tim pengabdian masyarakat ini berasal dari 2 Program Studi yaitu Kebidanan dan Farmasi yang terdiri dari Ana Mariza.S.ST.,M.Kes dan Sunarsih.S.SiT.,Bdn.,M.Kes (Prodi Kebidanan) serta apt.Ade Maria Ulfa.,M.Kes (Prodi SI Farmasi) dibantu2 orang mahasiswa Reni Muliyanti (Prodi Farmasi) dan Gusti Ayu Putu Shinta A.P.(Prodi Kebidanan).

Ketua pelaksana Ana Mariza dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk menurunkan angka kejadian keputihan di Kelurahan Kebon Jeruk yang cukup tinggi dengan memanfaatkan potensi lokal dalam hal ini daun sirih hijau yang 80%telah ditanam di pekarangan rumah masing-masing warga tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.

Kegiatan ini berkolaborasi dengan Prodi Farmasi sehingga dapat menghasilkan sediaan sabun sirih yang tepat dan berdayaguna. Ade Maria Ulfa sebagai tim pengabdian di bidang farmasi menjelaskan selama ini Masyarakat dalam pembuatan rebusan daun sirih tidak memperhatikan waktu dan suhu perebusan sehingga rebusan yang dihasilkan tidak lagi mengandung senyawa aktif yang berperan sebagai antiseptik untuk mengatasi keputihan.

Lurah Kebon Jeruk, Ibu Rismeliyar., SE juga menyampaikan pada sambutannya bahwa jumlah wanita produktif pada wilayah kerja beliau cukup banyak yaitu 355 wanita usia subur dimana sebagian besar mengalami keputihan. Besar harapan Ibu Lurah dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat dari Universitas Malahayati dapat membantu ibu – ibu tersebut untuk menjaga daerah kewanitaannya menggunakan daun sirih hijau sebagai tanaman obat tradisional yang tepat, murah dan mudah didapatkan tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi sehingga angka kejadian keputihan di Kelurahan Kebon Jeruk dapat menurun dengan significan. (gil/humasmalahayatinews)

35 Mahasiswa Universitas Malahayati Resmi Bergelar Sarjana Kedokteran

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id) : Sebanyak 35 mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung dinyatakan lulus dan menyandang predikat sarjana kedokteran, pada acara yudisium pendidikan dokter Sarjana Kedokteran di Malahayati Career Center (MCC), Kamis (31/8/2023).

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Toni Prasetia, dr., Sp.PD., FINASIM, menyampaikan proses magang akan berbeda saat pendidikan, kita akan langsung melihat seperti apa penanganan pasien, yang selama ini hanya kita pelajari di buku.

“Kalo ada apa-apa jangan bertindak sendiri, harus selalu tanya apa saja yang harus kalian lakukan, jadi ada instruksi dari dokter yang bertanggungjawab,” pesan Dr. toni.

Dr. Toni mengingatkan untuk selalu jaga etika sebagai seorang dokter, etika itu nomor satu karena itu yang menjadi penilaian penting, bukan masalah pinter gaknya tapi yang utama etika dulu.

“Semakin banyak kalian melihat semakin terampil kalian menjadi dokter,” ucapnya.

Dirinya menekankan bahwa era digital saat ini memainkan peran penting dalam proses magang, dan mengingatkan para calon dokter untuk tidak merekam kegiatan pelayanan dan pengobatan pada pasien.

Dekan Toni Prasetia juga mengimbau para calon dokter untuk menghindari pembuatan konten-konten untuk media sosial yang berhubungan dengan pelayanan medis.

Dalam kesempatan tersebut, Dekan Toni Prasetia juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antara calon dokter dengan perawat dan petugas medis lainnya. Ia menyampaikan bahwa solidaritas dan kekompakan di antara mereka merupakan hal yang paling penting.

“Dua tahun lagi, kita akan bertemu dengan suasana yang sama, namun dengan tema yang berbeda, yakni saat sumpah dokter. Saya berharap kita semua berhasil ke depan dan dapat mengabulkan harapan orang tua agar kita sukses menjadi dokter kelak,” tambah Dekan Toni Prasetia.

Selanjutnya, Wakil Rektor 1 Universitas Malahayati, Muhammad, S.Kom, M.M, mengucapkan selamat kepada 35 peserta yudisium sarjana kedokteran yang telah mendapatkan gelar S.Ked. Ia menekankan pentingnya menjaga sikap, sopan santun, dan etika selama menjalani co-ass karena hal tersebut akan menjadi penilaian di masa depan. Wakil Rektor juga mengingatkan para calon dokter untuk selalu menjaga nama baik almamater mereka, yaitu Universitas Malahayati.

Para peserta yudisium juga diingatkan untuk tetap rendah hati meskipun telah meraih gelar S.Ked setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran. Wakil Rektor 1 mengingatkan bahwa ini hanya tahap awal dalam perjalanan mereka, dan masih ada tahap pendidikan profesi dokter yang akan dihadapi.

“Pendidikan profesi dokter adalah tahap selanjutnya yang harus kalian hadapi. Selama menempuh pendidikan kedokteran, kalian telah belajar teori, tutorial, laboratorium, dan keterampilan medik. Sekarang, kalian akan belajar langsung dan berinteraksi dengan pasien. Meskipun begitu, kalian akan tetap dibimbing oleh dosen dan dokter di rumah sakit. Sekali lagi, saya mengucapkan selamat kepada para peserta yudisium hari ini,” ujar Wakil Rektor 1 Muhammad.

Acara yudisium dihadiri Sekretaris Yayasan Altek Tarmizi, SE.,M.Ak, Dekan Fakultas Kedokteran Dr. Toni Prasetia, dr., Sp.PD., FINASIM, Kaprodi S1 Kedokteran Umum, serta sejumlah dosen Fakultas Kedokteran. (451/**)

Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Juara I Desain Poster Duta PBN

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Malahayati Bandarlampung, Ikrima Lutfivani Al Kautsar (22370044) berhasil mendapatkan Juara I Desain Poster yang diselenggarakan oleh Duta Pemimpin Berkarya Nusantara, 10-26 Agustus 2023.

Ikrima mengatakan sebelumnya aku sempat ikut beberapa kali perlombaan desain poster mendapat juara II dan III dalam Event Nasional.

“Alhamdulilah kini berhasil mendapat Juara I Event Nasional,” ucap Ikrima.

“Semoga prestasi ini dapat membawa nama Universitas Malahayati ditingkat nasional. Terimkasih kepada orang tua, Universitas, Prodi Psikologi, bapak dan ibu dosen yang selalu support dan mendoakan,” tutupnya. (gil/humasmalahayatinews)

Universitas Malahayati dan BPJS Kesehatan Bandar Lampung Teken Kerjasama dan Gelar Kuliah Umum

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung dan BPJS Kesehatan Area Bandar Lampung melakukan penandatangan kerjasama dilanjutkan kuliah umum di Graha Bintang, Selasa (29/8/2023).

Kuliah umum disampaikan Prof. Dr. Abdul Kadir, Ph.D., Sp.THT-KL (K) M.A.R.S selaku Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, dengan tema, ‘Peran BPJS Kesehatan dalam pelayanan kesehatan program JKN-KIS’.

Ruang lingkup kerjasama diantaranya, Penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan pelatihan; Penyelenggaraan kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya; Penyelenggaraan kegiatan ilmiah, kajian ilmiah, seminar, dan lokakarya; Peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., MM. menyampaikan bahwa Universitas Malahayati memiliki mahasiswa 5800 lebih tersebar di 20 program studi dari DIII, S1, Profesi, dan S2 dan segera akan menambah S3 Ilmu Kesehatan.

“Terimakasih atas kehadiran bpjs kesehatan, mudah-mudahan hari ini kita dapat pencerahan informasi tentang layanan kesehatan yang akan disampaikan bpjs kesehatan dalam kuliah umum,” ucap rektor.

Menurut rektor, bpjs kesehatan sangat penting, berdasarkan pengalaman sebelumnya, bahwa Universitas Malahayati selalu mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti program KKL PPM, sehingga saat ada kejadian yang tidak diinginkan, peran keanggotaan bpjs sangat penting dan sangat dibutuhkan saat proses pengobatan.

“Mahasiswa Universitas Malahayati ada dari 30 provinsi, dari Aceh hingga Papua sehingga informasi terkait layanan bpjs ini sangat penting diketahui.

Manfaatkan kehadiran bpjs ini untuk berkonsultasi jika ada hal-hal yang ini ditanyakan terkait layanan bpjs,” imbau rektor.

Sedangkan, anggota dewan pengawas BPJS Kesehatan Siruaya Utamawan, S.E., CACP mengatakan bahwa seperti kita ketahui dibentuknya BPJS Kesehata oleh negara agar warga negara mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya.

“Untuk Lampung dari total penduduk sebesar 8.947.458 jiwa sudah terdaftar 8.527.908 jiwa atau sebesar 95,31 persen terdaftar sebagai Peserta BPJS kesehatan.

Menyinggung kegiatan hari ini, Siruaya mengatakan semoga komitmen yang talah disepakati bersama tidak akan pernah terputus sampai akhir hayat, ini menunjukan doa kita semua agar bpjs terus berlangsung secara berkelanjutan, begitu juga Universitas Malahayati.

“Saya berharap seluruh mahasiswa yang ada di Universitas Malahayati agar dapat dimasukan atau terdaftar di dalam program JKN KIS,” harapnya.

Kuliah umum diikuti sebanyak 600 mahasiswa dari 20 Program Studi Universitas Malahayati Bandar Lampung. Hadir Rektor Universitas Malahayati, Wakil Rektor 1, Wakil Rektor 2, Wakil Rektor 3, Wakil Rektor 4, Dekan Fakultas, Kaprodi, Perwakilan BPJS Kesehatan, dan peserta kuliah umum. (451/**)

Universitas Malahayati dan BKKBN Adakan Program Pendampingan 200 Kepala Keluarga Peduli Stunting

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung dan BKKBN Perwakilan Lampung mengadakan program pendampingan kepala keluarga peduli stunting “kepala kepting” rangkaian program MF Kedaireka tahun 2023 di ball room hotel Horizon Bandar Lampung, Sabtu (26/8/2023).

Acara diikuti 200 kepala keluarga, 20 bidan dan kader posyandu dari 10 kelurahan terpilih di Bandar Lampung.

Ketua Pelaksana, Dr. Dessy Hermawan, Ns, M.Kes dalam laporannya mengatakan, beberapa contoh peran kepala keluarga yang berkait dengan stunting seperti ijin menikah bagi anak perempuan dari kepala keluarga, ijin ikut ber-KB, ijin ikut program imunisasi pada anak dan masih banyak lainnya.

“Kepala keluarga juga sering berprilaku tidak sehat seperti merokok di dalam rumah, padahal kita ketahui, asap rokok sangat berpengaruh negatif terhadap kesehatan baik yang merokok atau pun yang ada di sekitarnya, yaitu keluarganya,” kata Dessy.

Dessy menjelaskan, kegiatan pendampingan dilaksanakan satu hari, pagi tentang peningkatan pemahaman stunting pada kepala keluarga serta meminimalkan faktor resiko seperti tidak merokok di dalam rumah, serta bahaya rokok bagi keluarga.

Sedangkan sesi siang lebih ditekankan bagaimana mengatur keuangan keluarga serta menjadi smart family.

Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr, MM saat membuka acara mengatakan bahwa kepala keluarga adalah komponen terpenting dalam pengambilan keputusan di dalam keluarganya, sehingga sudah benar jika yang diundang kepala keluarga.

Di waktu yang sama, Kepala BKKBN Perwakilan Lampung diwakili Sekretaris mengucapkan terima kasih kepada tim kedaireka Universtas Malahayati yang telah berpartisipasi dalam upaya percepatan penurunan stunting.

‘Kami berharap target prevalensi stunting 14% di tahun 2024 dapat tercapai sehingga Indonesia bebas stunting serta menjadi negara yang kuat dan sehat,” ucapnya.

Hadir Narasumber, Fonda Oktarianingsih, dr, M.Kes, Sp.OG dari Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin, Edy Marjoni, SAP dari BKKBN, Novalia, S.Pd., M.Si dari Universitas Saburai, dan Nurul Husna, SE, M.S.M. (451/**)

 

Raih Masa Depan dan Gapai Cita-Citamu di Universitas Malahayati

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Assalamualaikum #sahabatunmal Pendaftaran Mahasiswa Baru Masih Dibuka..!

Raih masa depan dan cita-citamu dengan melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Malahayati..

Daftarkan dirimu sekarang ke Kampus Hijau Universitas Malahayati..

Untuk info selengkapnya terkait Penerimaan Mahasiswa Baru, kamu bisa langsung cek di @pmbmalahayati

Buruan daftar, kuota TERBATAS.. (gil/humasmalahayatinews)