Dia Menghargai, Kita Menghormati

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Tahun, baru saja berganti; namun waktu terus melaju. Tidak ada yang bisa menghalanginya kecuali waktu itu sendiri. Menjelang senja dawai gadget berdenting penanda ada berita masuk, ternyata diseberang sana ada saudara sekandung alumni mengirim warta setelah membaca tulisan disatu media online; dan beliau ingin konfirmasi. Tampaknya harus diberi waktu dan ruang sekalipun ini baru lembaran baru di tahun baru tentang permasalah kepemahaman akan tulisan yang sering berekor bagai komet.

Ternyata yunior ini menghargai dalam banyak hal, walaupun dari disiplin ilmu yang berbeda, beliau tidak segan untuk bertanya tentang sesuatu ilmu yang bukan bidangnya. Demikian halnya dengan kofirmasi sebagai cara tabayun yang beliau lakukan. Tentu penghargaan ini wajib disambut dengan menghormatinya sebagai yunior, sekaligus sebagai ilmuwan yang sedang tumbuh, dan yang paling penting sikap ingin mengetahui dengan cara tidak menggurui.

Cara seperti ini untuk saat sekarang merupakan barang langka, sekalipun itu di dunia perguruan tinggi yang konon gudang cerdik pandai; yang ada adalah semua harus ikut disain atau patron dari yang sedang berkuasa. Perbedaan harus disikapi dengan diam, atau menghindar. Adu argument atau dialog konstruktif; itu hanya ada pada wilayah teori; bukan pada kenyataan praksis.

Metoda intimidatif dan “wani piro” menjadi andalan guna mencapai kehendak, terlepas wujud dari kehendak itu bisa berupa kekuasaan, atau apapun namanya. Sehingga garis pisah antara “orang kita” dengan “orang sana” makin kentara; dan lebih dahsyat lagi jika semua itu berujung pada pembagian kekuasaan. Akhirnya rujukan yang digunakan adalah “saham”; bisa berupa saham sosial, bisa juga saham material. Oleh karena itu “menghargai dan menghormati” bisa berubah makin tinggi harga cuan yang dialirkan, maka makin dalam pula tabik yang diberikan.

Tidak salah jika ada jurnalis yang cukup senior di daerah ini mengatakan bahwa kepemilihan tidak selalu paralel dengan misi yang akan diemban; sebab misi pemilik modal bisa mengubah misi yang diharap konstituennya. Dan, yang terpilih lebih berorientasi memperjuangan misi pemilik modal sebagai penyandang dana saat pemilihannya, dibandingkan dengan pemilihnya. Ternyata saham material bisa menggeser saham sosial dalam konstestasi politik saat ini.

Model seperti ini berlangsung dihampir semua lini kepemilihan, dengan pola sistem apapun; kondisi ini merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari. Bahkan di suatu daerah ada ratu gula yang bisa memainkan kartu pemilihan kepala daerah, cukup dengan tetes tebu yang dihasilkan kebunnya, tentu tidak ada makan siang yang gratis.

Ternyata menghargai dan menghormati yang semula berhubungan “baik-baik” saja menjadi tidak baik, manakala di sana hadir kepentingan individu atau kelompok yang begitu kuat. Kepentingan itu sendiri bisa bermacam-macam; ada secuil kekuasaan, segepok cuan, dan atau keduanya secara bersamaan.

Berdasarkan investigasi pada saat suatu proses pemilihan pimpinan lembaga berlangsung, ternyata tawar-menawar posisi sudah diperbincangkan saat proses kepemilihan belum berlangsung; bahkan belum mengetahui bakal menang atau kalah. Pembagian kursi yang seperti inilah berakibat membawa pimpinan suatu lembaga terhormat di daerah ini berujung tertangkap lembaga anti rasuah dan masuk penjara, bersama teman pembaginya. Walaupun menyisakan hipotesis bisa saja terjadi karena ada teman seiring yang tidak sepiring, akhirnya piringnya berubah menjadi piring terbang.

Peristiwa saling menghargai dan saling menghormati, tampaknya akhir-akhir ini makin memudar; apalagi iklim perpolitikan sedang hangat-hangat kuku seperti sekarang. Etika yang dibangun sering dilanggar hanya karena kepentingan sesaat. Kepentingan-kepentingan praksis sering dikedepankan, sementara kepentingan hakiki yang berjangka panjang sering terabaikan. Semoga negeri ini kelak dikaruniai pemimpin yang peduli akan akal sehat, dan tidak mendua dalam menegakkan kebenaran.
Salam Waras! (SJ)

Negeri Dongeng

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Syahdan disuatu negeri atas angin; bernama Negeri Dongeng: ada peristiwa yang cukup menjadikan diri untuk bertanya-tanya. Ada ibu yang sangat bersemangat mendukung salah satu paslon, kemudian beliau menghibahkan sejumlah kendaraan kepada yang didukungnya. Niat baik ini menjadi masalah karena tidak segampang itu dinegeri dongeng membagikan harta, walaupun dengan niat baik. Sekarang ibu itu pusing karena harus berhadapan dengan sejumlah palang pintu; dan bisa-bisa palang itu menimpa kepalanya. Dari yang berbaju seragam sampai yang berbaju preman, datang silih berganti dengan satu tujuan “intimidasi”.

Ada lagi ditempat yang berbeda pengusaha yang sudah bertahun-tahun sukses pada bidangnya; karena tertarik kepada satu kandidat dari suatu pemilihan; pengusaha tadi menjadi sponsor acara pada saat sang calon kampanye. Entah tidak ada hujan dan angin, selesai kampanye dan calon pulang ke tempat asalnya; pabrik pengusaha tadi dipaksa tutup karena dicari-cari kesalahannya. Dan, semua apapun mahluk di muka bumi ini pasti mempunyai kesalahan.

Dibelahan lain, ada pasutri yang karena rasa kemanusiaan mereka berdua merawat orang yang mengalami gangguan jiwa secara gratis; bahkan mereka harus merelakan rumah dan penghasilannya guna membantu mereka yang bermasalah kejiwaannya. Karena ketulusan hatinya, mereka juga merawat bayi-bayi yang dilahirkan oleh ODGJ tadi, tanpa mempersoalkan siapa bapaknya, yang penting orok yang tanpa dosa itu dapat diselamatkan. Tetapi apa yang harus beliau berdua hadapi; yaitu fitnahan yang mengarah kepada perdagangan manusia, salah satu aturan yang dilanggar “tidak lapor dan tidak punya ijin” merawat orang bermasalah kejiwaan dan orok terlantar. Tentu saja kita yang menyimak menjadi terheran-heran. Kalau logika ini dipakai, maka sebelum anda gila harus lapor dulu, agar nanti jika ada yang nolong tidak bermasalah secara hukum.

Ada yang sedang viral sekarang, adanya makan gratis di pinggiran Ibu Kota negara, dengan menghimpun donasi kemudian relawan memasak kemudian membagikan. Itupun ada yang usil mengkaitkan dengan pasangan calon; padahal kegiatan itu sudah lebih dari dua tahun lalu. Kelompok relawan ini sekarang meminta bantuan untuk sedikit tempat agar bisa melangsungkan kegiatan sosialnya. Boro-boro negara mau hadir membantu, malah ada nitizen yang mencurigainya berafiliasi dengan politik. Sama halnya ada dai kondang diminta bantuan oleh orang kaya untuk membagikan sedekah; tidak berlangsung lama fitnahpun ditembakkan bahwa beliau berafiliasi dengan calon. Padahal kerjaan Pak Dai ini memang tukang berbagi; mengapa tidak dicurigai dari jaman dulu saja, mengapa baru sekarang.

Ternyata di negeri dongeng untuk berbuat baik itu tidak mudah; niat baik yang langsung dieksekusi, tidak semua orang mau memahami, apalagi mendukung. Kecurigaan, ketidakpercayaan, sinisme, praduga negative; seolah sesuatu yang harus dikedepankan; bukan rasa syukur ada yang memulai.

Negeri dongeng tampaknya sedang asyik-masyuk dengan dongengan-nya; sehingga semua yang dianggap berseberangan itu adalah musuhnya. Lalu diambil langkah yang tampak luar santun, namun sebenarnya racun sedang ditabur. Menidakkan sesuatu dengan cara mencari-cari kesalahan, adalah metodologi pecah belah yang kini masif digunakan, sehingga negeri dongeng tampak luar dari kejauhan tidak ada riak dan gelombang. Namun sebenarnya di dalam sana sedang berkecamuk mencari celah bagaimana menghabisi lawan tanpa ampun dengan cara yang murah dan mudah.

Apakah benar kata Pujangga Ranggawarsita bahwa ini adalah bagian dari Jaman Edan itu; tampaknya bagi yang “waras” perlu selalu menjaga kewarasannya agar tidak terjebak pada pusaran “orang yang lupa bahwa dunia ini fana”.
Salam waras (SJ)

Mahasiswa Psikologi Universitas Malahayati Chetrin Devlita Adhani Sabet Juara 1 Lomba Kaligrafi Kontemporer Tingkat Nasional

Bandar Lampung (malahayati.ac.id):  Chetrin Devlita Adhani, mahasiswa Program Studi S1 Psikologi Universitas Malahayati Bandar Lampung, berhasil meraih gelar juara 1 dalam Lomba Kaligrafi Kontemporer tingkat nasional. Lomba yang diselenggarakan oleh Karyo Organizer secara daring di Tangerang, berlangsung mulai 19 November hingga 5 Desember 2023.

Chetrin berhasil menonjolkan keahliannya dalam seni kaligrafi, sebuah bentuk seni tulis indah yang memadukan keindahan dan makna. Dengan ketelitian dan kreativitasnya, Chetrin mengukir karyanya dengan penuh dedikasi, mengantarnya menjadi yang terbaik di tingkat nasional.

“Terimakasih atas dukungan dari teman-teman, keluarga, dan pihak kampus yang telah memotivasi dan mendukung dalam mengembangkan bakat saya,” ucapnya.

Chetrin menyampaikan harapannya agar prestasinya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya, serta mendorong semangat dan tekad keseriusan dalam mengembangkan bakat dan minat demi meraih prestasi yang membanggakan, baik untuk kampus maupun dirinya sendiri.

Editor: Asyihin

Mahasiswa Manajemen Universitas Malahayati Elsa Blezinsky Jadi Finalis di Kompetisi Solo Dance Cover DMC Project

 

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Elsa Blezinsky, mahasiswa Program Studi S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Universitas Malahayati Bandar Lampung, menjadi finalis dalam Solo Dance Cover Competition yang diadakan di Ciplaz Mall, Jumat, 22 Desember 2023

Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh DMC Project. Komunitas DMC (Different Make Complete) adalah wadah bagi group cover dance Korea di Lampung. Grup ini sudah berdiri sejak tahun 2014 silam. Elsa, dengan keahlian dance cover dan modern dance-nya, berhasil mencuri perhatian juri dan penonton.

Elsa mengungkapkan harapannya untuk meraih juara yang lebih baik dan melanjutkan perjalanan hobinya di dunia dance cover dan modern dance. Ia berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuannya dan menjadi inspirasi bagi teman-temannya.

“Targetnya ke depan jadi juara, jadi akan latihan terus tingkatkan kemampuan diri,” kata Elsa.

Editor: Asyihin

Pengumuman Ketentuan UAS Ganjil TA 2023/2024, Angkatan 2017-2023

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Halo Sahabat Unmal..Pelaksanaan UAS untuk angkatan lama (2017-2022) secara umum tanggal 02 s/d 13 Januari 2024, berikut ini terlampirkan syarat pengambilan kartu Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil TA.2023/2024.

Untuk Jadwal UAS Angkatan 2017-2022, bisa lihat disini

Jadwal UAS Ganjil 2023_2024 Universitas Malahayati

 

Dan untuk pelaksanaan UAS untuk angkatan 2023 (baru) secara umum tanggal 22 Januari s/d 3 Februari 2024, berikut ini terlampirkan syarat pengambilan kartu Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil TA.2023/2024. (gil/humasmalahayatinews)

 

Kangsa Adu Jago

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Dinukil dari beberapa sumber, serita wayang purwa dengan lakon “Kangsa Adu Jago” sangat terkenal pada komunitas penggemar wayang, utamanya wayang kulit dan wayang orang. Adapun ringkas ceritanya sebagai berikut: Prabu Basudewa adalah seorang raja yang berkuasa di negeri Mandura. Dalam menjalankan pemerintahan, dia dibantu oleh dua orang adiknya, yakni Ugrasena dan Rukma.

Dia memiliki seorang anak laki-laki bernama Kangsa. Anak laki-lakinya inilah yang kelak akan membawa bencana bagi Basudewa. Kangsa ini sejak awal memang sudah bermasalah. Sejatinya, dia bukanlah anak kandung dari Basudewa. Dulu ketika Basudewa sedang pergi, ada seorang raja bernama Prabu Gorawangsa yang datang ke Istana Mandura dengan menyamar sebagai Basudewa. Dia kemudian menemui istri Basudewa yang bernama Dewi Maerah. Terjadilah sesuatu yang tidak dikehendaki. Akibatnya, lahirlah si Kangsa.

Setelah dewasa, Kangsa menjadi adipati di wilayah Sengkapura. Namun, tingkah laku Kangsa ini tidak baik. Sementara itu, Basudewa memiliki putra-putri dari istrinya yang lain. Kakrasana adalah seorang pemuda berkulit bule. Sementara itu, Narayana seorang pemuda cerdas dan sakti yang berkulit hitam, dan Sembadra adalah seorang gadis hitam manis. Mereka dididik di padepokan Widara kandang oleh Demang Sagopa.

Setelah dewasa, Kangsa memiliki nafsu untuk menguasai kerajaan Mandura. Dia tahu bahwa Prabu Basudewa memiliki anak lain sehingga timbullah pikiran jahatnya, dia ingin merebut kekuasaan dan membunuh Kakrasana dan Narayana.

Suatu hari, dia datang ke Istana Basudewa. Dia mengusulkan rencana adu jago alias pertandingan kesaktian. Sebenarnya, tujuannya adalah untuk menemukan dan membunuh Kakrasana dan Narayana. Prabu Basudewa terpaksa menyetujui permintaan Kangsa. Namun, dia juga mengirim utusan kepada Pandawa Lima untuk meminta bantuan. Maka disetujui Bima akan maju sebagai jago mewakili Mandura. Adik sang Bima, yakni Arjuna, lalu mandampingi. Tidak lupa dia membawa panah saktinya yang bernama Pasopati dan keris Pulanggeni. Jadilah perang itu dan Kangsa mati ditangan Bima sebagai Jago nya Basudewa.

Ada yang esensial dari cerita itu. Ialah bahwa ternyata kekuasaan itu selalu harus diperebutkan dengan melalui “pertarungan”. Apa pun bentuk pertarungannya, itu kebudayaan yang memprosesnya. Semula harus dengan kekuatan otot, termasuk dengan cara-cara gladiator. Siapa yang kuat itu yang menang. Seiring perjalanan waktu dan berprosesnya kehidupan melalui yang panjang dan itu adalah budaya, maka tumbuh kembang sistem, salah satu dari sistem itu dengan sistem electoral. Tentu saja ini terus berevolusi dari waktu kewaktu, termasuk di negeri ini.

Gelanggang adu jago model Kangsa di atas, berubah menjadi debat antarkandidat. Segala kemampuan strategi dan taktik, yang semula berkaitan dengan adu fisik, berubah menjadi adu gagasan antarpetarung. Semua ditonton oleh banyak orang. Jika dulu harus datang langsung mengelilingi gelanggang, sekarang bisa sambil santai di rumah minum kopi, menikmati piranti gaget dan langsung berkomentar terhadap yang dilihat.

Jika dulu yang hadir terbatas pada cakupan daerah,s sekarang bisa tanpa batas. Sejauh masih ada sinyal internet menjangkau, maka di sana bisa kita nikmati apa saj. Termasuk Kangsa Adu Jago versi modern yang sedang berlangsung di panggung politik Indonesia. Layaknya pertarungan, pasti terjadi keberpihakan dengan manisfestasi pendukung. Justru serunya pertandingan bukan ada di atas panggung, tetapi kenyinyiran penikmat dan pendukung dengan berbagai komentar.

Kebebasan ini sekarang sedang dinikmati oleh hampir seluruh warga negara negeri ini; namun layaknya suatu pertandingan apapun namanya; pasti ada kelompok tiga; pertama, kelompok pendukung, kedua, kelompok penantang, dan yang satu ini kelompok penikmat. Kelompok yang terakhir ini sekarang secara diam-diam sering mengambil keuntungan dari setiap moment. Kelompok ini orang Palembang menyebutnya “melok menang bae”; dan jargon-jargon ini sekarang bertebaran di media sosial baik menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa ibu.

Namun fenomena itu adalah hal yang biasa dalam perilaku sosial menurut ilmu dinamika kelompok’ yang terpenting berhadapan dengan situasi seperti ini, yang akan terus berulang setiap lima tahun adalah: Gunakan hak mu dengan tidak mengganggu hak orang lain, tunaikan kewajibanmu dengan tidak melanggar hak orang lain. Kita tidak perlu berkelahi karena beda dukungan, yakinlah siapa pun yang menang kita tetap harus bekerja untuk menghidupi keluarga.

Selamat menikmati pesta demokrasi. (SJ)

Malam Apresiasi, Universitas Malahayati Terima Penghargaan KPU Lampung

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung menerima penghargaan pada Malam Apresiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung 2023, di Ballroom Novotel, Rabu malam (27/12/23).

Penghargaan diberikan oleh Komisoner KPU Lampung, Ismanto, S.Th.I kepada Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Malahayati, Emil Tanhar, S. Kom.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi KPU Lampung kepada Universitas Malahayati Bandar Lampung yang telah turut serta bekerjasama dalam menyukseskan Pemilu serentak 2024. Selain Universitas Malahayati ada 8 perguruan tinggi lainnya yang menerima penghargaan ini.

Universitas Malahayati Bandar Lampung, 28 Oktober lalu, menjadi tempat acara “KPU Goes to Campus” yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandar Lampung.

Kepala Hubungan Masyarakat (Humas), Emil Tanhar, S. Kom, mewakili Rektor Universitas Malahayati Dr. Achmad Farich, dr., M.M., mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang diberikan KPU Lampung kepada Perguruan tinggi swasta satu-satunya yang memiliki fakultas kedokteran di Lampung ini.

“Universitas Malahayati siap bekerjasama dengan penyelenggara pemilu dalam turut serta menyukseskan Pemilihan Legislatif dan Presiden terutama di lingkungan kampus,” ucap Emil Tanhar. (**)

Editor: Asyihin

Mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Malahayati Raih Juara 1 Kaligrafi Kontemporer Tingkat Nasional

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat Kepada Chetrin Devlita Adhani (23370025) Mahasiswa Program Studi S1 – Psikologi Universitas Malahayati Bandarlampung yang telah berhasil meraih Juara 1 Tingkat Nasional Lomba Virtual Keterampilan Seni Rupa Kaligrafi Kontemporer dengan tema “Stop Bullying” yang diselenggarakan oleh Karyo organizer, Tangerang, 19 November – 5 Desember 2023.

Ka.Prodi Psikologi, Octa Reni Setiawati, M.Psi mengucapkan rasa bangga dengan hasil yang diraih oleh mahasiswanya.

“Prestasi ini akan memicu semangat baru terkhususnya untuk mahasiswa Prodi Psikologi, agar dapat berperan aktif dalam mengikuti lomba-lomba baik sifatnya akademik maupun non akademik,” ucap Octa.

Chetrin mengungkapkan harapannya semoga selalu memiliki semangat dan tekad keseriusan dalam mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki, sehingga akan menjadi sebah prestasi yang membanggakan untuk Kampus Universitas Malahayati. (gil/humasmalahayatinews)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Gelar Pekan Monev Internal Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Bandarlampung menggelar pekan monev Tri Dharma Perguruan Tinggi. Acara ini berlangsung pada 19 – 21 Desember 2023. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), Dr. Lolita Sary, SKM.,M.Kes membuka langsung acara ini, dengan didampingi oleh Wakil Dekan FIK, Djunizar Djamaludin, S.Kep.,Ns.,MS dan Ketua Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI) FIK, Setiawati, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An, bertempat di Gedung Pasca Sarjana Unmal diikuti oleh dosen dari 10 Program Studi.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 mewajibkan perguruan tinggi untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai bentuk komitmen Universitas Malahayati melalui FIK untuk turut menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dalam sambutannya Dr. Lolita menyampaikan bahwa “kegiatan Pekan Monev FIK Semester Ganjil T.A. 2023/2024 merupakan kegiatan terencana yang senafas dengan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 2012 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta mempersiapkan FIK dalam penerapan Permendikbudristek No. 53 tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi yang mewajibkan seluruh institusi Perguruan Tinggi di Indonesia untuk menjalankan siklus PPEPP dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi. Dan sudah barang tentu agar setiap progam kerja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat terlaksana secara baik”.

Kegiatan Pekan Monev ini terkoordinasi oleh BPMI dan Tim Auditor Monev FIK. Setiawati,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ketua BPMI FIK menyampaikan bahwa “target dari Pekan Monev Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak lain adalah agar tercipta budaya mutu yang baik sehingga proses pembelajaran, penelitian dan pegmas dapat berjalan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan,serta menjadi proses untuk meningkatkan kinerja dosen yang berkesinambungan dalam ketercapaian hasil pembelajaran”.

Selanjutnya hasil dari pekan monev ini akan di sajikan dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM), dan akan dilakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk perbaikan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Fakultas Ilmu Kesehatan Unmal. (gil/humasmalahayatinews)

Rektor Universitas Malahayati Beri Selamat atas Pengukuhan Prof. Dr. Sudjarwo sebagai Anggota KPPS TVRI Lampung

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., mengucapkan selamat kepada Guru Besar Universitas Malahayati Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., sebagai salah satu anggota Komite Pendamping Program Siaran (KPPS) TVRI Lampung periode 2024 – 2026.

Pengukuhan dilakukan secara langsung oleh Kepala Stasiun TVRI Lampung, Herly Marjoni, bersama Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Agus Sudibyo, dalam sebuah acara di Hotel Novotel, Selasa malam (26/12/2023).

“Ini hal yang membanggakan, bukan hanya bagi Prof. Sudjarwo pribadi, tetapi juga bagi Universitas Malahayati dan masyarakat Lampung,” ujar Dr. Achmad Farich.

Rektor  Achmad Farich menyoroti pentingnya peran Prof. Sudjarwo sebagai wakil dari dunia pendidikan dalam mengawal dan membantu pengembangan program siaran yang berkualitas.

“Dengan latar belakang ilmiah dan pengalaman yang luas, saya yakin Prof. Sudjarwo akan memberikan kontribusi berarti bagi dunia penyiaran di Lampung,” ucapnya. (**)

Editor: Asyihin