Universitas Malahayati Sambut Hangat Kunjungan dari SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga Lampung Tengah

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati menerima kunjungan hangat dari SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga, Lampung Tengah, pada Rabu, 12 Februari 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa-siswi SMA Ma’Arif 04 untuk lebih mengenal kampus dan fasilitas yang ada di Universitas Malahayati sebagai bagian dari kegiatan studi kampus.

Universitas Malahayati diwakili oleh sejumlah pejabat penting, yaitu Ka. Biro Kemahasiswaan, Ricko Gunawan, S.Kep., M.Kes., Ka. BAA, Ahmad Iqbal, S.S., serta Ka. Bag. Humas dan Protokol, Emil Tanhar. Kunjungan ini disambut dengan hangat oleh seluruh pihak universitas, yang siap memberikan informasi terkait program pendidikan dan fasilitas yang dimiliki oleh Universitas Malahayati.

Pada kesempatan tersebut, Ricko Gunawan, selaku Ka. Biro Kemahasiswaan Universitas Malahayati, memberikan sambutan hangat kepada rombongan dari SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga. Dalam sambutannya, ia mengatakan,
“Kami sangat senang menerima kunjungan dari SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga. Kegiatan ini bukan hanya sebagai ajang untuk memperkenalkan Universitas Malahayati, tetapi juga sebagai bentuk komitmen kami untuk membantu para pelajar mengetahui lebih banyak tentang dunia pendidikan tinggi. Kami berharap kunjungan ini bisa memberi gambaran lebih jelas tentang peluang yang bisa didapatkan di dunia perguruan tinggi, khususnya di Universitas Malahayati.”

Ricko juga menambahkan bahwa Universitas Malahayati selalu membuka pintu bagi calon mahasiswa baru yang memiliki semangat untuk terus belajar dan berkontribusi di masyarakat. “Kami berharap adik-adik dari SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga bisa semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan memilih Universitas Malahayati sebagai salah satu pilihan terbaik mereka,” ujar Ricko.

Dalam kesempatan yang sama, Muhroji, S.Pd.I., Kepala Sekolah SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga, menyampaikan sambutan yang penuh penghargaan. Ia mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh pihak Universitas Malahayati dan menegaskan bahwa kegiatan studi kampus ini sangat penting bagi siswa-siswi untuk mengetahui lebih dekat dunia perkuliahan.

“Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk mengunjungi Universitas Malahayati. Kunjungan ini merupakan langkah penting dalam memberikan wawasan kepada siswa-siswi kami tentang dunia pendidikan tinggi. Kami berharap, setelah melihat fasilitas dan mendengar informasi langsung dari pihak universitas, adik-adik siswa bisa memiliki gambaran yang jelas tentang pilihan karier mereka di masa depan,” ungkap Muhroji.

Setelah acara penyambutan, siswa-siswi beserta para pendamping mengunjungi beberapa fasilitas unggulan yang dimiliki Universitas Malahayati. Salah satu kegiatan utama dalam kunjungan ini adalah mengunjungi Laboratorium dan Perpustakaan universitas. Di laboratorium, para siswa diberikan penjelasan mengenai berbagai kegiatan praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai program studi. Mereka juga berkesempatan untuk melihat langsung fasilitas laboratorium yang lengkap dan mendukung kegiatan belajar mengajar di universitas.

Selain itu, siswa-siswi juga mengunjungi Perpustakaan Universitas Malahayati, yang memiliki koleksi buku dan referensi yang sangat lengkap untuk mendukung proses belajar. Di perpustakaan, mereka diberi kesempatan untuk melihat bagaimana mahasiswa mengakses berbagai sumber belajar yang ada, baik untuk keperluan tugas akademik maupun riset.

Kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang fasilitas yang ada di Universitas Malahayati, tetapi juga memberi inspirasi bagi siswa-siswi SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan fasilitas dan program pendidikan yang unggul, Universitas Malahayati berharap dapat menjadi pilihan terbaik bagi calon mahasiswa yang ingin mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama, sebagai kenang-kenangan dari kunjungan yang penuh makna ini. Diharapkan, kunjungan ini menjadi langkah awal yang baik dalam menjalin hubungan yang lebih erat antara Universitas Malahayati dan SMA Ma’Arif 04 Selagai Lingga. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Prodi Manajemen Universitas Malahayati Gelar Evaluasi KIP Kuliah, Ciptakan Prestasi Akademik dan Lahirkan SDM Berprestasi

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Malahayati menggelar kegiatan evaluasi bagi penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah pada semester Ganjil 2024/2025 dengan tema “Evaluasi KIP Kuliah Semester Ganjil 2024/2025: Memastikan Bantuan Pendidikan Berbuah Prestasi”. Acara ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 Februari 2025, bertempat di Gedung Perkuliahan Ruang 1.13 Universitas Malahayati.

KIP Kuliah adalah program yang dihadirkan sebagai implementasi dari amanah Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Oleh karena itu, program ini mendapat dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk pihak universitas yang berkomitmen untuk memastikan bahwa bantuan pendidikan tersebut benar-benar memberikan dampak positif pada prestasi akademik mahasiswa.

Prodi Manajemen Universitas Malahayati menyelenggarakan evaluasi KIP Kuliah ini secara rutin setiap semester untuk memantau perkembangan akademik mahasiswa penerima KIP. Kali ini, sebanyak 92 mahasiswa dari berbagai angkatan yang memiliki Indeks Prestasi Akademik (IPK) di bawah 3,00 dipanggil untuk mengikuti evaluasi tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai apakah bantuan pendidikan yang diberikan telah memberikan hasil yang optimal dalam bentuk prestasi akademik.

Acara dibuka langsung oleh Dr. Rahyono, S.Sos., M.M., Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang memberikan mandat kepada para orang tua dan wali mahasiswa untuk bekerja sama dalam mendorong anak-anak mereka agar lebih giat belajar dan memperbaiki IPK. Beliau menekankan bahwa keberlanjutan penerimaan KIP Kuliah sangat bergantung pada hasil akademik yang diraih mahasiswa. “Indeks Prestasi adalah indikator utama keberhasilan program ini. Kami berharap agar mahasiswa penerima KIP Kuliah dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya,” ujar Dr. Rahyono dalam sambutannya.

Sesi selanjutnya diisi dengan penyampaian materi oleh Ibu Ayu Nursari, S.E., M.E., dan Bapak Mohammad Athian Manan, S.M., M.M., yang memberikan wawasan tentang pentingnya pencapaian akademik dan bagaimana mahasiswa dapat tetap termotivasi untuk belajar lebih baik meskipun menghadapi tantangan. Materi yang disampaikan mencakup strategi belajar yang efektif, cara mengatasi stres akademik, dan bagaimana mengoptimalkan potensi diri untuk mencapai kesuksesan di dunia pendidikan.

Kegiatan evaluasi ini ditutup dengan sesi konseling antara mahasiswa yang terlibat dalam evaluasi dan orang tua/wali bersama dosen Pembimbing Akademik masing-masing. Sesi ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan orang tua untuk berdiskusi langsung mengenai perkembangan akademik mahasiswa serta langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan IPK dan memaksimalkan potensi mereka di masa depan.

Dari kegiatan ini, Prodi Manajemen Universitas Malahayati berharap agar evaluasi KIP Kuliah dapat menjadi pengingat bagi mahasiswa dan orang tua/wali mengenai pentingnya kesempatan belajar yang telah diberikan oleh pemerintah melalui KIP Kuliah. Proses evaluasi ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memastikan bahwa tujuan besar mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang, dapat terwujud melalui prestasi-prestasi akademik yang nyata di masa depan.

Dengan komitmen yang kuat dan dukungan penuh dari orang tua, dosen, dan seluruh civitas akademika, diharapkan mahasiswa penerima KIP Kuliah dapat mencapai prestasi yang optimal dan turut berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang lebih cerdas dan berdaya saing global. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Ambarang Wirang

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Judul pada tulisan ini berasal dari bahasa Jawa kategori kromo inggil yang merupakan strata tertinggi dalam Sastra Jawa. Ambarang wirang sering dipakai oleh kalangan tertentu dalam membahasakan sesuatu dengan bahasa lambing alias ilustrasi. Arti harfiahnya adalah “menjual malu”. Tetapi terjemahan bebas ini tidak pas betul ditilik dari rasa bahasa. Sebab ambarang yang berasal dari kata mbarang yang berarti menanggung atau memikul. Sedangkan wirang berarti aib, malu, atau kehinaan.

Jadi, “ambarang wirang” bisa diartikan sebagai “menanggung malu” atau “memikul aib”. Frasa ini menggambarkan seseorang yang harus menghadapi rasa malu, kehinaan, atau rasa bersalah dalam hidupnya. Ambarang wirang dalam sejarah dan budaya Jawa adalah konsep yang menekankan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat atau juga sering disebut njogo projo, baik sebagai individu, keluarga, maupun keturunan (trah) dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan modern, nilai ini masih relevan, terutama dalam menjaga etika, moral, dan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Kosep wirang dalam budaya Jawa juga ditemukan dalam bentuk lain pada budaya Bugis, Lampung, atau mungkin dalam tatanan adat lain. Ditinjau dari konsep makna, wirang untuk masyarakat Jawa adalah malu, aib, kehinaan sosial. Masyirik untuk masyarakat Bugis adalah hilangnya harga diri akibat pelanggaran adat. Untuk masyarakat Lampung kita kenal dengan sebutan pi’il yang dimaknai perilaku yang menentukan kehormatan.
Ditinjau dari sanksi sosial; untuk masyarakat Jawa adalah kehilangan martabat, dan dijauhi masyarakat. Untuk masyarakat Bugis adalah tidak dihormati, bisa juga diusir dari komunitas. Untuk masyarakat Lampung adalah hilangnya status sosial dan tidak dihargai.

Ditinjau dari konsep menebus; untuk masyarakat Jawa adalah melalui laku prihatin dan perbuatan baik. Untuk orang Bugis adalah berupa tindakan heroik, keberanian, dan pengabdian yang luar biasa. Untuk masyarakat Lampung berupa memperbaiki perilaku dan menunjukkan fiil yang baik.

Ditinjau dari konsep filosofi kehidupan; untuk masyarakat Jawa dimaknai untuk tidak wirang harus menjaga martabat dan harga diri. Untuk masyarakat Bugis siri’na pace (malu dan empati). Untuk masyarakat Lampung bermakna bahwa status sosial itu juga ditentukan oleh pi’il.
Pada ketiga masyarakat tadi kata wirang bukan sebatas spektrum malu saja, akan tetapi lebih pada harga diri. Oleh karena itu pada masyarakat Jawa dikenal semacam adagium bahwa “orang Jawa meninggalkan tanah kelahirannya itu pada umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu karena wirang atau karena kurang”.

Wirang karena berbuat yang tidak sesuai dengan norma yang ada atau tidak mampu melaksanakan tugas kewajiban yang diembannya dengan baik. Contoh Raja Brawijaya ke-V meninggalkan Kerajaan Majapahit karena merasa wirang tidak mampu mempertahankan wilayahya dari gempuran Kerajaan Pajang.

Sementara konsep “kurang” itu bermakna dua; Pertama, kurang dalam arti penguasaan ilmu pengetahuan. Akibatnya mereka jauh-jauh mengejar ilmu pengetahuan, dan pada zamannya Yogjakarta menjadi tujuan utama bagi mereka pengejar ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu jika ada keluarga yang sekolah di Yogjakarta pada saat itu merasa harga diri keluarga sangat terhormat.

Kedua, kurang dalam arti ekonomi. Oleh sebab itu tidak aneh jika orang Jawa sampai ke Suriname dan wilayah lainnya di dunia ini, adalah karena ingin memperbaiki status sosial ekonomi mereka. Dan, jika sudah baik mereka akan beralih lagi dengan mengejar ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu tidak salah jika masyarakat Jawa yang ada di manapun berada, setelah ekonominya membaik dalam arti relatif, maka mereka akan menyekolahkan anak-anaknya ke luar, utama waktu itu Yogjakarta menjadi tujuan favorit. Untuk sekarang sudah lebih luas lagi spektrumnya sampai ke manca negara. Bahkan dari wawancara tidak terstruktur ditemukan data anak-anak petani sawit di Rimbo Bujang Jambi, yang tadinya dari Pringsewu, sekarang kuliah di salah satu fakultas terfavorit dan termahal biayanya di satu universitas di daerah ini. Karena secara ekonomi mereka sudah sangat baik dan sangat memungkinkan untuk mencapai perubahan status sosial.

Pertanyaan tersisa, masihkah konsep “ambarang wirang” itu hidup di tengah masyarakat. Pertanyaan ini sulit untuk dijawab karena ukurannya sangat subyektif, bahkan tidak jarang sangat emosional. Karena kesubyektifannya itulah maka tekananya ada pada “rasa”; jika segala sesuatu sudah berkaitan dengan dawai rasa pada manusia; maka bisa jadi ini akan membangun maruwah. Oleh sebab itu tidak jarang untuk suatu peristiwa yang menimpa pada seseorang menjadikan timbul rasa malu yang sangat; sementara peristiwa yang sama menimpa orang yang berbeda, justu diri merasa bangga karena merasa diri agar supaya orang lain mengetahui siapa dia.

Kalau sudah seperti itu jadinya, ukuran yang dipakai hanya agama yang mampu ditegakkan sebagai parameternya. Sebab, agama aturannya jelas ada pada kitab suci dan Rasulnya; jika yang tidak sesuai dengan tata aturan jelas konsekuensinya, dan jika sesuai dengan aturan dan hukum-hukumnya maka juga jelas hasilnya. Tinggal kita manusia mengukur diri “masihkah kita memiliki rasa malu” kepada Tuhan akan semua yang telah diamanatkan kepada kita, yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di pengadilan akhirat. Pertangungjawaban itu termasuk istri, anak-anak, dan harta, tahta atau jabatan; yang diperoleh selama di dunia. Justru atas Rahmat-Nya kita harus berterimakasih karena telah menutup aib atau malu, dan kekurangan kita kepada orang lain.

Oleh karenanya agama mengajarkan biarkan aib itu yang mengetahui hanya diri kita dan Tuhan, bukan untuk dibentang kepada mahluk lain di bumi ini. Jangan sampai terjadi pada kita; Tuhan sudah menutupnya, justru kita membukanya. Inilah esensi dari ambarang wirang itu dalam konsep budaya Jawa. Oleh karena itu di dalam Islam dikenal istilah sikap saling menutup aib yang disebut “Satrul ‘Aib” (سَتْرُ العَيْبِ), yang berarti menutupi kekurangan atau kesalahan orang lain dengan niat baik, bukan untuk membenarkan dosa, tetapi untuk menjaga kehormatan dan persaudaraan sesama muslim.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim, no. 2590). Oleh sebab itu aib atau wirang itu bukan untuk disebar luaskan, akan tetapi bagaimana upaya kita untuk saling menutupnya.

Jangan pula kita merasa “sudah berbuat baik” di muka bumi, justru sebenarnya kita berbuat “zalim” di muka Tuhan. Semoga kita semua terhindar dari perbuatan seperti itu, dan saling mengingatkan diantara kita untuk selalu berbuat kebajikan. Tidak salah jika Hasriadi Mat Akin, Guru Besar yang pernah memimpin satu perguruan tinggi negeri ternama di daerah ini mengatakan “kekayaan dan jabatan bisa datang dan pergi, tetapi nama baik adalah warisan abadi yang lahir dari kejujuran, integritas, dan moral”. Oleh karena itu jika kita mampu menjaganya, maka itulah kenangan abadi yang dapat kita tinggalkan di dunia ini. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bentuk Satgas Bebas Asap Rokok di Dusun 2 Desa Sukajaya Lempasing

PESAWARAN (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati melakukan upaya pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi permasalahan kesehatan melalui Program Based Learning (PBL). Upaya pemberdayaan masyarakat tersebut dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti hasil Survei Kesehatan Masyarakat di Dusun 2 Desa Sukajaya Lempasing yang mengungkapkan bahwa dari 100 Orang Responden menunjukan bahwa 76% Kepala Keluarga masih melakukan aktifitas merokok aktif.

Kelompok 2 PBL yang terdiri dari : Biantara Suri, Annisa Indriani, Nurfazira, Ardinda Arlindova, Ijlal Maajid, Nabila Zatalini FA dan Zaitunah bersama aparat desa segera mengambil inisiatif dengan membentuk Satgas Bebas Asap Rokok. Pembentukan satgas ini dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2025 sebagai respons cepat dan strategis guna mengatasi dampak negatif asap rokok terhadap kesehatan dan lingkungan. Kegiatan ini dicanangkan segera setelah data survei diperoleh dan musyawarah bersama diadakan, yang menghasilkan kesepakatan untuk menggalang kekuatan bersama melalui pembentukan tim yang terdiri dari Kepala Dusun, empat Ketua RT, serta dukungan aktif dari Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati.

Kegiatan berlangsung di wilayah Dusun 2 dengan serangkaian aktivitas yang dimulai dari musyawarah di kantor dusun, dilanjutkan dengan sesi edukasi intensif berupa pembekalan dan pemberian materi kepada anggota Satgas Bebas Asap Rokok. Selain itu, dilakukan pula distribusi alat promosi kesehatan berupa stiker dan banner yang dipasang di tempat-tempat strategis seperti sekolah, madrasah, dan tempat ibadah. Seluruh rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahaya rokok dan mendorong perubahan perilaku melalui pemberdayaan komunitas. Diharapkan, inisiatif ini tidak hanya mampu menurunkan angka perokok, tetapi juga mencegah kelompok non-perokok terjerumus ke dalam kebiasaan merokok.

Dalam kesempatan tersebut, Bapak Khoidar Amirus, M.Kes, selaku pembimbing kegiatan PBL Kelompok II, menyampaikan testimoni yang sangat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat ini. Dalam sambutan kegiatan pembentukan Satgas Bebas Asap Rokok yang dilaksanakan di Dusun 2 Desa Sukajaya Lempasing pada tanggal 9 Februari kemarin, Beliau menyatakan ”bahwa salah satu tujuan utama kegiatan ini adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman baru dalam melakukan enumerasi terkait identifikasi masalah kesehatan di Dusun 2. Selain itu pula, pengalaman tersebut sangat berharga karena tidak hanya memperkaya pengetahuan praktis mahasiswa, tetapi juga membuka peluang untuk memberdayakan masyarakat melalui upaya berhenti merokok yang lebih efektif ”.

Kegiatan pembentukan Satgas Bebas Asap Rokok ini merupakan upaya kolaboratif yang mengintegrasikan peran pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan institusi pendidikan dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih dari asap rokok. Dengan pendekatan yang berkesinambungan dan partisipatif, diharapkan inisiatif ini mampu memberikan dampak positif yang signifikan, baik dalam mengurangi angka perokok maupun dalam membentuk budaya hidup sehat di masyarakat Dusun 2 Desa Sukajaya Lempasing.

Kepala Dusun 2 Desa Sukajaya Lempasing, Maryam dalam pernyataannya menyampaikan ” Terima kasih kepada Mahasiswa dan seluruh civitas akademik Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati khususnya Kelompok 2 yang telah memfasiltasi terbentuknya Satgas Bebas Asap Rokok di Dusun 2 ini, dan berharap kegiatan ini bisa terus berlangsung karena dapat meningkatkan kualitas kesehatan Masyarakat dan Lingkungan.

Salah Seorang Perwakilan Masyarakat sekaligus Anggota Satgas Bebas Asap Rokok menyatakan pula, “Harapan bahwa dengan adanya Satgas Bebas Asap Rokok ini dapat mencegah Anak-anak Kami menjadi Perokok sekaligus menciptakan lingkungan yang nyaman dan bebas dari asap rokok”. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Program Based Learning (PBL) Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, Membawa Perubahan di Dusun Mutun, Desa Sukajaya Lempasing Pesawaran

PESAWARAN (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati kembali menunjukkan komitmennya untuk terlibat langsung dalam penanggulangan masalah kesehatan masyarakat melalui program Program Based Learning (PBL).

Program kali ini berfokus pada kondisi kesehatan masyarakat pesisir Desa Sukajaya Lempasing, khususnya di Dusun Mutun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran. Kegiatan PBL yang melibatkan kelompok 7 ini terdiri dari delapan mahasiswa: Muliono, Gilang Agusman, Fitriani, Chania Forcepta, Ketut Sastini, Gilang Ramadhan Putra, Muhammad Alfi Syahril, dan Muhammad Agam Al Hariry. Minggu (9/2/2025).

Dusun Mutun, yang terletak di pesisir pantai, memiliki potret masalah kesehatan yang cukup kompleks. Melalui wawancara mendalam dengan 100 responden, mahasiswa berhasil memetakan lima masalah kesehatan utama yang menjadi prioritas di dusun ini. Berdasarkan analisis statistik, masalah kesehatan yang diidentifikasi adalah: Angka kejadian malaria yang tinggi, Rendahnya cakupan masyarakat untuk meminum obat malaria, Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, Cakupan kepesertaan BPJS PBI, Cakupan imunisasi COVID-19 yang rendah.

Setelah mendapatkan hasil pemetaan masalah kesehatan, mahasiswa bersama pembimbing, Dhiny Ester, M.Kes., dan Dina Dwi Nuryani, M.Kes., langsung mengadakan kegiatan promosi kesehatan dan upaya preventif untuk masyarakat Dusun Mutun. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan adalah kerja bakti bersama masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekitar pantai Mutun. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat, yang merupakan langkah awal dalam pencegahan berbagai penyakit.

Setelah kegiatan kerja bakti, pertemuan dengan masyarakat pun dilanjutkan. Mahasiswa melakukan edukasi mengenai pola hidup sehat dan cara pencegahan penyakit malaria. Kegiatan ini berlangsung penuh keakraban, dengan komunikasi dua arah yang baik antara mahasiswa, pembimbing, dan masyarakat. Semua pihak terlibat aktif dalam diskusi yang terarah, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh warga.

Dhiny Ester, M.Kes., selaku pembimbing mengatakan, “Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari implementasi Program Based Learning yang mengedepankan kolaborasi antara akademisi dan masyarakat”.

“Sebagai pembimbing, saya sangat bangga melihat antusiasme dan dedikasi mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di Dusun Mutun dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” tambahnya.

“Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan. Tentunya, upaya yang kita lakukan harus berkelanjutan agar dampaknya dapat dirasakan dalam jangka panjang” tutupnya.

Dalam kesempatan lain Dina Dwi Nuryani, M.Kes., sebagai pembimbing kelompok 7 mengutarakan hal yang senada, “Saya sangat mengapresiasi semangat mahasiswa yang telah bekerja keras dalam menganalisis masalah kesehatan di Dusun Mutun”.

Dina menambahkan, melalui PBL ini, mereka tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari kenyataan di lapangan, yang tentunya sangat memperkaya pengalaman mereka.

“Saya berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Terutama dalam mengatasi masalah malaria yang menjadi isu utama di daerah ini, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya imunisasi dan kepesertaan BPJS. Semoga kolaborasi ini menjadi langkah awal yang baik dalam membangun kualitas kesehatan masyarakat yang lebih baik,” tandasnya.

Kegiatan PBL di Dusun Mutun tidak hanya berlangsung singkat, namun juga memberikan kesan mendalam bagi seluruh peserta yang hadir. Di akhir acara, mahasiswa beserta pembimbing mengadakan sesi ramah tamah dan foto bersama, sebagai tanda terima kasih atas partisipasi masyarakat yang sangat antusias.

“Besar harapan kami sebagai mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati, bahwa apa yang telah dilakukan dalam kegiatan ini dapat memberikan sumbangsih nyata bagi perubahan tatanan masalah kesehatan di Dusun Mutun. Kami ingin melihat kualitas kesehatan masyarakat di sini terus meningkat dan menjaga keberlanjutan upaya kesehatan yang telah dimulai hari ini,” ujar Muliono selaku perwakilan mahasiswa.

Slamet Riyadi selaku Kepala Dusun, mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa dari Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati yang telah datang ke dusun kami melalui Program Based Learning (PBL). “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan. Sejak kedatangan mereka, banyak hal yang kami pelajari, mulai dari cara pencegahan malaria hingga pentingnya vaksinasi dan kepesertaan BPJS.” ujarnya

“Saya merasa sangat terbantu dengan kegiatan yang dilakukan mahasiswa ini. Pemberian edukasi mengenai cara hidup sehat dan pencegahan malaria sangat berguna. Kami selama ini memang kurang paham betul bagaimana cara mencegah malaria, dan sekarang kami tahu langkah-langkah yang bisa dilakukan. Kerja bakti yang dilakukan di pantai juga memberikan kesadaran kepada kami tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar.” ujar perwakilan warga dusun.

Melalui kegiatan ini, terlihat bahwa kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat lokal mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi perbaikan kesehatan. Tentunya, keberhasilan ini tidak hanya menjadi prestasi bagi mahasiswa, tetapi juga untuk masyarakat Dusun Mutun yang berkomitmen menjaga kesehatan mereka secara bersama-sama. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Program Studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Malahayati Raih Akreditasi Unggul, RSJ Daerah Provinsi Lampung Beri Apresiasi

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Malahayati (UNMAL) sukses meraih predikat akreditasi unggul. Pencapaian ini mendapat apresiasi dari Ketua Komite Medik yang sekaligus Kepala Bagian Diklat RSJ Daerah Provinsi Lampung, dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K), dalam kegiatan penyerahan 114 mahasiswa untuk praktik klinik keperawatan jiwa pada 10 Februari 2025.

Kegiatan praktik klinik keperawatan jiwa untuk mahasiswa berlangsung pada 10 Februari – 9 Maret 2025 ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa dalam memperoleh pengalaman langsung di lapangan. Dalam acara tersebut, dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K), memberikan sambutan yang menekankan pentingnya kompetensi keperawatan jiwa serta kontribusi mahasiswa dalam pelayanan kesehatan mental.

Ketua Program Studi S1 Keperawatan UNMAL, Aryanti Wardiyah, Ns., M.Kep., Sp.Kep.Mat, juga memberikan sambutan dalam acara ini. Beliau menyampaikan rasa bangga atas pencapaian akreditasi unggul dan menekankan pentingnya kerja sama antara akademisi dan institusi pelayanan kesehatan dalam mencetak tenaga perawat profesional.

Acara ini turut dihadiri oleh beberapa perwakilan pejabat struktural RSJ Daerah Provinsi Lampung, termasuk Kabid Diklat, Kasi Keperawatan, Kabag Diklat Keperawatan, Kepala Ruangan, serta Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik. Keberadaan mereka dalam acara ini menunjukkan dukungan penuh terhadap proses pendidikan klinik bagi mahasiswa keperawatan.

Diharapkan, dengan praktik klinik keperawatan jiwa ini, mahasiswa UNMAL dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien dengan gangguan kesehatan mental. Keberhasilan mendapatkan akreditasi unggul ini juga menjadi bukti bahwa Program Studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati terus berkomitmen dalam mencetak tenaga kesehatan khususnya lulusan Ners berkualitas yang siap terjun dan KUAT berkontribusi di dunia profesional. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Susahnya Pasti, Senangnya Nanti

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Beberapa hari lalu takziah ke kediaman kerabat yang keluarganya meninggal dunia; suasana duka menyelimuti keluarga itu sangat kental sekali, karena alamarhum dikenal orang baik dan banyak teman. Sekalipun yang bersangkuan adalah putra pejabat penting di daerah ini pada jamannya, namun beliau selalu bergaul dari kelas bawah sekali sampai paling atas di negeri ini. Bahkan pernah suatu ketika beliau pulang tinggal menggunakan kaos dalam; tatkala di tanya kemana bajunya, dengan santai beliau menjawab “saya berikan ke mereka yang tidak beruntung dan sangat memerlukan”; dan kelakuan seperti ini beberapa kali beliau lakukan.

Pada saat duduk bersama yang hadir, hampir semua mereka yang datang menceritakan kebaikan beliau semasa hidupnya. Bahkan ada yang sambil berkacaka mengungkapkan kebaikan beliau, saat beliaunya sendiri susah namun begitu ada teman lain membutuhkan bantuannya; dengan sertamerta beliau memberikan apa yang teman butuhkan tanpa mengingat bahwa dirinya juga sedang membutuhkan.

Jadi ingat beberapa puluh tahun silam saat beliau masih muda pada satu kesempatan kami ngobrol dengan beberapa saudara. Almarhum pernah bicara bahwa yang namanya susah itu pasti, tidak usah dicari dia datang sendiri, namun berbeda dengan senang, itu adalah sesuatu yang harus diupayakan untuk bisa hadir di dalam hati. Tampaknya beliau mengamalkan ajaran itu hingga akhir hayatnya. Semoga beliau husnulkhotimah.

Kita telusuri lebih lanjut apa makna dasar filosofi dari pendapat tadi; ternyata berdasarkan penelusuran digital ditemukan informasi sebagai berikut: “Susahnya pasti, senangnya nanti” memiliki makna filosofis yang dalam, terutama dalam konteks kehidupan dan perjuangan. Berikut beberapa makna yang bisa diambil: Pertama, Kesulitan adalah Keniscayaan, Kebahagiaan adalah Hasil, Dalam hidup, kesulitan dan tantangan pasti akan terjadi. Tidak ada manusia yang terbebaas dari kesulitan dan tantangan. Namun, jika kita bertahan dan berusaha, kesenangan atau keberhasilan akan menyusul kemudian.

Kedua, Kesabaran dan Ketekunan Menghasilkan Hasil Manis, Perjalanan menuju keberhasilan sering kali penuh rintangan. Kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan akan membawa hasil yang lebih baik di masa depan. Ketiga, Hukum Sebab Akibat . Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Jika kita siap menghadapi kesulitan dan bekerja keras, pada akhirnya kebahagiaan dan keberhasilan akan datang sebagai akibatnya. Keempat, Nilai Keberanian dan Pengorbanan. Menjalani kesulitan dengan tekad kuat bukan berarti menikmati penderitaan, tetapi memahami bahwa perjuangan saat ini adalah investasi bagi kebahagiaan di masa depan.

Ungkapan ini mencerminkan pola pikir jangka panjang, bahwa kebahagiaan sejati sering kali lahir dari proses yang sulit dan penuh ujian. ungkapan ini mengajarkan kita untuk tidak takut menghadapi kesulitan karena di baliknya ada kebahagiaan yang menunggu. Oleh sebab itu tidaklah salah jika orang bijak mengatakan bawa: “Susah adalah jalan menuju senang, dan senang tak akan berarti tanpa susah.”

Namun jaman sudah berubah, generasi sudah berganti; justru sekarang ungkapan itu menjadi usang karena berubah menjadi “kenapa harus susah kalau senangnya sudah pasti”. Sikap tidak menghargai proses ini menjadikan pola hidup hedonis; bahkan ada teman sesama purnabakti yang berjiwa nasionalis sampai berkomentar “mau jadi apa negeri ini jika semua mau instan”.

Tampaknya ada sesuatu yang hilang di negeri ini, salah satu diantaranya adalah “teladan mulia” yang ditampilkan para pemuka negeri. Bisa dibayangkan jika dari atas sampai bawah memudahkan sistem bisa dilakukan jika ada “pelumas” berupa cuan. Lebih menakjubkan lagi jika itu dalam satuan nominal asing; maka bisa dibayangkan betapa rapuhnya negeri ini. Akibatnya laut dikapling, gunung di ratakan; sebentar lagi udara di sekat dan kalau bisa mataharipun akan dipindahkan. Semua terjadi karena ketamakan yang melekat dalam diri, sehingga bisa menjadi lupa diri.

Padahal jauh-jauh hari Rasullullah sudah berpesan bahwa diriwayatkan oleh Anas bin Malik, di mana Rasulullah ﷺ bersabda: “Andai kata manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh melainkan hanya tanah (maut). Dan Allah menerima taubat orang yang telah bertaubat kepada-Nya.” Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Dini Maharani Mahasiswa Universitas Malahayati, Raih Juara 1 Karate Kategori Kata Perorangan Junior dan U21 Putri

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Dini Maharani (24380110P), Mahasiswa Program Studi S1 Farmasi Universitas Malahayati, yang telah berhasil meraih prestasi gemilang pada Kejuaraan Daerah Karate Kushinryu M Karate-Do Indonesia (KKI) LAMPURA CUP 2 Se-Provinsi Lampung Tahun 2025. Kejuaraan yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Sukung Kelapa Tujuh, Kotabumi Lampung Utara, pada 7-9 Februari 2025 ini, membuat Dini meraih Juara 1 dalam kategori Kata Perorangan Junior dan U21 Putri.

Prestasi ini merupakan bukti dedikasi dan kerja keras Dini dalam mengasah kemampuan karate-nya. Dini mengungkapkan, “Suatu kebanggaan dapat menunjukkan dan meraih prestasi yang dapat dibanggakan. Semua ini tidak terlepas dari latihan keras dan dukungan dari semua pihak yang selalu mendukung saya.”

Dini juga berbagi pesan inspiratif, hasil tidak akan menghianati proses. “Semua yang saya capai adalah hasil dari proses panjang dan kerja keras. Saya ingin menginspirasi teman-teman mahasiswa lainnya bahwa dengan usaha yang maksimal, kita pasti bisa meraih apa yang kita impikan,” ujarnya.

Universitas Malahayati merasa bangga atas prestasi yang diraih oleh Dini. Ini menjadi salah satu bukti bahwa mahasiswa Malahayati tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga di bidang olahraga. Harapannya, Dini dapat terus mengukir prestasi di tingkat yang lebih tinggi dan menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya bagi mahasiswa Universitas Malahayati.

Keberhasilan Dini Maharani ini sekaligus menunjukkan pentingnya keseimbangan antara akademik dan pengembangan bakat di luar kelas, yang dapat mendukung kemajuan pribadi dan membawa kebanggaan bagi universitas. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Universitas Malahayati Matangkan Persiapan Akreditasi Program Studi Akuntansi

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Lembaga Penjamin Mutu Internal (LPMI) Universitas Malahayati telah mengadakan rapat persiapan akreditasi untuk Program Studi Sarjana Akuntansi pada 10 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi proses akreditasi yang akan dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA).

Rapat ini dihadiri oleh Wakil Rektor I Universitas Malahayati Prof. Dr. Dessy Hermawan, Ns., M.Kes., Dekan Fakultas Ekonomi Manajemen Dr. Rahyono, S.Sos., M.M., Kepala LPPM Prof. Erna Listyaningsih, SE, M.Si., Ph.D., Kepala LPMI Dr. M. Arifki Zainaro, Ns., M.Kep., dan Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi Muhammad Luthfi, S.E., M.Si., serta dosen Program Studi Sarjana Akuntansi

Dalam pertemuan tersebut, dibahas mengenai keterkaitan antara Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan instrumen akreditasi yang akan digunakan dalam pengajuan dokumen akreditasi.

Lembaga Penjaminan Mutu Internal berperan aktif dalam menyukseskan pengajuan akreditasi sebagai bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Eksternal. Rapat ini menitikberatkan pada penyelarasan dokumen yang dibutuhkan serta strategi dalam memenuhi standar yang ditetapkan oleh LAMEMBA.

Dengan adanya persiapan yang matang dan sinergi antara Universitas, LPPM, LPMI dan Program Studi Sarjana Akuntansi. Universitas Malahayati optimis dapat memperoleh hasil akreditasi yang terbaik untuk meningkatkan mutu pendidikan dan daya saing lulusan. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Waspada Bencana: Prodi Keperawatan Universitas Malahayati Selenggarakan Simulasi Manajemen Disaster untuk Sivitas Akademika

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati (UNMAL) sukses menyelenggarakan kegiatan simulasi manajemen disaster bekerja sama dengan Medical Service Team 119 (MST 119) pada tanggal 9 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

Simulasi ini diikuti oleh seluruh sivitas akademika Universitas Malahayati, termasuk dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, serta petugas keamanan (satpam). Dengan adanya keterlibatan berbagai elemen kampus, diharapkan koordinasi dan respons cepat terhadap bencana dapat lebih terorganisir dan efektif.

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UNMAL Aryanti Wardiyah,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen institusi dalam memberikan pendidikan yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga praktik langsung di lapangan. “Kami ingin membekali mahasiswa dan seluruh sivitas akademika dengan keterampilan yang tepat dalam menghadapi bencana, baik dalam skala kecil maupun besar,” ujarnya.

Simulasi ini mencakup berbagai skenario bencana, mulai dari gempa bumi, kebakaran, hingga evakuasi korban. Para peserta diberikan pelatihan tentang teknik pertolongan pertama, koordinasi tim darurat, serta strategi evakuasi yang aman dan cepat. Dengan bimbingan dari tim MST 119 yang sudah berpengalaman dalam menangani situasi darurat, peserta mendapatkan pengalaman langsung dalam menghadapi skenario bencana secara profesional.

Para peserta mengaku mendapatkan banyak manfaat dari simulasi ini. Tia salah satu peserta yang mengikuti kegiatan ini mengungkapkan, “Simulasi ini benar-benar membuka wawasan saya tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Saya merasa lebih siap dan percaya diri jika sewaktu-waktu menghadapi situasi darurat.”

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena dinilai sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana di lingkungan kampus. Diharapkan, program serupa dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di Program Studi Ilmu Keperawatan UNMAL.

Dengan adanya simulasi manajemen disaster ini, Universitas Malahayati semakin menunjukkan komitmennya dalam mencetak Tenaga Kesehatan khususnya Lulusan Ners yang tidak hanya kompeten dalam bidang akademik, tetapi juga siap berkontribusi dengan tekad yang KUAT dalam situasi kegawatdaruratan demi keselamatan masyarakat luas. (gil)

Editor: Gilang Agusman