dr. Ferdinand Anem Pigome, Jejak Langkah Anak Papua Menggapai Gelar Dokter di Universitas Malahayati
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Momen penuh haru dan kebanggaan dalam Prosesi Sumpah Dokter ke-74 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Rabu (5/11/2025). Di tengah suasana sakral yang menyelimuti Gedung Graha Bintang Universitas Malahayati, nama dr. Ferdinand Anem Pigome mencuri perhatian banyak pihak. Lahir di Jayapura tahun 1997, Ferdinand resmi dikukuhkan sebagai dokter setelah menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan kedokteran dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.69 (sangat memuaskan).
Ferdinand hadir didampingi sang ibu dan saudaranya, yang tampak menahan haru saat menyaksikan momen bersejarah tersebut. Bagi mereka, prosesi ini bukan sekadar seremoni kelulusan, tetapi puncak dari perjuangan panjang seorang anak Papua yang menempuh jalan penuh tantangan untuk meraih cita-cita menjadi seorang dokter.
Perjalanan Ferdinand menuju gelar dokter dimulai ketika ia berhasil meraih beasiswa dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Papua. Beasiswa tersebut membuka jalan baginya untuk menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Malahayati, Bandar Lampung, salah satu universitas swasta terkemuka di Indonesia yang dikenal memiliki komitmen kuat dalam menghasilkan tenaga medis berkualitas dan berintegritas.
“Awalnya saya tidak menyangka akan kuliah sejauh ini, di luar tanah kelahiran saya. Tapi saya yakin, ilmu tidak mengenal batas. Saya ingin belajar dan membawa pulang ilmu ini untuk membangun Papua,” kenang Ferdinand dengan senyum penuh syukur.
Saat namanya dipanggil dalam prosesi sumpah dokter, Ferdinand tak kuasa menahan air mata. Kemudian ia menghampiri ibunya yang hadir dengan senyum penuh bangga, simbol dari doa, perjuangan, dan pengorbanan yang terbayar tuntas.
“Bagi saya, ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang. Saya tidak akan berhenti di sini. Saya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan berkontribusi dalam memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Papua,” ujar dr. Ferdinand dengan penuh semangat.
Dalam sesi waancara bersama humasmalahayatinews Ferdinand menceritakan berbagai tahap pembelajaran mulai dari perkuliahan teori di kampus hingga praktik klinik di berbagai rumah sakit pendidikan.
Bagi Ferdinand, masa-masa praktik profesi dokter menjadi pengalaman yang paling berharga. Di sinilah ia belajar berinteraksi langsung dengan pasien, memahami empati, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab moral sebagai calon tenaga medis. “Menjadi dokter bukan hanya soal pengetahuan medis, tapi tentang hati, tentang bagaimana kita melayani dengan rasa kemanusiaan,” ujarnya.
Ferdinand juga aktif dalam kegiatan sosial dan akademik yang digelar kampus. Pengalaman tersebut semakin meneguhkan tekadnya untuk kembali ke Papua dan berkontribusi bagi peningkatan layanan kesehatan di sana.
Apresiasi tinggi hadir dari Universitas Malahayati, Kepala Biro Administrasi Akademik Universitas Malahayati, Ahmad Iqbal, S.S, turut menyampaikan apresiasinya atas pencapaian dr. Ferdinand. Ia menilai, kisah perjuangan Ferdinand merupakan contoh nyata dari semangat belajar tanpa batas yang selaras dengan nilai-nilai Universitas Malahayati.
“Kami sangat bangga dengan capaian dr. Ferdinand. Ia bukan hanya membanggakan keluarganya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda khususnya daerah Papua. Universitas Malahayati selalu berkomitmen untuk mendukung mahasiswa dari berbagai daerah agar bisa tumbuh, berkembang, dan berkontribusi bagi bangsa,” ujar Ahmad Iqbal.
“Ia juga menambahkan bahwa Universitas Malahayati terus membuka ruang bagi putra-putri daerah melalui kerja sama dengan berbagai lembaga dan pemerintah daerah, agar kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas bisa dirasakan secara merata di seluruh Indonesia,”tandasnya.
Kisah perjuangan dr. Ferdinand Anem Pigome menjadi bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan tekad kuat mampu menembus segala keterbatasan. Dari Jayapura hingga ke panggung kehormatan di Universitas Malahayati, ia telah menginspirasi banyak orang, khususnya generasi muda Papua untuk berani bermimpi dan berjuang mewujudkannya.
Dengan gelar dokter yang kini disandangnya, dr. Ferdinand siap melangkah ke babak baru dalam pengabdian, membawa semangat pelayanan dan cita-cita mulia untuk menjadikan kesehatan di Papua semakin maju dan merata.
“Saya ingin kembali ke tanah kelahiran saya, memberikan yang terbaik bagi masyarakat, dan membuktikan bahwa anak Papua juga bisa menjadi bagian dari solusi bagi bangsa,” – dr. Ferdinand Anem Pigome. (gil)
Editor: Gilang Agusman


