Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Prestasi, Tim Robotic Menangkan Tiga Kategori

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Team Robotic UNMAL @robotics_malahayati yang berhasil membawa pulang 3 kategori pada acara Festival Automation Robotic Club of Sriwijaya 2024 yang diadakan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya, 07 November 2024. Adapun kategori tersebut:

Juara 2 Umum Robot Line Follower: Imam Putra Asrofi (23220219) Program Studi Manajemen, Arjun Muhammad Syawal (23130024) Program Studi Teknik Industri, Ahmad Faisal Dwi Sahputra (23130009) Program Studi Teknik Industri.

Arjun Muhammad Syawal mewakili tim, mengucapkan rasa syukur dan bangga atas perjuangan tim ini yang berhasil mendapatkan Juara 2. “Proses panjang telah kami lalui, dan banyak perlombaan yang telah kami ikuti. Alhamdulilah diperlombaan inilah kami berhasil menuai hasilnya”.

“Semoga kedepannya kami dapat terus mengharumkan nama Universitas Malahayati,” ujarnya.


Strategi Terbaik Robot Sumo: Arjun Muhammad Syawal (23130024) Program Studi Teknik Industri.

Arjun juga mendapatkan penghargaan sebaik strategi terbaik robot sumo, ia berkomitment untuk tetap semangat dan tidak gampang jumawa, karena didepan sana masih banyak lomba-lomba yang akan diikuti, dan mendapatkan juara adalah tujuan utamanya.

Algoritma Terbaik Robot Line Follower: Muhammad Fadeli (23130098), Ma’ruf Fajar H (23130093), Khafidz Freyza Mahendra (23130076) ketiga mahasiswa ini berasal dari Program Studi Teknik Industri.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Muhammad Fadeli mewakili timnya. Ia berpesan untuk terus berlatih dan kembangkan kemampuan yang ada  serta berpesan kepada adik-adik tingkatnya untuk dapat semangat mencari prestasi, dan bersama-sama mengahrumkan nama kampus tercinta Universitas Malahayati. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Himpunan Mahasiswa PSIK Gelar Kegiatan Bertajuk “PESTAPORA” dalam Peringati Hari Kesehatan Nasional

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati menggelar serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Kesehatan Nasional. Minggu (17/11/2024).

Kegiatan ini bertajuk “PESTAPORA” (Pekan Seni Tari dan Perlombaan Olah Raga Rakyat).  Acara berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (16-17 November 2024).

Aacara ini terdiri dari berbagai macam lomba olahraga dan seni: Futsal, Volly, Badminton, Seni Tari, Video Kreatif. Perlombaan diselenggarakan di lingkungan Universitas Malahayati.

Aryanti Wardiyah, S.Kep, Ns., M.Kep., Sp.Kep. Mat selaku Ka. Prodi PSIK, “Melalui kegiatan Pestapora ini, harapannya dapat mempererat silaturrahmi antar mahasiswa PSIK dan juga dosen”.

Ka.Prodi mengingatkan dengan adanya Pestpora ini menambahkan semangat dan olahraga dalam bidang seni. Kedepannya kegiatan ini juga berdampak positif yang bisa menumbuhkan bakat-bakat baru dari mahasiswa khususnya prodi PSIK.

Lebih lanjut, Aryanti Wardiyah memberikan apresiasi khusus kepada HIMA dan Panitia yang telah berusaha maksimal dalam menyelenggarakan acara ini. “Kerja keras kalian adalah salah satu bentuk kontribusi nyata untuk prodi dan kampus ini. Semoga segala upaya yang kalian lakukan mendapatkan balasan yang setimpal,” tuturnya. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Doktor “Tangguh”

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Hampir semua media massa dalam beberapa hari terakhir memuat berita nasib gelar doktor seorang politisi yang ditinjau ulang oleh perguruan tinggi tempat dia belajar. Kemudian program studinya untuk sementara waktu ditutup sementara. Terlepas dari apa yang melatarbelakangi semua itu, tulisan ini tidak ingin masuk keranah internal kelembagaan, dan tidak juga untuk menghakimi; akan tetapi melihat dari sisi lain yaitu dari kacamata kepatutan secara filosofis guna untuk mengambil hikmah dari peristiwa ini.

Gelar doktor (Dr.) adalah gelar akademik tertinggi yang diberikan oleh institusi pendidikan tinggi. Biasanya gelar itu diraih seseorang setelah menyelesaikan program studi yang mencakup penelitian orisinal dalam suatu bidang ilmu. Gelar doktor menunjukkan pencapaian tertinggi dalam dunia akademik. Pemegang gelar ini telah menunjukkan kemampuan dalam melakukan penelitian yang mendalam dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan atau praktik profesional di bidang tertentu.

Seorang doktor diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian secara independen. Mereka mampu mengidentifikasi masalah yang kompleks, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen atau kajian, dan memberikan solusi atau pemahaman baru yang mendalam mengenai topik yang diteliti. Program doktoral biasanya mengharuskan mahasiswa untuk menulis disertasi atau tesis doktoral yang berisi penelitian orisinal. Ini berarti karya tersebut harus memberikan kontribusi baru pada ilmu pengetahuan atau teknologi, bukan hanya mengulang atau meringkas apa yang sudah ada.

Proses meraih gelar doktor membutuhkan waktu yang lama, biasanya antara 3 hingga 7 tahun atau juga bisa lebih, tergantung pada bidang studi dan kecepatan penelitian. Ini mencerminkan tingkat dedikasi, ketekunan, dan komitmen yang tinggi dalam mengejar keahlian. Pengalaman membimbing calon doktor, mereka memang merasakan bagaimana tekanan yang luar biasa yang mereka terima karena harus mengikuti prosedur penelitian, kaidah penulisan, berdiskusi untuk mengurai masalah. Bahkan tidak jarang mereka sampai-sampai berurai keringat dan air mata, untuk membedah, menemukenali, mengurai, menuliskan, mempertanggungjawabkan semua laku ilmiahnya di muka sidang promotor dan sidang guru besar.

Seorang doktor yang tangguh memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya mampu menghadapi berbagai tantangan di dunia akademik dan praktis. Berdasarkan kajian digital ditemukan beberapa ciri yang menandakan seorang doktor tangguh:

1. Ketahanan Mental (Mental Resilience)
Memiliki kemampuan untuk bertahan dan bangkit kembali dari tekanan, kegagalan, atau kritik yang tajam. Tidak mudah terpengaruh oleh kegagalan sesaat atau hambatan di tengah proses penelitian. Pandai mengelola stres dan tetap fokus pada tujuan akhir, meskipun kondisi yang dihadapi sangat berat.

2. Ketekunan (Perseverance)
Konsisten dalam upaya menyelesaikan penelitian meski harus menghadapi banyak rintangan dan revisi. Tidak menyerah meskipun proses penelitian memakan waktu yang lama dan penuh tantangan.

3. Kemandirian Berpikir (Independent Thinking)
Mampu membuat keputusan yang kuat dan berani dalam menjalankan penelitian tanpa terlalu bergantung pada arahan pembimbing. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi terhadap metode dan ide penelitian yang dikembangkan.

4. Kritis dan Reflektif (Critical and Reflective)
Selalu mempertanyakan asumsi dan metode yang digunakan, serta terbuka untuk menerima saran dan kritik. Pandai menganalisis kekuatan dan kelemahan dari hasil penelitiannya sendiri.

5. Fleksibilitas (Flexibility)
Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan situasi dan kondisi penelitian yang tidak terduga. Tidak kaku dengan rencana awal dan siap untuk melakukan perubahan strategi jika diperlukan.

6. Kemampuan Mengelola Waktu (Time Management)
Mampu mengatur jadwal dengan baik untuk menyelesaikan tugas-tugas penelitian, publikasi, dan kegiatan lainnya. Disiplin dalam menyelesaikan target dan tenggat waktu yang ditetapkan, baik oleh diri sendiri maupun oleh pihak eksternal.

7. Kolaboratif (Collaborative)
Meskipun mandiri, seorang Doktor yang tangguh mampu bekerja sama dengan orang lain, baik dalam tim penelitian maupun saat berkolaborasi lintas disiplin. Menghargai kontribusi dari rekan kerja dan bersedia mendengarkan serta belajar dari orang lain.

8. Penasaran dan Suka Belajar (Curious and Lifelong Learner)
Selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tidak pernah berhenti belajar, meskipun sudah mencapai gelar tertinggi. Terbuka terhadap ide-ide baru dan selalu mencari kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

9. Etika dan Integritas (Ethics and Integrity)
Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam penelitian, tidak terlibat dalam plagiarisme atau manipulasi data. Memiliki komitmen yang kuat terhadap etika profesional dan bertanggung jawab atas hasil karyanya.

10. Kemampuan Komunikasi (Communication Skills)
Mampu menyampaikan ide dan hasil penelitian dengan jelas, baik secara tertulis dalam publikasi ilmiah maupun secara lisan dalam presentasi. Mampu mengkomunikasikan ide kompleks kepada audiens yang tidak memiliki latar belakang yang sama dengan baik.

Ciri-ciri ini membantu seorang Doktor tidak hanya untuk menyelesaikan program studi doktoral dengan sukses tetapi juga untuk berkontribusi secara signifikan di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan masyarakat luas.

Hal di atas adalah ciri doktor tangguh, akan menjadi berbeda jika ditambah akhiran “kan” menjadi “tangguh-kan”; sebab maknanya menjadi sangat bertolak belakang. Dunia akademik sangat paham dengan istilah ini, sebab penangguhan yang tidak terbatas waktunya, itu sama halnya penundaan, dan atau bisa jadi pencabutan yang dikemukakan secara arif bijaksana.

Jika ada institusi pendidikan yang memiliki kewenangan untuk memberikan gelar Doktor pada seseorang, dan kemudian sebelum diberikan sepenuhnya melalui sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, yang pada akhirnya menunda atau menangguhkan pemberian itu; hal itu mengindikasikan ada sesuatu yang tidak sesuai dengan standard prosedur yang ada. Berdasarkan pengalaman selama ini penaguhan itu pada umumnya berdasarkan atas kepatutan dilihat dari segi waktu, keorsinalitas, kebaharuan, tatatulis, dan ada beberapa sebab lain. Adapun penyelesaiannya sangat tergantung pada perguruan tingginya, karena ini adalah otoritas akademik yang dijunjung tinggi oleh lembaga tersebut.

Atas dasar itu seyogianya sebelum kita memutuskan untuk mengambil studi doktor hendaknya persiapkan diri, terutama ketahanan mental untuk menghadapi halangrintang yang akan ditemui. Banyak mahasiswa gagal atau tidak berhasil menyelesaikan program ini disebabkan karena tidak memiliki cukup kuat mental dalam mengarungi gelombang yang ada. Ketersediaan finansial dan kemampuan intelektual mungkin tersedia sangat cukup, namun jika tidak memiliki mental yang tangguh untuk mengurai persoalan akademik dan nonakademik; maka besar kemungkinan tidak berhasil.

Semoga peristiwa yang terjadi dapat diambil pelajaran oleh semua fihak bahwa masalah akademik memang memiliki iklim tersendiri. Untuk saat ini mungkin bisa lolos; namun seiring perjalanan waktu, masalah akademik akan mengemuka tanpa diminta. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Wakil Rektor III Universitas Malahayati “Debat Calon Presiden Mahasiswa, Wujud Nyata Semangat Demokrasi Kampus”

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dalam suasana penuh semangat dan antusiasme mahasiswa, acara debat calon dan wakil Presiden Mahasiswa Universitas Malahayati berlangsung dengan meriah di Gedung Graha Bintang Universitas Malahayati. Jumat (15/11/2024).

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor III Universitas Malahayati, Dr. Eng. Rina Febrina, ST., MT., yang menekankan pentingnya semangat demokrasi di lingkungan kampus sebagai bagian dari pendidikan karakter dan kepemimpinan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dekan Fakultas Teknik, Ka.Biro Kemahasiswaan, tamu undangan dan jajaran akademika.

Dalam sambutannya, Dr. Rina menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari jajaran Wakil Rektor, Dekan, dosen, hingga tenaga kependidikan dan panitia yang telah bekerja keras mempersiapkan acara ini. Ia juga memberikan penghormatan kepada para calon Presiden Mahasiswa beserta tim suksesnya, serta kepada seluruh mahasiswa yang hadir sebagai pendukung demokrasi kampus.

“Debat ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga merupakan ruang untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan, keberanian, dan integritas yang kelak akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam memegang peran di masyarakat,” ungkapnya.

WR III juga mengingatkan para calon Presiden Mahasiswa untuk menjadikan debat ini sebagai momentum menunjukkan kapasitas diri, ide-ide inovatif, serta komitmen untuk membawa perubahan positif bagi Universitas Malahayati. Dr. Rina menegaskan bahwa visi, misi, dan program kerja yang disampaikan harus bersifat inspiratif, realistis, dan mampu diimplementasikan demi kemajuan kampus.

Lebih lanjut, Dr. Rina juga memberikan apresiasi khusus kepada Panitia Pemira yang telah berusaha maksimal dalam menyelenggarakan acara ini. “Kerja keras kalian adalah salah satu bentuk kontribusi nyata untuk kampus ini. Semoga segala upaya yang kalian lakukan mendapatkan balasan yang setimpal,” tuturnya.

Sebagai penutup, ia menyampaikan harapan agar para calon Presiden Mahasiswa menjaga sportivitas selama debat berlangsung. “Tunjukkan yang terbaik, dan jadilah pemimpin yang mampu membawa Universitas Malahayati menuju arah yang lebih baik,” pungkasnya.

Acara debat ini diharapkan mampu menjadi momentum untuk membangun generasi mahasiswa yang kritis, berintegritas, dan memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan lingkungan kampus.

Disisi lain, Ilham Fadhila selaku ketua PANRA mengucapkan terimakasih atas support penuh dari Universitas Malahayati dalam keberlangsungan acara debat ini.

Ia juga mengapresiasi terhadap kedua pasangan capres-cawapres mahasiswa yang terlibat dalam acar debat ini. Ia memastikan bahwa pemilihan nantinya akan berasaskan jujur, adil dan netral.

Inilah kedua pasang  Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Malahayati 2024. Paslon no urut 1: Prasestyo Agung Wibowo dan Ramadhan Tyan Andaresta. Paslon no urut 2: Muhammad Kamal dan Dimas Arozan Murtiasa. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Mengejar Mimpi, Mengais Rejeki

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Beberapa hari lalu bertandang ke tepian Batavia karena mengurus perhelatan dari anak yang melangsungkan momen kebahagian hidupnya. Tentu dengan usia yang sudah tidak muda lagi urusan begini cukup melelahkan fisik. Namun karena semangat dan tanggungjawab-lah, semua dihadapi dan dijalankan dengan gembira-ria, alhasil semua dijalani dengan atas dasar ibadah, maka hasilnyapun menggembirakan. Diselah-selah kegiatan itu ada moment-moment menarik untuk dapat dijadikan bahan berbagi dan perenungan, salah satu diantaranya adalah apa yang menjadi judul tulisan ini.

Berjumpa dengan seorang jamaah masjid saat selesai melaksanakan kegiatan peribadatan subuh. Berjabat tangan dan berkenalan dengan seorang bapak yang seusia, demi kode etik jurnalis nama beliau tidak ditampilkan. Bapak ini membuka usaha berjualan makanan subuh sudah sekitar tigapuluh tahun di tepian Ibu Kota ini. Bahkan dapat dikatakan sukses, karena sudah memiliki tempat tinggal sendiri dan beberapa cabang tempat usaha yang dikelola oleh anak-anaknya. Prinsip beliau sekolah tidak perlu tinggi-tinggi, karena yang penting hidup ini memiliki mimpi ingin jadi apa ke depan, dan dimudahkan mengais rejeki ilahi yang halal dan benar. Buat apa sekolah tingi-tinggi, bekerja tempatnya mewah, tetapi bekerja dengan orang lain, rejekinya ditentukan oleh orang lain. dan, masih banyak lagi alasan pembenaran yang beliau ajukan berkaitan dengan bekerja kalau hanya sebagai karyawan, lebih baik berdagang atau buka usaha menjadi manajer sendiri. Apalagi sekarang, menurut beliau kalau tidak korupsi tidak kaya, artinya jika tidak mencuri maka tidak makan.

Pendapat beliau sah-sah saja karena itu personal sifatnya, bekerja di tempat lain dalam bentuk lain, juga sah-sah saja; asal dengan ukuran moral dan agama itu dibenarkan; sebab kita semua seolah “mengejar mimpi, untuk mendapatkan sesuap nasi”, itu menjadi pebenaran, sejauh kita masih tinggal di planet bumi. Persoalannya menjadi seru dan rumit jika diksi itu ditambah dengan “segenggam Berlian”, karena untuk mendapatkan ini diperlukan usaha super keras, dan tidak jarang kita mengambil jalan pintas, bahkan salah jalanpun dilakoni, agar mimpi itu menjadi kenyataan.

Berdasarkan penelusuran digital ditemukan informasi ungkapan “mencari sesuap nasi dan segenggam berlian” memiliki makna filosofis yang mendalam, khususnya dalam konteks kehidupan manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar sekaligus mencari sesuatu yang lebih dari itu. Mari kita lihat makna dari kedua frasa tersebut:

1. Mencari Sesuap Nasi

Makna Filosofis: Kebutuhan Dasar: Ungkapan ini menggambarkan usaha seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama makanan, yang merupakan simbol dari kebutuhan dasar manusia.

Konteks Budaya: Dalam budaya Jawa dan banyak budaya lainnya di Indonesia, “sesuap nasi” bukan hanya menggambarkan makanan fisik, tetapi juga melambangkan usaha mencari rezeki yang halal dan berkah untuk menghidupi diri dan keluarga.

2. Segenggam Berlian

Makna Filosofis: Keinginan Lebih dan Kemewahan: Segenggam berlian melambangkan pencarian akan kemewahan, kesuksesan, dan sesuatu yang lebih dari sekadar kebutuhan dasar. Ini adalah simbol pencapaian dan keberhasilan yang diinginkan oleh banyak orang.

Konteks Budaya: Berlian sebagai simbol kemewahan dan kemuliaan mencerminkan pencapaian tertinggi yang bisa didapatkan seseorang melalui kerja keras, kecerdasan, dan mungkin juga keberuntungan.

Makna Keseluruhan Filosofi dari ungkapan ini mengajarkan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan dasar (hidup sederhana dan berjuang untuk hidup) dengan cita-cita untuk mencapai sesuatu yang lebih besar dan bernilai (impian dan ambisi tinggi). Dalam kehidupan, penting untuk memiliki keseimbangan antara “mencari sesuap nasi” (memastikan kita tidak kekurangan) dan “segenggam berlian” (mengejar impian dan kemewahan).

Secara eksistensial ini juga mengajarkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, manusia harus mencari makna hidup yang lebih dalam, yang mungkin diwujudkan dalam bentuk pencapaian, pengakuan, dan kemakmuran. Sebab jika manusia dalam hidupnya hanya mengejar kebutuhan dasar semata, dan setelah tercapai ternyata tetap ada pada wilayah itu; ini menunjukkan bahwa dia tidak lebih berbeda dengan mahluk lain yang lebih rendah dari manusia, karena menurut pendapat aliran ini siklus seperti itu hanya milik mereka yang derajatnya ada dibawah manusia. Untuk yang satu ini kita boleh setuju tetapi juga boleh tidak, karena hidup adalah pilihan.

Mengejar mimpi bukanlah sesuatu yang ditabukan, hanya yang penting dengan cara apa, dan bagaimana melakoninya; itu semua harus berada pada koridor agama, norma etika, dan aturan negara. Oleh sebab itu tidak salah jika mereka yang melakukan korupsi karena dorongan memperkaya diri diberi hukuman mati. Dan, ini dilakukan oleh negara-negara yang memiliki hukum normative yang kokoh. Sayangnya mereka sering di cap pelanggar HAM, padahal melindungan masyarakat dari kerakusan segelintir orang juga bertugas menegakkan HAM.

Hanya perlu diingat sebelum bermimpi, kita harus tidur dulu; sebelum kita sukses harus berusaha dulu. Ini perlu disadari karena sekarang banyak pemimpi disiang hari; mau berhasil tanpa mencari. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Delegasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Berpartisipasi dalam NPIC 2024 di Thailand

THAILAND (malahayati.ac.id): Delegasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan turut serta dalam kegiatan internasional yang sangat bergengsi, International Symposium on Natural Product Innovation and Commercialization (NPIC) 2024. Kegiatan ini berlangsung pada 6-8 November 2024 di Seesca Resort, Pak Bara Beach, Satun, Thailand, dan menghadirkan berbagai inovasi terkini mengenai produk alami serta aplikasinya dalam bidang kesehatan dan farmasi.

Kelima mahasiswa yang terpilih sebagai delegasi mewakili Universitas Malahayati di ajang ini yakni: Fanya Cheftilia Ambraini (21310046), I Gede Putu Rizky Purnama (23310074), Karenina Mutiara Antoni (23310084), Mumtaz Zalfa Nabillah Nuur Jannah (23310111), Tiara Ridha Esfandari (23310158). Mahasiswa ini didampingi langsung oleh Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati yang diundang sekaligus sebagai Co-Chair dan Juri pada International Symposium on Natural Product Innovation and Commercialization.

Fanya Cheftilia Ambraini, salah satu anggota delegasi, mengungkapkan rasa syukur dan antusiasmenya dapat mengikuti kegiatan ini. “NPIC 2024 memberi kami kesempatan untuk memperdalam pemahaman mengenai inovasi produk alami dan aplikasinya di dunia kedokteran. Kami berharap dapat membawa ide-ide baru yang bermanfaat untuk pengembangan kesehatan di Indonesia, serta belajar banyak dari para ahli di bidang ini.”

“Sebagai delegasi, kami bangga dapat berpartisipasi dalam program International Poster Research yang diselenggarakan oleh Natural Product Innovation and Commercialization (NPIC) di Thailand,” ujarn Anya.

Anya menambahkan, kesempatan ini memberi kami ruang untuk berbagi hasil penelitian dan inovasi kami dibidang pengembangan produk alami. Peserta beragam dari berbagai jenjang akademis, mulai dari mahasiswa hingga profesor dan dokter spesialis, serta dari negara-negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Thailand, Malaysia, India, dan Nepal.

“Ajang ini tidak hanya memperkaya wawasan kami tetapi juga memperkuat jaringan dengan komunitas ilmiah internasional. Ini adalah momentum berharga untuk mengharumkan nama Indonesia di panggung ilmiah dunia,” tutup Anya.

Kehadiran delegasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati di NPIC 2024 menjadi bukti nyata komitmen universitas dalam mengembangkan potensi mahasiswa untuk bersaing di dunia internasional. Dengan memanfaatkan peluang ini, mahasiswa tidak hanya memperkaya pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga berperan dalam mengembangkan inovasi produk berbasis bahan alami yang dapat memperkaya dunia kedokteran di Indonesia. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Dwi Marlina Syukri, Dosen Universitas Malahayati, Terpilih Jadi Co-Chair dan Juri di Simposium Produk Alami Internasional di Thailand

THAILAND (malahayati.ac.id): Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati dan peneliti terkemuka di bidang Mikrobiologi, baru-baru ini mendapat kehormatan untuk diundang sebagai Co-Chair pada International Symposium on Natural Product Innovation and Commercialization. Simposium internasional ini diselenggarakan di Satun, Thailand, pada tanggal 6-8 November 2024, yang mengumpulkan para ilmuwan, peneliti, dan praktisi dari seluruh dunia untuk membahas kemajuan terbaru dalam bidang produk alami, dengan fokus pada inovasi dan komersialisasi.

Sebagai Co-Chair, Dwi Marlina Syukri, Ph.D, memainkan peran kunci dalam memimpin salah satu sesi utama konferensi, di mana ia mengawasi jalannya diskusi panel dengan para ahli terkemuka dalam industri produk alami. Perannya ini bukan hanya mengukuhkan reputasinya sebagai ahli dalam bidangnya, tetapi juga menunjukkan penghargaan atas kontribusinya yang signifikan dalam penelitian dan aplikasi produk alami, yang kini memiliki dampak global.

“Ini adalah kesempatan luar biasa untuk berkolaborasi dengan para ahli internasional dalam mendiskusikan masa depan inovasi produk alami. Saya sangat terhormat untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman saya di sini, serta membuka peluang bagi kolaborasi lintas negara dalam mengembangkan solusi yang lebih berkelanjutan,” ujar Dwi Marlina Syukri, Ph.D dalam komentarnya.

Selain perannya sebagai Co-Chair, Dwi Marlina Syukri, Ph.D juga diundang untuk menjadi juri dalam kompetisi poster yang merupakan bagian integral dari simposium tersebut. Kompetisi ini menampilkan hasil penelitian terbaru dalam bidang inovasi produk alami yang memiliki potensi untuk dikomersialisasikan secara global. Sebagai juri, Dwi Marlina Syukri, Ph.D menilai kualitas ilmiah dan potensi aplikasi praktis dari setiap poster yang dipresentasikan oleh peserta dari berbagai negara, termasuk Korea, Thailand, Taiwan, Jepang, dan Indonesia.

Dengan pengalaman mendalam dalam medical microbiology dan penerapan produk alam dalam dunia medis, Dwi Marlina Syukri, Ph.D telah dikenal luas sebagai salah satu tokoh terkemuka di bidangnya. Keikutsertaannya dalam simposium ini semakin memperkuat posisi Universitas Malahayati sebagai salah satu pusat riset dan pendidikan terkemuka di Indonesia, khususnya dalam bidang mikrobiologi dan inovasi produk alam.

Tentang International Symposium on Natural Product Innovation and Commercialization

Simposium ini mengundang para ahli dan pemimpin industri untuk berbagi pengetahuan tentang tren terbaru dan tantangan dalam penelitian serta pengembangan produk alami. Dalam acara ini, topik yang dibahas mencakup berbagai aspek inovasi, komersialisasi, dan penerapan produk alami dalam berbagai industri, dengan tujuan untuk mendorong kemajuan pemahaman serta pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini. Konferensi ini dihadiri oleh para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu yang berkomitmen untuk menciptakan produk alami yang inovatif dan berkelanjutan, dengan harapan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat global.

Keikutsertaan Dwi Marlina Syukri, Ph.D di acara bergengsi ini semakin menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan pengetahuan serta teknologi berbasis alam yang tidak hanya bermanfaat bagi dunia akademik, tetapi juga untuk aplikasi industri yang lebih luas. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Fajar Demokrasi di Perguruan Tinggi

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Saat ramai pemanggilan sejumlah tokoh sebelum pelantikan kabinet di kediaman Presiden terpilih, tampak sosok tinggi besar berambut putih berkemeja batik, berkelebat di layar TV. Agak sedikit terkejut dengan penampilan sosok ini yang sudah lama tenggelam dari percaturan saat beliau selesai bertugas sebagai seorang Dirjen Dikti.

Sosok ini tidak begitu dikenal oleh para awak media masa kini, oleh sebab itu tidak disodori mikrofon saat orang lain dikerubuti seperti gula dirubung semut. Tidak heran karena memang dari zaman dulu “adik kelas Pak Ansori Djausal” ini tidak suka menonjolkan diri di muka kamera. Namun beliau dikenal seorang Dirjen yang keras dan tegas pada zamannya. Kali ini beliau ditugasi presiden untuk menjadi Menteri Pendidikan Tinggi Sain dan Teknologi (Mendiktisaintek) yang memang dunianya, sehingga bagai katak kembali kekubangan.

Gebrakan pertama yang beliau lakukan sesaat setelah dilantik menjadi menteri adalah membatalkan surat rektor salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa yang membekukan Badan Eksekutif Mahasiswanya, karena memasang karangan bunga dengan kalimat menurut mereka kurang sopan. Tentu saja mereka yang seusia penulis tidak kaget karena itu memang watak demokratis asli Pak Sat (itu panggilan akrab saat beliau Dirjen), yang pernah ditampilkan pada saat menjadi Dirjen Dikti.

Gebrakkan lain, beliau diminta sesuai aturan untuk memberikan suara saat pemilihan pimpinan satu Politeknik Negeri di Wilayah Timur Indonesia, dengan ala beliau justru dijawab “Silahkan pilih, Menteri tidak menggunakan suaranya”, sekalipun itu haknya. Ini terobosan baru yang sudah seharusnya menjadikan pemikiran para petinggi di perguruan tinggi negeri untuk tidak seenaknya menggunakan hak pilih untuk memilih dekan, ketua jurusan dan seterusnya. Dengan cara menolak menggunakan haknya, maka Menteri sebenarnya telah mendorong demokrasi untuk tumbuh kembang sebagaimana yang diharapkan. Kapan hak istimewa itu digunakan, tentu tidak sembarang tempat dan waktu, karena jika dipakai selalu, maka hak itu tidak istimewa lagi. Dan, ini adalah filosofi seorang Satriyo.

Jadi ingat saat beliau menjadi Dirjen, kami para Dekan FKIP Negeri Se-Indonesia pada waktu itu, tidak puas dengan kebijakkan beliau, maka saat pertemuan Bali digagaslah satu Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Kependidikan se-Indonesia, yang kemudian di deklarasikan di Solo dengan nama Forum Komunikasi Dekan FKIP Negeri se-Indonesia. Saat dilaporkan kepada beliau tentang keberadaan organisasi ini melalui Direktur kelembagaan Prof. Dr. Sukamto, yang kami kira akan berang; ternyata dengan senyum khas yang tipis di bibirnya dengan satu kata “Silahkan, demi kemajuan pendidikan di Indonesia”.

Organisasi itu sampai hari ini masih tetap berdiri, semoga generasi penerus dapat menangkap pesan ini guna mengundang beliau bicara di tengah forum seperti tahun 2006 lalu. Begitu juga saat beliau diundang saat pertemuan puncak di FKIP Uiversitas Bengkulu, beliau mengutus khusus Direktur Kelembagaan untuk hadir dan memberikan arahan.

Ada satu hal yang menonjol pada seorang Prof. Satriyo Sumantri Brodjonegoro ialah gemar berdebat jika ada ide baru. Manakala kita mampu menyodorkan fakta dan data ilmiah yang tak terbantahkan, saat itu pula beliau akan menyetujui. Sebaliknya, jika data dan fakta serta argumentasinya lemah, selesai juga saat itu akan beliau bantai habis. Namun ternyata beliau tidak pendendam, selesai debat minum kopi bersama dan tertawa bersama adalah biasa.

Beliau juga adalah penggagas Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH), dan beliau sangat menguasai filosofi serta seluk beluknya. Oleh sebab itu beliau sangat mendorong kemandirian perguruan tinggi. Namun disisi lain beliau menentang jika ada kenaikan “pungutan” kepada mahasiswa baru. Tentu dilema seperti ini harus menjadikan pimpinan perguruan tinggi kerja keras dan keras usaha dalam memenuhi kekurangan anggaran di lembaganya. Maju tanpa harus jadi kapitalis seolah menjadi prinsip beliau.

Kedepan, beliau akan mengoreksi alur penelitian dosen yang publikasinya seolah diarahkan menjadi kacamata kuda. Beliau akan membongkar itu, dan tentu dengan konsep yang lebih kredibel. Kebermanfaatan bagi orang banyak menjadi semacam prinsip utama kerja-kerja para insan akademik. Namun, kerja penelitian akan menjadi semacam kewajiabn utama setelah pendidikan pengajaran. Oleh sebab itu bagi dosen muda yang inovatif pada masa periode ini akan mendapat angin segar. Sementara bagi dosen yang malas, dan tidak pernah menulis apalagi meneliti; maka pada era ini akan semakin tereliminasi.

Sementara publikasi akan beliau luruskan agar tidak mendewakan satu kreteria penerbitan yang membuat menjamurnya sistem kapitalis di dunia perguruan tinggi, karena semua selama ini bisa diatur dengan rupiah, dan sistem “pengupahan” karya ilmiah. Beliau menengarai untuk menjadi Guru Besar bisa menggunakan cara-cara yang tidak akademis, bahkan menyimpang dari norma-norma kepatutan. Oleh sebab itu beliau akan mengembalikan lagi maruwah Guru Besar kepada jalan yang benar dan bermartabat. Tentu untuk ini Satriyo harus siap-siap berhadapan dengan Mafioso yang menggurita dari atas sampai bawah.

Namun Satriyo tetap manusia biasa, bukan setengah dewa. Oleh sebab itu beliau juga punya kekurangan sekaligus keunggulannya yaitu memiliki kemauan yang sangat keras, dan jika memiliki kemauan akan diperjuangkannya sampai titik akhir. Tidak ada kata mundur apalagi gagal pada konsepnya sehingga berkecenderungan sedikit otoriter itu adalah cirinya. Namun mendengar kritik bukan tabu baginya, tetapi “apa kata orang” bukan tipenya langsung percaya. Karena beliau akan berargumen silahkan kata orang, tetapi saya punya hak apa kata saya.

Mengajak benar kepada orang yang benar, maka hasilnya akan menjadi benar, itu adalah pekerjaan benar; namun demikian mengajak benar kepada mereka yang tidak benar-pun ternyata itu juga perbuatan benar. Semoga angin segar yang dibawa oleh Menteri Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi akan membawa negeri ini ke alam demokrasi kampus yang lebih terang dan dinamis.

Otoritarian kekuasaan seharusnya bisa digantikan dengan otoritas akademik yang menjadi laku utama para ilmuwan dalam menapaki kebenaran. Oleh karena itu kedepan institusi Senat di Perguruan Tinggi begitu berperan dalam menentukan semua kebijakkan akademik di lembaganya.

Orang bijak pernah berpesan: Sambut yang datang, ikhlaskan yang pergi. Hargai yang berjuang lupakan yang menyakiti. Mari berdamai dengan hal-hal yang tidak bisa diubah. Mari mengikhlaskan hal-hal yang sudah terjadi, dan mari melanjutkan kehidupan dengan versi terbaik yang kita miliki. Salam Waras. (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Universitas Malahayati Lantik dan Ambil Sumpah 54 Dokter Baru Periode ke-70

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id)Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandarlampung gelar prosesi sumpah dokter Periode 70 dengan tema “Mewujudkan Dokter dalam Pelayanan Komunitas yang Beretika dan Religius dan Berwawasan Internasional”. Sebanyak 54 dokter baru  mengikuti pengambilan sumpah dokter di Graha Bintang Universitas Malahayati. Selasa (12/11/2024).

Rektor Universitas Malahayati Bandarlampung, Dr. Muhammad Kadafi, SH., MH menyampaikan ucapan selamat kepada para lulusan serta orang tua yang turut hadir dalam momen bersejarah ini.

Dalam sambutannya, Rektor mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang memungkinkan acara penting ini berlangsung dengan lancar.

“Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini untuk menyaksikan sebuah peristiwa penting dalam kehidupan para dokter baru, yaitu prosesi sumpah dokter yang ke-70 di Universitas Malahayati,” ujar Dr. Kadafi di hadapan para dokter baru, keluarga, dan tamu undangan.

Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa acara ini bukan hanya menjadi momen penting bagi para dokter baru, tetapi juga merupakan kebanggaan bagi Universitas Malahayati yang terus berkomitmen melahirkan tenaga kesehatan profesional yang berkompeten dan berintegritas tinggi.

Rektor Universitas Malahayati juga mengingatkan bahwa Indonesia saat ini berada dalam periode penting menuju cita-cita besar, yaitu Indonesia Emas 2045, di mana bangsa ini menargetkan menjadi negara maju dan sejahtera pada saat peringatan 100 tahun kemerdekaan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sektor kesehatan memegang peranan penting.

Dr. Kadafi mengingatkan para dokter baru Universitas Malahayati agar senantiasa mengingat visi dan misi universitas yang mereka jalani. Sebagai lulusan Universitas Malahayati, mereka memiliki tugas mulia untuk menerapkan visi universitas sebagai “Universitas Unggul Berstandar Internasional dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berbasis Etika-Religius.”

“Kami berharap kalian tetap mampu menjaga nilai-nilai etika dan religiusitas yang menjadi karakter dari universitas kita, meskipun dunia kesehatan semakin maju dengan teknologi dan modernisasi. Modernisasi bukan berarti mengabaikan kemanusiaan, justru kalian harus mampu memadukan teknologi dengan empati dan nilai moral,” ujar Dr. Kadafi.

Sebagai penutup, Dr. Kadafi memberikan pesan agar para dokter baru tidak pernah berhenti untuk belajar dan berinovasi. “Dunia kedokteran terus berkembang. Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang kalian miliki sekarang. Teruslah belajar, perluas wawasan, dan ikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan,” tandasnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Dr. Toni Prasetia, dr., Sp.PD.,FINASIM, turut memberikan ucapan selamat kepada para lulusan.

“Proses ini adalah sesuatu yang sangat dinanti-nantikan tidak hanya oleh kalian, tapi juga para orang tua dan masyarakat.,” ujarnya.

Para lulusan dokter akan berlanjut melaksanakan internship dan harus memahami aturan-aturan terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah.

“Kita sudah melihat satu prosesi yang hanya terjadi sekali seumur hidup, yaitu sumpah dokter. Ini adalah sumpah jabatan yang akan kita pegang terus seumur hidup. Saya ucapkan selamat kepada para dokter baru sebanyak 54 orang,” ucapnya.

Dr. Toni Prasetia, dr., Sp.PD.,FINASIM berharap bisa mengikuti jejak senior dokter lainnnya. “Harus mengupdate diri. Karena perkembangan ilmu kedokteran itu begitu cepat berkembang.Jadi Terus mengasah diri.Jangan sampai kita jadi dokter ketinggalan,”ucapnya.

Dr. Toni juga menyampaikan, bahwa Etika tidak pernah berubah. Sehingga, 54 dokter yang baru disumpah menjaga profesional dan tetap jaga etika baik. “Karena Prilaku (etika) Dokter itu selalu menjadi sorotan publik,” jelas Dr. Toni.

Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung, Dr. dr. Fatah Satya Wibawa, Sp.THT-KL, menyampaikan bahwa 54 dokter baru disumpah cukup berbangga karena disumpah tepat di Hari Kesehatan Nasional.

“Kalian sudah disumpah dokter 12 pasal dan mendapatkan Buku kode etik kedokteran. Jadi harus dipahami. Apalagi dalam buku kode etik kedokteran didalamnya salah satunya tercantum kewajiban umum seorang dokter,” jelas Dr. dr. Fatah.

Dr. dr. Fatah, menyampaikan, 54 dokter baru disumpah akan mendapatkan bimbingan intensif selama 1-2 tahun kedepan baru bisa mandiri. “Kemandirian ini nanti menentukan anda mau berprofesi dokter umum atau melanjutkan studi kejenjang lebih lanjut. Jaga Kode Etik dan profesionalitas Dokter,” tandasnya.

Acara ini juga dihadiri Wakil Rektor IV Drs. Suharman, M.Pd., M.Kes., Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dr. Neno Fitriani M.Kes., Kepala Program Studi Pendidikan Dokter Tessa Sjahriani, dr., M.Kes., Kepala Program Studi Profesi Dokter Muhamad Ibnu Sina, dr., M.Ked (Neu)., Sp.N., Sekretaris Program Studi Profesi Kedokteran Ade Utia Detty, dr., M.Kes.

Selain itu hadir juga, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, perwakilan IDI Kota Bandar Lampung, Direktur Rumah Sakit Pertamina-Bintang Amin, serta para dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Rektor Universitas Malahayati: “Dokter Baru Harus Berkomitmen Tinggi untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati menyelenggarakan prosesi sumpah dokter yang ke-70 dengan penuh khidmat, sebanyak 54 dokter baru siap mengemban amanah besar bagi bangsa dan negara. Acara berlangsung di Gedung Graha Bintang Universitas Malahayati. Selasa (12/11/2024).

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Malahayati, Dr. Muhammad Kadafi, SH., MH. mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang memungkinkan acara penting ini berlangsung dengan lancar.

“Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini untuk menyaksikan sebuah peristiwa penting dalam kehidupan para dokter baru, yaitu prosesi sumpah dokter yang ke-70 di Universitas Malahayati,” ujar Dr. Kadafi di hadapan para dokter baru, keluarga, dan tamu undangan.

Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa acara ini bukan hanya menjadi momen penting bagi para dokter baru, tetapi juga merupakan kebanggaan bagi Universitas Malahayati yang terus berkomitmen melahirkan tenaga kesehatan profesional yang berkompeten dan berintegritas tinggi.

Tantangan Kesehatan Indonesia dan Peran Para Dokter Baru

Rektor Universitas Malahayati juga mengingatkan bahwa Indonesia saat ini berada dalam periode penting menuju cita-cita besar, yaitu Indonesia Emas 2045, di mana bangsa ini menargetkan menjadi negara maju dan sejahtera pada saat peringatan 100 tahun kemerdekaan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sektor kesehatan memegang peranan penting.

“Kesehatan bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi juga fondasi bagi segala pencapaian bangsa. Tanpa masyarakat yang sehat, kita akan sulit mencapai kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya yang kita cita-citakan dalam visi Indonesia Emas,” tambahnya.

Namun, Dr. Kadafi juga mengingatkan bahwa sektor kesehatan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan besar. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan, rasio dokter per 1.000 penduduk di Indonesia masih sangat rendah, jauh di bawah standar global. Di negara maju, rasio dokter bisa mencapai lebih dari 3 per 1.000 penduduk, sementara di Indonesia masih di bawah angka 1.

“Di banyak wilayah terpencil dan perbatasan, akses terhadap layanan kesehatan masih sangat terbatas. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua untuk bersama-sama mengatasi masalah ini,” tegasnya.

Tugas dan Harapan bagi Dokter Baru Universitas Malahayati

Menanggapi tantangan tersebut, Dr. Kadafi mengingatkan para dokter baru Universitas Malahayati agar senantiasa mengingat visi dan misi universitas yang mereka jalani. Sebagai lulusan Universitas Malahayati, mereka memiliki tugas mulia untuk menerapkan visi universitas sebagai “Universitas Unggul Berstandar Internasional dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berbasis Etika-Religius.”

“Kami berharap kalian tetap mampu menjaga nilai-nilai etika dan religiusitas yang menjadi karakter dari universitas kita, meskipun dunia kesehatan semakin maju dengan teknologi dan modernisasi. Modernisasi bukan berarti mengabaikan kemanusiaan, justru kalian harus mampu memadukan teknologi dengan empati dan nilai moral,” ujar Dr. Kadafi.

Ia menekankan bahwa para dokter baru harus menjadi sosok yang tidak hanya terampil dalam bidang medis, tetapi juga memiliki rasa empati dan kepekaan sosial yang tinggi. Di era Indonesia Emas, Indonesia membutuhkan dokter yang melayani dengan hati dan berkomitmen pada kemanusiaan.

Peran Dokter dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Rektor Universitas Malahayati juga mengingatkan pentingnya peran dokter dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. “Memperbaiki kesehatan masyarakat tidak bisa hanya dilakukan di rumah sakit atau ruang praktik. Kalian harus aktif dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit,” ungkapnya.

Dr. Kadafi mengajak para dokter baru untuk lebih dekat dengan masyarakat, mengedukasi mereka, serta menginspirasi untuk menjalani pola hidup sehat. Sebagai tenaga medis, mereka diharapkan mampu memberikan edukasi yang bermanfaat agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, mulai dari lingkungan keluarga hingga komunitas yang lebih luas.

Dalam era keterbukaan informasi ini, di mana masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi kesehatan dari berbagai sumber, Dr. Kadafi juga menekankan pentingnya peran dokter sebagai penyaring informasi. “Kalian harus memastikan setiap informasi yang diterima masyarakat adalah informasi yang benar, dapat dipertanggungjawabkan, dan berbasis pada bukti ilmiah,” ujar Dr. Kadafi.

Pesan Terakhir: Integritas dan Inovasi

Sebagai penutup, Dr. Kadafi memberikan pesan agar para dokter baru tidak pernah berhenti untuk belajar dan berinovasi. “Dunia kedokteran terus berkembang. Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang kalian miliki sekarang. Teruslah belajar, perluas wawasan, dan ikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan.”

“Saya, atas nama seluruh keluarga besar Universitas Malahayati, mengucapkan selamat atas capaian luar biasa yang telah kalian raih. Kami yakin, di mana pun kalian mengabdi nantinya, kalian akan menjadi duta dari nilai-nilai luhur Universitas Malahayati. Jadilah dokter yang unggul, berstandar internasional, namun tetap mengakar pada etika dan religiusitas,” kata Dr. Kadafi mengakhiri sambutannya.

“Semoga para dokter baru Universitas Malahayati dapat mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya dan turut berkontribusi bagi perbaikan sektor kesehatan di Indonesia menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045,” Himbaunya. (gil)

Editor: Gilang Agusman