Memotong Jari Di Atas Paha

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Sahdan ditulis oleh Walmiki dalam Serat Barathayuda, dan didongeng-gubahkan oleh para Dalang Wayang Purwa dalam penggalan cerita; setelah Batara Kresna pulang dari Hastinapura gagal menunaikan tugas sebagai Duta Pamungkas Pandawa, yang sebelumnya saat di Pasewakan Agung Hastinapura Prabu Kresna yang sebagai Duta Besar Kuasa Penuh itu dikeroyok oleh para Kurawa untuk dibunuh; dan memuncaklah kemarahan Kresna, kemudian dia berTriwikrama menjadi Raksasa mengguncang bumi Hastina.

Untung tidak lama berselang Batara Narada turun mengingatkan Kresna bahwa perilaku itu tidak patut untuk seorang Duta. Maka Kresna sadar berubah menjadi wujud seperti sediakala, dan kemudian pulang ke Dwarawati bersama Sais Keretanya yaitu Raden Setyaki.

Dalam perjalanan pulang itulah bertemu dengan Prabu Basukarna atau populer disebut Karna. Beliau adalah putra Dewi Kunthi ibunya para Pandawa tetapi berbeda ayah, sebab ayahnya Karna adalah Betara Surya, sedangkan Ayahnya para Pandawa adalah Prabu Pandu raja Hastinapura (versi wayang Purwa Jawa). Dialog itu jika dideskripsikan secara bebas dan singkat akan tertuang sebagai berikut:

Prabu Kresna : …wahai Karna mengapa dirimu tidak bergabung dengan Pandawa, sebab itu kan saudara-saudaramu semua. Lagi pula para Kurawa jelas-jelas salah telah merampas kerajaan yang bukan miliknya. ..berarti kamu memerangi saudaramu sendiri, dan itu sama saja kamu memotong jari di atas pahamu sendiri…… Aku ingin mendengar apa alasanmu…..wahai Basukarna!

Karna menjawab sambil menghela nafas dalam-dalam : ……Kanda Prabu betul apa yang Kanda katakan, sebagai titisan Wisnu, Kanda Prabu sejatinya sudah paham akan jawaban ini…namun baiklah akan saya kemukakan alasan saya; pertama….pembeda yang benar dengan yang salah itu harus ada garis tegas sebagai pemisah, karena tanpa garis pemisah itu maka tidak tampak mana yang benar dan mana yang salah. Oleh sebab itu biarkan saya mengorbankan diri saya untuk menjadi pemisah dari keduanya..dan saya akan menjadi garis itu..…., kedua….. saya ikhlas untuk menjadi garis itu…..sebab tanpa garis itu Pandawa akan mengalami kesulitan di belakang hari…..dan tanpa garis itu maka akan bercampur mana baik mana buruk….dan itu tidak boleh terjadi.

Prabu Kresna memotong :…nanti dulu….nanti dulu…… Adinda Karna….apakah dirimu sadar bahwa perilakumu itu adalah pecundang namanya…….?

Karna menjawab: …Kakanda…seseorang ada pada posisi pecundang atau pahlawan…itu tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Saya yakin para kerabat Pandawa mengatakan saya pecundang…dan bisa jadi ada yang berpendapat saya penghianat..itu sah-sah saja…….namun sebaliknya orang Hastinapura akan mengatakan saya sebagai pahlawan….karena telah membela negara yang telah memberikan kenikmatan kepada saya. Kanda Prabu ketahuilah bawa Saya, ….Patih Sengkuni…dan Begawan Dorna…. itu keberadaannya diperlukan agar memperjelas posisi kita masing-masing. Sengkuni itu diperlukan..karena dia tukang hasut …maka yang baik akan selalu memusuhi yang buruk. Dorna diperlukan karena tukang adu domba…sebab jika baik dan buruk tidak diadu domba…maka si buruk bisa jadi merajalela…..dan si baik tidak akan menjadi kuat. …… agar si buruk dimusnahkan oleh si baik….maka dia harus kuat…caranya ya itu tadi…mereka diadu domba dan di hasut terus menerus. Dengan kata lain semestinya Pandawa berterimakasih kepada kami bertiga…sebab keberadaan kamilah yang memperjelas posisi dimana Pandawa…dan di mana Kurawa. Juga, karena kami bertigalah Pandawa menjadi kuat dan digjaya. Justru yang khianat adalah mereka-mereka yang tidak jelas posisinya, bahkan hanya ikut menang saja,.tanpa harus ikut berjuang. Teriakan mereka paling kencang, apalagi saat kemenangan, dan akan menghilang bagai ditelan bumi saat terjadi kekalahan. Mereka ini sejatinya ada di mana-mana, bahkan di setiap perselisihan apapun bentuknya. Mereka ada di situ untuk mengambil keuntungan pribadi dengan berlindung pada kepandaian mimikri atau membunglonkan diri.

Prabu Kresna :… Baiklah kalau begitu Karna…sejatinya pahlawan perang Baratayudha ini adalah dirimu…karena Adindalah yang menjadi api pembakar agar si Baik menjadi pemberani untuk melawan si Buruk…….

Karna menukas :……Bukan Kakanda….semua itu hanya karena masing-masing kita menjalani kodratnya…. Sampai di sini Kanda kita harus berpisah jalan…seperti halnya berpisah jalan kehidupan kita berdua……..sampurasun Kanda …..

Prabu Karna menyembah Prabu Kresna dan kemudian memeluknya…sambil berbisik ditelinga Kresna….”wahai Wisnu …terimakasih telah mengantarkanku lebih dahulu menuju Nirwana…sementara dirimu harus terus dan terus ada di dunia untuk mengurusi bertemunya baik dan buruk yang tidak pernah berakhir sampai nanti dunia di gulung oleh Sang Maha Widhi”….

Kresna terperanjat dan kehabisan kalimat. Kemudian mereka berpisah jalan karena Kerajaan Dwarawati tempat bermukimnya Prabu Kresna belok kanan, sementara Kerajaan Awangga tempat bermukimnya Prabu Karna belok kiri.
Sang dalang menutup pakeliran dengan menancapkan Gunungan.

Dari penggalan cerita Gubahan Dalang dalam cerita Kresna Duta itu kita dapat memetik pelajaran bahwa: baik dan buruk itu keberadaannya saling meneguhkan, sesuatu dikatakan baik karena ada yang buruk. Demikian halnya dikatakan buruk karena ada yang baik; fungsi parameter keduanyalah yang saling meneguhkan satu sama lain.

Demikian halnya dengan kehidupan, kita harus berterimakasih kepada apapun yang berbeda dengan kita, sebab dengan perbedaan itu kita dapat menarik garis imaginer yang terang diantaranya. Dan, tidak ada yang tidak berguna Tuhan menciptakan sesuatu; hanya saja keegoan manusia sering menutupi untuk memahami itu semua, sehingga segala sesuatu yang tidak sama dengannya atau tidak sesuai dengan keinginannya itu jelek atau buruk, dan harus dimusuhi bila perlu dimusnakan. Padahal semua itu tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Ternyata kelemahan kita melihat sesuatu secara holistik dan komprehensif merupakan bawaan lahir tampaknya. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Program Studi Manajemen Universitas Malahayati Laksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan, Guna Cetak Pemimpin Muda yang Inspiratif

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati Bandarlampung baru saja sukses menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang berlangsung di Huma Dihi, Tajung Halok, Kemiling dengan tema “Kepemimpinan Efektif : Fondasi Kuat untuk Mencetak Pemimpin Muda yang Inspiratif”.

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan mahasiswa Program Studi Manajemen angkatan 2024 yang berjumlah 217 mahasiswa, guna mempersiapkan generasi penerus yang kompeten dan berintegritas tinggi.

Kegiatan LDK ini berlangsung selama sehari dengan dihadiri Ka.Prodi Manajemen Dr. Febrianty, S.E.,M.Si, dosen Prodi Manajemen diantaranya; Lestari Wuryanti, S.E.,M.M, Euis Mufahamah, S.E.,M.Ak, Amril Samosir, S.Kom.,M.TI., Ayu Nursari, S.E.,M.E., Anita, S.E.,M.E., Hiro Sejati, S.E.,M.M., Mohammad Athian Manan, S.M.,M.M., Muhammad Irfan Pratama, S.E.,M.E., Reza Hardian Pratama, S.E.,M.M., Rizki Agung Wibowo, S.Mat.,M.Mat., dan Harold Kevin Alfredo, S.E., M.B.A serta para pemateri yang berkompeten, serta tamu undangan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Pemateri pertama, yaitu disampaikan oleh Ayu Nursari, S.E., M.E., Seorang akademisi program studi manajemen Universitas Malahayati. Selanjutnya pemateri kedua, diisi oleh Kapten Inf. Muhammad Raffdi Pasilat, Siopsrem 043/Gatam, memberikan wawasan terkait “Kepemimpinan Militer dan Penerapan Disiplin”. Terakhir, pemateri Ketiga, dibawakan oleh Herry Novianto, S.E., M.M., Dengan pengalaman panjang di dunia kerja, memberikan materi pentingnya komunikasi yang baik dan pengelolaan tim yang efektif guna mencapai tujuan bersama.

Acara LDK ini juga dihadiri oleh Agung Berlian, Gubernur Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang memberikan sambutannya dan menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi pondasi yang kuat bagi para mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang cerdas dan berintegritas.

LDK ini dirancang atas kerjasama berbagai pihak termasuk Himpunan Mahasiswa Manajemen yang dikomandoi oleh Bupati HMM Raffi Aditya beserta panitia lainnya yang membuat serangkaian sesi pelatihan interaktif, diskusi kelompok, serta kegiatan lapangan yang menantang para peserta mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, kerja sama, dan jiwa kepemimpinan.

Akhir kegiatan ditutup dengan semangat baru dari para peserta yang berjanji akan membawa ilmu dan pengalaman yang didapatkan ke dalam peran kepemimpinan mereka di masa mendatang. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, Program Studi Profesi Ners Universitas Malahayati Laksanakan Praktik Stase Maternitas dan Anak di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Profesi Ners Universitas Malahayati mengadakan Praktik Profesi Ners Stase Maternitas dan Anak, di 4 Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung.Jumat (15/11/2024).

Praktik Profesi Ners Stase Maternitas dan Anak ini akan dilakukan selama 1 bulan, yakni dari 18 November – 15 Desember 2024. Kegiatan diawali dengan serah terima dan orientasi di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung.

Aryanti Wardiyah, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Ka.Prodi Profesi Ners melakukan serah terima dan penjelasan target mahasiswa kepada Jajaran Pimpinan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan 4 Kepala Puskesmas. Pada kesempatan ini, penyerahan langsung diterima oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung didampingi oleh Kepala Puskesmas Gedong Air, Puskesmas Simpur, Puskesmas Kemiling, dan Puskesmas Kedaton.

Aryanti menyampaikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan mahasiswa antara lain kesiapan mengikuti pelayanan yang sudah ada di Puskesmas, kesiapsiagaan menangani kondisi pasien, serta menjaga kenyamanan dalam memberikan layanan serta sigap dalam melihat situasi.

“Harapannya mahasiswa ners bisa mencapai kompetensi yang ditargetkan dan dapat menyelesaikan Praktik Profesi Ners Stase Maternitas dan Anak serta memberikan dampak kepada masyarakat,” pungkasnya. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Program Studi Psikologi Universitas Malahayati Jadi Tuan Rumah Festival Mahasiswa Psikologi Lampung 2024: Meriahkan Hari Kesehatan Mental Sedunia

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Program Studi Psikologi Universitas Malahayati sukses menyelenggarakan Festival Mahasiswa Psikologi Lampung 2024. Acara yang bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) ini diikuti oleh seluruh mahasiswa psikologi dari berbagai universitas di Provinsi Lampung.

Festival tahun ini mengangkat tema ” it’s Time to Prioritize Mental Healt in the Work Place ” dan menghadirkan berbagai lomba, seperti kompetisi TikTok, debat, dan esai, yang bertujuan untuk menggali kreativitas, intelektualitas, dan kemampuan komunikasi mahasiswa psikologi. Acara puncak berlangsung meriah di Gedung MCC Universitas Malahayati, dan dihadiri juga Wakil Rektor III Universitas Malahayati, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, serta tamu undangan. Sabtu (16/11/2024).

Ka.Prodi Psikologi Universitas Malahayati, Octa Reni Setiawai, M.Psi., Psikolog, menyampaikan rasa bangganya atas kesempatan menjadi tuan rumah pada tahun ini.

“Sebuah kebanggaan bahwa Prodi Psikologi Universitas Malahayati tahun ini menjadi tuan rumah dalam acara Psychology Festival 2024. Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia dan mendukung mahasiswa dalam mengembangkan potensi terbaik mereka,” ujar Octa Reni.

Selain menjadi tuan rumah, Program Studi Psikologi Universitas Malahayati juga mencetak prestasi gemilang dengan meraih gelar juara umum. Prestasi ini meliput; Kompetisi TikTok: Juara 1 hingga 4 diraih oleh mahasiswa Psikologi Universitas Malahayati, Debat: Juara 3, Esai: Juara 3.

Kami merasa bangga dengan keikutsertaan mahasiswa kami yang tidak hanya aktif berpartisipasi, tetapi juga mampu memberikan hasil yang terbaik. Menjadi juara umum adalah bukti nyata dari kerja keras dan dedikasi mahasiswa kami,” tambah Octa Reni.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Dengan tema Hari Kesehatan Mental Sedunia, berbagai diskusi dan sesi berbagi pengalaman juga diadakan untuk mendukung kesejahteraan psikologis peserta.

Festival Mahasiswa Psikologi Lampung 2024 ditutup dengan meriah oleh penampilan seni dari mahasiswa Psikologi Universitas Malahayati dan penghargaan bagi para pemenang lomba. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dan kreativitas mahasiswa dapat menciptakan kegiatan yang bermanfaat dan penuh inspirasi.

Dengan suksesnya acara ini, HIMAPSI Universitas Malahayati berharap dapat terus menjadi pelopor dalam menggalakkan kegiatan positif yang mendukung pengembangan mahasiswa psikologi, tidak hanya di Lampung, tetapi juga di tingkat nasional. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Prestasi, Tim Robotic Menangkan Tiga Kategori

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Team Robotic UNMAL @robotics_malahayati yang berhasil membawa pulang 3 kategori pada acara Festival Automation Robotic Club of Sriwijaya 2024 yang diadakan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya, 07 November 2024. Adapun kategori tersebut:

Juara 2 Umum Robot Line Follower: Imam Putra Asrofi (23220219) Program Studi Manajemen, Arjun Muhammad Syawal (23130024) Program Studi Teknik Industri, Ahmad Faisal Dwi Sahputra (23130009) Program Studi Teknik Industri.

Arjun Muhammad Syawal mewakili tim, mengucapkan rasa syukur dan bangga atas perjuangan tim ini yang berhasil mendapatkan Juara 2. “Proses panjang telah kami lalui, dan banyak perlombaan yang telah kami ikuti. Alhamdulilah diperlombaan inilah kami berhasil menuai hasilnya”.

“Semoga kedepannya kami dapat terus mengharumkan nama Universitas Malahayati,” ujarnya.


Strategi Terbaik Robot Sumo: Arjun Muhammad Syawal (23130024) Program Studi Teknik Industri.

Arjun juga mendapatkan penghargaan sebaik strategi terbaik robot sumo, ia berkomitment untuk tetap semangat dan tidak gampang jumawa, karena didepan sana masih banyak lomba-lomba yang akan diikuti, dan mendapatkan juara adalah tujuan utamanya.

Algoritma Terbaik Robot Line Follower: Muhammad Fadeli (23130098), Ma’ruf Fajar H (23130093), Khafidz Freyza Mahendra (23130076) ketiga mahasiswa ini berasal dari Program Studi Teknik Industri.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Muhammad Fadeli mewakili timnya. Ia berpesan untuk terus berlatih dan kembangkan kemampuan yang ada  serta berpesan kepada adik-adik tingkatnya untuk dapat semangat mencari prestasi, dan bersama-sama mengahrumkan nama kampus tercinta Universitas Malahayati. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Himpunan Mahasiswa PSIK Gelar Kegiatan Bertajuk “PESTAPORA” dalam Peringati Hari Kesehatan Nasional

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati menggelar serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Kesehatan Nasional. Minggu (17/11/2024).

Kegiatan ini bertajuk “PESTAPORA” (Pekan Seni Tari dan Perlombaan Olah Raga Rakyat).  Acara berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (16-17 November 2024).

Aacara ini terdiri dari berbagai macam lomba olahraga dan seni: Futsal, Volly, Badminton, Seni Tari, Video Kreatif. Perlombaan diselenggarakan di lingkungan Universitas Malahayati.

Aryanti Wardiyah, S.Kep, Ns., M.Kep., Sp.Kep. Mat selaku Ka. Prodi PSIK, “Melalui kegiatan Pestapora ini, harapannya dapat mempererat silaturrahmi antar mahasiswa PSIK dan juga dosen”.

Ka.Prodi mengingatkan dengan adanya Pestpora ini menambahkan semangat dan olahraga dalam bidang seni. Kedepannya kegiatan ini juga berdampak positif yang bisa menumbuhkan bakat-bakat baru dari mahasiswa khususnya prodi PSIK.

Lebih lanjut, Aryanti Wardiyah memberikan apresiasi khusus kepada HIMA dan Panitia yang telah berusaha maksimal dalam menyelenggarakan acara ini. “Kerja keras kalian adalah salah satu bentuk kontribusi nyata untuk prodi dan kampus ini. Semoga segala upaya yang kalian lakukan mendapatkan balasan yang setimpal,” tuturnya. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Doktor “Tangguh”

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Hampir semua media massa dalam beberapa hari terakhir memuat berita nasib gelar doktor seorang politisi yang ditinjau ulang oleh perguruan tinggi tempat dia belajar. Kemudian program studinya untuk sementara waktu ditutup sementara. Terlepas dari apa yang melatarbelakangi semua itu, tulisan ini tidak ingin masuk keranah internal kelembagaan, dan tidak juga untuk menghakimi; akan tetapi melihat dari sisi lain yaitu dari kacamata kepatutan secara filosofis guna untuk mengambil hikmah dari peristiwa ini.

Gelar doktor (Dr.) adalah gelar akademik tertinggi yang diberikan oleh institusi pendidikan tinggi. Biasanya gelar itu diraih seseorang setelah menyelesaikan program studi yang mencakup penelitian orisinal dalam suatu bidang ilmu. Gelar doktor menunjukkan pencapaian tertinggi dalam dunia akademik. Pemegang gelar ini telah menunjukkan kemampuan dalam melakukan penelitian yang mendalam dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan atau praktik profesional di bidang tertentu.

Seorang doktor diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian secara independen. Mereka mampu mengidentifikasi masalah yang kompleks, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen atau kajian, dan memberikan solusi atau pemahaman baru yang mendalam mengenai topik yang diteliti. Program doktoral biasanya mengharuskan mahasiswa untuk menulis disertasi atau tesis doktoral yang berisi penelitian orisinal. Ini berarti karya tersebut harus memberikan kontribusi baru pada ilmu pengetahuan atau teknologi, bukan hanya mengulang atau meringkas apa yang sudah ada.

Proses meraih gelar doktor membutuhkan waktu yang lama, biasanya antara 3 hingga 7 tahun atau juga bisa lebih, tergantung pada bidang studi dan kecepatan penelitian. Ini mencerminkan tingkat dedikasi, ketekunan, dan komitmen yang tinggi dalam mengejar keahlian. Pengalaman membimbing calon doktor, mereka memang merasakan bagaimana tekanan yang luar biasa yang mereka terima karena harus mengikuti prosedur penelitian, kaidah penulisan, berdiskusi untuk mengurai masalah. Bahkan tidak jarang mereka sampai-sampai berurai keringat dan air mata, untuk membedah, menemukenali, mengurai, menuliskan, mempertanggungjawabkan semua laku ilmiahnya di muka sidang promotor dan sidang guru besar.

Seorang doktor yang tangguh memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya mampu menghadapi berbagai tantangan di dunia akademik dan praktis. Berdasarkan kajian digital ditemukan beberapa ciri yang menandakan seorang doktor tangguh:

1. Ketahanan Mental (Mental Resilience)
Memiliki kemampuan untuk bertahan dan bangkit kembali dari tekanan, kegagalan, atau kritik yang tajam. Tidak mudah terpengaruh oleh kegagalan sesaat atau hambatan di tengah proses penelitian. Pandai mengelola stres dan tetap fokus pada tujuan akhir, meskipun kondisi yang dihadapi sangat berat.

2. Ketekunan (Perseverance)
Konsisten dalam upaya menyelesaikan penelitian meski harus menghadapi banyak rintangan dan revisi. Tidak menyerah meskipun proses penelitian memakan waktu yang lama dan penuh tantangan.

3. Kemandirian Berpikir (Independent Thinking)
Mampu membuat keputusan yang kuat dan berani dalam menjalankan penelitian tanpa terlalu bergantung pada arahan pembimbing. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi terhadap metode dan ide penelitian yang dikembangkan.

4. Kritis dan Reflektif (Critical and Reflective)
Selalu mempertanyakan asumsi dan metode yang digunakan, serta terbuka untuk menerima saran dan kritik. Pandai menganalisis kekuatan dan kelemahan dari hasil penelitiannya sendiri.

5. Fleksibilitas (Flexibility)
Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan situasi dan kondisi penelitian yang tidak terduga. Tidak kaku dengan rencana awal dan siap untuk melakukan perubahan strategi jika diperlukan.

6. Kemampuan Mengelola Waktu (Time Management)
Mampu mengatur jadwal dengan baik untuk menyelesaikan tugas-tugas penelitian, publikasi, dan kegiatan lainnya. Disiplin dalam menyelesaikan target dan tenggat waktu yang ditetapkan, baik oleh diri sendiri maupun oleh pihak eksternal.

7. Kolaboratif (Collaborative)
Meskipun mandiri, seorang Doktor yang tangguh mampu bekerja sama dengan orang lain, baik dalam tim penelitian maupun saat berkolaborasi lintas disiplin. Menghargai kontribusi dari rekan kerja dan bersedia mendengarkan serta belajar dari orang lain.

8. Penasaran dan Suka Belajar (Curious and Lifelong Learner)
Selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tidak pernah berhenti belajar, meskipun sudah mencapai gelar tertinggi. Terbuka terhadap ide-ide baru dan selalu mencari kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

9. Etika dan Integritas (Ethics and Integrity)
Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam penelitian, tidak terlibat dalam plagiarisme atau manipulasi data. Memiliki komitmen yang kuat terhadap etika profesional dan bertanggung jawab atas hasil karyanya.

10. Kemampuan Komunikasi (Communication Skills)
Mampu menyampaikan ide dan hasil penelitian dengan jelas, baik secara tertulis dalam publikasi ilmiah maupun secara lisan dalam presentasi. Mampu mengkomunikasikan ide kompleks kepada audiens yang tidak memiliki latar belakang yang sama dengan baik.

Ciri-ciri ini membantu seorang Doktor tidak hanya untuk menyelesaikan program studi doktoral dengan sukses tetapi juga untuk berkontribusi secara signifikan di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan masyarakat luas.

Hal di atas adalah ciri doktor tangguh, akan menjadi berbeda jika ditambah akhiran “kan” menjadi “tangguh-kan”; sebab maknanya menjadi sangat bertolak belakang. Dunia akademik sangat paham dengan istilah ini, sebab penangguhan yang tidak terbatas waktunya, itu sama halnya penundaan, dan atau bisa jadi pencabutan yang dikemukakan secara arif bijaksana.

Jika ada institusi pendidikan yang memiliki kewenangan untuk memberikan gelar Doktor pada seseorang, dan kemudian sebelum diberikan sepenuhnya melalui sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, yang pada akhirnya menunda atau menangguhkan pemberian itu; hal itu mengindikasikan ada sesuatu yang tidak sesuai dengan standard prosedur yang ada. Berdasarkan pengalaman selama ini penaguhan itu pada umumnya berdasarkan atas kepatutan dilihat dari segi waktu, keorsinalitas, kebaharuan, tatatulis, dan ada beberapa sebab lain. Adapun penyelesaiannya sangat tergantung pada perguruan tingginya, karena ini adalah otoritas akademik yang dijunjung tinggi oleh lembaga tersebut.

Atas dasar itu seyogianya sebelum kita memutuskan untuk mengambil studi doktor hendaknya persiapkan diri, terutama ketahanan mental untuk menghadapi halangrintang yang akan ditemui. Banyak mahasiswa gagal atau tidak berhasil menyelesaikan program ini disebabkan karena tidak memiliki cukup kuat mental dalam mengarungi gelombang yang ada. Ketersediaan finansial dan kemampuan intelektual mungkin tersedia sangat cukup, namun jika tidak memiliki mental yang tangguh untuk mengurai persoalan akademik dan nonakademik; maka besar kemungkinan tidak berhasil.

Semoga peristiwa yang terjadi dapat diambil pelajaran oleh semua fihak bahwa masalah akademik memang memiliki iklim tersendiri. Untuk saat ini mungkin bisa lolos; namun seiring perjalanan waktu, masalah akademik akan mengemuka tanpa diminta. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Wakil Rektor III Universitas Malahayati “Debat Calon Presiden Mahasiswa, Wujud Nyata Semangat Demokrasi Kampus”

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dalam suasana penuh semangat dan antusiasme mahasiswa, acara debat calon dan wakil Presiden Mahasiswa Universitas Malahayati berlangsung dengan meriah di Gedung Graha Bintang Universitas Malahayati. Jumat (15/11/2024).

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor III Universitas Malahayati, Dr. Eng. Rina Febrina, ST., MT., yang menekankan pentingnya semangat demokrasi di lingkungan kampus sebagai bagian dari pendidikan karakter dan kepemimpinan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dekan Fakultas Teknik, Ka.Biro Kemahasiswaan, tamu undangan dan jajaran akademika.

Dalam sambutannya, Dr. Rina menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari jajaran Wakil Rektor, Dekan, dosen, hingga tenaga kependidikan dan panitia yang telah bekerja keras mempersiapkan acara ini. Ia juga memberikan penghormatan kepada para calon Presiden Mahasiswa beserta tim suksesnya, serta kepada seluruh mahasiswa yang hadir sebagai pendukung demokrasi kampus.

“Debat ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga merupakan ruang untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan, keberanian, dan integritas yang kelak akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam memegang peran di masyarakat,” ungkapnya.

WR III juga mengingatkan para calon Presiden Mahasiswa untuk menjadikan debat ini sebagai momentum menunjukkan kapasitas diri, ide-ide inovatif, serta komitmen untuk membawa perubahan positif bagi Universitas Malahayati. Dr. Rina menegaskan bahwa visi, misi, dan program kerja yang disampaikan harus bersifat inspiratif, realistis, dan mampu diimplementasikan demi kemajuan kampus.

Lebih lanjut, Dr. Rina juga memberikan apresiasi khusus kepada Panitia Pemira yang telah berusaha maksimal dalam menyelenggarakan acara ini. “Kerja keras kalian adalah salah satu bentuk kontribusi nyata untuk kampus ini. Semoga segala upaya yang kalian lakukan mendapatkan balasan yang setimpal,” tuturnya.

Sebagai penutup, ia menyampaikan harapan agar para calon Presiden Mahasiswa menjaga sportivitas selama debat berlangsung. “Tunjukkan yang terbaik, dan jadilah pemimpin yang mampu membawa Universitas Malahayati menuju arah yang lebih baik,” pungkasnya.

Acara debat ini diharapkan mampu menjadi momentum untuk membangun generasi mahasiswa yang kritis, berintegritas, dan memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan lingkungan kampus.

Disisi lain, Ilham Fadhila selaku ketua PANRA mengucapkan terimakasih atas support penuh dari Universitas Malahayati dalam keberlangsungan acara debat ini.

Ia juga mengapresiasi terhadap kedua pasangan capres-cawapres mahasiswa yang terlibat dalam acar debat ini. Ia memastikan bahwa pemilihan nantinya akan berasaskan jujur, adil dan netral.

Inilah kedua pasang  Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Malahayati 2024. Paslon no urut 1: Prasestyo Agung Wibowo dan Ramadhan Tyan Andaresta. Paslon no urut 2: Muhammad Kamal dan Dimas Arozan Murtiasa. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Mengejar Mimpi, Mengais Rejeki

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Beberapa hari lalu bertandang ke tepian Batavia karena mengurus perhelatan dari anak yang melangsungkan momen kebahagian hidupnya. Tentu dengan usia yang sudah tidak muda lagi urusan begini cukup melelahkan fisik. Namun karena semangat dan tanggungjawab-lah, semua dihadapi dan dijalankan dengan gembira-ria, alhasil semua dijalani dengan atas dasar ibadah, maka hasilnyapun menggembirakan. Diselah-selah kegiatan itu ada moment-moment menarik untuk dapat dijadikan bahan berbagi dan perenungan, salah satu diantaranya adalah apa yang menjadi judul tulisan ini.

Berjumpa dengan seorang jamaah masjid saat selesai melaksanakan kegiatan peribadatan subuh. Berjabat tangan dan berkenalan dengan seorang bapak yang seusia, demi kode etik jurnalis nama beliau tidak ditampilkan. Bapak ini membuka usaha berjualan makanan subuh sudah sekitar tigapuluh tahun di tepian Ibu Kota ini. Bahkan dapat dikatakan sukses, karena sudah memiliki tempat tinggal sendiri dan beberapa cabang tempat usaha yang dikelola oleh anak-anaknya. Prinsip beliau sekolah tidak perlu tinggi-tinggi, karena yang penting hidup ini memiliki mimpi ingin jadi apa ke depan, dan dimudahkan mengais rejeki ilahi yang halal dan benar. Buat apa sekolah tingi-tinggi, bekerja tempatnya mewah, tetapi bekerja dengan orang lain, rejekinya ditentukan oleh orang lain. dan, masih banyak lagi alasan pembenaran yang beliau ajukan berkaitan dengan bekerja kalau hanya sebagai karyawan, lebih baik berdagang atau buka usaha menjadi manajer sendiri. Apalagi sekarang, menurut beliau kalau tidak korupsi tidak kaya, artinya jika tidak mencuri maka tidak makan.

Pendapat beliau sah-sah saja karena itu personal sifatnya, bekerja di tempat lain dalam bentuk lain, juga sah-sah saja; asal dengan ukuran moral dan agama itu dibenarkan; sebab kita semua seolah “mengejar mimpi, untuk mendapatkan sesuap nasi”, itu menjadi pebenaran, sejauh kita masih tinggal di planet bumi. Persoalannya menjadi seru dan rumit jika diksi itu ditambah dengan “segenggam Berlian”, karena untuk mendapatkan ini diperlukan usaha super keras, dan tidak jarang kita mengambil jalan pintas, bahkan salah jalanpun dilakoni, agar mimpi itu menjadi kenyataan.

Berdasarkan penelusuran digital ditemukan informasi ungkapan “mencari sesuap nasi dan segenggam berlian” memiliki makna filosofis yang mendalam, khususnya dalam konteks kehidupan manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar sekaligus mencari sesuatu yang lebih dari itu. Mari kita lihat makna dari kedua frasa tersebut:

1. Mencari Sesuap Nasi

Makna Filosofis: Kebutuhan Dasar: Ungkapan ini menggambarkan usaha seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama makanan, yang merupakan simbol dari kebutuhan dasar manusia.

Konteks Budaya: Dalam budaya Jawa dan banyak budaya lainnya di Indonesia, “sesuap nasi” bukan hanya menggambarkan makanan fisik, tetapi juga melambangkan usaha mencari rezeki yang halal dan berkah untuk menghidupi diri dan keluarga.

2. Segenggam Berlian

Makna Filosofis: Keinginan Lebih dan Kemewahan: Segenggam berlian melambangkan pencarian akan kemewahan, kesuksesan, dan sesuatu yang lebih dari sekadar kebutuhan dasar. Ini adalah simbol pencapaian dan keberhasilan yang diinginkan oleh banyak orang.

Konteks Budaya: Berlian sebagai simbol kemewahan dan kemuliaan mencerminkan pencapaian tertinggi yang bisa didapatkan seseorang melalui kerja keras, kecerdasan, dan mungkin juga keberuntungan.

Makna Keseluruhan Filosofi dari ungkapan ini mengajarkan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan dasar (hidup sederhana dan berjuang untuk hidup) dengan cita-cita untuk mencapai sesuatu yang lebih besar dan bernilai (impian dan ambisi tinggi). Dalam kehidupan, penting untuk memiliki keseimbangan antara “mencari sesuap nasi” (memastikan kita tidak kekurangan) dan “segenggam berlian” (mengejar impian dan kemewahan).

Secara eksistensial ini juga mengajarkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, manusia harus mencari makna hidup yang lebih dalam, yang mungkin diwujudkan dalam bentuk pencapaian, pengakuan, dan kemakmuran. Sebab jika manusia dalam hidupnya hanya mengejar kebutuhan dasar semata, dan setelah tercapai ternyata tetap ada pada wilayah itu; ini menunjukkan bahwa dia tidak lebih berbeda dengan mahluk lain yang lebih rendah dari manusia, karena menurut pendapat aliran ini siklus seperti itu hanya milik mereka yang derajatnya ada dibawah manusia. Untuk yang satu ini kita boleh setuju tetapi juga boleh tidak, karena hidup adalah pilihan.

Mengejar mimpi bukanlah sesuatu yang ditabukan, hanya yang penting dengan cara apa, dan bagaimana melakoninya; itu semua harus berada pada koridor agama, norma etika, dan aturan negara. Oleh sebab itu tidak salah jika mereka yang melakukan korupsi karena dorongan memperkaya diri diberi hukuman mati. Dan, ini dilakukan oleh negara-negara yang memiliki hukum normative yang kokoh. Sayangnya mereka sering di cap pelanggar HAM, padahal melindungan masyarakat dari kerakusan segelintir orang juga bertugas menegakkan HAM.

Hanya perlu diingat sebelum bermimpi, kita harus tidur dulu; sebelum kita sukses harus berusaha dulu. Ini perlu disadari karena sekarang banyak pemimpi disiang hari; mau berhasil tanpa mencari. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Delegasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Berpartisipasi dalam NPIC 2024 di Thailand

THAILAND (malahayati.ac.id): Delegasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan turut serta dalam kegiatan internasional yang sangat bergengsi, International Symposium on Natural Product Innovation and Commercialization (NPIC) 2024. Kegiatan ini berlangsung pada 6-8 November 2024 di Seesca Resort, Pak Bara Beach, Satun, Thailand, dan menghadirkan berbagai inovasi terkini mengenai produk alami serta aplikasinya dalam bidang kesehatan dan farmasi.

Kelima mahasiswa yang terpilih sebagai delegasi mewakili Universitas Malahayati di ajang ini yakni: Fanya Cheftilia Ambraini (21310046), I Gede Putu Rizky Purnama (23310074), Karenina Mutiara Antoni (23310084), Mumtaz Zalfa Nabillah Nuur Jannah (23310111), Tiara Ridha Esfandari (23310158). Mahasiswa ini didampingi langsung oleh Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati yang diundang sekaligus sebagai Co-Chair dan Juri pada International Symposium on Natural Product Innovation and Commercialization.

Fanya Cheftilia Ambraini, salah satu anggota delegasi, mengungkapkan rasa syukur dan antusiasmenya dapat mengikuti kegiatan ini. “NPIC 2024 memberi kami kesempatan untuk memperdalam pemahaman mengenai inovasi produk alami dan aplikasinya di dunia kedokteran. Kami berharap dapat membawa ide-ide baru yang bermanfaat untuk pengembangan kesehatan di Indonesia, serta belajar banyak dari para ahli di bidang ini.”

“Sebagai delegasi, kami bangga dapat berpartisipasi dalam program International Poster Research yang diselenggarakan oleh Natural Product Innovation and Commercialization (NPIC) di Thailand,” ujarn Anya.

Anya menambahkan, kesempatan ini memberi kami ruang untuk berbagi hasil penelitian dan inovasi kami dibidang pengembangan produk alami. Peserta beragam dari berbagai jenjang akademis, mulai dari mahasiswa hingga profesor dan dokter spesialis, serta dari negara-negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Thailand, Malaysia, India, dan Nepal.

“Ajang ini tidak hanya memperkaya wawasan kami tetapi juga memperkuat jaringan dengan komunitas ilmiah internasional. Ini adalah momentum berharga untuk mengharumkan nama Indonesia di panggung ilmiah dunia,” tutup Anya.

Kehadiran delegasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati di NPIC 2024 menjadi bukti nyata komitmen universitas dalam mengembangkan potensi mahasiswa untuk bersaing di dunia internasional. Dengan memanfaatkan peluang ini, mahasiswa tidak hanya memperkaya pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga berperan dalam mengembangkan inovasi produk berbasis bahan alami yang dapat memperkaya dunia kedokteran di Indonesia. (gil)

Editor: Gilang Agusman