Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati dan Peluang Kerja

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat di Universitas Malahayati menawarkan pendidikan komprehensif yang mempersiapkan lulusannya menjadi ahli kesehatan yang mampu berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan kurikulum berbasis ilmu pengetahuan dan praktik lapangan, mahasiswa diajarkan untuk memahami berbagai aspek kesehatan, termasuk promosi kesehatan, manajemen kesehatan, epidemiologi, hingga kebijakan kesehatan.

Manfaat kuliah di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat sangat beragam, baik dari segi ilmu, karier, maupun kontribusi bagi masyarakat. Beberapa manfaat tersebut meliputi:

1. Pemahaman Luas tentang Kesehatan Masyarakat

Mahasiswa akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan individu dan masyarakat, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta kebijakan kesehatan. Ini membantu dalam merancang program intervensi yang efektif.

2. Peluang Karier yang Luas

Lulusan S1 Kesehatan Masyarakat memiliki kesempatan berkarier di berbagai sektor, termasuk pemerintah, organisasi non-profit, perusahaan swasta, rumah sakit, lembaga penelitian, dan organisasi internasional. Beberapa profesi yang relevan antara lain adalah epidemiolog, ahli kesehatan lingkungan, penyuluh kesehatan, serta manajer program kesehatan.

3. Kontribusi pada Peningkatan Kualitas Hidup

Dengan pengetahuan yang diperoleh, lulusan dapat berkontribusi langsung pada upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat, seperti melalui kampanye kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan sanitasi, dan edukasi kesehatan masyarakat.

4. Kemampuan Analisis dan Pemecahan Masalah Kesehatan

Mahasiswa akan dilatih untuk melakukan riset kesehatan, menganalisis data kesehatan, dan menggunakan hasil analisis tersebut untuk memecahkan masalah kesehatan di masyarakat, baik di tingkat lokal maupun nasional.

5. Pengembangan Soft Skills

Selain ilmu akademis, mahasiswa juga akan mengembangkan keterampilan komunikasi, manajemen, serta kepemimpinan yang sangat penting dalam merancang dan mengimplementasikan program kesehatan masyarakat yang sukses.

6. Peluang Melanjutkan Studi

Lulusan S1 Kesehatan Masyarakat dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, seperti S2 atau S3 di bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi, manajemen kesehatan, atau bidang lain yang terkait.

 

Kurikulum Berbasis Kompetensi

Prodi S1 Kesehatan Masyarakat di Universitas Malahayati dirancang agar lulusannya memiliki kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Selain teori, mahasiswa juga akan menjalani praktik lapangan di berbagai fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lembaga kesehatan masyarakat lainnya. Pembekalan ini membuat lulusan siap menghadapi tantangan dunia kerja, baik di sektor pemerintah maupun swasta.

 

Peluang Kerja yang Luas

Lulusan Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati memiliki peluang kerja yang luas dan beragam. Beberapa di antaranya adalah:

1. Pemerintah dan Instansi Kesehatan Publik

Banyak lulusan yang bekerja di Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, maupun Badan Pengendalian Penyakit, dengan peran sebagai epidemiolog, analis kebijakan, atau penyuluh kesehatan.

2. Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan

Lulusan juga bisa bekerja di rumah sakit dan puskesmas, mengelola program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, serta mengelola data kesehatan pasien.

3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Dalam sektor LSM, lulusan Prodi Kesehatan Masyarakat sering kali terlibat dalam proyek-proyek kemanusiaan, pengembangan masyarakat, dan peningkatan kesehatan di daerah terpencil.

4. Perusahaan Swasta

Di perusahaan swasta, lulusan dapat bekerja sebagai konsultan kesehatan atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja (K3), membantu perusahaan menjaga lingkungan kerja yang sehat dan aman.

5. Peneliti Kesehatan

Bidang riset juga menjadi pilihan karier yang menarik. Lulusan bisa bekerja di lembaga riset atau universitas sebagai peneliti yang fokus pada solusi peningkatan kesehatan masyarakat.

Universitas Malahayati menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung pengembangan akademis dan keterampilan mahasiswa, termasuk laboratorium kesehatan, perpustakaan digital, dan kemitraan dengan instansi kesehatan. Selain itu, mahasiswa juga didorong untuk aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan dan penelitian.

Dengan fokus pada peningkatan kesehatan masyarakat dan pembekalan kompetensi yang kuat, Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati menjadi pilihan yang tepat bagi calon mahasiswa yang ingin berkontribusi langsung dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.

Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui link resmi Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Malahayati Bandar Lampung atau dengan datang langsung ke kampus. (*)

 

Editor: Asyihin

Pendidikan, Pemilihan, Pemiskinan

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Beberapa hari lalu secara pribadi terjadi dialog antara dua sahabat, katakan saja satu bernama A, yang satunya bernama B. kedua sahabat ini sama-sama pemerhati masalah-masalah sosial. Keduanya sedang berbincang serius: A mengatakan bagaimana pemilihan umum apapun keperuntukannya mau berkualitas, jika tingkat pendidikan pemilih rata-rata hanya Sekolah Lanjutan Pertama. Dari total penduduk negeri ini sekitar 60 % nya tingkat pendidikannya seperti itu. 10% dari total jumlah penduduk justru di bawah itu; dengan kata lain 70 % dari total jumlah penduduk ada pada tingkat pendidikan dasar.

Kondisi ini membuat penasaran keduanya, akhirnya mereka mencari tahu tentang data ini, ternyata ditemukan hal sebagai berikut: Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam beberapa tahun terakhir, persentase penduduk Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau setara dapat bervariasi, tergantung pada usia dan wilayah. Berikut adalah beberapa poin umum terkait pendidikan di Indonesia: Pertama, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Indonesia pada tahun 2022 sekitar 8-9 tahun, yang berarti mayoritas penduduk Indonesia, rata-rata, hanya menyelesaikan pendidikan hingga kelas 9 atau tingkat SMP.

Kedua, Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS tahun 2021 melaporkan bahwa persentase penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SMP atau setara adalah sekitar 20-25%. Angka ini bervariasi antar wilayah. Angka ini bisa lebih rendah di daerah pedesaan atau daerah terpencil yang memiliki tantangan dalam akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai. Di sisi lain, wilayah perkotaan seperti Jakarta dan daerah-daerah maju lainnya memiliki angka yang lebih tinggi.

Latarbelakang ini menjadikan perenungan yang panjang dan dalam; karena tingkat pendidikan berkorelasi dengan jenis pekerjaan, dan itu berarti juga berdampak pada tingkat pendapatan. Bagaimanapun berarti mereka menjadi sasaran empuk “operasi wani piro” saat adanya pemilihan, apapun jenis pilihan itu. Menjadi lebih ekstrim lagi, jika ingin melanggengkan kekuasaan, berarti harus tetap dipelihara jumlah kelompok ini; otomatis jalan pikiran selanjutnya bagaimana caranya agar mereka tetap ada pada wilayah ini. Salah satu jalan dibanyak jalan adalah membiarkan mereka tetap ada pada kondisi “miskin”.

Tampaknya berpikir linier seperti itu kedua sahabat tadi tidak sependapat dan bahkan tidak setuju, namun melihat fenomena nondeskreptif di lapangan, kerangka fikir seperti itu ternyata sudah berada pada wilayah aksiomatik. Bagaimana pengaruh “bantuan” (apapun namanya) diluncurkan saat menjelang proses pemilihan, begitu signifikan mempengaruhi jumlah perolehan suara. Sekalipun secara factual tidak tampak hubungannya, namun secara “mutatis mutandis” hal itu terhubung oleh rasa antara yang memilih dengan yang dipilih, antara yang memberi dan yang menerima.

Pada sisi lain di atas sana, rerata pendidikan mereka sudah mapan, pekerjaan mereka sangat menjanjikan; pendapatan mereka justru sama dan sebangun dengan APBD satu kanupaten, bahkan ada yang satu provinsi; malah ada yang separuh negeri ini sama dengan pendapatan dia seorang diri. Lebih gila lagi ada yang pendapatanya sama dengan anggaran belanja negeri ini. Namun nafsu untuk “entuk opo, wani piro” bukan berkurang; terkadang malah lebih “hawak”.

Di sini tampaknya posisi moral ethik dalam tatapergaulan bernegara mulai diuji. Akibatnya akan terjadi polarisasi dalam berfikir: Pertama, pemilihnya waras, yang dipilih waras. Kedua, pemilihnya tidak waras, yang dipilih waras. Ketiga, pemilihnya waras, yang dipilih tidak waras, keempat, dan ini yang paling memprihatinkan, yang milih dan yang dipilih sama-sama tidak waras.

Walaupun belum ada penelitian hubungan antara pendidikan dan kewarasan dalam memilih, namun untuk kondisi seperti sekarang tampaknya celah ini yang digunakan; sehingga untuk mencapai kesuksesan terpilih pada daerah pemilihan terbangun asumsi daerah yang tingkat pendidikannya rendah, maka tingkat kewarasan pada pemilihan diduga dapat direkayasa. Bentuk rekayasa yang paling popular saat ini adalah memberikan “tali suara” berupa cuan; perlu diingat bahwa nominal tertentu bagi kebanyakan kita mungkin tidak seberapa, namun bagi banyak orang yang berada pada garis kemiskinan, hal itu sangat berarti.

Sementara yang di atas sana beda bentuk, bukan natura tetapi “kuasa”. Pemberian dukungan terhadap sesuatu juga harus mendapatkan sesuatu yang lain, bisa berupa Kursi/ Jabatan Menteri, Kursi/jabatan Dirjen dan atau apapun namanya. Itu semua digunakan untuk “menguasai” sumber-sumber penting yang menghasilkan cuan untuk kepentingan diri dan kelompoknya dengan mengatasnamakan politik.

Semoga semua aksioma di atas menjadi bahan pemikiran kita bersama dalam menentukan pilihan sebab, memilih untuk milih itu ada pada satu garis yang sama pada memilih untuk tidak memilih, hanya kutupnya saja yang berbeda. Oleh sebab itu apapun pilihan itu harus kita hormati bersama, termasuk tentunya memilih untuk tidak memilih, karena itu juga adalah pilihan. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Pengumuman Penting: PKKMB UNMAL 2024 Digelar 23-28 September! Segera Registrasi Ulang dan Simak Tata Tertibnya!

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Akhirnya, pengumuman yang kalian tunggu-tunggu telah tiba! PKKMB Tahun 2024 akan digelar pada 23-28 September 2024. Ini adalah kesempatan kalian untuk memulai perjalanan di UNMAL dengan penuh semangat! Pastikan kalian melakukan REGISTRASI ULANG dan menyimak dengan seksama info tata tertib & registrasi PKKMB2024. Jangan lupa unduh dan simak Tata Tertib PKKMB 2024 agar persiapan kalian semakin matang. Sampai jumpa di PKKMB UNMAL 2024—siap untuk pengalaman yang tak terlupakan!

Untuk Dresscodenya kalian bisa lihat dibawah ini ya:

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memulai petualangan akademik kalian dengan langkah yang tepat. Bersiaplah untuk hari-hari yang penuh ilmu dan persahabatan di PKKMB UNMAL 2024. Kami sangat menantikan kehadiran kalian! Wassalamualaikum dan selamat mempersiapkan diri! (gil)

Editor: Gilang Agusman

Waras dalam Memilih

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Beberapa minggu ke depan kita akan dihadapkan dengan “hajatan Demokrasi” yaitu dengan akan diselenggarakannya Pemilihan Kepala Daerah, baik provinsi maupun kabupaten kota. Haru biru penyelenggaraan sudah mulai terasa dari beberapa waktu lalu, berawal dari pencalonan para mereka yang berminat, ramainya perebutan partai pendukung, sampai terakhir adanya daerah yang pasangan calonnya merasa dikerjain oleh komisi penyelenggara; belum lagi ditambah dengan hadirnya kotak kosong. Semua seolah menjadi bumbu-bumbu kepemilihan yang berlindung pada satu kata “demokrasi”. Untung era sekarang sudah berubah, dimana keterbukaan sudah menjadi sesuatu keharusan, dan pengawasan dilakukan oleh organisasi baru yang tanpa struktur tetapi berkekuatan dahsyat, yaitu bernama nitizen.

Namun dalam pilih-memilih kita serahkan kepada aturan formal yang ada. Sedangkan tulisan ini akan focus pada kondisi memilih secara filosofis. Dalam filsafat, konsep memilih memiliki makna yang mendalam dan sering kali terkait dengan kebebasan, tanggung jawab, serta eksistensi manusia. Berdasarkan sejumlah sumber digital ditemukan beberapa pandangan filosofis tentang memilih: Pertama, Eksistensialisme: Bagi filsuf eksistensialis seperti Jean-Paul Sartre, memilih adalah bagian esensial dari eksistensi manusia. Sartre terkenal dengan pernyataannya bahwa “eksistensi mendahului esensi,” yang berarti manusia pertama-tama ada, dan kemudian menentukan dirinya sendiri melalui pilihan-pilihannya. Manusia dianggap sepenuhnya bebas, tetapi dengan kebebasan ini datang tanggung jawab penuh atas pilihan-pilihannya. Pilihan-pilihan kita menentukan siapa kita, dan kita tidak dapat menghindari tanggung jawab tersebut.

Kedua, Kebebasan dan Determinisme: Dalam filsafat, terdapat perdebatan antara kebebasan memilih dan determinisme. Determinisme menyatakan bahwa segala sesuatu, termasuk tindakan manusia, ditentukan oleh penyebab sebelumnya, sehingga pilihan bebas mungkin hanya ilusi. Sebaliknya, libertarianisme dalam filsafat berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan yang sejati untuk memilih, terlepas dari determinasi sebab-akibat.

Ketiga, Etika dan Pilihan Moral: Dalam etika, memilih sering kali dilihat sebagai tindakan moral yang melibatkan pengambilan keputusan antara tindakan yang benar dan salah. Filsuf seperti Immanuel Kant menekankan pentingnya pilihan berdasarkan prinsip moral yang universal, sementara utilitarianisme menilai pilihan berdasarkan hasil terbaik bagi kebahagiaan terbesar.

Keempat, Kebebasan Negatif dan Positif: Isaiah Berlin membedakan antara kebebasan negatif (kebebasan dari paksaan eksternal) dan kebebasan positif (kebebasan untuk menentukan nasib sendiri). Memilih dalam konteks ini dapat merujuk pada kebebasan untuk membuat keputusan tanpa paksaan eksternal, atau kemampuan untuk merealisasikan diri dan tujuan hidup seseorang.

Dalam konteks filsafat Pancasila, konsep memilih memiliki keterkaitan erat dengan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam lima sila Pancasila. Memilih dalam konteks ini tidak hanya dilihat sebagai tindakan individu yang bebas, tetapi juga sebagai tindakan yang harus dipandu oleh nilai-nilai kebajikan yang mengacu pada kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Dengan demikian, dalam filsafat Pancasila, memilih tidak hanya dipandang sebagai hak individu, tetapi juga sebagai tanggung jawab sosial dan moral yang harus didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Setiap pilihan harus mengarah pada terciptanya harmoni, kesejahteraan bersama, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa dalam filsafat, memilih bukan hanya tindakan sehari-hari, tetapi juga ekspresi kebebasan dan tanggung jawab manusia, serta refleksi mendalam tentang makna eksistensi manusia. Sayangnya eksistensi ini sering tergerus akan kepentingan pragmatis, sehingga akibat “rabun dunia” menjadikan tersiksa sepanjang masa. Hal seperti ini dalam tataran praksis saat ini sedang menggejala, dan lebih serunya selalu berkedok pada demokrasi. Padahal hakekat demokrasi itu sebenarnya mulia, akan tetapi begitu disalah posisikan, menjadi sangat nista.

Karena memilih adalah bukan tidak yang dapat dipaksakan atau ditekan-tekan; oleh sebab itu jika ada orang memilih untuk tidak memili, dan atau memilih kotak kosong; semua itu harus dihormati karena itu bukan termasuk kategori pelanggaran. Mari kita gunakan hal memilih itu pada waktunya nanti, karena menentukan pilihan itu adalah hak dasar yang dilindungan oleh undang-undang. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Kolaborasi Program Studi Kebidanan Dan Farmasi Universitas Malahayati Luncurkan Kapsul Daun Kelor: Solusi Baru untuk Cegah Anemia pada Wanita Usia Subur

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Bandar Lampung, melaksanakan Pengabdian Masyarakat berupa Optimalisasi Daun Kelor Sebagai Pencegahan Anemia Dalam Bentuk Kapsul Daun Kelor di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jumat 30 Agustus 2024.

Kegiatan ini merupakan salah satu Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat tahun 2024.Tim pengabdian masyarakat ini berasal dari 2 program studi yaitu Kebidanan dan Farmasi yang terdiri dari Sunarsih, S.SiT.,Bdn.,M.Kes & Ana Mariza, S.ST.,M.Kes (Prodi Kebidanan) serta apt. Ade Maria Ulfa, M.Kes (Prodi SI Farmasi) dibantu 2 orang mahasiswa Sabilita Lailatul Putri (Prodi Farmasi) dan Tia Pratiwi (Prodi Kebidanan).

Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari ibu- ibu PKK, Kader Posyandu dan Kader Posyandu Lansia dari Desa Tanjung Harapan. Ketua pelaksana Sunarsih S.SiT.,Bdn.,M.Kes, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk menurunkan angka kejadian anemia di desa Tanjung Harapan yang cukup tinggi. “Memanfaatkan potensi lokal dalam hal ini daun kelor yang 60% telah ditanam di pekarangan rumah masing-masing warga tetapi belum dimanfaatkan secara optimal,” ucapnya.

Kegiatan ini berkolaborasi antara Prodi kebidanan dengan Prodi Farmasi, Ana Mariza, S.ST.,M.Kes selaku anggota tim dosen kebidanan memberikan sosialisasi tentang anemia selanjutnya bersama dengan bidan desa melakukan pemeriksaan hemoglobin untuk mendeteksi anemia.

apt. Ade Maria Ulfa, M.Kes sebagai tim pengabdian di bidang farmasi menjelaskan manfaat daun kelor serta cara pengolahan mulai dari pemilihan daun kelor, pengeringan dan cara menggunakan teknologi inovasi berupa penepung herba farmasi dan alat pembuat kapsul hingga menjadi kapsul daun kelor. Kapsul daun kelor ini akan kaya kandungan Zat Besi (Fe) yang aman, praktis dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di lokasi mitra sebagai pencegahan dan penanganan anemia. dilakukan oleh tim dosen kebidanan dan bidan desa.

Kepala Desa Tanjung Harapan, Undang menyampaikan dalam sambutannya bahwa selama ini sudah pernah diberikan bibit daun kelor namun belum ada sosialisasi tentang pemanfaatan dan pengolahan yang tepat.

Ketua PKK, Siti Rusmini juga menyampaikan bahwa besar harapan dengan adanya kegiatan pengabdian Masyarakat dari Universitas Malahayati dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam melakukan pencegahan anemia. “Dengan menggunakan kapsul daun kelor sebagai tanaman obat tradisional yang tepat, murah dan mudah didapatkan tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi sehingga angka kejadian anemia di Desa Tanjung Harapan dapat menurun dengan signifikan,” ujarnya.

Tak lupa pula, Tim pengabdian masyarakat Universitas Malahayati mengucapan terimakasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan nomor kontrak 959/LL2/AL.04/PM/2024 dan LPPM Universitas Malahayati serta Kelurahan Tanjung Harapan.

46 Mahasiswa Anafarma Universitas Malahayati Lulus Uji Kompetensi

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Sebanyak 46 mahasiswa Program Studi Anafarma Universitas Malahayati dinyatakan lulus dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (UKMPDFI) dari total 54 peserta yang mengikuti ujian. Ujian tersebut dilaksanakan pada 24-25 Agustus 2024 oleh Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (APDFI).

Kepala Prodi DIII Anafarma, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati, Agustina Retnaningsih, S.Si., Apt., M.Farm, mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang telah berhasil melalui ujian kompetensi ini.

“Selamat kepada seluruh mahasiswa yang lulus. Semoga para lulusan dapat terus mengembangkan kompetensi dan profesionalisme mereka di dunia farmasi,” ujarnya, Sabtu, 12 September 2024.

Lebih lanjut, Agustina menyampaikan bahwa pengumuman kelulusan ini menjadi momen penting yang menandai berakhirnya masa studi dan awal dari perjuangan baru di dunia kerja.

“Bagi yang lulus, ini adalah awal dari perjalanan baru. Sedangkan bagi yang belum berhasil, yakinlah bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Tetap semangat dan terus berusaha,” tambahnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen Prodi Anafarma atas bimbingan dan kerja sama yang telah diberikan hingga para mahasiswa mencapai pencapaian ini.

“Kerja keras para dosen dan mahasiswa telah membawa kita semua pada momen yang membanggakan ini,” Pungkasnya. (*)

 

Editor: Asyihin

Prodi Psikologi Universitas Malahayati Gelar Diseminasi Modul Kesehatan Mental

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Psikologi Universitas Malahayati menggelar kegiatan diseminasi pembuatan modul Mata Kuliah Kesehatan Mental di Ruang Rapat Lantai 5 gedung rektorat, Rabu, 11 September 2024.

Kepala Program Studi Psikologi Universitas Malahayati, Octa Reni Setiawati, S.Psi., M.Psi., mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Hibah PKKM yang diterima Program Studi Psikologi untuk tahun anggaran 2024.

“Modul pembelajaran ini merupakan inovasi yang kami buat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat sarjana, yang sejalan dengan konsep Outcome Based Education (OBE),” jelas Octa Reni.

Sebelum mencapai tahap diseminasi, berbagai tahapan telah dilalui, termasuk kompetisi antar dosen untuk menentukan mata kuliah terbaik, penelaahan modul oleh pakar, serta uji keterbacaan oleh mahasiswa. Modul ini kemudian diuji coba untuk memastikan efektivitasnya dalam mendukung proses belajar.

Pembuatan modul ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif, memperkuat keterampilan mahasiswa di bidang kesehatan mental, serta mendukung kurikulum berbasis pencapaian pembelajaran yang diusung Universitas Malahayati.

Acara tersebut juga turut dihadiri oleh Wakil Rektor 1 Dr. Muhammad S.Kom, MM, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Dr. MS., perwakilan Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI), MBKM Center, serta para dosen prodi Psikologi. (*)

 

Redaktur : Asyihin

Alumni Universitas Malahayati, Rudi Saputra Jadi Quality Control di PT GGP

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Rudi Saputra, lulusan Program Studi D3 Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati, berhasil menapaki karir gemilang di dunia industri.

Setelah menyelesaikan studinya pada Januari 2024, Rudi kini bekerja sebagai Quality Control di PT. Great Giant Pineapple, Lampung Tengah, khususnya di Laboratorium Keripik Pisang.

Rudi mengungkapkan rasa terima kasih atas bimbingan yang ia terima selama masa kuliah.

“Berkat bimbingan dari dosen, saya dapat mengimplementasikan ilmu yang saya dapat di dunia pekerjaan,” ujar Rudi.

Menurutnya, Universitas Malahayati sangat mendukung mahasiswanya untuk berprestasi, dengan suasana belajar yang nyaman, fasilitas lengkap, serta dosen yang luar biasa

Ia juga menyampaikan rasa bangga pernah menjadi bagian dari Universitas Malahayati dan berharap kampus tersebut terus maju.

“Harapan saya, semoga Universitas Malahayati selalu sukses dan dapat meluluskan generasi-generasi yang berkualitas serta memiliki daya saing tinggi,” ucapnya (*)

Redaktur : Asyihin

Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Medali Perunggu di PON Ke-21 Aceh-Sumut

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Malahayati, Fatur Rohman Mudia Mulya, berhasil meraih medali perunggu pada cabang olahraga Hapkido di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 Aceh-Sumatera Utara, Rabu, 11 September 2024.

Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas capaian Fatur Rohman.

Menurutnya, perolehan medali di ajang sekelas PON merupakan bukti nyata dari kerja keras dan dedikasi seorang atlet, apalagi Fatur masih berstatus sebagai mahasiswa.

“Ini adalah salah satu indikator kesuksesan seorang atlet. Kami sangat bangga dengan prestasi Fatur yang telah mengharumkan nama Lampung dan Universitas Malahayati,” ujar Dr. Achmad Farich.

Ia menambahkan bahwa Universitas Malahayati selama ini berkomitmen mendukung para mahasiswa berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah pemberian dana pembinaan bagi mahasiswa yang berhasil menorehkan prestasi.

Rektor berharap prestasi yang diraih oleh Fatur Rohman dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Universitas Malahayati lainnya untuk terus berprestasi di bidang yang mereka minati.

“Patut ditiru, karena ini hal yang positif,” pungkasnya. (*)

Editor: Asyihin

Prodi S1 Keperawatan Universitas Malahayati dan Peluang Kerja

BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi S1 Keperawatan Universitas Malahayati terus berkomitmen mencetak tenaga perawat profesional yang siap menghadapi tantangan di dunia kesehatan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga kesehatan di berbagai sektor, lulusan keperawatan memiliki peluang karier yang sangat luas, baik di dalam maupun luar negeri.

Kurikulum Berbasis Outcome

Prodi S1 Keperawatan Universitas Malahayati dirancang untuk memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia keperawatan modern. Melalui pendekatan Kurikulum berbasis outcome atau Outcome Based Education (OBE) yakni metode pembelajaran yang berfokus pada capaian pembelajaran, mahasiswa dibekali dengan pengetahuan teori keperawatan, praktik klinis, dan keterampilan komunikasi yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.

Berikut adalah beberapa peluang kerja bagi lulusan S1 Keperawatan:

1. Perawat Rumah Sakit
Lulusan S1 Keperawatan dapat bekerja sebagai perawat di rumah sakit umum maupun spesialis, baik di sektor pemerintah maupun swasta. Peran ini melibatkan memberikan perawatan langsung kepada pasien, termasuk perawatan medis, monitoring, dan pemulihan.

2. Perawat Komunitas
Lulusan keperawatan juga dapat berperan sebagai perawat komunitas di puskesmas, klinik kesehatan, atau organisasi non-profit yang fokus pada kesehatan masyarakat. Mereka bertugas memberikan edukasi kesehatan, imunisasi, dan layanan kesehatan preventif kepada masyarakat.

3. Perawat di Layanan Kesehatan Mandiri
Dengan meningkatnya layanan home care, lulusan S1 Keperawatan memiliki kesempatan untuk menjadi perawat yang melayani pasien di rumah mereka, terutama untuk perawatan pasien lansia, pasien kronis, atau yang memerlukan perawatan jangka panjang.

4. Pendidik atau Dosen Keperawatan
Lulusan S1 Keperawatan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dapat berkarir sebagai dosen atau pendidik di institusi pendidikan keperawatan. Mereka berperan dalam mengajar, meneliti, dan membimbing calon perawat.

5. Manajer Layanan Kesehatan
Setelah beberapa tahun berpengalaman, lulusan S1 Keperawatan dapat mengambil posisi manajerial di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, mengelola staf, operasi klinik, dan sumber daya kesehatan.

6. Perawat Industri atau Korporat
Banyak perusahaan besar dan industri yang memerlukan layanan kesehatan bagi karyawan mereka. Lulusan keperawatan bisa bekerja sebagai perawat industri, mengelola kesehatan kerja, memberikan pertolongan pertama, dan memastikan kepatuhan kesehatan dan keselamatan kerja.

7. Peneliti di Bidang Kesehatan
Lulusan yang tertarik pada penelitian dapat terlibat dalam penelitian medis dan kesehatan, baik di lembaga penelitian, universitas, atau organisasi kesehatan internasional. Penelitian ini berfokus pada inovasi perawatan pasien, peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan pengembangan metode pengobatan baru.

8. Perawat di Luar Negeri
Lulusan keperawatan di Indonesia juga memiliki peluang bekerja di luar negeri, khususnya di negara-negara yang kekurangan tenaga perawat seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan negara-negara di Timur Tengah.

9. Entrepreneur di Bidang Kesehatan
Selain bekerja di instansi, lulusan keperawatan juga memiliki kesempatan untuk mendirikan usaha di bidang kesehatan, seperti klinik kesehatan, layanan konsultasi kesehatan, atau penyediaan peralatan medis.

Dukungan dan Fasilitas

Universitas Malahayati menyediakan fasilitas praktik yang lengkap, mulai dari laboratorium simulasi hingga kesempatan praktik klinis di berbagai rumah sakit mitra. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung dan siap bekerja setelah lulus. Selain itu, universitas juga menyediakan program bimbingan karier (Malahayati Career Center ) untuk membantu lulusan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.

Dengan kurikulum yang relevan dan peluang karier yang luas, Prodi S1 Keperawatan Universitas Malahayati menjadi pilihan yang tepat bagi calon perawat yang ingin mengabdi dan berkarya di dunia kesehatan. (*)