Solusi dalam Secangkir Kopi

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Hari itu panas cukup terik saat keluar dari masjid selesai melaksanakan ibadah Jumat. Sesampai di rumah menjelang istirahat siang, saya ngobrol lewat WhatsApp (WA) dengan seorang wartawan senior di daerah ini tentang banyak hal. Terakhir beliau memberikan statemen bahwa semua persoalan bisa diselesaikan dengan duduk bersama, atas paham lama “duduk sama rendah berdiri sama tinggi”. Namun, kawan tersebut dengan menambah simbol tertawa dan keterangan “Solusi ditemukan dalam secangkir kopi”.

Kata kunci ini dijadikan judul tulisan karena ternyata apa yang dibentangkan oleh sohib tadi benar adanya. Banyak daerah di negeri ini yang saat membahas persoalan-persoalan pelik diselesaikan dengan minum kopi bersama, bahkan tidak jarang di Kedai Kopi. Sebagai contoh di Daerah Aceh berjejer ditepi jalan Kedai Kopi yang selalu ramai saat pagi menjelang siang, bahkan ada yang buka 24 jam; bertamukan para petinggi yang sedang memindahkan rapat ke sana sambil minum Kopi.

Minum kopi memiliki sejarah panjang yang tidak mungkin dibentang pada media ini karena tidak cukup halaman; namun harus diakui bahwa Kopi saat ini adalah salah satu minuman paling populer di dunia, dengan berbagai budaya mengembangkan tradisi unik mereka sendiri dalam menyeduh dan menikmati kopi. Dari espresso di Italia, kopi tubruk di Indonesia, hingga café au lait di Prancis, kopi terus menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di seluruh dunia.

Kita nikmati minum kopi sejenak, sambil mari kita pandang dalam-dalam cawan yang berisi air berwarna hitam mengepulkan asap beraroma sedap. Dengan menggabungkan berbagai perspektif filosofis, kita dapat melihat bahwa minum kopi bukan sekadar kebiasaan harian, tetapi juga tindakan yang penuh makna dan refleksi, yang mencerminkan banyak aspek dari keberadaan manusia dan interaksi sosial. Oleh sebab itu, dalam perspektif fenomenologi, meminum kopi dapat dilihat sebagai tindakan yang penuh kesadaran. Mulai aroma kopi, rasa, hingga sensasi hangat di tenggorokan, semuanya adalah bagian dari pengalaman sadar yang kaya. Sedangkan filsuf eksistensialis seperti Jean-Paul Sartre dan Albert Camus mengeksplorasi makna hidup dan kebebasan individu. Meminum kopi di pagi hari bisa dilihat sebagai ritual harian yang memberikan momen refleksi dan keheningan, di mana individu merenungkan eksistensi mereka.

Lalu apa kaitannya dengan pembicaraan kita dalam tulisan ini? Perlu disadari bahwa mulai hari kemarin dan hari-hari mendatang meja minum kopi kita akan diisi dengan percakapan berkaitan dengan pejabat yang ditugasi menjadi pejabat pimpinan tertinggi daerah ini. Semua pemangku kepentingan daerah akan menjadikan topik pembicaraan sambil minum kopi berkisar siapa dia, dari mana, akan bekerja seperti apa. Masih banyak lagi tanda tanya tersusun disetiap pembicaraan.

Ada sesuatu fenomena yang menarik pada persitiwa ini, yaitu ada individu atau kelompok yang menggebu-gebu untuk mendapatkan posisi depan agar terlihat oleh sang pejabat, dan ini seperti lumrah saja. Ada juga yang malu-malu tapi mau. Namun, dipojok sana ada beberapa orang yang mulai menepi,  menjauh dari lingkaran, dengan bersikap diam dan paling senyum manis yang tersungging dibibirnya. Saat minum kopi bersama dikonfirmasi atas sikapnya yang menenggelamkan diri, ternyata dengan jawaban diplomatis “takut merepotkan atau membuat repot beliau”.

Jawaban yang intinya “untuk saling menjaga” seperti ini hanya dimiliki sedikit orang. Hal ini mengingatkan tokoh nasional ternama K.H.Ahmad Mustofa Bisri seorang agamawan sekaligus budayawan atau dikenal dengan sebutan Gus Mus. Beliau adalah sahabat karib K.H.Abdulrahman Wahid atau lebih dikenal dengan nama Gus Dur, sejak bersama-sama sekolah di Jazirah Arab sana.

Saat Gus Dur menjadi presiden, Gus Mus hanya sekali mengunjungi Gus Dur dii Istana. Setelah itu memilih tidak untuk datang hanya karena satu alasan “nanti merepotkan atau nanti membuat repot”. Walaupun sikap ini akhirnya dijadikan guyonan ala Gus Dur dengan joke terkenalnya “Gitu aja kok repot”.

Walaupun sikap “ambil jarak” ini sering dipersepsikan salah oleh banyak orang yang kemampuan berpikir jernihnya belum sampai ke sana. Tidak jarang ketidakmunculan atau sikap menjauh ditafsirkan tidak sejalan, bahkan berselisih paham. Akibatnya, muncul spekulasi-spekulasi yang terkadang menyesatkan, sehingga dibangunlah narasi-narasi yang bersifat subjektif irasional.

Banyak di antara kita tidak memahami hakikat  pertemanan yang hakiki. Inilah sebenarnya “sahabat sejati dan sejatinya sahabat” yang sudah sangat langka ditemukan saat ini. Sahabat sejati adalah seseorang yang menunjukkan kedekatan dan loyalitas yang tinggi dalam berbagai situasi. Mereka adalah teman yang selalu ada di saat-saat baik maupun buruk, memberikan dukungan tanpa syarat dan jujur dalam memberikan masukan. Sementara itu sejatinya sahabat mengacu pada makna mendalam dari persahabatan itu sendiri, yang melampaui hubungan sekadar kenalan atau teman biasa. Sejatinya sahabat adalah tentang inti dari hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan, cinta, dan saling pengertian yang kuat.

Justru kini banyak ditemukan “sok dekat sok akrab”, dan seolah paling berjasa untuk minta dikenang sepanjang masa. Entah datang dari langit mana, tahu-tahu sudah ada di barisan depan, dengan semangat mengucapkan selamat sambil berjabat erat. Walau semua orang mengetahui yang bersangkutan selama ini “ngumpet” entah di mana. Sehingga adagium “sedang menjabat semua dekat, setelah selesai lalat-pun minggat” seolah benar adanya.

Editor: Gilang Agusman

Universitas Malahayati dan Penerbit Erlangga Teken MoU Pengembangan Pendidikan dan Penelitian

 

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung Dr. Achmad Farich, dr., M.M, dan Manager PT. Penerbit Erlangga, Linggom Napitupulu, menandatangani Nota Kesepahaman di ruang pasca sarjana Universitas Malahayati, Jumat (21/6/2024).

Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk meningkatkan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi serta mendukung Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Nota Kesepahaman mencakup berbagai aspek kolaborasi antara kedua belah pihak, termasuk pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

“Pengembangan fungsi dan misi masing-masing bidang ilmu pengetahuan menjadi fokus utama kerjasama ini,” kata Dr. Achmad Farich.

Penerbit Erlangga merupakan perusahaan penerbit buku pendidikan ternama di Indonesia sejak tahun 1952, yang memiliki tujuan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dan mendukung kurikulum nasional dengan penerbitan buku-buku berkualitas.

Perjanjian kerjasama yang lebih rinci akan mengatur implementasi Nota Kesepahaman ini dalam waktu dekat. (*)

 

Editor: Asyihin

 

JAGAL

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Minggu yang lalu sebagian besar diantara kita disibukkan dengan penyembelihan hewan kurban. Ternyata untuk menjadi tukang potong kurban atau disebut Jagal; secara berangsur mulai saat ini ditertibkan dengan adanya kuwajiban bersertifikasi bagi petugas pemotong hewan , dan pelaksanaan pensertifikasi-an itu dilakukan oleh unsur atau departemen yang berwenang. Dengan kata lain saat ini untuk menjadi “Jagal” itu tidak bisa sembarangan orang.

Sebelum lebih jauh kita membahas, mari pahamkan terlebih dahulu arti dari “Jagal”; Kata jagal dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, tergantung pada konteksnya. Secara umum, jagal dapat berarti: Penjagal atau Tukang Jagal: Orang yang pekerjaannya memotong atau menyembelih hewan untuk diambil dagingnya. Misalnya, penjagal sapi atau penjagal ayam. Namun ada juga makna negative, yaitu: Pembunuh atau Algojo: Orang yang melakukan pembunuhan, terutama dalam konteks kekerasan atau pembunuhan massal. Ini bisa merujuk pada pelaku kejahatan atau eksekutor hukuman mati. Penggunaan kata “jagal” pada konteks ini sering kali memiliki konotasi negatif, terutama ketika merujuk pada pembunuhan atau kekerasan.

Dinukil dari berbagai sumber, ternyata untuk menjadi jagal sapi kurban itu memiliki syarat, di samping syarat formal memiliki sertifikat untuk itu, ada syarat lain diantaranya: Menjadi jagal sapi kurban, terutama dalam konteks Idul Adha, memerlukan sejumlah persyaratan dan keterampilan khusus. Berikut adalah beberapa syarat yang umumnya harus dipenuhi: Pertama, Pengetahuan Agama: Jagal harus memahami tata cara penyembelihan hewan kurban sesuai dengan syariat Islam. Ini termasuk niat yang benar, doa penyembelihan, dan memastikan hewan dalam kondisi yang memenuhi syarat untuk dijadikan kurban. Kedua, Keterampilan Teknikal: Jagal harus terampil dalam teknik penyembelihan yang sesuai dengan syariat Islam, seperti memotong tiga saluran (urat nadi, tenggorokan, dan esofagus) dalam satu gerakan untuk memastikan hewan cepat mati dan tidak menderita. Ketiga, Kesehatan dan Kebersihan: Jagal harus dalam kondisi kesehatan yang baik dan menjaga kebersihan diri serta alat-alat yang digunakan untuk menyembelih. Penggunaan alat yang tajam dan steril sangat penting untuk memastikan proses penyembelihan higienis. Keempat, Etika dan Kemanusiaan: Penting bagi seorang jagal untuk memperlakukan hewan dengan baik dan tidak menyiksa hewan sebelum disembelih. Hewan harus diperlakukan dengan tenang dan tidak melihat hewan lain yang sedang disembelih. Kelima, Pengalaman dan Latihan: Biasanya diperlukan pengalaman atau pelatihan khusus dalam penyembelihan hewan. Jagal pemula seringkali harus belajar dari yang lebih berpengalaman atau mengikuti pelatihan khusus. Keenam, Kepatuhan pada Peraturan Lokal: Di beberapa tempat, ada peraturan khusus yang mengatur penyembelihan hewan kurban. Jagal harus mematuhi semua peraturan ini, termasuk peraturan tentang tempat penyembelihan dan prosedur pengelolaan limbah.

Dengan memenuhi persyaratan ini, seorang jagal dapat memastikan proses penyembelihan hewan kurban berjalan dengan lancar, aman, dan sesuai dengan syariat Islam.

Kegiatan jagal hewan itu secara kasat mata sangat tampak; tetapi sejatinya kita bisa menjadi jagal pada diri kita sendiri, yaitu manakala kita menggibah atau membicarakan keburukan orang lain. Perbuatan menjadi jagal diri ini tidak banyak orang menyadari, sebab kegiatan menggibah seolah sangat ringan dan mudah untuk dilakukan. Padahal Tuhan sudah berpesan manakala kita membicarakan kejelekan atau aib orang lain, itu adalah sama dengan menukarkan amal kita dengan dosa orang lain, dan ini berarti kita menjadi Jagal bagi diri kita sendiri.

Menjadi jagal bagi diri sendiri ini bisa melanda siapa saja, tidak melihat pangkat dan jabatan; oleh karena itu sebaiknya kita selalu waspada karena setan sangat suka bahkan siap menjadi teman bagi mereka yang ahli gibah. Bagaimana untuk menghindari diri dari bergibah; Filsafat Jawa mengajarkan dengan menggunakan “sanepo” Turonggo Catur Narik Kreta Kencana”; maksudnya; Secara harfiah, istilah ini dapat diterjemahkan sebagai “Empat kuda menarik kereta kencana”. Filosofi ini menggambarkan bagaimana berbagai aspek kehidupan harus seimbang dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mulia, diibaratkan dengan kereta kencana yang merupakan simbol kemuliaan atau tujuan yang tinggi.

Berikut adalah penjabaran dari falsafah ini: Turonggo (Kuda) Catur (Empat): Menggambarkan empat aspek utama yang harus dijaga keseimbangannya dalam hidup. Dalam konteks budaya Jawa, ini bisa diinterpretasikan sebagai: Pertama, Raga (Tubuh/Fisik): Kesehatan dan kekuatan fisik harus dijaga agar mampu menjalankan aktivitas sehari-hari. cara melakukannya adalah makanlah makanan yang halal lagi baik, dengan cara itu badan akan sehat secara lahiriah dan batiniah. Kedua, Rasa (Perasaan/Emosi): Keseimbangan emosi penting untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin. Caranya adalah bersibuklah dengan kekurangan diri, bukan menyibukkan membicarakan kekurangan orang lain. Dengan cara inilah kita akan menemukan “sejatinya hidup dan hidup sejati”; karena selalu terhubung dan menghubungkan diri dengan Sang Maha Pencipta. Ketiga, Cipta (Pikiran/Intelektual): Pemikiran yang jernih dan pengetahuan yang cukup diperlukan untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Sehingga semua keputusan yang diambil dilakukan secara adil dan dengan tidak melukai perasaan orang lain. Keempat, Karsa (Keinginan/Kehendak): Keinginan dan tekad yang kuat diperlukan untuk mencapai tujuan dan mengatasi tantangan; terutama yang berkaitan dengan keluhuran budi dengan selalu berpegang teguh pada ajaran agama. Kelima, Narik (Menarik): Menggambarkan usaha atau kerja keras yang dilakukan oleh empat aspek tadi untuk mencapai tujuan. Setiap aspek harus bergerak dan berkontribusi secara seimbang untuk menarik kereta kencana menuju syurgaNYA Sang Kholik. Kreta Kencana (Kereta Kencana): Simbol dari tujuan hidup yang mulia, kesuksesan, dan kebahagiaan. Ini adalah pencapaian akhir yang diharapkan dalam hidup, baik dalam aspek material maupun spiritual.

Dengan demikian, falsafah ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dan sinergi antara berbagai aspek kehidupan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ini merupakan panduan yang holistik dan komprehensif dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan yang sejati.

Mari kita untuk tidak menjadi Jagal bagi diri sendiri, apalagi orang lain; karena sebesar biji zarah-pun dosa dan amal kita akan dimintai pertanggungjawaban di depan pengadilan abadi kelak.

Salam Waras. (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Universitas Malahayati Gelar Monev Pasca Akreditasi Prodi DIII Anafarma

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung mengadakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pasca Akreditasi Program Studi DIII Analisis Farmasi dan Makanan, Jumat, (21/6/2024).

Kegiatan ini dibuka langsung Wakil Rektor I, Dr. (Cand) Muhammad S. Kom, M.M.

Dalam sambutannya, Dr. (Cand) Muhammad menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari evaluasi setelah proses akreditasi Prodi DIII Analisis Farmasi dan Makanan (Anafarma) yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.

“Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa program studi kita dapat terus meningkatkan kualitasnya sesuai dengan rekomendasi para asesor,” ujar Dr. (Cand) Muhammad.

Asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes), Prof. Dr.rer.nat. Dian Handayani, Apt., dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan Monev untuk memantau implementasi saran yang diberikan saat proses akreditasi.

“Dengan Monev ini, kita akan memantau apakah prodi dapat melaksanakan hal-hal yang sudah disarankan oleh para asesor saat proses akreditasi. Dalam kesempatan ini kita akan berdiskusi agar TOR akreditasi yang bapak ibu susun akan lebih maksimal ke depannya,” ucap Prof. Dian.

Prof. Dian juga menjelaskan bahwa proses Monitoring dan Evaluasi pasca akreditasi dilakukan setiap tahun selama kurun waktu lima tahun masa akreditasi program studi.

“Sekurang-kurangnya tiga tahun setelah terakreditasi bagi semua program studi dengan peringkat Unggul/A, dua tahun setelah terakreditasi bagi program studi dengan peringkat Baik Sekali/B, dan satu tahun setelah terakreditasi bagi program studi dengan peringkat Baik/C,” jelasnya.

Pada kegiatan ini, Prof. Dian memaparkan hasil monitoring dan evaluasi terkait proses akreditasi DIII Anafarma yang telah dilaksanakan sebelumnya. Hasil Monev ini menjadi bahan diskusi dan akan dituangkan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh kedua pihak. (*)

 

Editor: Asyihin

Rektor Universitas Malahayati Hadiri Serah Terima Jabatan PJ Gubernur Lampung

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., turut hadir dalam acara serah terima jabatan Gubernur Lampung yang berlangsung di Gedung Mahan Agung, Kota Bandar Lampung, Kamis (20/6/2024).

Acara tersebut menandai peralihan jabatan dari Pejabat Harian (Plh) Ir. Fahrizal Darminto, M.A. kepada Pejabat (Pj) Gubernur Lampung yang baru, Dr. Drs. Samsudin, SH., MH., M.Pd.

Selain itu, pada kesempatan yang sama, juga dilaksanakan serah terima jabatan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung dari Plh kepada Pj. Ketua yang baru.

Kegiatan tersebut berlangsung khidmat dan dihadiri oleh berbagai pejabat penting di Provinsi Lampung, termasuk Ketua DPRD Provinsi Lampung, Kapolda Lampung, Danrem 043/Gatam, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, Ketua Pengadilan Tinggi Agama, serta para Bupati dan Wali Kota se-Provinsi Lampung, dan para rektor.

Dalam acara tersebut, Dr. Achmad Farich berkesempatan untuk berjabat tangan langsung dengan Dr. Drs. Samsudin, SH., MH., M.Pd., serta menyampaikan ucapan selamat atas pelantikannya sebagai Pj. Gubernur Lampung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Rektor Universitas Malahayati juga menyatakan komitmen universitas untuk mendukung program-program Pj. Gubernur, terutama dalam bidang pendidikan.

“Universitas Malahayati siap mendukung program-program Pj. Gubernur terutama dalam bidang pendidikan. Semoga Pj. Gubernur saat ini dapat menjalankan tugas dengan baik dan melanjutkan pembangunan yang lebih maju,” ucap Dr. Achmad Farich.

Sementara itu, dalam Sambutannya, Fahrizal Darminto menjelaskan bahwa dirinya menjadi Plh Gubernur Lampung berdasarkan keputusan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengisi kekosongan setelah masa jabatan Gubernur Arinal Djunaidi habis pada 12 Juni 2024 lalu.

“Mendagri menugaskan Sekretaris Daerah sebagai Plh terhitung mulai tanggal 13 hingga 19 Juni 2024, itulah kenapa sertijab ini dilakukan dari Plh kepada Pj,” jelas Fahrizal Darminto. (*)

 

Editor: Asyihin

Muhammad Putra Pratama Mahasiswa Universitas Malahayati, Raih Juara 3 Essay Ajang Gebyar Ekbis 2024

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Muhammad Putra Pratama (23410170) Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati yang berhasil Menjadi Juara 3 Essay dalam Acara Gebyar Ekbis 2024. Acara ini diselenggarakan oleh HMJ Ekonomi dan Bisnis Politeknik Negeri Lampung, 01 Juni 2024.

Gebyar Ekbis 2024 Politeknik Negeri Lampung adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Jurusan Ekonomi dan Bisnis di Politeknik Negeri Lampung. Acara ini berisi berbagai kegiatan, termasuk penyerahan apresiasi kepada mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik dan finalisasi rencana kerja serta penggunaan anggaran jurusan

Lomba Essay dalam Acara Gebyar Ekbis 2024 di Politeknik Negeri Lampung adalah kompetisi menulis esai yang diselenggarakan untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Lomba ini bertujuan untuk mendorong pemikiran kreatif dan analitis serta memperluas pemahaman tentang isu-isu ekonomi dan bisnis terkini.

Putra mangucapkan rasa syukur dan bangga atas raihan ini.”Alhamdulilah ini menjadi suatu kebanggaan bagi saya bisa berkesempatan untuk menjadi Juara 3 diajang acara Gebyar Ekbis 2024 Politeknik Negeri Lampung,” ucapnya.

Dengan mengikuti Lomba Essay ini, Putra dapat mengembangkan diri  dalam bidang penulisan, dan memperluas wawasan tentang ekonomi dan bisnis. “Mengikuti lomba ini memberikan pengalaman berkesan, dan ini adalah pengalaman pertama dalam mengikuti Lomba Essay,” katanya.

Tak lupa Putra mengucapkan terimakasih atas support dan dukungan dari kampus Universitas Malahayati, keluarga, dosen dan teman-teman. “Saya berharap agar kedepannya saya dapat menorehkan kembali prestasi diajang berikutnya dan dapat mengharumkan nama baik Universitas Malahayati,” ujarnya.

Editor: Gilang Agusman

 

Teori Magnet dari 7 Tipe, Anda Tipe Apa Ketika Sang Plt Dilantik

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Begitu mendapatkan bocoran akan dilantiknya petinggi tertinggi di provinsi ini, maka berbondong-bondonglah tukang bunga papan, sebagai perpanjangan dari individu atau lembaga yang ingin memberikan ucapan selamat.

Seolah berkejaran dengan waktu, mereka berebut posisi tempat meletakkannya agar papan bunga dibaca langsung oleh yang dilantik setibanya di Kota Bandarlampung.

Belum lagi individu atau perseorangan, baik berbaju pribadi maupun organisasi, berebut mendampingi yang akan dilantik, minimal bersalaman kemudian diabadikan melalui ponsel, langkah lanjut disebar ke seluruh penjuru angin agar tampak bahwa dirinya dekat dengan pejabat yang dilantik.

Kondisi ini meminjam istilah ilmu Fisika Kuantum mereka sedang memainkan teori medan magnet. Merasa diri dekat, atau paling tidak membangun citra diri agar terlihat dekat, kemudian ambil manfaat.

Secara teori apa itu teori magnet dalam ilmu sosial, berdasarkan dari berbagai sumber memiliki batasan sebagai berikut: Teori magnetik sosial memberikan kerangka kerja untuk memahami interaksi sosial dan dinamika kelompok dengan menggunakan analogi medan magnet.

Ini membantu menjelaskan bagaimana hubungan sosial terbentuk, bagaimana pengaruh didistribusikan, dan bagaimana perubahan sosial terjadi.

Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita dapat mengaplikasikan konsep-konsep ini dalam berbagai konteks untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama dalam masyarakat.

Berdasarkan telusuran digital, ternyata ditemukan sub-teori yang biasa digunakan dalam interaksi sosial berpola kuantum, yang menyatakan: Keterhubungan Sosial (Social Connectivity) itu bisa berbentuk dua pola.

Pola Pertama Jaringan Sosial: Individu dan kelompok saling terhubung dalam jaringan sosial, di mana “kekuatan magnetik” dapat dianggap sebagai kekuatan hubungan atau ikatan sosial.

Pola Kedua Pusat Pengaruh: Seperti kutub magnet, beberapa individu atau kelompok memiliki pengaruh lebih besar dalam jaringan sosial, menarik lebih banyak orang atau kelompok di sekitar mereka.

Atas dasar ini maka satu minggu sampai satu bulan kedepan pejabat yang dilantik akan menjadi “gula sosial” yang dicari oleh para “semut sosial” dengan berbagai motif, baik terselubung maupun terang-terangan.

Oleh karena itu, pejabat yang dilantik harus sangat hati-hati menghadapi semut-semut ini, karena jenis-jenis semut itu bermacam-macam.

Berikut ini adalah beberapa jenis semut sosial yang dikenal, beserta beberapa informasi tentang karakteristik dan perilaku mereka:

(1). Semut Pemotong Daun (Leafcutter Ants).

Karakteristik:Terkenal karena kemampuan mereka memotong daun dan membawanya kembali ke sarang. Mereka tidak memakan daun secara langsung tetapi menggunakan daun tersebut untuk menumbuhkan jamur, yang kemudian menjadi makanan mereka. Tipe individu seperti ini memanfaatkan hubungan dengan pejabat yang dilantik guna menyelamatkan usahanya atau perusahaannya dari gempuran peraturan. Mereka tidak langsung memanfatkan tetapi menggunakan cara cerdas guna menyelamatkan perusahaannya.

(2). Semut Tentara (Army Ants).

Karakteristik: Dikenal karena gerakan mereka yang agresif dan terkoordinasi dalam mencari makan. Mereka tidak memiliki sarang permanen dan terus mencari mangsa tanpa henti yang penting makan hari ini. Bayangkan jika ini berada pada lingkungan pejabat yang baru dilantik, tentu sangat membahayakan.

(3). Semut Penggembala (Weaver Ants).

Karakteristik: Membuat sarang dengan menjahit daun bersama menggunakan sutra yang dihasilkan oleh larva mereka. Sangat teritorial dan akan mempertahankan daerah mereka dengan agresif. Tipe manusia difensif ini akan terlihat pada mereka yang menjaga marwah, sehingga tampak mengambil jarak untuk jaga image, walaupun dalam hati ..”nyak hago munih”…

(4). Semut Pemakan Daging (Fire Ants).

Karakteristik: Dikenal karena sengatannya yang menyakitkan dan beracun. Sangat agresif dan cepat merespons ancaman terhadap kawanan mereka. Kelompok ini ada diatap yang sama pejabat yang dilantik; karena mereka punya “gang” yang solid dan super hati-hati jika berhadapan pejabat baru. Jika dirasa mengancam keberadaan mereka, maka tidak segan untuk mengeluarkan jurus penyelamat dari yang halus sampai yang kasar mereka punya.

(5). Semut Tukang Kayu (Carpenter Ants).

Karakteristik: Membuat sarang dengan menggali kayu, tetapi tidak memakan kayu seperti rayap. Lebih suka kayu yang sudah lunak atau membusuk, tetapi bisa juga menyerang struktur kayu di bangunan manusia. Manusia tipe ini tampak luar baik sekali, namun sebenarnya penebar racun yang tanpa ampun.

(6). Semut Madu (Honey Ants).

Karakteristik: Beberapa anggota koloni, yang dikenal sebagai “repletes,” menyimpan makanan dalam tubuh mereka yang membengkak dengan cairan manis untuk memberi makan koloni selama masa kelangkaan makanan. Kalau pada manusia inilah tipe kuruptor sejati, dan dengan caranya dia akan membuat jebakan agar pejabat yang baru dilantik masuk dalam lingkarannya untuk dihisap sampai kering.

(7). Semut Firaun (Pharaoh Ants).

Karakteristik: Sangat kecil dan sering ditemukan di dalam rumah atau bangunan manusia. Dapat membentuk banyak sarang yang saling terhubung dalam satu area. Sering menjadi hama yang sulit diberantas. Jaringan sosial ini ada di bawah meja yang dilantik, tidak segan memanfaatkan keluarga, orang dalam, untuk mengambil keuntungan sekecil apapun dari pejabat yang dilantik.

Melalui tulisan ini, penulis hanya mengingatkan kepada para semut, biarkanlah pejabat tadi berkriprah membangun daerah ini, karena waktu untuknya sangat sedikit. Jika baik hari ini mudah-mudahan akan baik seterusnya.

Editor: Gilang Agusman

Wajah Berkriteria

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Pagi menjelang siang disalah satu ruang kuliah lantai lima Gedung Rektorat dijadikan tempat ruang kerja sementara dalam rangka akreditasi salah satu program studi di universitas kebanggaan ini. Kebetulan hari itu salah seorang dosen ada yang ulang tahun, acara sederhana makan nasi bakar bersama digelar; tentu diiringi dengan riuh rendah suara laskar terkuat di dunia (untuk gelar pasukan emak-emak). Dan, ada acara wajib bagi mereka jika sudah berkumpul yaitu berswafoto. Moment inilah yang membuat makin serunya suara laskar ini dengan segala gaya ditampilkan, salah satu komentar yang ditulis pada alat gaget saat menatap wajah mereka adalah seperti judul di atas. Tentu diikuti derai tawa yang lepas seolah tanpa beban, padahal mereka sedang berjuang dan mengerjakan pekerjaan yang sangat berat secara institusi.

Kita tinggalkan keriuhan pasukan sakti tadi, dan melihat daftar nama dan setumpuk berkas orang orang muda yang konon akan masuk list sebagai pasukan inti pada satu lembaga di negeri ini, yang kebetulan penulis dimintai pertimbangan dengan membaca kurikulum vitae mereka. Tentu sebagai seorang ilmuwan yang tanpa beban dan kepentingan, membaca semua itu dengan kepala dingin; karena yakin pertimbangan akademik untuk saat ini akan kalah dengan pertimbangan kepentingan politik dan kekuasaan. Hanya karena menghormati teman yang meminta bantuan, pekerjaan sukarela tadi dilakukan dengan sebaik-baiknya; serta sudah diwanti-wanti oleh penulis, jika pekerjaan itu dihargai dengan rupiah maka mohon cari orang lain saja. Saat melihat daftar ada nama “Bayu ……… (lanjutannya tidak ditulis, demi menjaga kode etik).”; dan begitu dibaca asalmuasal kedua orang tua, ternyata Bapak dari Kota Baturaja, ibu dari Kota Sekayu; maka anaknya diberi nama “Bayu” singkatan dari Baturaja-Sekayu, dan saat menatap foto yang ada mirip dengan putra jawa kelahiran sumatera. Peristiwa ini mengingatkan nama daerah transmigrasi yang pernah kami survai bersama Prof. Muhajir Utomo saat kami masih sama sama menjadi mahasiswa pada tahun 1977 guna menyiapkan lahan pemukiman; daerah antara Baturaja-Martapura, sehingga daerah ini diberi nama “Daerah Transmigrasi Bartumarta”. Maka sempurnalah apa yang dikatakan oleh pasukan emak-emak di atas bahwa nama dan wajah memiliki kreteria tersendiri.

Pantas saja teman yang meminta tolong untuk membuat rekomendasi sedikit mengalami kesulitan dalam membaca wajah, nama, dan latarbelakang keluarga; manakala hanya menggunakan referensi tertentu saja. Hal ini juga mengingatkan peristiwa dua puluh tahun yang lalu saat menjadi anggota senat universitas negeri ternama didaerah ini; menghadiri acara wisuda, dan pimpinan perguruan tinggi yang duduk disamping bebisik…”mas…nama mu dan nama ku…dua puluh tahun yang akan datang tidak ada lagi diperedaran”…. Beliau sambil tertawa tetapi serius. Dan guyonan beberapa puluh tahun lalu itu, saat ini benar adanya.

Pada saat sekarang secara diam tetapi begerak, ada team yang sedang bekerja menyiapkan kabinet bersama orang-orangnya. Team ini terdiri dari para pendukung berat pemenangan saat pemilihan umum yang lalu. Mereka sedang menjaring dan menyaring orang yang diajukan oleh para simpatisan, terutama dari partai politik pendukung; dengan menyertakan kurikulum vitea serta foto wajah berikut riwayat hidup singkat tapi lengkap. Team inilah yang sekarang sedang memandang wajah dengan penuh kreteria; tentu kreteria sesuai selera dan harapan mereka.
Kita hanya bisa berharap semoga team ini bisa mencermati Singa berbulu Domba, karena yang seperti ini baik tampaknya, rakus sifatnya. Sebelum menjadi tampak alim setelah menjadi seperti serigala lapar, semua mau di korupsi dan menjadi sangat lalim. Hal seperti ini kita dapat belajar dari masa lalu berapa banyak menteri, dirjen, direktur, rektor, kepala daerah yang masuk penjara karena korupsi. Terlepas apakah korupsinya itu terencana atau sengaja. Semua semula tampak baik baik, bahkan alim bahkan santun, namun ternyata rakusnya bukan main, bisa dibayangkan korupsi berjamaah dengan angka 18 digit. Anehnya lagi begitu tertangkap dan menghadiri persidangan, mereka menggunakan baju koko berkopiah layaknya santri alim; padahal sebenarnya mereka zalim.

September mendatang kita akan menemukenali wajah berkreteria yang berubah menjadi wajah penuh makna. Semoga mereka dapat membawa negeri ini kepada yang lebih baik; soal perbedaan itu merupakan kewajaran, namun kebersamaan adalah sesuatu keharusan. Negeri ini dibangun tidak dengan waktu satu malam seperti Bandungbondowoso membangun candi Jonggrang; tetapi memerlukan waktu dan proses yang lama, penuh luka dan air mata; walau juga diselah ada tawa dan gembira. Salam Waras.

Editor: Gilang Agusman

Universitas Malahayati Bandar Lampung Salurkan 1300 Paket Daging Qurban

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung menyalurkan 1300 paket daging Qurban kepada anak yatim binaan, karyawan, dosen, serta warga masyarakat sekitar kampus, Senin (17/6/2024)

Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya tahunan universitas untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan di sekitar lingkungan kampus.

Daging Qurban yang dibagikan berasal dari sumbangan keluarga besar universitas, termasuk yayasan, rektorat, dosen, dan tenaga pendidikan.

“Tahun ini kami berqurban dengan harapan dapat berbagi keberkahan Idul Adha kepada sesama. Semoga ini menjadi amal yang diterima di sisi Allah SWT,” ucap Rektor.

Panitia penyembelihan Hewan Qurban, Sutikno, S. Pd.I., M. Pd.I., menjelaskan bahwa tahun ini Universitas Malahayati menyembelih total 11 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Daging Qurban tersebut disalurkan kepada 1300 penerima yang telah terdaftar.

“Kami berdoa agar semua yang berkurban mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT, dan semoga daging Qurban ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” tambahnya.

Salah satu pengqurban, Tarmizi, SE., M. Akt., mengatakan bahwa tahun ini dia dan keluarga berqurban dengan satu ekor sapi. Tarmizi berharap daging yang dibagikan dapat dinikmati bersama oleh para anak yatim dan warga sekitar.

“Semoga tahun depan kami diberikan kelapangan rezeki sehingga bisa berqurban lagi,” harapnya.

Berikut adalah nama-nama pengqurban sapi, antara lain: Keluarga Dr. Achmad Farich, dr., M.M., Elly Hasiati, Dewi Fadilasari, Fadli Hakim, Desta Fercillia, Nabil Makarim Martadireja, Athar Faiz Martadireja, serta Keluarga Tarmizi S.E, M.Ak, Maisaroh, Radiktia El Shirazy, Rally Okta Hadinata, Muhammad Jakfar, dan Khairan.

Selanjutnya, nama-nama pengqurban termasuk Keluarga Marzuki, Nurbayani Mahmud, Rayyan YM Bintang, Subhan YM Bintang, Sheyla Ferara, Al Fayyadh Bintang, Zea Maryam Bintang, kemudian keluarga Adrian Rival Djamil, Leni Agustina, Djibril Attrash Adrian, Jasmine Princess Adrian, Jauza Malaika Adrian, Muhammad Yusuf, dan Suryani.

Kemudian, keluarga Asmar Wisnu Pulungan, Hotnida Batubara, Sulastri, Adhi Marihot Pardamean Pulungan, Neno Fitriyani Hasbie, Sarah Alisha Fitrinauli Pulungan, Muhammad Umar Hussein Hotmartua Pulungan, kemudian keluarga M. Ibnu Sina, Chyntia Giska, Onya, Yuliningsih, Slamet, Arlan, dan Azizah Sela Yulianti.

Selanjutnya, keluarga Harmani, Rahmi, Rika Mulia, Rifki Riadi, Aulia Yusman Yusuf, Warhamni Rahimi, dan Razky Al Fatan, serta keluarga R. Agung Efriyo Hadi, Eli Zuana, Eflina Balqis Hadi, Rania Najwa Hadi, dan Raina Kalila Hadi.

Selanjutnya keluarga Ruslan Junaidi, Fauzana, Omar Arrazi, Ruzain Shanakhyar, dan Razeta Serafina.

Terakhir, Hj. Nurbaiti, H. Bernas Yuniarta, Prima Ulfa, Muhammad Abizar, H.M. Djapilus, Hj. Masyani, dan Hj. Syarifah Rabiah, serta keluarga Muhammad, S.Kom. M.M.

Sementara itu, untuk pengqurban kambing, diantaranya, Nizar Arifin dan Zainal Arifin. (*)

Editor : Asyihin

Libur dan Cuti Bersama Hari Raya Idul Adha 1445 H

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah. Dengan ini diberitahukan kepada seluruh Civitas Akademik Universitas Malahayati bahwa kegiatan akademik dan administrasi diliburkan terhitung mulai tanggal 17 – 18 Juni 2024. (gil/humasmalahayatinews)