Seminar Kesehatan di RS Natar Medika: Inovasi Perawatan Luka Diabetes Mellitus melalui Penelitian Dwi Marlina Syukri, PhD dan Tim

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Rumah Sakit Natar Medika Lampung sukses menggelar Seminar Kesehatan dengan tema “Perawatan Luka pada Pasien Diabetes Mellitus”, yang dihadiri oleh sekitar 100 peserta, termasuk tenaga medis, akademisi, serta masyarakat umum. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai manajemen luka diabetik yang menjadi salah satu tantangan terbesar dalam perawatan pasien diabetes.

Sebagai narasumber utama, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Dwi Marlina Syukri, PhD, tampil memukau dengan pembahasan inovatif mengenai optimalisasi perawatan luka pada pasien diabetes, khususnya dengan menggunakan produk penelitian yang ia kembangkan bersama timnya, yang terdiri dari Dr. Mala Kurniati dan Dr. Tessa Sjahriani, dr., M.Kes. Dalam presentasinya, Dr. Marlina Syukri menyoroti peran penting teknologi terbaru, seperti bahan aktif biogenik dan nanopartikel, dalam mempercepat penyembuhan luka pada pasien diabetes.

“Perawatan luka pada pasien diabetes bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga soal bagaimana kita bisa mengoptimalkan proses penyembuhan menggunakan teknologi yang tepat. Kami mengembangkan produk berbasis penelitian yang dapat mempercepat regenerasi jaringan dan mengurangi risiko infeksi,” ungkap Dr. Marlina Syukri di hadapan peserta seminar.

Selain Dr. Marlina Syukri, seminar ini juga menghadirkan dua narasumber ahli lainnya, yaitu dr. Firhat Esfandiari, seorang spesialis penyakit dalam yang berpengalaman dalam menangani diabetes, serta dr. Darul Aswan, seorang dokter bedah yang memiliki pengalaman luas dalam penanganan luka kronis akibat komplikasi diabetes.

dr. Firhat Esfandiari mengupas faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien diabetes, termasuk pengaturan kadar gula darah yang sangat krusial. Sementara itu, dr. Darul Aswan menekankan pentingnya pendekatan medis yang tepat waktu dan multidisiplin untuk menghindari komplikasi serius seperti infeksi dan amputasi pada pasien luka diabetik.

Seminar ini juga mencakup sesi interaktif yang melibatkan peserta, di mana banyak yang mengajukan pertanyaan seputar tantangan dalam perawatan luka diabetik, baik di rumah sakit maupun di rumah. Para narasumber sepakat bahwa edukasi kepada pasien dan keluarga merupakan kunci utama dalam mencegah luka semakin parah, serta menghindari komplikasi yang dapat mengancam nyawa.

“Untuk mencegah luka semakin memburuk, penting bagi pasien dan keluarganya untuk selalu menjaga kebersihan luka, memantau kadar gula darah, dan mengikuti prosedur perawatan yang tepat,” tambah Dr. Marlina.

Dengan terselenggaranya seminar ini, Rumah Sakit Natar Medika Lampung berharap agar tenaga medis dan masyarakat di wilayah Lampung semakin teredukasi mengenai pentingnya perawatan luka diabetik yang benar. Semoga upaya ini dapat membantu menurunkan angka komplikasi akibat diabetes, seperti infeksi dan amputasi, serta meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes.(gil)

Editor: Gilang Agusman

Program Studi Manajemen Universitas Malahayati Ikuti Monev Penelitian dan Pengabdian 2024

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Manajemen Universitas Malahayati telah mengikuti Monitoring dan Evaluasi (Monev) Internal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024 pada Selasa, 18 Februari 2025, yang diselenggarakan di Ruang LPPM Universitas Malahayati.

Dalam kegiatan ini, Prodi Manajemen diwakili oleh PIC Bidang Penelitian, Amril Samosir, S.Kom., M.T.I., dan PIC Bidang Pengabdian, Reza Hardian Pratama, S.E., M.M., serta didampingi oleh Sekretaris Prodi, Euis Mufahamah, S.E., M.Ak., dan Ketua Prodi, Dr. Febrianty, S.E., M.Si.

Monev ini dipimpin oleh Prof. Erna Listyaningsih, S.E., M.Si., Ph.D., sebagai asesor penelitian, yang mengevaluasi berbagai capaian penelitian yang telah dihasilkan Prodi Manajemen. Adapun penelitian yang dinilai meliputi: 1 Penelitian Dosen Pemula (PDP), 4 Penelitian Fundamental, 1 Penelitian Katalis, 1 Penelitian Disertasi Doktor, 43 penelitian dosen yang telah dipublikasikan dalam jurnal internasional dan nasional terindeks, 12 luaran Buku Ajar, 4 Hak Kekayaan Intelektual (HKI), 4 luaran lainnya

Di sisi lain, aspek Pengabdian kepada Masyarakat dinilai oleh Eka Yudha Chrisanto, S.Kep.Ners., M.Kep., dengan beberapa capaian sebagai berikut: 1 Pengmas Kompetitif Nasional skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM), 1 Pengmas Kompetitif Non-Ditlitabmas, 15 Publikasi jurnal pengabdian kepada masyarakat, 1 Buku Ajar, 1 Hak Kekayaan Intelektual (HKI), 7 luaran lainnya

Dr. Febrianty, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen, menyampaikan bahwa peningkatan kinerja penelitian dan pengabdian tahun ini menjadi motivasi bagi para dosen untuk terus mengembangkan mutu Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Capaian ini menunjukkan progres yang positif dibandingkan tahun sebelumnya. Kami berharap hal ini dapat terus meningkatkan kualitas akademik dosen, mendukung kenaikan jabatan fungsional, serta berkontribusi dalam menentukan klasterisasi perguruan tinggi ke depan,” ungkapnya.

Dengan hasil monev yang baik, Prodi Manajemen Universitas Malahayati semakin optimis untuk terus meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sejalan dengan visi universitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi nyata bagi masyarakat. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Terjun Langsung dalam Program Based Learning di Dusun 3 Batumenyan Baru

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati kembali membuktikan komitmennya dalam upaya penanggulangan permasalahan kesehatan masyarakat. Melalui Program Based Learning (PBL), mereka terlibat langsung dalam pemetaan dan penyelesaian berbagai isu kesehatan di Dusun 3 Batumenyan Baru, Desa Sukajaya Lempasing, Kabupaten Pesawaran.

Kegiatan PBL kali ini melibatkan Kelompok 3 yang terdiri dari delapan mahasiswa: Hendra Darmawan, Nina Sunartini, Natasya Desty Syafitri, Ludiantika Gusrevindo, Kiki Maulana, Ani Kurniawati, Ayu Lestari Rahma Yanti, dan Falendha Nadesha. Mereka berfokus pada permasalahan kesehatan yang mengancam wilayah pesisir, termasuk pengelolaan sampah, tempat pembuangan sampah (TPS), dan saluran pembuangan air limbah (SPAL).

Melalui survei dan wawancara dengan 100 responden, ditemukan bahwa hipertensi merupakan penyakit dengan jumlah kasus tertinggi di dusun tersebut. Namun, permasalahan lingkungan seperti minimnya fasilitas TPS dan kebiasaan membuang sampah sembarangan juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesehatan masyarakat. Infrastruktur pengelolaan sampah yang belum optimal menyebabkan peningkatan risiko penyakit seperti demam berdarah, diare, dan infeksi kulit.

Setelah pemetaan masalah, mahasiswa bersama pembimbing kelompok, Syafik Arisandi, M.Kes, langsung menggelar kegiatan promosi kesehatan dan upaya preventif. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyusunan Planning of Action (POA) yang mencakup pemberian penyuluhan terkait pengelolaan sampah.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa menghadirkan narasumber dari Ketua Pengurus TPS setempat yang berbagi wawasan tentang pentingnya pengelolaan limbah yang baik. Diskusi interaktif antara mahasiswa, pemateri, dan warga menghasilkan pemahaman yang lebih baik mengenai bahaya sampah yang tidak terkelola dengan baik serta solusi yang bisa diterapkan dalam jangka panjang.

Syafik Arisandi, M.Kes, memberikan apresiasi atas antusiasme mahasiswa dan keterlibatan aktif masyarakat dalam program ini. “Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari implementasi Program Based Learning yang mengedepankan kolaborasi antara akademisi dan masyarakat. Saya sangat bangga melihat dedikasi mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya,” ujarnya.

Hendra Darmawan, mewakili mahasiswa, menambahkan bahwa mereka berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Kami ingin melihat kualitas kesehatan masyarakat semakin meningkat, terutama dalam pengelolaan sampah yang lebih baik. Upaya yang kami lakukan hari ini adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” katanya.

Pada akhir kegiatan, mahasiswa dan warga menggelar sesi perpisahan dengan foto bersama serta penyerahan cendera mata sebagai ungkapan terima kasih atas partisipasi aktif warga.

Kegiatan PBL ini membuktikan bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menciptakan solusi yang nyata dan berkelanjutan. Dengan pendekatan edukatif dan aksi langsung, mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati telah menunjukkan bahwa perubahan dimulai dari kepedulian dan aksi nyata di lapangan. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Tanggapi Masalah Kesehatan Masyarakat Dusun 06 Lewat Program Based Learning

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati menggelar kegiatan Program Based Learning (PBL) di Dusun 06 (Sukabumi I), Desa Sukajaya, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dan memberikan solusi praktis untuk mengatasinya. PBL adalah pendekatan pembelajaran berbasis proyek nyata yang mengedepankan keterampilan praktis, pemecahan masalah, dan penerapan pengetahuan di lapangan.

Kegiatan ini melibatkan enam mahasiswa: Dyah Gaby Kesuma, Eko Supriyanto, Reizka Aynun Syafani, Dea Putri Eigestiene, Ratih Puspitarini, dan Febi Susanto. Dusun 06, yang memiliki luas 650 Ha dan jumlah penduduk sekitar 1.172 jiwa, menghadapi sejumlah masalah kesehatan yang cukup kompleks. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai buruh harian lepas, dan kondisi lingkungan yang padat penduduk memperburuk isu kesehatan di daerah ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 100 responden, mahasiswa berhasil mengidentifikasi lima masalah kesehatan utama yang menjadi prioritas di Dusun 06, yaitu: tingginya angka perilaku merokok, meningkatnya penyakit hipertensi, tingginya angka penyakit TBC, angka gangguan jiwa yang tinggi, serta masalah kebersihan lingkungan terkait tempat sampah rumah tangga yang tidak tertutup.

Dosen pembimbing, Fitri Ekasari, M.Kes, bersama mahasiswa, langsung melakukan intervensi melalui promosi kesehatan dan upaya preventif. Salah satu kegiatan utama adalah penyuluhan mengenai bahaya merokok yang dipandu oleh Dyah Gaby Kesuma. Dalam penyuluhan ini, mahasiswa menggunakan pendekatan berbasis wawancara untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok di kalangan masyarakat setempat.

Cerita Dari Lapangan: Bapak Hidayat, seorang tokoh pemuda di Dusun 06, menceritakan pengalamannya tentang merokok. “Saya pernah berhenti merokok karena sesak napas, tapi setelah sembuh, saya kembali merokok karena pengaruh lingkungan,” ungkapnya. Hal serupa juga dialami oleh Bapak Saiman, yang mengakui bahwa meski tahu bahaya rokok, ia tetap melanjutkan kebiasaan merokok karena faktor sosial di sekitarnya. “Kalau tidak merokok, mulut saya terasa pahit,” ujarnya.

Dalam fokus grup diskusi (FGD) yang diadakan dengan para remaja perokok aktif, sebagian besar peserta mengaku mengetahui bahaya rokok, namun memilih untuk tetap merokok karena ketagihan dan ingin terlihat keren. “Kalau nggak ngerokok, nanti dijauhin teman-teman,” kata Maulana, salah satu peserta. Endi, yang sempat berhenti merokok dua bulan karena sesak napas, juga kembali merokok setelah sembuh. “Meskipun ingin berhenti, saya ikut lagi karena teman-teman merokok,” ujarnya.

Usai FGD, Dyah Gaby Kesuma memberikan edukasi tentang upaya berhenti merokok. Ia menekankan pentingnya tekad yang kuat untuk berhenti dan memperkenalkan program konseling berhenti merokok yang disediakan oleh puskesmas setempat.

Dukungan Dosen Pembimbing: Fitri Ekasari, M.Kes, merasa bangga dengan pencapaian mahasiswa dalam menerapkan PBL. “Ini adalah bentuk kolaborasi nyata antara akademisi dan masyarakat. Saya sangat bangga melihat antusiasme mahasiswa dalam menghadapi tantangan kesehatan di Dusun 06,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pentingnya berhenti merokok guna menjaga kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan.

Harapan Masyarakat: Atta Jumata, Kepala Dusun 06, menyampaikan terima kasih kepada Universitas Malahayati atas pelaksanaan PBL di wilayahnya. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok. Kami berharap program ini bisa berlanjut dan lebih banyak masyarakat yang bisa ikut serta,” katanya.

Tantangan Ke Depan: Upaya untuk mengurangi perilaku merokok di masyarakat memerlukan pendekatan yang menyeluruh, yang mencakup pendidikan kesehatan, perubahan perilaku, serta dukungan dari faktor sosial dan budaya. Program berbasis pembelajaran ini memberi mahasiswa kesempatan untuk tidak hanya mengidentifikasi masalah, tetapi juga merancang solusi yang langsung bisa diterapkan di masyarakat.

Melalui kegiatan PBL ini, mahasiswa Universitas Malahayati telah menunjukkan bagaimana pendidikan yang berbasis pada kebutuhan nyata di lapangan dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat, diharapkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan berhenti merokok dapat meningkat, membawa dampak yang lebih luas bagi kesehatan komunitas. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Harapan Jaya dan Harapan Baru

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Harapan Jaya adalah nama salah satu perusahaan bus yang terkenal sejak lama. Dari penelusuran digital ditemukan informasi sebagai berikut: Perusahaan Otobus (PO) Harapan Jaya didirikan pada tahun 1977 oleh almarhum Harjaya Cahyana di Tulungagung, Jawa Timur. Pada awal operasinya, perusahaan ini hanya memiliki tiga unit bus yang melayani rute Tulungagung – Kediri – Surabaya pulang-pergi. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan kepercayaan masyarakat, pada tahun 1993, PO Harapan Jaya memperluas layanannya dengan membuka rute baru Tulungagung – Jakarta serta kota-kota lain di Jawa Timur.

Pada tahun 2017, perusahaan ini mulai melayani trayek ke luar Pulau Jawa, seperti Blitar ke Lampung melalui Cikarang, Bekasi, Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Merak. Setahun kemudian, PO Harapan Jaya membuka rute dari Surabaya ke Palembang. Selain layanan reguler, PO Harapan Jaya juga menyediakan bus pariwisata yang mencakup seluruh Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Perusahaan ini juga memasuki bisnis ekspedisi pengiriman barang melalui HJeX.

Kita tinggalkan bus yang melegenda itu di jalan raya, dan kita simak perjalanan daerah kita ini. Setelah melalui proses yang panjang daerah ini memiliki pemimpin baru; baru dalam konteks segalanya; dari generasi baru, orang baru, partainyapun relatif baru. Tidak kalah pentingnya adalah harapan baru yang dipikulkan kepada pemimpin baru dari semua warga yang ada di wilayah ini.
Berdasarkan pengalaman masa lampau, ternyata pengalaman birokrasi yang panjang dari seorang pemimpin kepala daerah, tidak menjamin memberikan solusi permasalahan daerahnya dengan baik; bahkan kejadian sebaliknya, yang ada hanya marah-marah bila tidak satu pikiran dengannya. Kali ini kita disuguhkan pemimpin yang tidak memiliki latarbelakang pengalaman birokrasi kepemerintahan, bahkan murni perpolitikan dan pengusaha. Tentu saja sebagai hukum alam dan hukum sosial, kesalahan itu ada di mana-mana, tidak terkecuali kita semua. Namun yang paling penting adalah kesiapan mau dikoreksi, mau diberi saran, mau mendengarkan dari mereka yang memiliki kepedulian terhadap daerah ini; itu sangat diperlukan.

Belum beberapa jam saja, pemimpin baru sudah mendapat “pukulan ringan” dari mereka yang tidak menyukai keberadaannya, dengan cara menyebarkan melalui media sosial bahwa pada waktu membacakan teks falsafah negara, dilompatkan ke nomor urutan berikut. Ternyata hal ini langsung disambut oleh pemerhati media sosial Lampung dengan memberikan koreksi dan tanggapan bahwa berita itu adalah hoax; beliau memberikan klarifikasi bukti lengkap akan hal itu. Sayangnya sampai tulisan ini dibuat, permohonan maaf dan penarikan medsos sesat tadi belum dilakukan. Tentu kedepan peristiwa-peristiwa seperti ini akan muncul sebagai wujud dinamika kehidupan, dan tidak perlu dirisaukan sejauh ada bukti-bukti untuk meluruskan, hal seperti ini tidak perlu ditakutkan. Justru disini peran Lembaga Kominfo sangat diperlukan, bukan pekerjaannya hanya mewartakan serimonial belaka.

Lalu apa harapan yang mendesak untuk diselesaikan oleh pemimpin muda harapan bangsa ini ke depan? Pertama, infrastruktur jalan yang sudah begitu amat sangat mendesak. Bisa dirasakan jalan-jalan provinsi yang ada hampir semua wilayah kondisinya hancur, sebagai contoh jalan-jalan di wilayah perbatasan provinsi yang berhadapan dengan provinsi tetangga hampir semua tidak layak jalan. Bahkan ada satu jalan vital secara ekonomi, tetapi sudah lebih dari sepuluh tahun tidak tersentuh aspal perbaikan sekalipun.

Kedua, ekonomi kerakyatan yang bersinggungan langsung dengan periuk nasi mereka. Sebagai contoh harga komoditas pertanian yang dengan mudah dikendalikan oleh para pemilik modal. Akhirnya rakyat menjadi sangat sengsara, karena jika panen harga menjadi hancur, sementara jika tidak dalam kondisi panen, harga dinaikkan sejadi-jadinya dengan dalih hukum ekonomi pasar. Di sini kehadiran pemerintah daerah sangat dinanti oleh warga untuk dapat memberikan solusi. Pembelajaran yang diperoleh dari kasus singkong yang menasional, menunjukkan kelemahan pemimpin daerah pada masa lalu terhadap rakyatnya.

Ketiga, keamanan yang akhir-akhir ini mencuat kembali ke permukaan, tampaknya harus ada koordinasi tingkat pimpinan agar ada semacam kerjasama kelembagaan yang terus-menerus dari atas sampai bawah, terutama pengadaan fasilitas pendukung, agar mobilitas petugas keamanan dalam memberikan rasa aman dapat hadir di tengah masyarakat, menjadi semakin terasa.

Keempat, bidang pendidikan dan kesehatan. Program makan siang bergizi itu tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal manakala bidang pendidikan dan kesehatan berjalan sendiri-sendiri. Harus ada semacam pusat pengendali di bawah langsung pimpinan daerah, agar program tersebut berjalan sesuai dengan arahan pemerintah pusat; jika itu tidak dipikirkan dan dirancang dengan baik, maka yang akan terjadi adalah membuat sarang korupsi baru bagi para penyelenggara negara. Belajar dari kasus Covid yang banyak meninggalkan catatan-catatan merah pada bidang pembiayaan dan keuangan.

Kelima, bidang birokrasi. Pada bidang ini, karena menyangkut tata aturan administrasi negara, pimpinan daerah diminta hati-hati sebelum mengambil keputusan. Jangan sampai pemindahan/mutasi, pengangkatan pada jabatan-jabatan tertentu yang menjadi kewenangan pimpinan daerah; justru dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk memuluskan keinginannya dengan berlindung dari ketidakpahaman administrasi negara dari pimpinan daerah. Untuk itu tidak salah jika “tim sinkronisasi” dan atau apapun namanya yang membantu kepala daerah mempersiapkan segalanya ini, dapat menangkap aspirasi dan merumuskannya dalam bentuk kebijakan, dan kemudian menjadi masukan Badan Perencana Daerah untuk menyusun kebijakkan program.

Masih banyak hal yang harus didiskusikan, namun karena keterbatasan ruang dan spektrum; maka sangat tidak etis jika itu dibentang pada media massa seperti ini. Diskusi-diskusi dialogis baik formal maupun informal yang pernah dibangun semasa Haris Hasyim, Ansori Djausal, Muhajir Utomo dan masih banyak lagi, patut untuk dihidupkan kembali dengan darah muda baru, dengan gagasan baru agar ruang partisipasi publik terbangun guna kepentingan daerah ini ke depan. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Tingkatkan Kesehatan Masyarakat Melalui Program Based Learning di Dusun 08 Desa Sukajaya Lempasing

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Masyarakat Perumahan Waway Dusun 08 Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, mendapat kesempatan luar biasa untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka tentang kesehatan melalui implementasi Program Based Learning (PBL) yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 8 Februari 2025, dan bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa sambil memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

PBL adalah metode pembelajaran berbasis praktik yang tidak hanya memperdalam pemahaman mahasiswa, tetapi juga memungkinkan mereka untuk terlibat langsung dalam pemecahan masalah yang ada di masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menerapkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesehatan masyarakat.

Dusun 08, yang menghadapi sejumlah tantangan kesehatan seperti perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Dagusibu, hipertensi, malaria, dan DBD, menjadi fokus utama dalam pelaksanaan PBL kali ini. Melalui wawancara mendalam dengan 100 responden, mahasiswa berhasil mengidentifikasi lima masalah kesehatan utama yang perlu penanganan segera. Dengan data ini, mereka langsung bergerak untuk melakukan intervensi berupa penyuluhan kepada masyarakat setempat.

Kegiatan penyuluhan yang dipandu oleh dosen pembimbing Nova Muhani, M.KM, dan Nurul Aryastuti, M.KM, mencakup edukasi tentang PHBS, termasuk pentingnya mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, serta pola makan sehat. Masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan pribadi melalui ceramah, diskusi kelompok, serta demonstrasi langsung.

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya mengedukasi masyarakat, tetapi juga belajar langsung dari tantangan kesehatan yang ada di lapangan. Kami bangga bisa memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka,” ujar Nurul Aryastuti, M.KM., pembimbing dari Universitas Malahayati.

Hasilnya, masyarakat Dusun 08 menunjukkan perubahan positif. Mereka kini lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun, serta mengelola sampah dengan benar. Kesadaran ini diharapkan akan berlanjut dan membentuk pola hidup sehat yang lebih baik di masa depan.

Munazir, Kepala Dusun 08, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kegiatan PBL ini. “Kami sangat bersyukur atas perhatian yang diberikan oleh Universitas Malahayati. Kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan kami di sini. Masyarakat kami kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Kami berharap kerjasama ini bisa berlanjut dan semakin banyak kegiatan serupa di masa depan.”

Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang kesehatan masyarakat, tetapi juga tentang bagaimana cara berkolaborasi dengan masyarakat untuk mencari solusi yang tepat guna meningkatkan kualitas hidup bersama.

Kegiatan PBL ini bukan hanya memberikan dampak langsung bagi masyarakat, tetapi juga menjadi pembelajaran berharga bagi mahasiswa, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan kesehatan yang lebih kompleks di masa depan. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Universitas Malahayati Kunjungi Desa Sukajaya Lempasing, Teluk Pandan, Pesawaran, dalam Agenda Penarikan Mahasiswa PBL Magister Kesehatan Masyarakat

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati mengadakan kunjungan ke kantor Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran, pada Jumat, 16 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik kembali mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan Problem-Based Learning (PBL) di desa tersebut sejak 31 Januari hingga 15 Februari 2025.

Kunjungan yang diwakili oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Malahayati, Dr. Lolita Sary, SKM., M.Kes., bersama Kepala Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Dr. Samino, SH., M.Kes., serta sejumlah dosen dan 50 mahasiswa, disambut hangat oleh Kepala Desa Sukajaya Lempasing, Edy Susanto, dan Sekretaris Desa, Rusli Effendi. Acara tersebut juga dihadiri oleh 8 Kepala Dusun serta kader-kader kesehatan yang turut berperan aktif dalam pelaksanaan PBL.

Dr. Samino, Kepala Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, dalam sambutannya menyampaikan bahwa PBL merupakan metode pembelajaran yang melibatkan mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan guna memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ada. “Secara umum, proses PBL ini telah berjalan dengan baik, meskipun kami menyadari masih ada kekurangan di sana-sini. Saya mohon maaf jika dalam pelaksanaannya ada kekurangan. Namun, kami akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas program ini ke depannya,” ujar Dr. Samino.

Sementara itu, Edy Susanto, Kepala Desa Sukajaya Lempasing, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang terjalin antara Universitas Malahayati dan Pemerintah Desa Sukajaya. “Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini. Dengan adanya mahasiswa yang terlibat langsung dalam kegiatan kesehatan di desa kami, kami berharap dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Terima kasih kepada Universitas Malahayati atas dedikasinya,” ungkap Edy Susanto.

Dr. Lolita Sary, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati, juga menekankan pentingnya keberlanjutan kerja sama antara universitas dan desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Program PBL yang telah dilaksanakan oleh Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat ini didasari oleh komitmen kuat Fakultas Ilmu Kesehatan untuk mendukung Desa Sukajaya Lempasing menjadi desa yang sehat. Kami berharap sinergi ini akan terus berlanjut dan membawa manfaat bagi masyarakat,” tutur Dr. Lolita.

Sebagai tanda terima kasih atas sambutan hangat dan kerjasama yang telah terjalin, Universitas Malahayati menyerahkan sebuah plakat kepada Pemerintah Desa Sukajaya Lempasing. Penyerahan plakat ini menandai berakhirnya kegiatan PBL dan sekaligus menjadi simbol kerjasama yang erat antara universitas dan desa dalam upaya mewujudkan desa yang lebih sehat.

Acara ini berlangsung dengan penuh keakraban dan menjadi momentum penting bagi kedua belah pihak dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pendekatan yang lebih berbasis pada pemberdayaan masyarakat. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Sosialisasi Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati di SMA Plus Muhammadiyah Natar, Lampung Selatan

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati menggelar acara sosialisasi pengenalan Program Studi Teknik Industri di SMA Plus Muhammadiyah Natar, yang terletak di Jl. KH. Ahmad Dahlan Tangkit Batu, Muara Putih Natar, Lampung Selatan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 siswa yang tertarik dengan bidang teknik dan industri, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai program studi tersebut serta prospek karir yang dapat dijalani setelah lulus. Senin (17/2/2025)

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari pihak SMA Plus Muhammadiyah Natar, yang menyambut baik kerjasama dengan Universitas Malahayati. Acara sosialisasi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya langsung kepada perwakilan dari Program Studi Teknik Industri, dan mengenal lebih jauh mengenai disiplin ilmu yang akan mereka pelajari jika melanjutkan studi di bidang tersebut.

Emy Khikmawati, ST., MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, “Program Studi Teknik Industri di Universitas Malahayati tidak hanya memberikan bekal pengetahuan teori yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia industri. Kami ingin memberikan gambaran yang jelas kepada para siswa tentang peluang karir yang sangat luas, seperti di sektor manufaktur, logistik, serta manajemen operasional dan sistem. Kami berharap, kegiatan sosialisasi ini bisa membantu mereka dalam mengambil keputusan yang tepat mengenai masa depan pendidikan dan karir mereka.”

Siswa-siswa SMA Plus Muhammadiyah Natar tampak antusias mengikuti acara ini. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan minat untuk mengetahui lebih banyak tentang program studi Teknik Industri, mengingat bidang ini menawarkan peluang karir yang sangat luas, terutama di sektor industri dan manajemen.

Pihak SMA Plus Muhammadiyah Natar pun menyambut positif kegiatan ini. “Kami sangat mendukung kegiatan sosialisasi seperti ini karena memberikan wawasan tambahan bagi para siswa mengenai berbagai pilihan karir yang ada. Dengan informasi yang mereka dapatkan hari ini, kami harap para siswa bisa lebih siap memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan potensi mereka,” ujar Kepala SMA Plus Muhammadiyah Natar.

Acara ini diharapkan dapat semakin memperkenalkan Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati kepada calon mahasiswa potensial di Lampung Selatan, dan membantu mereka membuat keputusan yang lebih terinformasi mengenai pendidikan tinggi mereka. (gil)

Editor: Gilang Agusman

LPPM Universitas Malahayati Gelar Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tahun 2024

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati mengadakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) internal tahun anggaran 2024. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai 17 hingga 20 Februari 2025, dengan melibatkan 20 program studi (prodi) di Universitas Malahayati. Monev ini merupakan bagian dari upaya penjaminan mutu untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (pengmas).

Ketua LPPM Universitas Malahayati, Prof. Erna Listyaningsih, S.E., M.Si., Ph.D., menjelaskan bahwa monev tahunan ini sangat penting untuk mengevaluasi capaian dan kendala yang dihadapi oleh para dosen dalam melaksanakan penelitian dan pengmas. “Monev ini menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas dan relevansi penelitian serta pengmas yang dilakukan di Universitas Malahayati. Kami ingin memastikan bahwa semua kegiatan memiliki dampak nyata dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis maupun sosial,” ujar Prof. Erna.

Pada hari pertama, kegiatan monev difokuskan pada lima Program Studi di bidang kesehatan, yaitu Prodi D3 Kebidanan, S1 Kebidanan, Profesi Bidan, serta PSIK dan Profesi Ners. Tim reviewer yang terdiri dari empat pakar di bidangnya melakukan penilaian terhadap laporan penelitian dan pengmas dari masing-masing prodi tersebut. Adapun reviewer dalam kegiatan ini meliputi: Prof. Erna Listyaningsih, S.E., M.Si., Ph.D., Prof. Dessy Hermawan, Ns., M.Kes., Dr. Febrianty, S.E., M.Si., Eka Yudha Chrisanto, S.Krp., Ns., M.Kep.

Dalam sesi evaluasi, ditemukan beberapa tantangan yang masih perlu diatasi oleh para dosen. Menurut Prof. Erna, dari hasil monev di empat prodi yang telah dievaluasi, terdapat pola permasalahan yang serupa. “Rata-rata permasalahan yang dihadapi adalah belum tercapainya target luaran berupa jurnal internasional bereputasi. Selain itu, capaian hibah penelitian dan pengmas juga masih perlu ditingkatkan, meskipun sudah ada beberapa prodi yang berhasil memperoleh hibah tersebut,” jelasny

Temuan lain yang mengemuka dalam monev ini adalah kecenderungan penelitian yang dilakukan oleh dosen masih didominasi oleh penelitian bersama mahasiswa dalam konteks bimbingan skripsi atau tugas akhir. Prof. Erna menegaskan pentingnya meningkatkan penelitian mandiri maupun kolaboratif antar dosen untuk memperkuat kontribusi akademik dalam bentuk publikasi di jurnal bereputasi.

“Kami mengapresiasi upaya para dosen dalam mendukung mahasiswa dalam penelitian, namun kami juga mendorong agar mereka lebih aktif dalam penelitian independen dan kolaborasi lintas institusi. Dengan demikian, capaian luaran penelitian bisa meningkat, baik dalam hal publikasi internasional maupun pengembangan inovasi untuk masyarakat,” tambah Prof. Erna.

Dengan terlaksananya kegiatan Monev ini, LPPM Universitas Malahayati berharap dapat meningkatkan kesadaran dan komitmen dosen terhadap pentingnya penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkualitas. Prof. Erna menegaskan bahwa hasil monev akan menjadi dasar penyusunan strategi pengembangan penelitian di masa mendatang.

“Kami percaya bahwa penelitian dan pengmas yang berkualitas akan memberikan manfaat tidak hanya bagi perkembangan akademik, tetapi juga bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, LPPM akan terus mendukung dan memfasilitasi para dosen dalam upaya meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat,” pungkasnya. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Program Studi Manajemen Universitas Malahayati Gelar Pembahasan Rencana Pembelajaran Semester untuk Semester Genap 2024/2025

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Manajemen Universitas Malahayati kembali menggelar kegiatan Pembahasan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk Semester Genap 2024/2025. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis dan Jumat, 13-14 Februari 2025, bertempat di Ruang Pascasarjana Kesehatan Masyarakat, Universitas Malahayati ini mengusung tema “Level UP! Optimalisasi RPS untuk Pembelajaran Adaptif, Inovatif, dan Berbasis OBE”.

Kegiatan ini dipimpin oleh Lestari Wuryanti, S.E., M.M., selaku Person in Charge (PIC), dan dihadiri oleh 22 dosen yang tergabung dalam tim pengajar Prodi Manajemen. Pembahasan RPS ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap awal semester untuk memastikan keselarasan dan kualitas pembelajaran di setiap mata kuliah.

RPS adalah dokumen vital dalam perancangan pembelajaran yang mencakup tujuan pembelajaran, materi perkuliahan, metode pengajaran, strategi penilaian, dan referensi yang digunakan. Melalui kegiatan ini, diharapkan RPS yang disusun dapat lebih adaptif, relevan dengan perkembangan industri, serta mampu memenuhi kebutuhan akademik yang terus berkembang.

Dalam sambutannya, Dr. Febrianty, S.E., M.Si., selaku Ketua Prodi Manajemen Universitas Malahayati, menekankan bahwa RPS yang berkualitas adalah kunci untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan dunia kerja. “Saya berharap RPS yang disusun dapat lebih adaptif dan relevan dengan tantangan dunia kerja, sehingga mahasiswa tidak hanya memperoleh ilmu, tetapi juga memiliki kompetensi yang unggul dan siap bersaing,” ungkap Dr. Febrianty.

Lebih lanjut, beliau juga menyatakan bahwa RPS Prodi Manajemen akan menerapkan sistem pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE), yang menekankan pada pencapaian hasil pembelajaran yang konkret sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Ini diharapkan dapat mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas Malahayati.

Diskusi yang berlangsung selama dua hari ini membahas berbagai aspek krusial dalam penyusunan RPS, di antaranya adalah integrasi teknologi dalam pembelajaran, peningkatan metode asesmen mahasiswa, serta penyesuaian materi perkuliahan dengan regulasi terbaru dan kebutuhan industri. Kegiatan ini juga menekankan pentingnya keterlibatan teknologi dalam pengajaran agar materi yang disampaikan lebih relevan dan interaktif bagi mahasiswa.

Selain itu, tim pengajar juga berdiskusi tentang bagaimana cara memastikan materi yang diajarkan tetap konsisten dan berkualitas meskipun mata kuliah diajarkan oleh dosen yang berbeda. Hal ini akan memastikan bahwa setiap mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang seragam dan optimal.

Pembahasan RPS ini merupakan bentuk komitmen Prodi Manajemen Universitas Malahayati dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang berorientasi pada hasil dan daya saing mahasiswa di dunia kerja. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan proses akademik semakin terarah dan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global.

“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin memastikan bahwa setiap langkah pembelajaran yang kami ambil dapat mendukung terciptanya lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia profesional,” pungkas Dr. Febrianty.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengembangan pembelajaran yang lebih baik di masa mendatang dan mendukung visi Universitas Malahayati dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi unggul dan siap menghadapi tantangan dunia industri. (gil)

Editor: Gilang Agusman