Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa hari lalu mendapat undangan dari Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Lampung untuk ikut sumbang pikir tentang pendidikan di Lampung dan menerawang ke depan, membayangkan Indonesia/Lampung emas tahun 2045. Diskusi dibuka dengan moderator wartawan kawakan Heri Wardoyo. Semua insan pers pasti mengenal siapa beliau yang pernah “lompat pagar” sejenak untuk menjadi Wakil Bupati Tulangbawang.
Skenario pesimis beliau bentang dengan berdasar pada penelitian yang dilakukan Elizaberth Pisani orang Amerika menetap dan berkewarganegaraan Inggris itu, yang garis lintasnya mengatakan pendidikan yang dilakukan Indonesia untuk warganegaranya itu gagal. Ukuran yang dipakai dari penguasaan matematika yang rendah, tingkat literasi yang memprihatinkan, sampai dengan peraih penghargaan Nobel, semua berapor merah. Tataran konsep ini dipakai Mas HRW (begitu inisial beliau) untuk menghakimi pendidikan di Indonesia. Kesimpulan beliau Indonesia gagal dalam membangun pendidikan, perlu banyak hal yang harus diperbaiki, dan satu point bagus pemikiran beliau “membangun pendidikan itu memerlukan yang tidak sebentar”.
Pembicara lain, Prof.Bujang Rahman (BR), mencoba melihat dari perspektif lain. BR melihat pendidikan oleh negara ini baru sebatas perspektif tugas sosial, jadi “yang penting semua orang sekolah/kuliah, soal mutu itu bicara nanti”. BR menawarkan ada semacam revisi berpikir harusnya dilakukan oleh negara ini ke depan. Sementara untuk Lampung sendiri BR menawarkan integrasi pengelolaan pendidikan dalam satu wadah nondepartemen yang mensinkronkan langkah kebijakan guna membangun pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah atas. BR juga menyadarkan bahwa membenahi pendidikan itu memerlukan waktu lama.
Polarisasi peserta diskusi tidak terjadi, karena lebih banyak mengekplanasi lembaga tempatnya berada dan lebih pada tataran teknis. Hanya yang sedikit berbeda walau sama dalam “membantalkan” pendapatnya pada HRW adalah Herman Batin Mangku (HBM). Beliau melihat bahwa pendidikan sudah begitu rusaknya di setiap lini. Kehadiran pemerintah di tengah persoalan pendidikan sering terlambat, bahkan sering mencari kesalahan pihak lain terlebih dahulu, baru berbuat. HBM juga menengarai bahwa dunia pendidikan di Lampung sedang tidak baik-baik saja.
Ada seorang peserta dari Forum Guru Independen yang cukup berani mengatakan bahwa pendidikan di lampung ini sudah sakit, dengan puncak jebolnya moral pendidikan dengan ditangkapnya oleh KPK seorang pimpinan tertinggi perguruan tinggi negeri di Lampung ini, karena melakukan pelanggaran moral yang sangat berat.
Kejadian kemudian beruntun dari anak yang tidak bisa ambil rapor karena belum bayar uang Komite, ada anak yang tidak sekolah karena miskin, ada usia 9 tahun belum sekolah, terakhir perilaku tidak senonoh dipertontonkan oleh Tenaga Pengajar pada Perguruan Tinggi negeri berbasis agama. Betapa centang perenangnya moral pendidikan di daerah ini. Namun, ada angin segar yang berhembus pada diskusi ini ialah di kota ini ada perpustakaan daerah yang sudah cukup representatif untuk dijadikan rujukan sarana pendidikan. Kepala Perpustakaannya sendiri hadir dengan membentangkan fasilitas yang tersedia, dari buku yang cukup banyak sampai sarana digitalisasi-pun telah disiapkan. Hampir semua peserta yang hadir baru mengetahui kalau di kota ini ada perpustakaan yang bagus, walaupun menyisakan pertanyaan lanjut: Untuk apa Pemerintah Provinsi juga ikut membangun perpustakaan?
Sampai diskusi ditutup, tidak ada jawaban yang pasti.
Sementara anak-anak muda yang hadir dalam diskusi terkesan belum memiliki perspektif nasional, mereka lebih berkutat pada kata “harusnya”, belum pada “upaya apa”. Namun sebagai manusia muda yang sedang berkembang, hal ini adalah modal dasar untuk menjangkau ke depan seperti apa.
Sebelum sampai pada catatan akhir yang disampaikan oleh Gino Vanoli (GF) ada paparan penelitian yang sebelumnya sudah penulis bagikan bahwa untuk Lampung pada tahun 2035 guru guru SLTA, SLTP, SD; terutama sekolah negeri, sudah tidak memiliki guru yang berstatus pegawai negeri. Beban pendidikan beralih dari negara ke masyarakat. Skenario ini banyak tidak disadari oleh masyarakat, karena terbungkus rapi oleh bantuan yang sering menyesatkan. Pemerintah daerah terkesan hanya menunggu instruksi pusat, tidak ada upaya terobosan konkret guna menyongsong lampung emas pada lini pendidikan.
Bisa jadi, sebenarnya sekolah-sekolah di Lampung sudah menunjukkan performa yang bagus, capaian prestasi bagus, namun tingkat ekspektasi masyarakat ternyata jauh lebih cepat berkembang dibandingkan dengan capaian yang ada. Akibatnya apa yang diperoleh selalu tertinggal dari harapan.
Sebagai catatan akhir, diskusi seperti ini seyogianya sering dilakukan oleh Dewan Perwakilan Daerah dan harusnya dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah. Bukan alasan sibuk atau ketidaktahuan sehingga tidak pernah hadir di hadapan publik. Jangan hanya saat butuh suara mau mendekat, setelah duduk lupa kursi. Demikian juga anggota dewan perwakilan rakyat provinsi untuk dapat hadir, paling tidak mau mendengarkan aspirasi yang berkembang di bawah. Jangan pula berprinsip “aku datang kalau menang”. Perlu diingat bahwa anda duduk karena suara kami.
Terimakasih Mas GF sebagai inisiator dan teman-teman Lingkar Diskusi Akademik Lampung yang telah menggagas pemikiran cerdas seperti ini. Walau mungkin kita hanya menyiram air di Padang Pasir, namun kita sudah berbuat yang terbaik yang kita miliki untuk negeri ini. Memang pendidikan adalah investasi bangsa jangka panjang yang mahal. Namun, kita semua yakin lewat pendidikanlah kita mencerdaskan bangsa ini, dan kita sadar bahwa saat ini dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. (SJ)
Diskursus Pendidikan di Lampung
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa hari lalu mendapat undangan dari Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Lampung untuk ikut sumbang pikir tentang pendidikan di Lampung dan menerawang ke depan, membayangkan Indonesia/Lampung emas tahun 2045. Diskusi dibuka dengan moderator wartawan kawakan Heri Wardoyo. Semua insan pers pasti mengenal siapa beliau yang pernah “lompat pagar” sejenak untuk menjadi Wakil Bupati Tulangbawang.
Skenario pesimis beliau bentang dengan berdasar pada penelitian yang dilakukan Elizaberth Pisani orang Amerika menetap dan berkewarganegaraan Inggris itu, yang garis lintasnya mengatakan pendidikan yang dilakukan Indonesia untuk warganegaranya itu gagal. Ukuran yang dipakai dari penguasaan matematika yang rendah, tingkat literasi yang memprihatinkan, sampai dengan peraih penghargaan Nobel, semua berapor merah. Tataran konsep ini dipakai Mas HRW (begitu inisial beliau) untuk menghakimi pendidikan di Indonesia. Kesimpulan beliau Indonesia gagal dalam membangun pendidikan, perlu banyak hal yang harus diperbaiki, dan satu point bagus pemikiran beliau “membangun pendidikan itu memerlukan yang tidak sebentar”.
Pembicara lain, Prof.Bujang Rahman (BR), mencoba melihat dari perspektif lain. BR melihat pendidikan oleh negara ini baru sebatas perspektif tugas sosial, jadi “yang penting semua orang sekolah/kuliah, soal mutu itu bicara nanti”. BR menawarkan ada semacam revisi berpikir harusnya dilakukan oleh negara ini ke depan. Sementara untuk Lampung sendiri BR menawarkan integrasi pengelolaan pendidikan dalam satu wadah nondepartemen yang mensinkronkan langkah kebijakan guna membangun pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah atas. BR juga menyadarkan bahwa membenahi pendidikan itu memerlukan waktu lama.
Polarisasi peserta diskusi tidak terjadi, karena lebih banyak mengekplanasi lembaga tempatnya berada dan lebih pada tataran teknis. Hanya yang sedikit berbeda walau sama dalam “membantalkan” pendapatnya pada HRW adalah Herman Batin Mangku (HBM). Beliau melihat bahwa pendidikan sudah begitu rusaknya di setiap lini. Kehadiran pemerintah di tengah persoalan pendidikan sering terlambat, bahkan sering mencari kesalahan pihak lain terlebih dahulu, baru berbuat. HBM juga menengarai bahwa dunia pendidikan di Lampung sedang tidak baik-baik saja.
Ada seorang peserta dari Forum Guru Independen yang cukup berani mengatakan bahwa pendidikan di lampung ini sudah sakit, dengan puncak jebolnya moral pendidikan dengan ditangkapnya oleh KPK seorang pimpinan tertinggi perguruan tinggi negeri di Lampung ini, karena melakukan pelanggaran moral yang sangat berat.
Kejadian kemudian beruntun dari anak yang tidak bisa ambil rapor karena belum bayar uang Komite, ada anak yang tidak sekolah karena miskin, ada usia 9 tahun belum sekolah, terakhir perilaku tidak senonoh dipertontonkan oleh Tenaga Pengajar pada Perguruan Tinggi negeri berbasis agama. Betapa centang perenangnya moral pendidikan di daerah ini. Namun, ada angin segar yang berhembus pada diskusi ini ialah di kota ini ada perpustakaan daerah yang sudah cukup representatif untuk dijadikan rujukan sarana pendidikan. Kepala Perpustakaannya sendiri hadir dengan membentangkan fasilitas yang tersedia, dari buku yang cukup banyak sampai sarana digitalisasi-pun telah disiapkan. Hampir semua peserta yang hadir baru mengetahui kalau di kota ini ada perpustakaan yang bagus, walaupun menyisakan pertanyaan lanjut: Untuk apa Pemerintah Provinsi juga ikut membangun perpustakaan?
Sampai diskusi ditutup, tidak ada jawaban yang pasti.
Sementara anak-anak muda yang hadir dalam diskusi terkesan belum memiliki perspektif nasional, mereka lebih berkutat pada kata “harusnya”, belum pada “upaya apa”. Namun sebagai manusia muda yang sedang berkembang, hal ini adalah modal dasar untuk menjangkau ke depan seperti apa.
Sebelum sampai pada catatan akhir yang disampaikan oleh Gino Vanoli (GF) ada paparan penelitian yang sebelumnya sudah penulis bagikan bahwa untuk Lampung pada tahun 2035 guru guru SLTA, SLTP, SD; terutama sekolah negeri, sudah tidak memiliki guru yang berstatus pegawai negeri. Beban pendidikan beralih dari negara ke masyarakat. Skenario ini banyak tidak disadari oleh masyarakat, karena terbungkus rapi oleh bantuan yang sering menyesatkan. Pemerintah daerah terkesan hanya menunggu instruksi pusat, tidak ada upaya terobosan konkret guna menyongsong lampung emas pada lini pendidikan.
Bisa jadi, sebenarnya sekolah-sekolah di Lampung sudah menunjukkan performa yang bagus, capaian prestasi bagus, namun tingkat ekspektasi masyarakat ternyata jauh lebih cepat berkembang dibandingkan dengan capaian yang ada. Akibatnya apa yang diperoleh selalu tertinggal dari harapan.
Sebagai catatan akhir, diskusi seperti ini seyogianya sering dilakukan oleh Dewan Perwakilan Daerah dan harusnya dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah. Bukan alasan sibuk atau ketidaktahuan sehingga tidak pernah hadir di hadapan publik. Jangan hanya saat butuh suara mau mendekat, setelah duduk lupa kursi. Demikian juga anggota dewan perwakilan rakyat provinsi untuk dapat hadir, paling tidak mau mendengarkan aspirasi yang berkembang di bawah. Jangan pula berprinsip “aku datang kalau menang”. Perlu diingat bahwa anda duduk karena suara kami.
Terimakasih Mas GF sebagai inisiator dan teman-teman Lingkar Diskusi Akademik Lampung yang telah menggagas pemikiran cerdas seperti ini. Walau mungkin kita hanya menyiram air di Padang Pasir, namun kita sudah berbuat yang terbaik yang kita miliki untuk negeri ini. Memang pendidikan adalah investasi bangsa jangka panjang yang mahal. Namun, kita semua yakin lewat pendidikanlah kita mencerdaskan bangsa ini, dan kita sadar bahwa saat ini dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. (SJ)
Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung Hadiri Dialog Interaktif Kepemudaan bersama Kepala BNN RI
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., MM, menghadiri acara Dialog Interaktif Kepemudaan di Swiss-Bel Hotel Bandar Lampung, Rabu (18/10/2023).
Acara ini diadakan oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) dengan menghadirkan Kepala BNN RI, Komjen. Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose.
Dalam acara ini, Dr. Achmad Farich bergabung dengan sejumlah pejabat provinsi Lampung, termasuk Gubernur Lampung, serta Rektor Universitas Lampung. Hadir pula sejumlah pejabat pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, dan berbagai organisasi masyarakat.
Kegiatan ini melibatkan serangkaian acara, mulai dari pembacaan ikrar untuk meneguhkan komitmen melawan narkoba, penyerahan penghargaan kepada individu atau kelompok yang telah berperan aktif dalam upaya pencegahan narkoba, hingga dialog interaktif antara para peserta. Acara tersebut juga diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai tanda kesatuan dalam perjuangan melawan penyalahgunaan narkotika. (451/**)
Hari Cuci Tangan Sedunia, HPU UNMAL dan Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Sosialisasi di Paud Bougenville Kemiling
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Health Promoting University (HPU) UNMAL bersama Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati dan Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati memberikan penyuluhan di Satuan PAUD Sejenis (SPS) Bougenville, di Jl. Raden Imba Kusuma Kemiling Permai, Kamis (19/10/2023).
Kegiatan yang dihadiri 29 siswa PAUD serta para guru ini dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia pada 15 Oktober 2023.
Hadir dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Dina Dwi Nuryani, SKM., M.Kes, Dhini Easter Yanti, S.Kep., M.Kes, perwakilan Mahasiswa HIMA Kesmas Universitas Malahayati sebagai narasumber memberikan penyuluhan yang informatif dan bermanfaat kepada peserta.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencuci tangan secara rutin dan benar dalam menjaga kesehatan, terutama di kalangan anak-anak,” terang Dina Dwi Nuryani.
Dalam sambutannya, Dina Dwi Nuryani, mengatakan, cuci tangan adalah langkah sederhana namun sangat efektif dalam mencegah penyebaran penyakit. Oleh karena itu, kami berharap penyuluhan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa-siswa PAUD Bougenville dan juga guru-guru mereka.
Dalam kegiatan ini, peserta diberikan penjelasan tentang cara mencuci tangan dengan benar, kapan sebaiknya mencuci tangan, dan bagaimana mencuci tangan menggunakan sabun. Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk berlatih mencuci tangan secara langsung.
Dina berharap bahwa penyuluhan ini dapat membantu siswa-siswa PAUD Bougenville untuk mengembangkan kebiasaan mencuci tangan yang sehat dan menjadikannya bagian penting dalam menjaga kesehatan mereka. (451/**)
Ketentuan Ujian Tengah Semester (UTS) Universitas Malahayati TA 2023/2024
Bagikan informasi ini keteman-teman kalian yang membutuhkan…Terimakasih (gil/humasmalahayatinews)
Hari Pangan Sedunia, 16 Oktober 2023
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Tepat di hari ini, Senin (16/10/2023), diperingati Hari Pangan Sedunia atau World Food Day. Peringatan ini merupakan momen penting bagi masyarakat dunia, karena akan menyinggung tentang ketahanan pangan dunia.
Pada tahun 2023, peringatan Hari Pangan Sedunia mengusung tema “Water is life, water is food. Leave no one behind”. Atau memiliki arti “Air adalah kehidupan, air adalah makanan, Jangan tinggalkan siapa pun”.
Dilansir dari laman FAO, pemilihan tema ini mengandung makna bahwa air sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Air ini yang menjadi kekuatan pendorong bagi manusia, perekonomian, dan alam serta fondasi pangan bagi semuanya. (gil/humasmalahayatinews)
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, HMJ S1 dan Profesi Bidan Bagikan Mawar Putih dan Telur di Lingkungan Universitas Malahayati
Kegiatan ini merupakan dalam rangka memperingati maulid nabi Muhammad SAW yaitu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal 1445 dalam kalender Hijriyah. Peringatan Maulid Nabi dinilai sebagai momen untuk mengingat, menghayati, dan memuliakan kelahiran Rasulullah SAW. Kegiatan ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Kebidanan (HMJ Kebidanan) Program Studi S1 dan Kebidanan Universitas Malahayati.
“Kemuliaan tersebut dicontohkan Rasululloh dalam keseharian dg menebar kebaikan kepada seluruh manusia, tidak memandang agama,ras, harta, dan lain-lain,” ungkapnya.
“Teladan ini yg diadopsi oleh mahasiswa kebidanan, yaitu menebar cinta kepada seluruh manusia, lewat pembagian bunga mawar putih dan telur,” sambungnya,
“Harapannya, dengan meneladani Beliau, mengingat beliau, mengikuti sunah-sunah beliau, kita bisa menjadi salah satu dari umat Rasululloh yg mendapat syafa’at dari beliau di akhirat nanti atas izin Allah SWT. Dan kita akan ditunggu oleh beliau di telaga kautsar InsyaaAllah,” tuntasnya. (gil/humasmalahayatinews)
Universitas Malahayati Bandar Lampung Ajak Karyawati dan Dosen Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode PCR
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung mengambil langkah aktif dalam menjaga kesehatan karyawati dan dosen dengan menghadirkan UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, Kamis, (12/10/2023).
Kehadiran UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung ini bertujuan memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks, khususnya dengan metode PCR menggunakan sampel urin.
Kepala Biro Administrasi Umum, Tarmizi, S.E., M. Akt, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan karyawan, terutama karyawati, dalam hal menjaga kesehatan dan mencegah risiko kanker serviks.
“Kami ingin agar karyawan dan karyawati memahami informasi terkait kanker serviks, termasuk penyebabnya, gejala-gejalanya, cara pencegahannya, hingga tindakan pengobatannya. Harapannya, kesehatan karyawan akan meningkatkan produktivitas,” jelasnya.
Narasumber dr. Aditya dalam penjelasannya lebih fokus pada penyebab, gejala, dan pengobatan kanker serviks, serta mengajak peserta untuk melakukan skrining kanker serviks dan mempertimbangkan vaksinasi HPV sebagai tindakan pencegahan.
Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor 3, Dr. Eng Rina Febrina, ST.,M.T, didampingi Wakil Rektor 1, Dr. (Cand) Muhammad, S. Kom., M.M., serta Kepala Biro Administrasi Akademik, Tarmizi, S.E., M. Akt.
Acara dihadiri dengan antusias oleh para karyawati dan dosen Universitas Malahayati Bandar Lampung. Langkah ini menunjukkan komitmen Universitas Malahayati dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan staf akademik dan non-akademik mereka. (451/**)
Dirjen Nakes RI Visitasi Pendirian Prodi Kedokteran Gigi Universitas Malahayati Bandar Lampung
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menerima kunjungan penting dari Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI di Gedung Rektorat Lantai 5, Rabu (11/10/2023).
Kunjungan ini merupakan langkah awal dalam meninjau persiapan pendirian Program Studi Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan drg. Arianti Anaya, MKM, datang didampingi Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Dra. Oos Fatimah Rosyati, MKes, dan Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan, Anna Kuniati, SKM, MA., PhD. Mereka bertemu dengan Rektor Achmad Farich dan tim pendirian prodi kedokteran gigi.
Dalam sambutannya, Rektor Dr. Achmad Farich mengucapkan terimakasih atas kunjungan Dirjen Nakes dan berharap kunjungan ini akan memberikan arahan yang diperlukan untuk mempersiapkan pendirian Program Studi Kedokteran Gigi.
Dirjen Nakes drg. Arianti Anaya menggarisbawahi persyaratan, termasuk sarana prasarana dan jumlah dosen yang memadai untuk pendirian prodi tersebut.
drg. Arianti Anaya juga mendorong Universitas Malahayati untuk memiliki rumah sakit gigi dan mulut sebagai bagian dari kebutuhan mahasiswa yang akan menempuh pendidikan profesi gigi.
Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Dra. Oos Fatimah Rosyati memberi masukan untuk lebih banyak menonjolkan keunggulan prodi sebagai nilai tambah penilaiannya.
Kegiatan ini mencakup presentasi dari Fakultas Kedokteran yang disampaikan oleh Dr. drg. Torry Duet Irianto, M. Kes, selaku ketua tim pendirian prodi kedokteran gigi. Ia memaparkan progres persiapan yang telah dan akan dilakukan, termasuk pembangunan laboratorium terpadu yang akan digunakan oleh mahasiswa prodi kedokteran gigi.
Kunjungan tersebut juga melibatkan peninjauan ruang dosen, laboratorium, ruang OSCE, ruang CBT, perpustakaan, dan ruang laboratorium prodi kedokteran gigi.
Kunjungan ini menjadi tonggak penting dalam rencana pendirian Program Studi Kedokteran Gigi di Universitas Malahayati.
Hadir dalam pertemuan, Wakil Rektor 1 Dr. (Cand) Muhammad, S. Kom., MM, Wakil Rektor 3 Dr Eng Rina Febrina, ST.,M.T, Wakil Rektor 4 Drs. Suharman, M.Pd, Dekan Fakultas Kedokteran, Toni Prasetia, dr., Sp.PD., FINASIM beserta wakil dekan, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dr. Lolita Sary, SKM.,M.Kes, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kepala Biro Administrasi Akademik Tarmizi, S.E., M. Akt., Kepala Bagian Kerjasama Wahid Tri Wahyudi, Kepala Humas Universitas Malahayati Emil Tanhar, SE. (451/**)
Dosen Universitas Malahayati Menjadi Perwakilan Lampung di Kelas Mahir Leksikografi
Pelatihan ini disebut Kelas Mahir karena para peserta merupakan orang–orang terpilih dari seluruh Indonesia yang memenuhi kriteria. Syarat untuk bisa hadir di kegiatan ini antara lain portofolio calon peserta seperti minat penelitian dan publikasi, hasil karya, kemampuan Bahasa Inggris yang dibuktikan oleh nilai TOEFL. Kegiatan ini terdapat 14 perwakilan dari unsur dosen dan praktisi ditambah 6 pegawai Pusbangling. Seluruh peserta dikumpulkan di Kota Jakarta dari tanggal 1-7 Oktober 2023 di Hotel Sultan.
Kemampuan Bahasa Inggris peserta sangat diperlukan karena pemateri yang berasal dari Inggris dan Ceko tidak menyediakan layanan penerjemah . Rudy menceritakan semua materi dan diskusi menggunakan Bahasa Inggris oleh karenanya Pusbangling mengecek nilai TOEFL para peserta di awal pemberkasan dan mengecek esai berbahasa Inggris yang ditulis.
Pemateri merupakan para ahli bidang leksikografi dan korpus linguistic berasal dari Lexicom Ltd., perusahaan yang berbasis di kota Brno, Republik Ceko yang berada di balik aplikasi korpus terkenal Sketch Engine dan SKELL. Ketiga orang itu adalah Dr. Michael Rundell (Inggris) , Dr. Milos Jacobicek (Ceko), dan VojtechKovar (Ceko).
Saat ini Muhammad Rudy sendiri sedang menelitikosa kata yang berkaitan dengan bidang ajarnya yaitu Bahasa Inggris di Farmasi . Dengan keikutsertaanya di kegitan tersebut bisa mempertajam analisa dalam pemilihan kosakata yang tepat yang bisa diaplikasikan bagi mahasiswanya nanti . Ia sendiri senantiasa membuka diri untuk berkolaborasi dengan pihak manapun agar bisa berkontribusi dalam pelestarian bahasa daerah khususnya Bahasa Lampung. (gil/humasmalahayatinews)
Pengunjung Padati Bazar Kuliner MOCC Mahapala 2023 di Universitas Malahayati Bandar Lampung
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Hari pertama Mahapala Orienteering and Climbing Competition 2023 di Universitas Malahayati Bandar Lampung menyedot perhatian ratusan pengunjung khususnya mahasiswa yang ingin menikmati beragam jajanan kuliner yang disajikan di setiap stan yang tersedia.
Kegiatan perlombaan orienteering dan climbing yang diselenggarakan UKM Mahapala Universitas Malahayati ini menjadi lebih menarik dengan adanya deretan bazar kuliner dan hiburan live musik. Pengunjung terlihat antusias memadati lokasi bazar kuliner yang digelar.
Bazar kuliner ini menawarkan berbagai pilihan makanan dan minuman, mulai dari kebab, berbagai olahan sate, ayam geprek, bakso mercon, tahu kwalit, bakmi, steak, hamburger, tahu gejrot, masih banyak menu makanan lainnya dan beragam jenis minuman dingin berbahan buah segar. Para pengunjung dapat menjelajahi berbagai kuliner yang disediakan sesuai dengan selera mereka.
Acara bazar kuliner ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Mahapala Orienteering and Climbing Competition 2023 dan akan berlangsung hingga Sabtu, 14 Oktober 2023. Selain mahasiswa, masyarakat di sekitar kampus dan Bandar Lampung juga diberi kesempatan untuk berkunjung dan menikmati kelezatan kuliner yang ditawarkan. (451/**)