Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa waktu lalu heboh di dunia maya ada calon taruna salah satu angkatan di negeri ini melawan pelatih dengan cara menyerang secara fisik; padahal pelatih tadi pangkatnya perwira . Kejadian seperti ini menambah panjang daftar kasus yang menimpa lembaga ini, apalagi penyebabnya hanya karena menolak laptop yang bersangkutan akan dilihat oleh sang pelatih. Tentu saja hukuman disiplin berat langsung dijatuhkan dengan pemecatan kepada calon taruna.
Secara administratif kejadian itu sudah selesai, tetapi secara filosofis kejadian itu belum dapat dikatakan selesai; sebab itu hanya puncak gunung es dari gumpalan es yang besar di bawahnya. Maksudnya menjadi pertanyaan kenapa sampai berani seperti itu, note bene yang bersangkutan “baru tamat” Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Dengan kata lain ada sesuatu yang kurang, bahkan mungkin salah pada dunia pendidikan dijenjang ini.
Belum selesai merenungkan peristiwa itu; mendadak mendapat kiriman dari seorang sohib yang menjabat pimpinan tertinggi bidang pendidikan di daerah ini yang berisi rekaman “ledakan” pidato mantan wakil presiden dua periode di negeri ini. Beliau menggugat bagaimana kegagalan seorang menteri yang mengurusi pendidikan, riset dan teknlogi serta kebudayaan.
Isi pidato beliau sangat menohok karena disertai pembanding para pendahulunya yang dinilai banyak berhasil membawa generasi bangsa ini ke level yang terbaik pada zamannya. Serta kesalahan mencari negara rujukan sebagai tolok-kesepadanan; sebab selama ini yang dipakai adalah negara-negara Eropa yang memiliki budaya serta kebiasaan yang sangat berbeda. Dipertanyakan oleh beliau mengapa tidak menggunakan India, Korea Selatan yang itu merupakan negara satu kawasan dengan budaya yang tidak terlalu jauh berbeda.
Sebagai mantan pejabat nomor dua di negeri ini, tentu banyak makan asam garamnya mengelola negeri; terutama yang berkaitan dengan pendidikan. Beliau sendiri dikenal memiliki yayasan pendidikan sampai universitas yang bergengsi. Itu menunjukkan apa yang diucapkannya bukan hanya ilusi tetapi persepsi; sekalipun persepsi sendiri tidak bebas nilai, karena bisa saja orang lain yang memiliki pengalaman lain sehingga berpersepsi lain, justru mengatakan menteri pendidikan sekaranglah yang paling berhasil.
Terlepas dari itu semua, data menunjukkan banyaknya setiap tahun anak-anak muda negeri ini yang menuntut ilmu di luar negeri, baik atas biaya sponsor maupun biaya sendiri. Indikator ini dapat dijadikan penanda bahwa kualitas anak-anak bangsa ini mampu bersaing di kelas global.
Walaupun menjadi kaget manakala ada lembaga nirlaba dari luar sana yang melakukan penelitian, ternyata IQ anak-anak kita berkategori papan bawah.
Belum lagi jika kita simak dengan seksama bagaimana perubahan sikap dan perilaku generasi Alfa sekarang terhadap tatakrama sopan santun kepada orang dewasa, termasuk guru.
Jadi jika kita kaitkan dengan peristiwa di atas, ternyata isi pendidikan kita saat ini diduga hanya bermuatan capaian materi pembelajaran, tidak disertai capaian kematangan kepribadian. Dengan kata lain transfer materi pembelajaran tidak disertai transfer nilai-nilai kepribadian, atau kemampuan menguasai kecakapan keterampilan, tidak disertai capaian penguasaan kematangan diri.
Hubungan antara pendidikan dan kepribadian merupakan topik yang penting dalam psikologi dan pendidikan. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Secara keseluruhan, pendidikan memainkan peran kunci dalam pembentukan kepribadian individu. Pengalaman pendidikan yang positif dapat mendukung pengembangan kepribadian yang sehat dan seimbang, sementara pengalaman pendidikan yang negatif dapat memiliki dampak sebaliknya.
Sementara itu hubungan antara pendidikan dengan etika sangat erat, termasuk didalamnya tatalaku beragama; karena pendidikan berperan penting dalam pengembangan pemahaman etika dan moral individu. Oleh sebab itu secara keseluruhan, pendidikan berfungsi sebagai sarana utama untuk mengajarkan dan memperkuat etika.
Dengan memberikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika, pendidikan membantu membentuk individu yang mampu bertindak dengan integritas dan tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Termasuk didalamnya menjalankan syariat agama yang dianut.
Negeri ini tidak hanya membutuhkan orang pintar, tetapi lebih kepada pintar yang beretika dan bermoral, serta berahlakulkharimah; karena tidak ada satupun koruptor yang ditangkap KPK itu orang bodoh, mereka boleh dikatakan semua sarjana, bahkan ada yang bergelar doktor dan guru besar; itu merupakan salah satu indikator mereka orang pintar. Tetapi kepintaran yang tidak disertai moral dan etika serta tatalaku beragama; maka kehancuranlah yang akan dijumpai. Bagaimana tidak hancur jika kursi jabatan dan kursi sekolah/kuliah diberi label “harga” untuk dapat mendudukinya.
Sudah sangat mendesak sekarang memahamkan pentingnya pendidikan kepribadian yang didalamnya ada unsur etika dan moral serta agama. Semua itu tidak mungkin bisa dikerjakan oleh guru di sekolah; harus juga disertai peran aktif orang tua di rumah bersama unsur elemen masyarakat lainnya, bahu membahu menyadarkan pada anak pentingnya moral dan etika serta agama dalam kehidupan. Kesuksesan itu tidak cukup bermodal pintar, tetapi etika sopan santun dan moralitas serta perilaku beragama adalah benteng kepribadian utama.
Jika calon Taruna di atas memiliki kepribadian etika moral yang baik dan laku agama yang bagus, maka dia tidak akan gegabah seperti itu dalam bertindak. Sesal kemudian tidak berguna, bak pepatah lama mengatakan “nasi sudah jadi bubur”. Semoga kita dapat memetik pembelajaran dari semua di atas. Menteri pendidikan boleh berganti satu hari tujuh kali, tetapi itu tidak berarti apa-apa jika pendidikan moral dan etika serta agama tidak didorong ke depan keberadaannya.
Oleh karena itu sekolah dapat saja dalam periodesasi tertentu mengundang ahlinya untuk memberikan pencerahan kepada orang tua siswa; bahwa tangung jawab kemajuan pendidikan itu bukan hanya tanggung jawab sekolah semata. Justru pada saat ini pendampingan oleh orang tua sangat diperlukan. Orang tua harus dapat “hadir” didalam benak anak-anaknya. Orang tua bukan “mesin pencari uang” untuk anak-anaknya saja, akan tetapi juga mitra strategis dalam mengarungi kehidupan yang makin kompleks dan keras seperti saat ini dan masa-masa yang akan datang. Salam Waras (SJ)
Editor. Gilang Agusman
Prodi Psikologi Universitas Malahayati Gelar Diseminasi Modul Kesehatan Mental
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi Psikologi Universitas Malahayati menggelar kegiatan diseminasi pembuatan modul Mata Kuliah Kesehatan Mental di Ruang Rapat Lantai 5 gedung rektorat, Rabu, 11 September 2024.
Kepala Program Studi Psikologi Universitas Malahayati, Octa Reni Setiawati, S.Psi., M.Psi., mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Hibah PKKM yang diterima Program Studi Psikologi untuk tahun anggaran 2024.
“Modul pembelajaran ini merupakan inovasi yang kami buat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat sarjana, yang sejalan dengan konsep Outcome Based Education (OBE),” jelas Octa Reni.
Sebelum mencapai tahap diseminasi, berbagai tahapan telah dilalui, termasuk kompetisi antar dosen untuk menentukan mata kuliah terbaik, penelaahan modul oleh pakar, serta uji keterbacaan oleh mahasiswa. Modul ini kemudian diuji coba untuk memastikan efektivitasnya dalam mendukung proses belajar.
Pembuatan modul ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif, memperkuat keterampilan mahasiswa di bidang kesehatan mental, serta mendukung kurikulum berbasis pencapaian pembelajaran yang diusung Universitas Malahayati.
Acara tersebut juga turut dihadiri oleh Wakil Rektor 1 Dr. Muhammad S.Kom, MM, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Dr. MS., perwakilan Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI), MBKM Center, serta para dosen prodi Psikologi. (*)
Redaktur : Asyihin
Alumni Universitas Malahayati, Rudi Saputra Jadi Quality Control di PT GGP
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Rudi Saputra, lulusan Program Studi D3 Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati, berhasil menapaki karir gemilang di dunia industri.
Setelah menyelesaikan studinya pada Januari 2024, Rudi kini bekerja sebagai Quality Control di PT. Great Giant Pineapple, Lampung Tengah, khususnya di Laboratorium Keripik Pisang.
Rudi mengungkapkan rasa terima kasih atas bimbingan yang ia terima selama masa kuliah.
“Berkat bimbingan dari dosen, saya dapat mengimplementasikan ilmu yang saya dapat di dunia pekerjaan,” ujar Rudi.
Menurutnya, Universitas Malahayati sangat mendukung mahasiswanya untuk berprestasi, dengan suasana belajar yang nyaman, fasilitas lengkap, serta dosen yang luar biasa
Ia juga menyampaikan rasa bangga pernah menjadi bagian dari Universitas Malahayati dan berharap kampus tersebut terus maju.
“Harapan saya, semoga Universitas Malahayati selalu sukses dan dapat meluluskan generasi-generasi yang berkualitas serta memiliki daya saing tinggi,” ucapnya (*)
Redaktur : Asyihin
Mahasiswa Universitas Malahayati Raih Medali Perunggu di PON Ke-21 Aceh-Sumut
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Malahayati, Fatur Rohman Mudia Mulya, berhasil meraih medali perunggu pada cabang olahraga Hapkido di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 Aceh-Sumatera Utara, Rabu, 11 September 2024.
Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas capaian Fatur Rohman.
Menurutnya, perolehan medali di ajang sekelas PON merupakan bukti nyata dari kerja keras dan dedikasi seorang atlet, apalagi Fatur masih berstatus sebagai mahasiswa.
“Ini adalah salah satu indikator kesuksesan seorang atlet. Kami sangat bangga dengan prestasi Fatur yang telah mengharumkan nama Lampung dan Universitas Malahayati,” ujar Dr. Achmad Farich.
Ia menambahkan bahwa Universitas Malahayati selama ini berkomitmen mendukung para mahasiswa berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah pemberian dana pembinaan bagi mahasiswa yang berhasil menorehkan prestasi.
Rektor berharap prestasi yang diraih oleh Fatur Rohman dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Universitas Malahayati lainnya untuk terus berprestasi di bidang yang mereka minati.
“Patut ditiru, karena ini hal yang positif,” pungkasnya. (*)
Editor: Asyihin
Prodi S1 Keperawatan Universitas Malahayati dan Peluang Kerja
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Program Studi S1 Keperawatan Universitas Malahayati terus berkomitmen mencetak tenaga perawat profesional yang siap menghadapi tantangan di dunia kesehatan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga kesehatan di berbagai sektor, lulusan keperawatan memiliki peluang karier yang sangat luas, baik di dalam maupun luar negeri.
Kurikulum Berbasis Outcome
Prodi S1 Keperawatan Universitas Malahayati dirancang untuk memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia keperawatan modern. Melalui pendekatan Kurikulum berbasis outcome atau Outcome Based Education (OBE) yakni metode pembelajaran yang berfokus pada capaian pembelajaran, mahasiswa dibekali dengan pengetahuan teori keperawatan, praktik klinis, dan keterampilan komunikasi yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.
Berikut adalah beberapa peluang kerja bagi lulusan S1 Keperawatan:
1. Perawat Rumah Sakit
Lulusan S1 Keperawatan dapat bekerja sebagai perawat di rumah sakit umum maupun spesialis, baik di sektor pemerintah maupun swasta. Peran ini melibatkan memberikan perawatan langsung kepada pasien, termasuk perawatan medis, monitoring, dan pemulihan.
2. Perawat Komunitas
Lulusan keperawatan juga dapat berperan sebagai perawat komunitas di puskesmas, klinik kesehatan, atau organisasi non-profit yang fokus pada kesehatan masyarakat. Mereka bertugas memberikan edukasi kesehatan, imunisasi, dan layanan kesehatan preventif kepada masyarakat.
3. Perawat di Layanan Kesehatan Mandiri
Dengan meningkatnya layanan home care, lulusan S1 Keperawatan memiliki kesempatan untuk menjadi perawat yang melayani pasien di rumah mereka, terutama untuk perawatan pasien lansia, pasien kronis, atau yang memerlukan perawatan jangka panjang.
4. Pendidik atau Dosen Keperawatan
Lulusan S1 Keperawatan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dapat berkarir sebagai dosen atau pendidik di institusi pendidikan keperawatan. Mereka berperan dalam mengajar, meneliti, dan membimbing calon perawat.
5. Manajer Layanan Kesehatan
Setelah beberapa tahun berpengalaman, lulusan S1 Keperawatan dapat mengambil posisi manajerial di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, mengelola staf, operasi klinik, dan sumber daya kesehatan.
6. Perawat Industri atau Korporat
Banyak perusahaan besar dan industri yang memerlukan layanan kesehatan bagi karyawan mereka. Lulusan keperawatan bisa bekerja sebagai perawat industri, mengelola kesehatan kerja, memberikan pertolongan pertama, dan memastikan kepatuhan kesehatan dan keselamatan kerja.
7. Peneliti di Bidang Kesehatan
Lulusan yang tertarik pada penelitian dapat terlibat dalam penelitian medis dan kesehatan, baik di lembaga penelitian, universitas, atau organisasi kesehatan internasional. Penelitian ini berfokus pada inovasi perawatan pasien, peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan pengembangan metode pengobatan baru.
8. Perawat di Luar Negeri
Lulusan keperawatan di Indonesia juga memiliki peluang bekerja di luar negeri, khususnya di negara-negara yang kekurangan tenaga perawat seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan negara-negara di Timur Tengah.
9. Entrepreneur di Bidang Kesehatan
Selain bekerja di instansi, lulusan keperawatan juga memiliki kesempatan untuk mendirikan usaha di bidang kesehatan, seperti klinik kesehatan, layanan konsultasi kesehatan, atau penyediaan peralatan medis.
Dukungan dan Fasilitas
Universitas Malahayati menyediakan fasilitas praktik yang lengkap, mulai dari laboratorium simulasi hingga kesempatan praktik klinis di berbagai rumah sakit mitra. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung dan siap bekerja setelah lulus. Selain itu, universitas juga menyediakan program bimbingan karier (Malahayati Career Center ) untuk membantu lulusan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
Dengan kurikulum yang relevan dan peluang karier yang luas, Prodi S1 Keperawatan Universitas Malahayati menjadi pilihan yang tepat bagi calon perawat yang ingin mengabdi dan berkarya di dunia kesehatan. (*)
Program Studi Kebidanan dan Farmasi Universitas Malahayati Perkenalkan Teh Celup Bayam Merah sebagai Solusi Anemia untuk Komunitas Rentan
Tim pengabdian masyarakat ini berasal dari 2 program studi yaitu Kebidanan dan Farmasi yang terdiri dari; Susilawati.S.SiT.,Bdn.,M.Kes dan Neneng Siti Lathifah.S.ST.,M.Kes (Prodi Kebidanan), serta apt.Gusti Ayu Rai Saputri.,S.Farm.,M.Si (Prodi SI Farmasi) dengan dibantu mahasiswa dari Prodi Kebidanan.
Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari; Kepala Tu Puskemas Desa Serdang, Suharto, AS, Amd.Kep. Bidang Koordinator Puskesmas Desa Serdang, Rusmiyati, SST.,Bdn. Sekertaris Desa Serdang, Amru, S.Sos. Bidan Desa Serdang, Jilly Pinnica, SST, Aparat desa, para petani hidroponik, dan Kelompok rentan anemia dari Desa Serdang. Kegiatan ini merupakan salah satu Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat pada perguruan tinggi swasta (PTS) tahun 2024.
Lebih lanjut, Suharto juga menyampaikan bahwa teh bayam merah selain dapat mencegah anemia juga mempunyai nilai ekonomi sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa serdang yang mayoritas adalah petani hidroponik penghasil bayam merah dan menjadi produk lokal Desa Serdang.
Tak lupa pula, Tim pengabdian masyarakat Universitas Malahayati mengucapkan terimakasih kepada Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah memberikan hibah pengabdian kepada masyarakat skema pemberdayaan berbasis masyarakat dengan nomor kontrak 959/LL2/AL.04/PM/2024 Dengan judul “Optimalisasi Bayam Merah dalam sediaan Teh Celup Organik Tinggi Zat Besi sebagai Upaya Mencegah Anemia pada Kelompok Rentan”. (gil/humasmalahayatinews)
Editor: Gilang Agusman
Pendidikan Etika
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa waktu lalu heboh di dunia maya ada calon taruna salah satu angkatan di negeri ini melawan pelatih dengan cara menyerang secara fisik; padahal pelatih tadi pangkatnya perwira . Kejadian seperti ini menambah panjang daftar kasus yang menimpa lembaga ini, apalagi penyebabnya hanya karena menolak laptop yang bersangkutan akan dilihat oleh sang pelatih. Tentu saja hukuman disiplin berat langsung dijatuhkan dengan pemecatan kepada calon taruna.
Secara administratif kejadian itu sudah selesai, tetapi secara filosofis kejadian itu belum dapat dikatakan selesai; sebab itu hanya puncak gunung es dari gumpalan es yang besar di bawahnya. Maksudnya menjadi pertanyaan kenapa sampai berani seperti itu, note bene yang bersangkutan “baru tamat” Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Dengan kata lain ada sesuatu yang kurang, bahkan mungkin salah pada dunia pendidikan dijenjang ini.
Belum selesai merenungkan peristiwa itu; mendadak mendapat kiriman dari seorang sohib yang menjabat pimpinan tertinggi bidang pendidikan di daerah ini yang berisi rekaman “ledakan” pidato mantan wakil presiden dua periode di negeri ini. Beliau menggugat bagaimana kegagalan seorang menteri yang mengurusi pendidikan, riset dan teknlogi serta kebudayaan.
Isi pidato beliau sangat menohok karena disertai pembanding para pendahulunya yang dinilai banyak berhasil membawa generasi bangsa ini ke level yang terbaik pada zamannya. Serta kesalahan mencari negara rujukan sebagai tolok-kesepadanan; sebab selama ini yang dipakai adalah negara-negara Eropa yang memiliki budaya serta kebiasaan yang sangat berbeda. Dipertanyakan oleh beliau mengapa tidak menggunakan India, Korea Selatan yang itu merupakan negara satu kawasan dengan budaya yang tidak terlalu jauh berbeda.
Sebagai mantan pejabat nomor dua di negeri ini, tentu banyak makan asam garamnya mengelola negeri; terutama yang berkaitan dengan pendidikan. Beliau sendiri dikenal memiliki yayasan pendidikan sampai universitas yang bergengsi. Itu menunjukkan apa yang diucapkannya bukan hanya ilusi tetapi persepsi; sekalipun persepsi sendiri tidak bebas nilai, karena bisa saja orang lain yang memiliki pengalaman lain sehingga berpersepsi lain, justru mengatakan menteri pendidikan sekaranglah yang paling berhasil.
Terlepas dari itu semua, data menunjukkan banyaknya setiap tahun anak-anak muda negeri ini yang menuntut ilmu di luar negeri, baik atas biaya sponsor maupun biaya sendiri. Indikator ini dapat dijadikan penanda bahwa kualitas anak-anak bangsa ini mampu bersaing di kelas global.
Walaupun menjadi kaget manakala ada lembaga nirlaba dari luar sana yang melakukan penelitian, ternyata IQ anak-anak kita berkategori papan bawah.
Belum lagi jika kita simak dengan seksama bagaimana perubahan sikap dan perilaku generasi Alfa sekarang terhadap tatakrama sopan santun kepada orang dewasa, termasuk guru.
Jadi jika kita kaitkan dengan peristiwa di atas, ternyata isi pendidikan kita saat ini diduga hanya bermuatan capaian materi pembelajaran, tidak disertai capaian kematangan kepribadian. Dengan kata lain transfer materi pembelajaran tidak disertai transfer nilai-nilai kepribadian, atau kemampuan menguasai kecakapan keterampilan, tidak disertai capaian penguasaan kematangan diri.
Hubungan antara pendidikan dan kepribadian merupakan topik yang penting dalam psikologi dan pendidikan. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Secara keseluruhan, pendidikan memainkan peran kunci dalam pembentukan kepribadian individu. Pengalaman pendidikan yang positif dapat mendukung pengembangan kepribadian yang sehat dan seimbang, sementara pengalaman pendidikan yang negatif dapat memiliki dampak sebaliknya.
Sementara itu hubungan antara pendidikan dengan etika sangat erat, termasuk didalamnya tatalaku beragama; karena pendidikan berperan penting dalam pengembangan pemahaman etika dan moral individu. Oleh sebab itu secara keseluruhan, pendidikan berfungsi sebagai sarana utama untuk mengajarkan dan memperkuat etika.
Dengan memberikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika, pendidikan membantu membentuk individu yang mampu bertindak dengan integritas dan tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Termasuk didalamnya menjalankan syariat agama yang dianut.
Negeri ini tidak hanya membutuhkan orang pintar, tetapi lebih kepada pintar yang beretika dan bermoral, serta berahlakulkharimah; karena tidak ada satupun koruptor yang ditangkap KPK itu orang bodoh, mereka boleh dikatakan semua sarjana, bahkan ada yang bergelar doktor dan guru besar; itu merupakan salah satu indikator mereka orang pintar. Tetapi kepintaran yang tidak disertai moral dan etika serta tatalaku beragama; maka kehancuranlah yang akan dijumpai. Bagaimana tidak hancur jika kursi jabatan dan kursi sekolah/kuliah diberi label “harga” untuk dapat mendudukinya.
Sudah sangat mendesak sekarang memahamkan pentingnya pendidikan kepribadian yang didalamnya ada unsur etika dan moral serta agama. Semua itu tidak mungkin bisa dikerjakan oleh guru di sekolah; harus juga disertai peran aktif orang tua di rumah bersama unsur elemen masyarakat lainnya, bahu membahu menyadarkan pada anak pentingnya moral dan etika serta agama dalam kehidupan. Kesuksesan itu tidak cukup bermodal pintar, tetapi etika sopan santun dan moralitas serta perilaku beragama adalah benteng kepribadian utama.
Jika calon Taruna di atas memiliki kepribadian etika moral yang baik dan laku agama yang bagus, maka dia tidak akan gegabah seperti itu dalam bertindak. Sesal kemudian tidak berguna, bak pepatah lama mengatakan “nasi sudah jadi bubur”. Semoga kita dapat memetik pembelajaran dari semua di atas. Menteri pendidikan boleh berganti satu hari tujuh kali, tetapi itu tidak berarti apa-apa jika pendidikan moral dan etika serta agama tidak didorong ke depan keberadaannya.
Oleh karena itu sekolah dapat saja dalam periodesasi tertentu mengundang ahlinya untuk memberikan pencerahan kepada orang tua siswa; bahwa tangung jawab kemajuan pendidikan itu bukan hanya tanggung jawab sekolah semata. Justru pada saat ini pendampingan oleh orang tua sangat diperlukan. Orang tua harus dapat “hadir” didalam benak anak-anaknya. Orang tua bukan “mesin pencari uang” untuk anak-anaknya saja, akan tetapi juga mitra strategis dalam mengarungi kehidupan yang makin kompleks dan keras seperti saat ini dan masa-masa yang akan datang. Salam Waras (SJ)
Editor. Gilang Agusman
Prodi Manajemen Universitas Malahayati dan Peluang Kerja
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Malahayati menjadi salah satu pilihan favorit bagi calon mahasiswa.
Berbagai kelebihan yang ditawarkan, mulai dari kurikulum berbasis kompetensi out come hingga pengembangan soft skills, menjadikan lulusan Prodi Manajemen Universitas Malahayati siap bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Prodi Manajemen Universitas Malahayati mengusung kurikulum yang terintegrasi dengan kebutuhan industri modern saat ini. Dengan fokus pada bidang-bidang seperti manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, pemasaran, hingga manajemen operasional, mahasiswa dibekali dengan kemampuan analisis serta pemahaman komprehensif mengenai manajemen organisasi.
Selain materi teori, Universitas Malahayati juga menekankan pentingnya pengalaman praktis. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengikuti magang di berbagai perusahaan terkemuka salah satunya Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) selama empat bulan. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada situasi riil di dunia kerja serta memperkuat jaringan mereka.
Pengembangan Soft Skills
Salah satu aspek yang tak kalah penting dalam dunia manajemen adalah soft skills. Universitas Malahayati sadar akan hal ini dan memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, serta pengambilan keputusan.
Melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, pelatihan, dan organisasi mahasiswa, lulusan diharapkan mampu menjadi pemimpin yang efektif serta adaptif terhadap perubahan.
Peluang Kerja yang Menjanjikan
Lulusan Prodi Manajemen Universitas Malahayati memiliki peluang kerja yang sangat luas. Beberapa bidang pekerjaan yang dapat diisi oleh lulusan manajemen di antaranya:
1. Manajer Proyek
Lulusan manajemen memiliki kemampuan untuk mengelola proyek, dari perencanaan hingga evaluasi, dalam berbagai sektor bisnis.
2. Analis Keuangan
Dengan keterampilan analitis yang mumpuni, lulusan manajemen mampu bekerja di bidang keuangan, melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan dan memberikan rekomendasi strategis.
3. Manajer Pemasaran
Bidang pemasaran menjadi salah satu fokus dalam prodi ini, yang memungkinkan lulusan bekerja di perusahaan-perusahaan multinasional atau lokal untuk merancang dan mengimplementasikan strategi pemasaran.
4. Sumber Daya Manusia (HRD)
Lulusan juga bisa berkarir di bidang manajemen SDM, mengelola rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan.
5. Kewirausahaan
Selain bekerja di perusahaan, lulusan juga dibekali dengan keterampilan kewirausahaan, memungkinkan mereka membuka usaha sendiri dengan pemahaman yang mendalam tentang manajemen bisnis.
Dukungan Universitas Malahayati
Universitas Malahayati secara aktif membantu mahasiswa dan lulusannya dalam mengakses peluang kerja melalui pusat karir (Malahayati career center) yang memfasilitasi informasi lowongan pekerjaan, pelatihan interview, hingga konsultasi karir. Tak hanya itu, hubungan yang baik dengan berbagai perusahaan juga membuka peluang rekrutmen langsung untuk para lulusannya.
Dengan segala keunggulan tersebut, Prodi Manajemen Universitas Malahayati menjadi salah satu program studi yang patut dipertimbangkan bagi mereka yang ingin meniti karir sukses di dunia bisnis dan manajemen. (*)
7 Mahasiswa Universitas Malahayati Lolos MSIB Batch 7, Ini Namanya
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Sebanyak tujuh mahasiswa Universitas Malahayati berhasil lolos dalam Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7.
Program ini dirancang untuk memperkecil kesenjangan antara kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kebutuhan industri.
Melalui MSIB, para mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman magang di berbagai instansi ternama di Indonesia.
Mahasiswa yang terpilih dalam program ini berasal dari berbagai program studi dan telah diterima di sejumlah instansi. Di antaranya:
– Afif Kurnia Anakis (Prodi Manajemen) di PT Nutrifood Indonesia sebagai Area Marketing.
– Arif Dermawan (Prodi Ilmu Hukum) di Yayasan Bakrie Center sebagai Research & Advocation.
– Bella Aldama Hard Rahayu (Prodi Manajemen) di Sekretariat Jenderal DPR RI sebagai Asisten Penelaah Teknis Kebijakan Perencanaan dan Organisasi.
– Dewi Sri Setia Adji (Prodi Manajemen) di Koperasi Produsen Wirausaha Unggul Bersama Indonesia sebagai Manajemen Bisnis.
– Dita Mailinda (Prodi Kesehatan Masyarakat) di Yayasan Bakrie Center sebagai Program Development.
– Rizky Andrian (Prodi Manajemen) di Direktorat Kemitraan Lingkungan, Kementerian LHK sebagai Pendamping Perhutanan Sosial.
– Soviq Awabin (Prodi Ilmu Hukum) di Sekretariat Jenderal DPR RI sebagai Asisten Analis Pemantauan.
Euis Mufahamah, S.E., M.Ak., selaku Koordinator PT MSIB Universitas Malahayati, menjelaskan bahwa program ini memberikan banyak manfaat bagi para mahasiswa.
“MSIB memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja langsung, bimbingan dari mentor profesional, serta peluang direkrut langsung oleh mitra melalui program Golden Ticket,” ujar Euis.
Selain itu, program ini juga memberikan pengakuan SKS untuk kegiatan magang yang akan berlangsung selama empat bulan, dari 16 September hingga 20 Desember 2024.
Para mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh selama perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata, sehingga mampu meningkatkan keterampilan serta kesiapan menghadapi tantangan industri masa depan.
Sedangkan, Penanggung Jawab Program (PIC) MSIB Universitas Malahayati, Mohammad Athian Manan, S.M.,M.M berharap agar para mahasiswa memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya untuk mengembangkan potensi diri dan membangun jejaring profesional di dunia kerja. (*)
Editor: Asyihin
Prodi S1 Kebidanan Universitas Malahayati dan Peluang Kerja
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Program Studi (Prodi) S1 Kebidanan Universitas Malahayati terus menunjukkan kiprah unggulnya dalam mencetak tenaga profesional di bidang kesehatan ibu dan anak.
Berkat kombinasi kurikulum berbasis kompetensi, pengalaman klinis yang komprehensif, serta dukungan fasilitas pendidikan yang modern, lulusan Prodi Kebidanan Universitas Malahayati dipersiapkan untuk menjadi bidan yang tidak hanya terampil secara klinis tetapi juga berdaya saing tinggi di pasar kerja.
Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Praktek Klinis
Prodi S1 Kebidanan Universitas Malahayati mengusung kurikulum berbasis kompetensi yang mengintegrasikan teori dengan praktek lapangan. Mahasiswa dibekali dengan pengetahuan mendalam mengenai kesehatan reproduksi, pelayanan kebidanan, hingga penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.
Selain pembelajaran teori, mahasiswa Prodi Kebidanan diwajibkan mengikuti berbagai praktek klinis di rumah sakit, puskesmas, serta fasilitas kesehatan lainnya. Universitas Malahayati memiliki jaringan kerjasama dengan banyak institusi kesehatan di Lampung dan sekitarnya, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman langsung dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, melahirkan, hingga perawatan bayi baru lahir.
Pengembangan Soft Skills dan Etika Profesi
Bidang kebidanan tak hanya membutuhkan keterampilan medis, tetapi juga empati, komunikasi yang baik, serta etika profesi yang tinggi. Melalui berbagai pelatihan, mahasiswa Prodi Kebidanan Universitas Malahayati dilatih untuk berinteraksi dengan pasien secara efektif, menjaga profesionalitas, serta menghadapi situasi darurat dengan tenang dan tepat.
Selain itu, universitas ini juga mengintegrasikan pendidikan berbasis teknologi untuk mempersiapkan lulusan menghadapi era digitalisasi di dunia kesehatan. Hal ini termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kebidanan dan manajemen data kesehatan.
Peluang Karir yang Luas
Lulusan S1 Kebidanan Universitas Malahayati memiliki prospek karir yang sangat luas, mengingat tingginya permintaan terhadap tenaga kesehatan, khususnya dalam bidang kebidanan, di Indonesia dan mancanegara. Berikut beberapa peluang karir bagi lulusan:
Dukungan Karir
Universitas Malahayati melalui Pusat Karir (Malahayati Career Center) secara aktif membantu mahasiswa dalam mempersiapkan masa depan mereka. Selain pelatihan persiapan karir seperti simulasi wawancara kerja, pusat karir juga berperan sebagai penghubung antara lulusan dan instansi kesehatan yang membutuhkan tenaga profesional kebidanan.
Dengan permintaan yang terus meningkat akan layanan kesehatan ibu dan anak, Prodi S1 Kebidanan Universitas Malahayati menawarkan peluang bagi mereka yang ingin berkontribusi secara nyata dalam dunia kesehatan. Didukung oleh kurikulum berkualitas, pengalaman lapangan yang kuat, serta dukungan universitas, lulusan siap menghadapi tantangan dan peluang di sektor kebidanan yang terus berkembang. (*)
Prodi Pendidikan Dokter Universitas Malahayati dan Peluang Kerja
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Program Studi Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter Universitas Malahayati terus menarik minat calon mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Universitas yang dikenal dengan fasilitas medis yang memadai dan tenaga pengajar profesional ini menawarkan pendidikan berkualitas bagi calon dokter yang siap bersaing di dunia kerja.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Universitas Malahayati Dr. Muhammad, S, Kom., M.M., , mengungkapkan bahwa kurikulum yang diterapkan tidak hanya berfokus pada ilmu kedokteran dasar, tetapi juga meliputi pengembangan soft skills, seperti kemampuan komunikasi dan pengambilan keputusan cepat dalam situasi darurat. “Kami memastikan lulusan kami siap terjun langsung ke dunia klinis maupun riset,” Ucapnya.
Peluang Karier Luas
Dengan predikat akreditasi baik, lulusan dari Program Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter Universitas Malahayati memiliki prospek karier yang cerah. Dr. Muhammad menambahkan bahwa alumni Malahayati tersebar di berbagai rumah sakit besar, baik di dalam maupun luar negeri. Tidak hanya berprofesi sebagai dokter umum, banyak dari mereka juga melanjutkan spesialisasi dan berkarier sebagai dokter spesialis di berbagai bidang seperti bedah, penyakit dalam, anak, gigi, dan kesehatan masyarakat.
Selain itu, lulusan Dokter Universitas Malahayati juga dapat berkiprah di bidang riset medis, membuka praktek pribadi, atau bergabung dengan organisasi non-pemerintah yang bergerak di sektor kesehatan.
Pengalaman Klinis
Universitas Malahayati menyediakan fasilitas rumah sakit pendidikan sebagai tempat mahasiswa melakukan praktik klinis. Di sini, mahasiswa dapat langsung berinteraksi dengan pasien di bawah bimbingan tenaga medis profesional. Fasilitas yang lengkap ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa sebelum mereka terjun ke dunia kerja.
Kesempatan Menjadi Dokter Profesional
Melihat peluang besar ini, banyak calon mahasiswa yang tertarik untuk bergabung di Program Pendidikan Dokter Universitas Malahayati. Dengan sistem pendidikan yang inovatif dan peluang karier yang luas, prodi ini menjadi salah satu pilihan favorit bagi mereka yang bercita-cita menjadi dokter profesional.
Pendaftaran mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2024/2025 masih dibuka, dengan berbagai jalur masuk yang dapat diikuti oleh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Calon mahasiswa dapat menekan klik laman ini https://pendaftaran.malahayati.ac.id/ atau datang lampung ke bagian penerimaan mahasiswa baru (*)