Program Studi Manajemen Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Komitmen menciptakan kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan seksual terus digaungkan oleh Program Studi Manajemen Universitas Malahayati. Bersama Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) dan perwakilan BEM Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen menggelar kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap isu kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas unsur kampus dalam menciptakan ruang aman bagi seluruh sivitas akademika. Hadir membuka acara, Kepala Program Studi Manajemen, Dr. Febrianty, S.E., M.Si, menekankan pentingnya kepedulian bersama terhadap isu yang masih menjadi tantangan serius di banyak institusi pendidikan.

“Melalui kegiatan ini, seluruh peserta diajak untuk lebih peduli dan peka terhadap isu kekerasan seksual. Kita ingin menciptakan ruang dialog terbuka, agar mahasiswa dapat saling menguatkan dan membangun kesadaran kolektif untuk mencegah serta menangani kasus-kasus kekerasan seksual secara tepat,” ujar Dr. Febrianty.

Acara ini menghadirkan narasumber Ayu Nursari, S.E., M.E., yang memberikan paparan mendalam mengenai pentingnya pemahaman akan sistem pelaporan yang berjenjang, serta mekanisme penindakan terhadap pelaku kekerasan seksual di lingkungan kampus. Literasi pelaporan dinilai menjadi salah satu kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang tegas dan tidak mentoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun.

Sosialisasi ini diikuti oleh 40 mahasiswa Program Studi Manajemen serta dihadiri oleh para dosen pendamping, yakni Euis Mufahamah, S.E., M.Akt dan Reza Rahadian Pratama, S.E., M.M. Kegiatan berlangsung dalam suasana yang terbuka dan interaktif, memberi ruang bagi peserta untuk berdiskusi dan berbagi pandangan.

Kolaborasi antara Prodi, HMM, dan BEM FE ini menjadi cerminan semangat solidaritas dan kepedulian yang tinggi antar mahasiswa dan civitas kampus. Mahasiswa didorong untuk tidak hanya menjadi bagian dari perubahan, tetapi juga menjadi pelopor terciptanya budaya saling menghargai dan menjaga satu sama lain di setiap lini kehidupan kampus.

“Mari bersatu, lawan kekerasan, dan jadikan kampus sebagai tempat tumbuh yang sehat bagi semua,” menjadi seruan penutup dalam kegiatan yang sarat nilai kemanusiaan ini.

Dengan langkah kecil ini, harapannya akan tumbuh kesadaran besar dari seluruh elemen kampus untuk bersama-sama menolak segala bentuk kekerasan seksual. Kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua yang harus menjadi ruang aman bagi semua. (gil)

Editor: Gilang Agusman