Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Sahdan negara Hastinapura memiliki Putra Mahkota bernama Raden Sarojakesuma (versi Surakarta) atau Lesmana Mandrakumara (versi Yogjakarta). Putra mahkota ini, sesungguhnya bukan putra kandung Prabu Duryudana dan Dewi Banowati. Waktu Banowati hamil, Duryodana curiga ini mesti ada sesuatu. Pasalnya, meski Banowati sudah nikah ternyata ia masih membuka hati dengan sang mantan “Arjuna” hingga dia hamil, buah nafsunya dengan Arjuna.
Duryudana berkata, jika anak yang lahir kelak adalah perempuan itu adalah putri Arjuna. Banowati akan diusir dari Hastina. Jika anak yang lahir laki-laki, maka itu adalah putranya (Duryudana). Ternyata lahir anak perempuan. Banowati panik. Karena takut diusir, ia lalu minta tolong Kresna dengan cara bayinya ditukar dengan anak genderuwo yang diubah mukanya jadi manusia.
Di saat yang hampir bersamaan salah seorang istri Arjuna yaitu Dewi Manuhara melahirkan putri yang diberi nama Endang Pergiwa. Anak Banowati diberikan Kresna kepada Manuhara agar diakui sebagai anak kembarnya. Anak Banowati tersebut diberi nama Endang Pergiwati. Anak tukaran genderuwo tadi diberi nama Lesmana Mandrakumara. Wataknya cengeng dan idiot, looser. Saat ia minta kawin dan gagal terus.
Dalam jagad pewayangan diceritakan gagal meminang Pergiwa-Pergiwati karena kalah sama Gatotkaca, gagal sama Sitisundari karena kalah sama Abimanyu, gagal meminang Titisari karena kalah sama Irawan.
Namun, Sang Putra Mahkota selalu dilindungi oleh Maha Prabu Raja Hastina, meminta apapun diberi, bahkan dalam cerita carangan atau buatan dalang, membuat partai-pun dibuatkan. Dan, harus selalu jadi ketua, sementara sang ayah jadi penasihat. Apa pun kegiatan harus meriah dan kelihatan wah.
Sarojokesumo digadang-gadang sebagai pengganti Sang Raja. Namun nasib berkata beda karena setiap ada sayembara apapun, putra mahkota selalu kalah. Putra Mahkota dikecewakan untuk kesekian kalinya, saat pemilihan Senapati Pendamping dalam Perang Baratayudha, dalam cerita Abimanyu Gugur, ternyata Patih Sengkuni yang pamannya sendiri menggagalkan pencalonannya dengan alasan “masih terlalu muda”.
Menyakitkan hati itu karena semua rekam jejak Sarojokesuma terekam dengan baik di dunia ingatan para penggemar wayang, sehingga seolah-olah pelaku ini tidak pernah ada baiknya sama sekali selama hidupnya. Jadi jika ada dalang yang berusaha menyimpangkan sejarah termasuk sejarah Sang Raja, maka ramai-ramai para penggemarnya akan protes. Sejarah yang dibuat sendiri oleh para dalang tadi, saat ini terekam dengan baik di dunia maya melalui piranti yang ada.
Kisah wayang itu bak sebuah cerita sejarah. Sebagai cerita, ia bisa saja memiliki kesejajaran dengan peristiwa di dunia nyata, baik era dulu maupun zaman kiwari.
Dalam zaman yang makin maju–yakni ketika jejak peristiwa lampau yang pernah tertulis dan tersebar di dunia maya dengan gampang bisa ditemukenali kembali — sejarah seolah mudah datang kembali ke hadapan kita. Ternyata sejarah yang tercatat di dunia maya kapan saja bisa diputar ulang. Cerita masa lampau terkait huru-hara, intrik, atau pengkhianatan dengan mudah bisa dihadirkan kembali. Persis zaman dulu kita memutar kaset dengan tape recorder.
Salah satu sumber mengatakan, sejarah adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lalu yang dipelajari dan diselidiki untuk menjadi acuan serta pedoman kehidupan masa mendatang. Menurut etimologi atau asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni syajarotun, yang artinya pohon. Ilmu sejarah mempelajari tentang peristiwa masa lalu melalui artefak, manuskrip, maupun peninggalan lainnya dalam sejarah Indonesia, dunia, zaman kuno, hingga modern. Ilmu sejarah tak hanya mencakup aspek budaya, namun juga ekonomi, geografi, sosial, politik, bahasa, agama, pariwisata, militer, bahkan teknologi.
Kalau mengacu kepada pendapat di atas berarti rekam jejak yang terpateri dalam era digital seperti sekarang ini, menjadi “arsip hidup” yang kapan saja bisa dibuka, dan ini ada pada wilayah ontologi. Sementara akan digunakan untuk tujuan apa dan gunanya untuk apa, menjadi wilayah epistemologi dan aksiologi. Ternyata pada kedua wilayah disebut terakhir-lah Sang Begawan di atas berada, sehingga tidak dapat menghindar dari rekam sejarah yang pernah dibuatnya pada masa lalu.
Mari kita posisikan peristiwa sejarah di atas sebagai referensi; dengan kata lain sebenarnya setiap hari, setiap saat kita sedang membuat sejarah, paling tidak sejarah diri kita sendiri. Bisa jadi sejarah itu “tertulis” karena bersinggungan dengan orang lain, lembaga, atau peristiwa. Menjadi dahsyat saat ini sejarah itu terekam sebagai fakta pada dunia maya, yang sampai kapanpun akan tersimpan sebagai arsip kehidupan kita dan atau bersama orang lain.
Rekam jejak itu sendiri dalam rekamannya masih netral, menjadi tidak netral manakala di baca atau diputar ulang karena tujuan dan kegunaan tertentu. Dan, ini yang sekarang terjadi di dunia maya: banyak kita jumpai tampilan-tampilan satir yang satu dengan yang lain saling ejek, bahkan dengan editan tertentu, semua seolah menjadi hiburan yang tidak menghibur.
Namun, seorang wartawan yang berpengalaman pada harian terkemuka di daerah ini menulis pada artikel Nuansa-nya yang terbit 9 September 2023; menyatakan bahwa tak satu pun mereka menyentuh kebutuhan masyarakat bawah paling dasar. Dan itu tidak terasa mereka sedang mengukir sejarah ketidakpedulian akan kepentingan hakiki dari para calon pemilihnya, mereka sibuk akan kepentingan sendiri. Justru mereka mempertontonkan parodi lucu yang tidak lucu, sehingga melukai bahkan bisa jadi menciderai. Ibarat orang sudah siap akan duduk, kemudian seketika kursi yang mau diduduki ditarik, dan justru orang lain yang duduk. Bagaimana sejarah menulisnya, tinggal kita pandang dari sudut mana.
Pada satu literatur tertulis: “Sejarah ditulis oleh para pemenang”. Ini merupakan sebuah ungkapan yang sering didengungkan dan diamin-ni oleh banyak orang—mungkin oleh kita juga. Ungkapan tersebut masih menjadi misteri siapa yang pertama kali menggaungkannya, entah Winston Churchill, entah Napoleon Bonaparte.
Makna dari ungkapan tersebut mengacu pada kenyataan bahwa versi sejarah yang sering kita baca atau pelajari cenderung dipengaruhi oleh sudut pandang (perspektif), kepentingan, dan narasi para pihak yang berhasil atau menang dalam suatu konflik, pertempuran, atau peristiwa penting. Dengan bahasa lain, sejarah memang sering kali ditulis oleh pihak yang berhasil meraih kemenangan dalam suatu konflik, seperti pemenang perang, penjajah, atau kelompok yang memegang kekuasaan politik.
Mereka memiliki kecenderungan untuk menggambarkan peristiwa tersebut sesuai dengan perspektif dan kepentingan mereka sendiri. Tetapi jangan lupa itu dahulu, sekarang rekam jejak bisa ditulis siapa saja kemudian disimpan didunia maya, yang bisa dibuka kapan saja oleh siapa saja, tidak harus kalah atau menunggu menang.
Manusia memang makhluk unik, semua perbuatannya adalah sejarahnya, diamnya-pun juga merupakan sejarah baginya. Oleh sebab itu, mari kita merekamkan jejak kita kepada perbuatan baik, sebab berbuat salah-pun itu adalah sejarah. Paling tidak adalah sejarah kesalahan yang pernah kita perbuat saat hidup. (SJ)
Selamat ngopi pagi!
16 Mahasiswa Prodi Anafarma Universitas Malahayati Lulus Ujian Kompetensi yang Digelar Kemendikbudristek
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): 16 mahasiswa Program Studi Anafarma, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Bandar Lampung telah meraih prestasi luar biasa dengan lulus ujian kompetensi (UKOM) yang diselenggarakan Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Keputusan ini dinyatakan berdasarkan SK No. 1297/KOM-Kes/IX/2023 pada 10 September 2023.
Agustina Retnaningsih, S.Si., Apt., M.Farm, Kaprodi DIll Anafarma, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati, dengan bangga mengucapkan selamat kepada 16 mahasiswa yang telah mencapai prestasi ini.
“Keberhasilan mereka dalam ujian kompetensi merupakan gambaran dedikasi mereka selama ini dalam mengejar ilmu dan keterampilan di bidang kesehatan khususnya Anafarma,” kata Agustina, Selasa (12/9/2023).
Agustina mengatakan, hasil UKOM adalah pengakuan atas kerja keras mereka selama masa studi. Capaian ini juga mencerminkan komitmen mereka untuk meningkatkan mutu pendidikan di Universitas Malahayati.
“Selamat kepada para mahasiswa yang telah lulus UKOM, semoga prestasi ini menjadi langkah awal menuju karier yang cemerlang dalam dunia kesehatan,” ucap Agustina. (451/**)
Dosen Universitas Malahayati Teliti Manfaat Kayu Manis Turunkan Kadar Glukosa pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Dua dosen Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati, Nurhalina Sari dan Diah Astika Winahyu, melakukan penelitian tentang manfaat kayu manis dalam menstabilkan kadar glukosa pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh Kayu Manis (Cinnamomum cassia) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020, dengan sasaran Penderita diabetes mellitus tipe 2 di kecamatan Kemiling Bandar Lampung.
Tahap penelitian melibatkan uji coba jenis kayu manis Cinnamon cassia merk X yang telah diuji kandungannya di Unit Laboratorium Riset Unggulan – Institut Pertanian Bogor, mendapatkan perizinan dari Puskesmas Kemiling, melakukan pencarian responden untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, memberikan edukasi sebelum penelitian dilakukan dan meminta kesediaan inform consent menjadi responden. Selanjutnya dilakukan pemantauan selama 4 minggu untuk mengetahui efektivitas penggunaan kayu manis dan pemeriksaan kadar glukosa darah setiap minggunya. Hasil publikasi ilmiah dapat dilihat pada https://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs/index.php/juke/article/view/489
Hasil penelitian yang ditemukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penggunaan rutin kayu manis dengan penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
Temuan ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dengan berbagai jenis kayu manis yang tumbuh di Indonesia dan penentuan kadar konsumsi harian yang aman untuk penderita.
Nurhalina Sari, sebagai salah satu peneliti, menyimpulkan bahwa kayu manis jenis Cinnamon cassia dapat menjadi alternatif yang berpotensi dalam menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
Penelitian ini masih perlu dilakukan pengembangan untuk mendapatkan dosis yang tepat, aman jika dikonsumsi harian dan menghasilkan tingkat efektivitas tinggi dalam menurunkan kadar glukosa darah. (451/**)
Jejak Itu Bernama Sejarah
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Sahdan negara Hastinapura memiliki Putra Mahkota bernama Raden Sarojakesuma (versi Surakarta) atau Lesmana Mandrakumara (versi Yogjakarta). Putra mahkota ini, sesungguhnya bukan putra kandung Prabu Duryudana dan Dewi Banowati. Waktu Banowati hamil, Duryodana curiga ini mesti ada sesuatu. Pasalnya, meski Banowati sudah nikah ternyata ia masih membuka hati dengan sang mantan “Arjuna” hingga dia hamil, buah nafsunya dengan Arjuna.
Duryudana berkata, jika anak yang lahir kelak adalah perempuan itu adalah putri Arjuna. Banowati akan diusir dari Hastina. Jika anak yang lahir laki-laki, maka itu adalah putranya (Duryudana). Ternyata lahir anak perempuan. Banowati panik. Karena takut diusir, ia lalu minta tolong Kresna dengan cara bayinya ditukar dengan anak genderuwo yang diubah mukanya jadi manusia.
Di saat yang hampir bersamaan salah seorang istri Arjuna yaitu Dewi Manuhara melahirkan putri yang diberi nama Endang Pergiwa. Anak Banowati diberikan Kresna kepada Manuhara agar diakui sebagai anak kembarnya. Anak Banowati tersebut diberi nama Endang Pergiwati. Anak tukaran genderuwo tadi diberi nama Lesmana Mandrakumara. Wataknya cengeng dan idiot, looser. Saat ia minta kawin dan gagal terus.
Dalam jagad pewayangan diceritakan gagal meminang Pergiwa-Pergiwati karena kalah sama Gatotkaca, gagal sama Sitisundari karena kalah sama Abimanyu, gagal meminang Titisari karena kalah sama Irawan.
Namun, Sang Putra Mahkota selalu dilindungi oleh Maha Prabu Raja Hastina, meminta apapun diberi, bahkan dalam cerita carangan atau buatan dalang, membuat partai-pun dibuatkan. Dan, harus selalu jadi ketua, sementara sang ayah jadi penasihat. Apa pun kegiatan harus meriah dan kelihatan wah.
Sarojokesumo digadang-gadang sebagai pengganti Sang Raja. Namun nasib berkata beda karena setiap ada sayembara apapun, putra mahkota selalu kalah. Putra Mahkota dikecewakan untuk kesekian kalinya, saat pemilihan Senapati Pendamping dalam Perang Baratayudha, dalam cerita Abimanyu Gugur, ternyata Patih Sengkuni yang pamannya sendiri menggagalkan pencalonannya dengan alasan “masih terlalu muda”.
Menyakitkan hati itu karena semua rekam jejak Sarojokesuma terekam dengan baik di dunia ingatan para penggemar wayang, sehingga seolah-olah pelaku ini tidak pernah ada baiknya sama sekali selama hidupnya. Jadi jika ada dalang yang berusaha menyimpangkan sejarah termasuk sejarah Sang Raja, maka ramai-ramai para penggemarnya akan protes. Sejarah yang dibuat sendiri oleh para dalang tadi, saat ini terekam dengan baik di dunia maya melalui piranti yang ada.
Kisah wayang itu bak sebuah cerita sejarah. Sebagai cerita, ia bisa saja memiliki kesejajaran dengan peristiwa di dunia nyata, baik era dulu maupun zaman kiwari.
Dalam zaman yang makin maju–yakni ketika jejak peristiwa lampau yang pernah tertulis dan tersebar di dunia maya dengan gampang bisa ditemukenali kembali — sejarah seolah mudah datang kembali ke hadapan kita. Ternyata sejarah yang tercatat di dunia maya kapan saja bisa diputar ulang. Cerita masa lampau terkait huru-hara, intrik, atau pengkhianatan dengan mudah bisa dihadirkan kembali. Persis zaman dulu kita memutar kaset dengan tape recorder.
Salah satu sumber mengatakan, sejarah adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lalu yang dipelajari dan diselidiki untuk menjadi acuan serta pedoman kehidupan masa mendatang. Menurut etimologi atau asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni syajarotun, yang artinya pohon. Ilmu sejarah mempelajari tentang peristiwa masa lalu melalui artefak, manuskrip, maupun peninggalan lainnya dalam sejarah Indonesia, dunia, zaman kuno, hingga modern. Ilmu sejarah tak hanya mencakup aspek budaya, namun juga ekonomi, geografi, sosial, politik, bahasa, agama, pariwisata, militer, bahkan teknologi.
Kalau mengacu kepada pendapat di atas berarti rekam jejak yang terpateri dalam era digital seperti sekarang ini, menjadi “arsip hidup” yang kapan saja bisa dibuka, dan ini ada pada wilayah ontologi. Sementara akan digunakan untuk tujuan apa dan gunanya untuk apa, menjadi wilayah epistemologi dan aksiologi. Ternyata pada kedua wilayah disebut terakhir-lah Sang Begawan di atas berada, sehingga tidak dapat menghindar dari rekam sejarah yang pernah dibuatnya pada masa lalu.
Mari kita posisikan peristiwa sejarah di atas sebagai referensi; dengan kata lain sebenarnya setiap hari, setiap saat kita sedang membuat sejarah, paling tidak sejarah diri kita sendiri. Bisa jadi sejarah itu “tertulis” karena bersinggungan dengan orang lain, lembaga, atau peristiwa. Menjadi dahsyat saat ini sejarah itu terekam sebagai fakta pada dunia maya, yang sampai kapanpun akan tersimpan sebagai arsip kehidupan kita dan atau bersama orang lain.
Rekam jejak itu sendiri dalam rekamannya masih netral, menjadi tidak netral manakala di baca atau diputar ulang karena tujuan dan kegunaan tertentu. Dan, ini yang sekarang terjadi di dunia maya: banyak kita jumpai tampilan-tampilan satir yang satu dengan yang lain saling ejek, bahkan dengan editan tertentu, semua seolah menjadi hiburan yang tidak menghibur.
Namun, seorang wartawan yang berpengalaman pada harian terkemuka di daerah ini menulis pada artikel Nuansa-nya yang terbit 9 September 2023; menyatakan bahwa tak satu pun mereka menyentuh kebutuhan masyarakat bawah paling dasar. Dan itu tidak terasa mereka sedang mengukir sejarah ketidakpedulian akan kepentingan hakiki dari para calon pemilihnya, mereka sibuk akan kepentingan sendiri. Justru mereka mempertontonkan parodi lucu yang tidak lucu, sehingga melukai bahkan bisa jadi menciderai. Ibarat orang sudah siap akan duduk, kemudian seketika kursi yang mau diduduki ditarik, dan justru orang lain yang duduk. Bagaimana sejarah menulisnya, tinggal kita pandang dari sudut mana.
Pada satu literatur tertulis: “Sejarah ditulis oleh para pemenang”. Ini merupakan sebuah ungkapan yang sering didengungkan dan diamin-ni oleh banyak orang—mungkin oleh kita juga. Ungkapan tersebut masih menjadi misteri siapa yang pertama kali menggaungkannya, entah Winston Churchill, entah Napoleon Bonaparte.
Makna dari ungkapan tersebut mengacu pada kenyataan bahwa versi sejarah yang sering kita baca atau pelajari cenderung dipengaruhi oleh sudut pandang (perspektif), kepentingan, dan narasi para pihak yang berhasil atau menang dalam suatu konflik, pertempuran, atau peristiwa penting. Dengan bahasa lain, sejarah memang sering kali ditulis oleh pihak yang berhasil meraih kemenangan dalam suatu konflik, seperti pemenang perang, penjajah, atau kelompok yang memegang kekuasaan politik.
Mereka memiliki kecenderungan untuk menggambarkan peristiwa tersebut sesuai dengan perspektif dan kepentingan mereka sendiri. Tetapi jangan lupa itu dahulu, sekarang rekam jejak bisa ditulis siapa saja kemudian disimpan didunia maya, yang bisa dibuka kapan saja oleh siapa saja, tidak harus kalah atau menunggu menang.
Manusia memang makhluk unik, semua perbuatannya adalah sejarahnya, diamnya-pun juga merupakan sejarah baginya. Oleh sebab itu, mari kita merekamkan jejak kita kepada perbuatan baik, sebab berbuat salah-pun itu adalah sejarah. Paling tidak adalah sejarah kesalahan yang pernah kita perbuat saat hidup. (SJ)
Selamat ngopi pagi!
Wakil Rektor Universitas Malahayati Dr. (Cand) Muhammad Kembali Terbitkan Buku Kolaborasi ‘Manajemen Pengambilan Keputusan’
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Dalam upaya untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip penting dalam proses pengambilan keputusan, Wakil Rektor 1 Universitas Malahayati yang juga Dosen Program Studi Manajemen Dr. (Cand) Muhammad, S. Kom., M.M., bersama Dr. Febrianty, dan I Gede Eko Putra Sri Sentanu menulis buku berjudul, “Manajemen Pengambilan Keputusan.”
Buku ini diterbitkan sebagai panduan komprehensif untuk membantu individu dan profesional menghadapi tantangan pengambilan keputusan.
Dr. (Cand) Muhammad mejelaskan, dalam buku ini, pembaca akan diperkenalkan pada berbagai aspek penting dalam pengambilan keputusan, baik dalam konteks pribadi maupun bisnis.
Baca juga: Wakil Rektor 1 Universitas Malahayati Dr. (Cand) Muhammad, S.Kom., MM Merilis Buku ‘Membangun Open Innovation Helix Di Lembaga Pemerintah’
“Buku ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi relevan, menganalisis opsi yang tersedia, dan akhirnya membuat keputusan terbaik,” ungkapnya, Selasa (12/9/2023).
“Manajemen Pengambilan Keputusan” terdiri dari enam bab yang merinci berbagai aspek pengambilan keputusan, mulai dari teori hingga alat dan teknik yang digunakan dalam proses tersebut. Buku ini juga mencakup studi kasus dan aplikasi praktis yang membantu pembaca memahami penerapan konsep-konsep tersebut dalam berbagai konteks.
Dr. (Cand) Muhammad mewakili Para penulis mengucapkan terima kasih kepada semua individu yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini, serta kepada pembaca yang telah memberikan dukungan dan inspirasi.
“Harapannya, buku ini akan memberikan manfaat jangka panjang dan membantu individu membuat keputusan yang lebih baik. Selamat membaca dan semoga buku ini membawa Anda pada perjalanan yang menarik dalam memahami dunia manajemen pengambilan keputusan,” ucapnya (451/**)
Rektor Universitas Malahayati Jadi Narasumber Stadium Generale di Institut Teknologi Sumatera
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menjadi narasumber dalam kegiatan stadium generale yang diadakan Program Studi Teknis Biomedis Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Senin (11/9/2023).
Kegiatan bertema “Trends and Prospects of the Healthcare Industry in Sumatera.” Dihadiri berbagai elemen institusi pendidikan.
Dalam pemaparannya, Rektor Dr. Achmad Farich menyoroti urgensi perkuatan sistem kesehatan sebagai pondasi untuk menciptakan sistem kesehatan yang kuat dan adaptif di tingkat global.
Baca juga: Universitas Malahayati Bandar Lampung Teken Nota Kesepahaman dengan Itera
Dr. Achmad Farich juga mencermati enam pilar utama dalam kerangka kerja sistem kesehatan yang dirancang oleh WHO, yang memiliki relevansi besar dalam konteks industri kesehatan.
Dr. Achmad Farich menggarisbawahi peluang investasi yang menjanjikan di sektor layanan kesehatan, khususnya di Pulau Sumatera, mengingat potensi pasar yang besar dan dukungan pemerintah terhadap layanan kesehatan universal.
Dr. Achmad Farich juga menyoroti peningkatan akses layanan kesehatan yang telah terjadi seiring dengan diterapkannya program layanan kesehatan universal, yang merupakan yang terbesar di dunia.
Baca lainnya: Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati dan JTPI ITERA Sepakati Kerjasama, ini Ruang Lingkupnya
Selain itu, Dr. Achmad Farich mencatat bahwa pemerintah telah melakukan upaya untuk meringankan regulasi guna memberikan insentif kepada investor asing untuk berinvestasi dalam industri kesehatan, termasuk dalam produksi bahan mentah obat-obatan dan pengelolaan rumah sakit.
“Industri layanan kesehatan di Indonesia dianggap sebagai peluang investasi yang menarik, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan pengenalan layanan kesehatan universal yang telah meningkatkan permintaan dalam berbagai aspek industri, termasuk rumah sakit, obat-obatan, dan peralatan medis,” jelasnya.
Selain aspek investasi, Dr. Achmad Farich juga menekankan pentingnya pemahaman pasar sebelum memasuki bisnis kesehatan.
Dirinya mencatat bahwa dengan meningkatnya infrastruktur layanan kesehatan, pemerintah berharap dapat mengurangi pengeluaran masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri, terutama ke Singapura dan Malaysia.
“Dengan populasi yang besar dan posisi geografis yang strategis, Pulau Sumatera menjadi target menarik bagi investor lokal dan asing yang ingin mengembangkan pelayanan kesehatan berstandar internasional,” ucap Dr. Achmad Farich.
Pada kesempatan tersebut, juga hadir narasumber lainnya, seperti rektor Universitas Abulyatama Aceh, direktur Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin, kepala pusat riset biomedis BRIN, dan direktur PT Gerlink Utama Mandiri. (451/**)
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati dan JTPI ITERA Sepakati Kerjasama, ini Ruang Lingkupnya
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung dan Jurusan Teknologi Produksi dan Industri (JTPI), Institut Teknologi Sumatera (ITERA) bersepakat menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Aula Gedung Kuliah Utama 1 Itera Lampung, Senin (11/9/2023).
Penandatangan dilakukan langsung oleh dr. Toni Prasetia, Sp.PD., FINASIM Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati dan Hadi Teguh Yudistira, S.T., Ph.D., Kepala Jurusan Teknologi Produksi dan Industri (JTPI), ITERA Provinsi Lampung.
Baca juga: Universitas Malahayati Bandar Lampung Teken Nota Kesepahaman dengan Itera
Kerjsama ini bertujuan untuk saling membantu dan mendukung kegiatan di bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki kedua perguruan tinggi demi kemajuan bersama.
Ruang lingkup kerjsama diantaranya, Penyelenggaraan pendidikan Dosen Tamu atau Dosen Luar Biasa; Pembimbingan penelitian bersama; Pertukaran mahasiswa Kampus Merdeka.
Selanjutnya, Pengembangan program akademik; Sharing Facility untuk laboratorium; Penyelenggaraan kolaborasi riset, kedaireka, pengembangan sumber daya, dan publikasi bersama dalam Penelitian dan Pengabdian Masyarakat; dan Penyelenggaraan kegiatan ilmiah, kajian ilmiah, seminar, dan lokakarya.
Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung sejak 21 Juni 2023 sampai dengan 21 Juni 2028. (451/**)
Universitas Malahayati Bandar Lampung Teken Nota Kesepahaman dengan Itera
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung dan Institut Teknologi Sumatera menandatangani nota kesepahaman tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di Gedung Kuliah Utama 1 Itera, Senin (11/9/2023)
MoU ditandatangani langsung Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, Rektor Institut Teknologi Sumatera dan dan Dr. Achmad Farich, dr., M.M., Rektor Universitas Malahayati.
Baca juga: Universitas Malahayati dan BPJS Kesehatan Bandar Lampung Teken Kerjasama dan Gelar Kuliah Umum
Rektor Universitas Malahayati Dr. Achmad Farich, dr., M.M., memberi apresiasi atas terjalinnya kerjasama Universitas Malahayati Bandar Lampung dan Itera.
Dirinya berharap, kerjasama ini akan terus berlangsung dalam menunjang perkembangan industri ilmu kesehatan.
“kami siap untuk terus menjalin kerjasama terkait pengembangan industri ilmu kesehatan,” ucap rektor.
Kegiatan dirangkai dengan Stadium Generale bertema, ‘ Trends and Prospects of the Healtcare Industry in Sumatera’, di mana Rektor Universitas Malahayati Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menjadi salah satu narasumber.
Ruang lingkup kesepakatan meliputi, Penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pelatihan; Pengembangan program akademik; Penyelenggaraan kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya.
Selanjutnya, Penyelenggaraan kegiatan ilmiah, kajian ilmiah, seminar, dan lokakarya; Peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia; dan Kegiatan lain yang disepakati oleh kedua perguruan tinggi.
Selain Universitas Malahayati dalam kesempatan itu hadir juga rektor Universitas Abulyatama Aceh, direktur Rumah sakit Pertamina Bintang Amin, kepala pusat riset biomedis, BRIN, dan direktur PT Gerlink Utama Mandiri yang juga melakukan kesepahaman dengan Itera. (451/**)
Prodi Anafarma Universitas Malahayati Tambah 8 Sertifkat Hak Cipta dari Kemenkumham RI
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung kembali menambah 8 koleksi sertifikat hak cipta dosen dan mahasiswa dari Kemenkumham RI.
Tyan Tasa, S.Kom Kepala Sentra Kekayaan Intelektual Universitas Malahayati mengatakan, sertifikat hak cipta merupakan bukti kepemilikan suatu karya yang diterbitkan Kementrian Hukum dan HAM RI.
“Saat ini total Hki Universitas Malahayati sebanyak 206 sertifikat Hak cipta,” ucap Tyan.
Tyan berharap, ke depan semoga akan terus bertambah sertifikat hak cipta dari karya dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung
“HKI sangat penting untuk terus ditingkatkan karena termasuk indikator Penilaian dalam Akreditasi Perguruan Tinggi dan Beban Kerja Dosen (BKD),” jelasnya.
Sertifikat hak cipta diterbitkan Senin, 4 September 2023, diantaranya, Buku Praktikum KA kualitatif ditulis Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si. dan Radho Al Kausar, S.Si., M.SI., Buku Praktikum Mikrobiologi ditulis Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm. dan Apt. Shinta Wulandari, M.Farm.
Kemudian, Buku Praktikum Pengantar Sediaan ditulis Apt. Shinta Wulandari, M.Farm., Buku Praktikum TA Kromatografi ditulis Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si., Buku Praktikum Fitokimia ditulis Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si. dan Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm.
Selanjutnya, Buku Praktikum AON ditulis Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm. dan Radho Al Kausar, S.Si., M.SI., Buku Praktikum AMAMI ditulis Apt. Shinta Wulandari, M.Farm. dan Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si., dan terakhir Buku Praktikum Kosalkes ditulis Apt. Shinta Wulandari, M.Farm. dan Apt. Agustina Retnaningsih, M.Farm. (451/**)
Inovasi Dosen Universitas Malahayati Ciptakan Sabun Mandi Berbahan Eucalyptus, ini Manfaatnya
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Dosen Universitas Malahayati Bandar Lampung dipimpin Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD., mengeksplorasi Eucalyptus pellita menjadi bahan pembuatan sabun mandi.
Eucalyptus pellita merupakan salah satu varietas Eucalyptus yang melimpah di Lampung, Indonesia.
Tim peneliti telah mengungkapkan potensi luar biasa dari sabun mandi Eucalyptus dalam merawat kulit dan melindunginya dari bahaya bakteri.
Dwi Marlina Syukri mengatakan, sabun mandi Eucalyptus ini tidak hanya berfungsi sebagai pembersih kulit yang efektif, menghilangkan kotoran, keringat, dan sebum, tetapi juga memiliki kemampuan untuk melawan bakteri yang berada di permukaan kulit.
Baca juga : Inovasi Dosen Universitas Malahayati Ubah Kulit Pisang Jadi Kerupuk Kulipang, Ini Manfaatnya
Ini terjadi berkat senyawa bioaktif yang ditemukan dalam tanaman Eucalyptus, seperti flavonoid, tannin, dan alkaloid.
Penelitian ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji antibakteri dengan menggunakan bakteri Staphylococcus aureus, di mana sabun mandi Eucalyptus menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan sabun biasa tanpa Eucalyptus. Selain itu, sabun mandi ini juga memiliki kandungan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit.
“Sabun mandi Eucalyptus ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang efektif untuk merawat kulit tubuh dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap bakteri berbahaya,” ungkap Dwi.
Dengan berlimpahnya Eucalyptus pellita di Lampung, sabun mandi Eucalyptus memiliki potensi untuk menjadi produk perawatan kulit yang inovatif dan ramah lingkungan.
Selain Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD., anggota tim penelitian lainnya adalah Dr. Dr. Mala Kurniati, S.Si., M.Biomed, Dr. Tessa Sjahriani, dr. M.kes, serta mahasiswa FK, Riski Puspita Sari, Ratna Kirani, Niken Ira Herlianti, Nita Shafia Istiana, dan Syifa Palmita. (451/**)
Inovasi Dosen Universitas Malahayati Ubah Kulit Pisang Jadi Kerupuk Kulipang, Ini Manfaatnya
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Lampung, salah satu daerah penghasil pisang terbesar di Indonesia, telah menghadirkan inovasi yang menarik dalam upaya peningkatan nilai gizi makanan lokal.
Masyarakat Lampung umumnya mengkonsumsi buah pisangnya saja, sementara kulitnya seringkali dibuang sebagai limbah.
Namun, penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa kulit pisang mengandung berbagai nutrisi berharga seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan.
Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD selaku Dosen Universitas Malahayati Bandar Lampung yang juga ketua tim peneliti telah berhasil mengubah kulit pisang menjadi bahan tambahan yang berharga dalam pembuatan kerupuk Kulipang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerupuk Kulipang memiliki kadar protein sebesar 0.24%, tidak berbeda secara signifikan dari kerupuk udang sebagai kontrol (p > 0.05).
“Selain protein, kerupuk Kulipang juga kaya akan kalsium, zat besi, vitamin B & C, serta antioksidan tinggi,” kata Dwi.
Dwi Marlina Syukri menjelaskan, Inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai gizi kerupuk, tetapi juga memiliki dampak positif dalam mengurangi limbah kulit pisang, memberikan dorongan ekonomi, dan mengembangkan penggunaan bahan pangan lokal untuk pasar global.
“Kerupuk Kulipang memiliki potensi sebagai bahan makanan yang dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan, seperti stunting dan kanker, berkat kandungan gizi yang tinggi dari kulit pisang,” ucapnya.
Inovasi kerupuk Kulipang berbahan kulit pisang menjadi contoh nyata bagaimana pengolahan limbah dapat menjadi peluang untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesehatan masyarakat lokal.
Tim peniliti diantaranya, Dwi Marlina Syukri, S.Si., M.BSc., PhD selaku ketua, dan anggota diantaranya, Dr. Mala Kurniati, S.Si., M.Biomed, Dr. Tessa Sjahriani, dr. M.kes (451/**)