Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Tanggapi Masalah Kesehatan Masyarakat Dusun 06 Lewat Program Based Learning

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati menggelar kegiatan Program Based Learning (PBL) di Dusun 06 (Sukabumi I), Desa Sukajaya, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dan memberikan solusi praktis untuk mengatasinya. PBL adalah pendekatan pembelajaran berbasis proyek nyata yang mengedepankan keterampilan praktis, pemecahan masalah, dan penerapan pengetahuan di lapangan.

Kegiatan ini melibatkan enam mahasiswa: Dyah Gaby Kesuma, Eko Supriyanto, Reizka Aynun Syafani, Dea Putri Eigestiene, Ratih Puspitarini, dan Febi Susanto. Dusun 06, yang memiliki luas 650 Ha dan jumlah penduduk sekitar 1.172 jiwa, menghadapi sejumlah masalah kesehatan yang cukup kompleks. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai buruh harian lepas, dan kondisi lingkungan yang padat penduduk memperburuk isu kesehatan di daerah ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 100 responden, mahasiswa berhasil mengidentifikasi lima masalah kesehatan utama yang menjadi prioritas di Dusun 06, yaitu: tingginya angka perilaku merokok, meningkatnya penyakit hipertensi, tingginya angka penyakit TBC, angka gangguan jiwa yang tinggi, serta masalah kebersihan lingkungan terkait tempat sampah rumah tangga yang tidak tertutup.

Dosen pembimbing, Fitri Ekasari, M.Kes, bersama mahasiswa, langsung melakukan intervensi melalui promosi kesehatan dan upaya preventif. Salah satu kegiatan utama adalah penyuluhan mengenai bahaya merokok yang dipandu oleh Dyah Gaby Kesuma. Dalam penyuluhan ini, mahasiswa menggunakan pendekatan berbasis wawancara untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok di kalangan masyarakat setempat.

Cerita Dari Lapangan: Bapak Hidayat, seorang tokoh pemuda di Dusun 06, menceritakan pengalamannya tentang merokok. “Saya pernah berhenti merokok karena sesak napas, tapi setelah sembuh, saya kembali merokok karena pengaruh lingkungan,” ungkapnya. Hal serupa juga dialami oleh Bapak Saiman, yang mengakui bahwa meski tahu bahaya rokok, ia tetap melanjutkan kebiasaan merokok karena faktor sosial di sekitarnya. “Kalau tidak merokok, mulut saya terasa pahit,” ujarnya.

Dalam fokus grup diskusi (FGD) yang diadakan dengan para remaja perokok aktif, sebagian besar peserta mengaku mengetahui bahaya rokok, namun memilih untuk tetap merokok karena ketagihan dan ingin terlihat keren. “Kalau nggak ngerokok, nanti dijauhin teman-teman,” kata Maulana, salah satu peserta. Endi, yang sempat berhenti merokok dua bulan karena sesak napas, juga kembali merokok setelah sembuh. “Meskipun ingin berhenti, saya ikut lagi karena teman-teman merokok,” ujarnya.

Usai FGD, Dyah Gaby Kesuma memberikan edukasi tentang upaya berhenti merokok. Ia menekankan pentingnya tekad yang kuat untuk berhenti dan memperkenalkan program konseling berhenti merokok yang disediakan oleh puskesmas setempat.

Dukungan Dosen Pembimbing: Fitri Ekasari, M.Kes, merasa bangga dengan pencapaian mahasiswa dalam menerapkan PBL. “Ini adalah bentuk kolaborasi nyata antara akademisi dan masyarakat. Saya sangat bangga melihat antusiasme mahasiswa dalam menghadapi tantangan kesehatan di Dusun 06,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pentingnya berhenti merokok guna menjaga kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan.

Harapan Masyarakat: Atta Jumata, Kepala Dusun 06, menyampaikan terima kasih kepada Universitas Malahayati atas pelaksanaan PBL di wilayahnya. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok. Kami berharap program ini bisa berlanjut dan lebih banyak masyarakat yang bisa ikut serta,” katanya.

Tantangan Ke Depan: Upaya untuk mengurangi perilaku merokok di masyarakat memerlukan pendekatan yang menyeluruh, yang mencakup pendidikan kesehatan, perubahan perilaku, serta dukungan dari faktor sosial dan budaya. Program berbasis pembelajaran ini memberi mahasiswa kesempatan untuk tidak hanya mengidentifikasi masalah, tetapi juga merancang solusi yang langsung bisa diterapkan di masyarakat.

Melalui kegiatan PBL ini, mahasiswa Universitas Malahayati telah menunjukkan bagaimana pendidikan yang berbasis pada kebutuhan nyata di lapangan dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat, diharapkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan berhenti merokok dapat meningkat, membawa dampak yang lebih luas bagi kesehatan komunitas. (gil)

Editor: Gilang Agusman