Sebelum Berkendara ke Kampus, Ini yang Harus Mahasiswa Siapkan

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Keselamatan berkendara menjadi hal utama yang harus diperhatikan mahasiswa terutama mahasiswa Universitas Malahayati dalam perjalanan menuju kampus.

Agar perjalanan lebih aman dan nyaman, beberapa persiapan penting sebaiknya dilakukan sebelum berangkat kuliah. Berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan mahasiswa:

  1. Memeriksa Kondisi Kendaraan

Sebelum memulai perjalanan, pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima. Periksa tekanan ban, kondisi rem, bahan bakar, serta lampu kendaraan. “Memastikan kendaraan dalam kondisi baik dapat mengurangi risiko kecelakaan di jalan,” ujar Budi, salah satu mahasiswa Universitas Malahayati yang setiap hari berkendara ke kampus.

  1. Menggunakan Perlengkapan Keselamatan

Helm berstandar SNI bagi pengendara motor dan sabuk pengaman bagi pengemudi mobil adalah perlengkapan wajib. Hal ini tidak hanya untuk memenuhi aturan lalu lintas, tetapi juga untuk melindungi diri dari cedera fatal. “Jangan lupa selalu memakai helm meskipun jaraknya dekat, karena keselamatan tetap nomor satu,” kata Indah, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat.

  1. Mematuhi Aturan Lalu Lintas

Mahasiswa juga diingatkan untuk selalu patuh terhadap aturan lalu lintas, seperti lampu lalu lintas, marka jalan, dan batas kecepatan. Berkendara dengan tertib dan tidak ugal-ugalan akan membantu menjaga keselamatan diri dan pengguna jalan lain.

  1. Mempersiapkan Rute dan Waktu Tempuh

Perencanaan rute yang baik dan memperhitungkan waktu tempuh menjadi kunci agar tidak terburu-buru. Berangkat lebih awal bisa mengurangi tekanan dan risiko mengemudi dalam keadaan tergesa-gesa. “Saya biasanya berangkat 30 menit lebih awal untuk menghindari macet dan memastikan sampai di kampus dengan aman,” ujar Andi, mahasiswa Fakultas Teknik.

  1. Hindari Penggunaan Ponsel Saat Berkendara

Penggunaan ponsel saat berkendara sangat berbahaya. Mahasiswa diimbau untuk tidak mengoperasikan ponsel selama perjalanan. Jika harus menggunakan ponsel, pastikan untuk berhenti sejenak di tempat yang aman.

  1. Jaga Konsentrasi dan Fokus di Jalan

Kondisi jalan yang beragam menuntut mahasiswa untuk selalu fokus saat berkendara. Menjaga konsentrasi penuh di jalan sangat penting untuk mengantisipasi situasi tak terduga, seperti kemacetan, pejalan kaki, dan kendaraan lain.

Dengan mempersiapkan segala hal tersebut, mahasiswa diharapkan dapat menjaga keselamatan mereka selama perjalanan ke kampus.

“Keselamatan bukan hanya tentang perlengkapan, tapi juga tentang perilaku. Selalu patuhi aturan lalu lintas dan hargai sesama pengguna jalan.”

Sebanyak 40 Dosen Universitas Malahayati Ikuti Pelatihan Auditor Internal

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Sebanyak 40 dosen Universitas Malahayati Bandar Lampung mengikuti pelatihan auditor internal di ruang rapat rektorat, Selasa, 15 Oktober 2025. Pelatihan ini diadakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dosen dalam melaksanakan audit mutu internal, yang merupakan bagian penting dalam menjaga standar mutu universitas.

Saat membuka acara, Wakil Rektor I Universitas Malahayati, Dr. Dessy Hermawan, S.Kep., NS., M.Kes., mengapresiasi kerja keras panitia yang telah menyiapkan kegiatan ini. “Terima kasih yang luar biasa kepada panitia, terutama kepada tim dari LPPM dan LPMI yang sudah bekerja keras untuk mewujudkan kegiatan ini. Saya sangat bangga karena cita-cita yang sudah lama direncanakan akhirnya bisa terwujud,” ujar Dessy.

Menurut Dr. Dessy, pelatihan ini sangat penting untuk memastikan mutu kampus terus terjaga. “Proses stabilisasi mutu selalu terkait dengan audit. Auditor akan terus menanyakan hasil audit dan tindak lanjutnya saat akreditasi. Oleh karena itu, saya sangat menyambut baik kegiatan ini dan berharap seluruh peserta dapat mengikuti dengan serius,” tambah Dessy.

Pelatihan ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu teori dan praktik. Setelah sesi teori pada hari ini, para peserta akan melakukan latihan praktik audit di program studi masing-masing. Acara ini dihadiri narasumber Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung Prof. Erna Listyaningsih, SE, M.Si., Ph.D.

“Besok para peserta akan langsung melakukan praktik audit, dan dalam dua hari ke depan, laporan audit harus sudah diserahkan. Setelah itu, sertifikat auditor akan diberikan dan bisa diunggah ke dalam sister dosen,” jelasnya.

Wakil Ketua LPPM Universitas Malahayati  yang juga Ketua pelaksana Dr. M. Arifki Zainaro, Ns., M.Kep, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan keterampilan yang diperlukan dalam mengawasi proses, sistem, dan hasil kerja di lingkungan universitas.

“Audit internal memiliki peran strategis, karena melalui audit inilah kita bisa memastikan bahwa semua yang kita kerjakan sesuai dengan pedoman dan standar yang berlaku. Harapannya, dari audit ini akan ada perbaikan, peningkatan, dan inovasi baru yang dapat memajukan Universitas Malahayati,” ujar Arifki.

Ia juga menambahkan bahwa para peserta pelatihan ini nantinya akan bertugas sebagai auditor di program studi dan fakultas masing-masing. “Pelatihan hari ini adalah langkah awal, di mana ke depannya para peserta akan langsung melakukan praktik audit mutu internal di unit kerja masing-masing,” jelasnya. (*)

 

Editor : Asyihin

 

Katalog Buku Perekonomian Indonesia Landasan, Perkembangan dan Kebijakan

 

Judul buku : Katalog Buku Perekonomian Indonesia Landasan, Perkembangan dan Kebijakan

Penerbit : Universitas Malahayati

Penulis :1. Apip Alansori

2. Rahyono

3.  Masayu Aisyah

4. Tika Pebrianti

Sinopsis:

Perkembangan Perekonomian Indonesia dari masa ke masa selalu mengalam perubahan dengan sisi multidimensionalnya terjelas dengan baik di buku ini. Buku ini memiliki bab-bab yang disusun secara sistematis dengan harapan agar buku ini dapat menjadi rujukan serta dapat membantu para mahasiswa dalam pengambilan keputusan di bidang ekonomi.

Penjelasan dalam buku ini bersifat sangat mudah dipahami, tentunya semua ini bertujuan agar para pembaca dapat memahami setiap kondisi persoalan pereonomian Indonesia secara lebih realistis. Tidak ada suatu kerugian jika buku ini memiliki nilai tambah sebagai penguat referensi bagi pengambil keputusan, khususnya para pembuat kebijakan ekonomi.

Mahasiswa Universitas Malahayati, Syifa Safhira Raih Juara 3 Bidang Biologi Ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasiona 2024

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Syifa Safhira (23140092) Mahasiswa Prodi S1 Teknik Lingkungan Universitas Malahayati yang telah berhasil Meraih Juara 3 Bidang Biologi pada Olimpiade Sains Tingkat Nasional yang bertajuk Ajang Kompetisi Sains Indonesia (AKSI) 2024. Lomba ini berlangsung di Yogyakarta, 27 Agustus 2024.

Lomba Bidang Biologi pada Olimpiade Sains Tingkat Nasional yang bertajuk Ajang Kompetisi Sains Indonesia (AKSI) 2024 yang diadakan oleh Puskanas.id adalah sebuah kompetisi yang bertujuan untuk menggali dan mengembangkan minat serta bakat siswa dalam bidang biologi. Acara ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk menguji pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman mereka mengenai berbagai konsep biologi.

Kompetisi ini biasanya meliputi berbagai jenis soal, mulai dari teori dasar biologi, ekosistem, genetika, hingga bioteknologi, dan dapat melibatkan tes tertulis maupun praktik. AKSI 2024 bertujuan untuk menciptakan atmosfer kompetitif yang positif dan memotivasi peserta untuk lebih mendalami ilmu sains, khususnya biologi.

Syifa mengucapkan rasa syukur dan bangga dengan hasil yang diperoleh. “Saya sangat bersyukur telah memenangkan lomba ini, dan ucapan yang sebesar-besarnya untuk orang tua dan kampus tercinta Universitas Malahayati”.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, dengan mengikuti lomba ini menambahkan pengalaman untuknya. Disini saya memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman sebidang, mendapatkan pengalaman berharga, serta berpotensi mendapatkan penghargaan atau pengakuan atas prestasi mereka di tingkat nasional.

Syifa juga berkomitmen untuk dirinya agar lebih giat lagi dalam belajar dan memotivasi dirinya untuk terus meraih kemenangan pada lomba-lomba selanjutnya. “Saya akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik, serta membuat bangga kedua orang tua dan Universitas Malahayati,” tandasnya. (gil)

Editor: Gilang Agusman

 

Rumah Kedua Kita

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Udara siang itu cukup panas menerpa lantai lima tempat berkantor sehari-hari, ditambah lagi mesin pendingin diruangan terganggu; maka sempurnalah kegerahan itu. Terpaksa demi menjaga stabilitas pekerjaan, maka hari itu mengungsi keruangan lain yang memiliki pendingin ruang lebih baik.

Namun semua itu tidak menghalangi untuk berkontemplasi diri merenungkan hasil pembicaraan pagi tadi. Saat sebelum jam kerja tiba, kami semua para wadyabala sudah hadir di gedung megah ini. Satu diantara mereka nyeletuk bahwa ada suasana kebatinan yang beberapa waktu lalu hilang, kini hadir kembali, yaitu kalimat yang bergaung “jadikan rumah kedua kita tempat bekerja ini”.

Jujur, penulis memang dimana mana bekerja selalu menganggap bahwa tempat bekerja itu diposisikan sebagai rumah kedua. Sebab secara kurun waktu lama di tempat kerja dengan di rumah perbandingannya lebih lama di tempat kerja. Di rumah efektif hanya tiga jam perhari, kecuali hari libur, sementara di tempat kerja delapan jam produktif perhari.

Penasaran dengan “aura magis” yang menyelimuti diksi itu, maka dicarilah tahu makna hakiki dari pernyataan tadi.

Ternyata dalam jelajah digital ditemukan informasi jika diringkas akan bermakna secara filosofi “jadikanlah tempat ini rumah kedua kita” menekankan pentingnya menciptakan hubungan yang erat, rasa kepemilikan, dan kenyamanan di tempat tersebut, entah itu di kantor, sekolah, atau komunitas lain. Beberapa poin yang terkandung dalam filosofi ini adalah:

Pertama, Kenyamanan dan Keterbukaan: Tempat tersebut diharapkan menjadi ruang di mana orang merasa aman, nyaman, dan bebas mengekspresikan diri. Seperti rumah, tempat itu menjadi lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional.

Kedua, Rasa Memiliki dan Tanggung Jawab: Menganggap tempat itu sebagai “rumah kedua” mendorong seseorang untuk lebih peduli, merasa memiliki, dan bertanggung jawab dalam menjaga serta merawat lingkungan tersebut, baik dari segi fisik maupun hubungan interpersonal.

Ketiga, Kebersamaan dan Dukungan: Filosofi ini menekankan pentingnya membangun rasa kebersamaan. Sama seperti di rumah, tempat tersebut harus menjadi ruang di mana orang dapat mendukung satu sama lain, baik secara emosional maupun profesional.

Keempat, Kehangatan dan Keterlibatan Emosional: Tempat yang dianggap sebagai “rumah kedua” mendorong rasa kebersamaan, kehangatan, dan keterlibatan emosional. Ini mengarah pada hubungan yang lebih erat dengan rekan-rekan di tempat tersebut, menciptakan iklim yang positif.

Kelima. Ruang untuk Pertumbuhan dan Kesejahteraan: Di “rumah kedua,” seseorang tidak hanya bekerja atau belajar, tetapi juga berkembang. Filosofi ini mendorong untuk menjadikan tempat itu sebagai ruang yang mendukung kesejahteraan mental, fisik, dan emosional.

Jika syarat-syarat ini terpenuhi, maka kita akan lebih mudah menganggap tempat kerja sebagai rumah kedua di mana kita dapat tumbuh, bekerja dengan nyaman, dan merasa dihargai. Konsep filosofi tadi akan menjadi lebih baik lagi jika semua unsur yang ada didalamnya atau yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung, memahami akan visi dan misi kelembagaan. Karena jika keduanya terimplementasi secara baik sebagai pemandu berperilaku dalam organisasi, maka Insya Allah apa yang menjadi tujuan dari lembaga tadi akan tercapai.

Persoalannya adalah, seberapa paham kita akan misi dan visi yang ada pada lembaga tempat kita bekerja. Banyak penelitian menyebutkan bahwa tidak begitu banyak orang paham dengan ini semua, bahkan tingkat pendidikan tidak menjamin pemahaman kita akan hal tersebut.

Mengerikan lagi jika calon pemimpin yang diperoleh dari pemilihan langsung-pun tidak memiliki visi dan misi; yang penting menang dulu lain-lainnya urusan nanti. Jika ini yang terjadi akan lebih banyak proyek mangkrak di masa depan; tinggal rakyat yang sengsara sepanjang masa. Ruang kantornya bukan menjadi rumah keduanya akan tetapi tempat berpikir untuk mendapatkan modal pemilihan dirinya agar segera kembali.

Menyadari kondisi seperti ini, dapat dipahami jika ada pemikiran untuk jabatan Gubernur sebaiknya ditunjuk oleh Presiden, sebab Gubernur adalah perpanjangtangan dari presiden dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat yang telah memilihnya melalui pemilihan langsung. Sementara Bupati/Walikota dapat dipilih oleh rakyat secara langsung karena langsung berhadapan dengan hajat hidup mereka.

Tentu saja pemikiran itu masih sangat prematur, perlu ada kajian mendalam dan menyeluruh oleh para ahlinya. Namun paling tidak berpikir “out of the box” seperti itu sah-sah saja dalam rangka menemukenali persoalan, terutama untuk diperdebatkan secara filosofis akademik guna menemukan kesahihan suatu konsep. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Mahasiswa Universitas Malahayati, Ria Astuti Raih Juara 3 Terkreatif Cerita Cerpen Lomba Kesenian Tingkat Nasional 2024

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Ria Astuti (236101370) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Hukum Universitas Malahayati yang Berhasil mendapatkan Juara 3 Terkreatif Cerita Cerpen Kategori Mahasiswa/Umum Pada Perlombaan Kesenian Tingkat Nasional. Pelombaan ini mengangkat tema kemerdekaan yang diselenggarakan oleh Pantara Creative Event Organizer, 5-20 agustus 2024.

Pelombaan Terkreatif Cerita Cerpen Kategori Mahasiswa/Umum yang diselenggarakan oleh Pantara Creative Event Organizer adalah sebuah kompetisi menulis cerpen yang ditujukan untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Acara ini berlangsung dari 5 hingga 20 Agustus 2024.

Tujuan dari lomba ini adalah untuk mendorong kreativitas dalam menulis dan memberikan platform bagi para penulis untuk mengekspresikan ide-ide mereka melalui cerita pendek. Peserta diharapkan menghasilkan karya yang orisinal, menarik, dan memiliki nilai estetika serta pesan yang kuat.

Selain itu pula Ria Astuti Juga berhasil Meraih beberapa Medali diantaranya:
1. Medali Perunggu Olimpiade Sains Bidang Sejarah
2. Medali Perak Olimpiade Sains Bidang Kimia
3. Medali Perunggu Olimpiade Sains Bidang Bahasa Inggris
4. Medali Perunggu Olimpiade Sains Bidang Ekonomi pada Festival Olimpiade Sains Nasional (FOSNAS) di Sumatera Utara, 3 September 2024.

Ria mengucapkan rasa syukur dan bangga atas raihan yang ia peroleh ini. “Saya merasa sangat bersyukur dan bangga atas pencapaian ini, perjuangan ini akhirnya terbayar lunas”.

Tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada Universitas Malahayati yang telah menyuportnya dalam perlombaan ini. Ria berharap kedepannya ia dapat kembali mengharumkan nama Universitas Malahahati diajang nasional dan internasional. (gil)

Editor: Gilang Agusman

Mahasiswa Universitas Malahayati, Afina Rhamadani Raih Medali Perak Bidang Matematika Ajang OSSN 2024

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Selamat kepada Afina Rhamadani (23140005) Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Lingkungan Universitas Malahayati  yang Berhasil Meraih Medali Perak Bidang Matematika pada ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasional. Ajang ini bertajuk Olimpiade Sains Siswa Nasional (OSSN) 2024 yang diselenggarakan di Yogyakarta, 2 Juli 2024.

Olimpiade Sains Siswa Nasional (OSSN) 2024 bidang matematika di Yogyakarta merupakan kompetisi yang diadakan untuk menilai dan mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang matematika. Acara ini biasanya diikuti oleh siswa-siswa dari berbagai daerah di Indonesia yang telah melalui seleksi sebelumnya.

Tanggal 2 Juli 2024 menjadi momen penting bagi para peserta untuk menunjukkan kemampuan dan potensi mereka. Peserta akan menghadapi soal-soal yang menantang, yang dirancang untuk menguji penalaran dan kreativitas matematika mereka.

Afina ucapkan rasa syukur dan bangga atas raihan ini. “Puji syukur serta ucapan terimakasih kepada kedua orang tua yang selalu mendukung saya dalam hal pendidikan baik dalam akademik maupun non akademik”.

Olimpiade ini adalah lomba yang membantu saya dalam mengukur kemampuan saya dalam bidang matematika. “Medali perak ini merupakan medali pertama selama saya menjadi mahasiswa Universitas Malahayati,” ucapnya.

Afini berharap untuk kedepannya, dirinya dapat diberi kesempatan lagi untuk mengikuti perlombaan atau event lainnya. Hal ini diperlukan agar dirinya dapat mengasah kemampuan dan soft skill dalam berkompetisi, serta dapat menginsipirasi banyak orang untuk berprestasi.

Tak lupa, ia mengucapkan terimakasih kepada Universitas Malahayati yang telah mendukung penuh. “Semoga semakin banyak teman-teman mahasiswa yang mengikuti lomba seperti ini, agar kita semua dapat mengharumkan nama Universitas Malahayati,” tandasnya. (gil)

Editor: Gilang Agusman

 

Tersangkut

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Sedang asyik menjelajahi e-book ; tidak sengaja terbaca satu kisah yang sangat menyentuh hati;…. dikisahkan pada suatu saat Syayidina Ali.R.A kedatangan tamu seorang Kakek yang mengisahkan bahwa Kakek tadi teman Ayah Syayidina Ali berdagang; suatu waktu Kakek tadi kehabisan modal, kemudian beliau meminjam uang kepada Ayah Syayidina Ali dengan janji akan mengembalikan manakala beliau ada rejeki. Namun sayang belum sampai Kakek tadi mengembalikan pinjaman, ayah Syayidina Ali meninggal. Oleh sebab itu karena sekarang uang itu sudah ada, maka Kakek tadi akan mengembalikan uang tadi kepada Ali sebagai putra penerus sahabatnya tadi. Setelah uang diterima dan Kakek tadi kembali, Ali berpamitan kepada Syaida Fatimah untuk berbelanja kepasar, dan uang tadi dibawa semua. Sesampai di Pasar ada orang peminta-minta yang meminta uang kepada Ali. Peminta ini tidak mau diberi uang satu kepeng, tetapi ingin semuanya. Tidak berfikir panjang Syaidina Ali memberikan semua uang dari Kakek tadi kepada peminta-minta tadi. Saat beliau pulang dan ditanya Fatimah mana hasil kepasarnya, beliau menjawab apa adanya bahwa semua uangnya diberikan kepada peminta-minta yang menghendaki uang itu semua. Jawab Syaida Fatimah yang anak rasullulah itu dengan ucapan ..”alhamdullilah Alloh mengekalkan rejeki kita”…. Dinukilkan dalam cerita itu bagaimana dunia dan isinya ini tidak tersangkut dihati keluarga Syaidina Ali.R.A.

Ungkapan “tidak terangkut lagi dunia dan isinya pada hatinya” merupakan sebuah filosofi yang menggambarkan seseorang yang telah mencapai tingkat spiritual atau kesadaran batin yang sangat tinggi. Dalam konteks ini, ada beberapa makna yang dapat diambil: Pertama, Kelepasan dari Keinginan Duniawi: Orang yang tidak lagi “terangkut” oleh dunia dan isinya telah melepaskan dirinya dari keterikatan pada materi, harta benda, atau kesenangan duniawi. Hati mereka tidak lagi terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat sementara.

Kedua, Ketenangan Batin: Filosofi ini menunjukkan keadaan jiwa yang tenang, damai, dan tidak terguncang oleh godaan dunia. Orang tersebut telah menemukan keseimbangan batin yang tidak lagi dipengaruhi oleh gejolak emosi atau ambisi. Ketiga, Spiritualitas Tinggi: Orang yang hatinya tidak lagi terikat oleh dunia mungkin telah mencapai pencerahan atau kedekatan dengan aspek-aspek spiritual yang lebih tinggi. Mereka lebih fokus pada hal-hal yang bersifat abadi, seperti cinta, kebijaksanaan, dan kebaikan.

Keempat, Penerimaan: Ini juga dapat diartikan sebagai tanda penerimaan penuh terhadap kehidupan apa adanya, tanpa keinginan untuk mengubah atau menguasai dunia. Mereka menjalani hidup dengan penuh syukur dan kesadaran bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara.

Filosofi ini sering ditemukan dalam ajaran-ajaran spiritual atau agama yang mengajarkan tentang pentingnya melepaskan keterikatan pada hal-hal duniawi untuk mencapai kedamaian sejati. Atau dengan kata lain filosofi ini mengajarkan manusia untuk mencapai kebebasan sejati, di mana kebahagiaan dan kepuasan berasal dari dalam diri, bukan dari luar atau dari dunia material. Tujuan akhir dari ajaran ini biasanya adalah pencerahan, kebahagiaan abadi, atau kedamaian batin yang mendalam.

Pada dasarnya, melepaskan diri dari dunia dan isinya sering dipahami sebagai usaha untuk mencapai pencerahan atau kebijaksanaan tertinggi, baik dalam konteks agama, filsafat, maupun spiritualitas. Banyak ajaran dan tradisi keagamaan berbicara tentang kebutuhan untuk tidak terlalu terikat pada hal-hal materi dan ego, agar bisa hidup dengan lebih tenang, damai, dan selaras dengan alam semesta atau Tuhan.

Jika ditanya apakah “kita” sudah sampai pada tingkat tersebut, jawabannya sangat tergantung pada individu. Setiap orang berada pada tahap yang berbeda dalam perjalanan spiritualnya. Ada yang telah mencapai ketenangan batin dengan melepaskan keterikatan pada dunia, sementara yang lain masih bergulat dengan aspek-aspek material kehidupan. Dalam Islam, konsep ini sering dikaitkan dengan zuhud, yaitu hidup sederhana dan tidak berlebihan, sambil tetap memenuhi kebutuhan duniawi.

Namun, melepaskan diri dari dunia bukan berarti menjauhi atau menghindari tanggung jawab duniawi sepenuhnya, melainkan menempatkan dunia pada tempatnya yang tepat, di mana hal-hal materi tidak menjadi pusat atau tujuan hidup. Jadi, pencapaian itu adalah sebuah proses, dan setiap orang mungkin berada di jalur yang berbeda. Secara keseluruhan, filsafat ini mengajarkan tentang pentingnya memiliki pandangan hidup yang tidak terfokus pada pencapaian materi atau keinginan-keinginan duniawi, tetapi lebih pada mencari makna yang lebih mendalam dan spiritual dalam hidup. Pertanyaan yang tersisa adalah apakah sisa hidup yang kita miliki masih sampai untuk meraih itu. Wallahuaklam wisawab. Salam Waras (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Dosen Walikota itu Telah Pergi

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Kamis pagi itu agak sungkan bangun dari tidur, entah mengapa malas dan kantuk sekaligus menyerang, namun karena ingat akan memberi kuliah di Pascasarjana, maka dipaksakan bangun. Acara rutin mengecek media sosial jika ada berita yang penting; ternyata benar, mata dibuat terbelalak mendapatkan berita dari beberapa sohib yang mengabarkan Dr.Edy Sutrisno, M.Pd., berpulang ke rahmatullah.

Terbayang kenangan hampir setengah abad lalu kami berdua diangkat menjadi dosen muda di Universitas Lampung (Unila); bedanya beliau alumnus saya pendatang dari Universitas Sriwijaya. Namun perjumpaan pertama sekaligus seterusnya itu nyaris tanpa cacat. Beliau menggunakan sepeda motor merek Binter warna merah (dan itu) adalah kendaraan kesayangannya. Dengan motor itu pula mengantarkan penulis mencari kontrakan rumah di daerah Tanjung Karang pada waktu itu. Dengan gaya khasnya tertawa terbahak dan berjambang lebat, beliau waktu mahasiswa, dan juga setelah menjadi dosen adalah kesayangan Almarhum Bapak Drs.M.Fabil.B,chk. Dan, sekaligus menjadi penerus generasi di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Saat dosen muda itulah peminatan beliau sudah sangat kentara terhadap pelestarian lingkungan hidup. Bersama almarhum Drs.A.Kantan Abdulah, dan Drs.Thoha Sampurna Jaya beliau mendirikan Himpunan Peminat Pendidikan Kependudukan. Waktu itu banyak even ilmiah beliau selenggarakan termasuk penanaman mangrove untuk Pantai Teluk Lampung. Dari sinilah beliau mendapat beasiswa untuk melanjutkan Program Pascasarjana di IKIP Jakarta mendalami program pendidikan kependudukan dengan sponsor almarhumah Prof. Dr. Maftuha Yusuf.

Seiring perjalanan waktu kami berpisah pilihan jalan hidup, sebab beliau mulai tertarik pada kehidupan politik praktis menjadi kader Golkar. Beliau lakoni menjadi pengurus sampai menjadi anggota dewan legeslatif entah berapa periode. Komunikasi terus terjalin bahkan setiap ada permintaan menjadi donator kegiatan kampus, beliau sangat ringan tangan dan ringan kocek untuk membantu.

Beberapa kali penulis bersama Drs,Thoha BS,Jaya, M.S. dan Drs.Bujang Rahman. M.S. meminta bantuan dana untuk kegiatan pengabdian masyarakat, beliau dengan tangan terbuka memberikannya, bahkan beliau mau menjadi nara sumber tanpa dibayar.

Perubahan zaman di negeri ini terjadi setelah reformasi, penulis menjadi Dekan di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Unila yang sebelum itu menjadi Kepala UPBJJ Universitas Terbuka Bandar Lampung; beliau bertamu; karena sudah lama tidak ketemu, maka pertemuan itu menjadi sangat hangat dan mengesankan. Saat itulah beliau meminta izin untuk undur diri dari dosen atau PNS karena akan nyalon Walikota. Penulis begitu terkesiap mendengar itu, bahkan seperti tidak yakin; hanya karena berkali-kali, baru penulis yakin. Satu jawaban diberikan waktu itu ialah ….”saya tidak mau tandatangan….tolong sholat istiqoroh dulu saya kasih waktu satu minggu”…. Sepeninggal beliau hati rasanya remuk redam karena harus menandatangani pemberhentian atas permintaan sendiri dari teman sangat dekat. Dari situ penulis sudah murung karena terbayang bagaimana gelapnya awan di depan sana kelak, namun karena takut mendahului kehendak Ilahi, maka perasaan itu hanya dipendam dalam-dalam.

Hari yang dijanjikan tiba, beliau datang dengan gaya khasnya, ceria, ramah, semanak dan humoris. Beliau mengatakan tidak akan mundur lagi, maka dengan mengucapkan Bisamilahhirohhmannirohim surat itu penulis tandatangani. Alhamdullilah beliau saat mencalonkan diri periode pertama itu menang dengan gemilang. Walaupun pada periode kedua nasib tidak berpihak pada beliau, dan beliau kalah melawan Herman.HN.

Selepas itu seiring waktu berjalan kami sudah jarang kontak lagi; terakhir mendengar beliau menyelesaikan program Doktor di UNJ tempat almamater beliau, bahkan beliau sempat menjadi Ketua Alumni Pascasarjana UNJ Lampung yang langsung dilantik oleh Prof.Djaali sebagai rektor.

Begitu penulis purnabakti dan sekarang pindah home base ke Universitas Malahayati kami sudah kehilangan kontak; ternyata kontak terakhir adalah kepergian beliau. Dengan diantar oleh Pejabat Ketua DPW Partai Perindo penulis takziah ke rumah duka, dan berjumpa beberapa teman lama. Selamat jalan Mas Tris semoga diampuni segala dosanya, dilapangkan kuburnya, dimudahkan semua urusan akhiratnya. Kami hanya menunggu waktu untuk juga menyusulmu. Selamat Jalan Orang Baik (SJ)

Editor: Gilang Agusman

Dosen Universitas Malahayati Ciptakan Kombinasi Hebat: Daun Kelor, Stevia, dan Kolagen Menjadi Minuman Fungsional Inovatif

BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Dosen Universitas Malahayati berupaya menciptakan inovasi baru di bidang kesehatan, tim peneliti dari Universitas Malahayati yang terdiri dari Diah Astika Winahyu, S.Si., M.Si., Apt. Shinta Wulandari, M.Farm., Leny Marlina, dan Zherly Anticha Pertiwi melakukan penelitian yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemdikbudristek dengan nomor pendanaan 1297/D4/A1.04/2024, tanggal 20 Agustus 2024.

Penelitian ini berfokus pada pengembangan minuman fungsional yang menggabungkan kandungan daun kelor, kolagen, dan daun stevia sebagai bahan utamanya. Minuman fungsional yang dihasilkan ini diharapkan dapat menjadi inovasi yang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tetapi juga memiliki cita rasa yang menarik dan mudah dikonsumsi oleh masyarakat.

Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat dan telah lama digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia dan memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Daun kelor kaya akan senyawa fitokimia, klorofil, vitamin C, beta-karoten, serta mineral seperti kalsium dan besi. Selain itu, daun kelor juga mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memberikan berbagai manfaat kesehatan, termasuk sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri, antiinflamasi, dan anti diabetes.

Meski ketersediaannya cukup melimpah, pemanfaatan daun kelor dalam bentuk produk pangan atau minuman di Indonesia masih tergolong terbatas. Biasanya, daun kelor hanya diolah menjadi sayur atau minuman tradisional seperti rebusan atau jus yang tidak tahan lama. Melalui penelitian ini, tim berusaha mengolah daun kelor menjadi produk serbuk yang lebih praktis dan tahan lama, sehingga dapat dikonsumsi sebagai minuman fungsional kapan saja.

Sebagai tambahan dalam formulasi minuman fungsional, daun stevia dipilih karena fungsinya sebagai pemanis alami yang non-tebu. Stevia dikenal memiliki tingkat kemanisan 200 hingga 300 kali lebih tinggi dibandingkan gula tebu, namun tetap aman karena bebas kalori dan tidak menimbulkan efek samping jangka panjang seperti risiko kanker atau kerusakan gigi. Kandungan gula stevia ini sangat cocok bagi penderita diabetes, karena tidak akan meningkatkan kadar gula darah serta memiliki nilai kalori yang rendah.

Keunggulan stevia sebagai pemanis yang aman dan alami membuatnya menjadi komponen penting dalam pembuatan minuman fungsional, karena tidak hanya memberikan rasa manis yang diinginkan konsumen, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan. Komponen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolagen, protein yang sangat penting dalam dunia biomedis, farmasi, makanan, dan kosmetik. Kolagen berperan dalam pembentukan jaringan tubuh, menjaga elastisitas kulit, serta memperkuat tulang dan jaringan tubuh lainnya.

Kolagen memiliki karakteristik yang mudah diserap oleh tubuh, memiliki sifat antigenesis rendah, biocompatible, dan biodegradable. Dalam konteks minuman fungsional ini, kolagen juga memberikan manfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas serta menjaga kesehatan kulit dan organ tubuh lainnya. Pemanfaatan kolagen dalam minuman ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi kesehatan konsumen, terutama dalam hal kecantikan dan perawatan kulit.

Minuman fungsional yang dihasilkan dari penelitian ini mengombinasikan ketiga bahan utama, yaitu daun kelor, stevia, dan kolagen, untuk menciptakan produk yang tidak hanya memiliki rasa yang enak, tetapi juga kaya akan manfaat kesehatan. Minuman ini diformulasikan agar dapat memberikan dua fungsi utama, yaitu sebagai asupan gizi dan sebagai pemuas sensori, seperti rasa dan tekstur yang disukai konsumen.

Proses pengolahan tanaman herbal menjadi minuman fungsional memerlukan teknik formulasi yang tepat. Dalam hal ini, tim peneliti melakukan uji organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan dan kelayakan produk di mata konsumen. Hasil uji ini sangat penting dalam menentukan apakah produk ini dapat diterima oleh masyarakat luas. Minuman fungsional yang baik harus mampu memberikan asupan gizi yang seimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh akan senyawa aktif, seperti antioksidan, yang terbukti meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Antioksidan dalam minuman ini dihasilkan dari daun kelor yang kaya akan senyawa yang mampu menangkal radikal bebas, melindungi sel-sel tubuh, dan mengurangi risiko berbagai penyakit.

Antioksidan yang terdapat dalam minuman fungsional ini memiliki berbagai manfaat kesehatan, antara lain:

  1. Melindungi Sel: Antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mempercepat proses penuaan dan meningkatkan risiko penyakit degeneratif.
  2. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung: Konsumsi makanan dan minuman kaya antioksidan dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan pembuluh darah.
  3. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh: Antioksidan memperkuat sistem imun tubuh, membantu melawan infeksi dan penyakit.
  4. Mencegah Kanker: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker dengan melindungi DNA dari kerusakan.
  5. Meningkatkan Kesehatan Kulit: Antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi, serta memperlambat tanda-tanda penuaan seperti keriput.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan produk minuman fungsional di Indonesia. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti daun kelor, stevia, dan kolagen, minuman ini tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan yang besar, tetapi juga diharapkan dapat diterima luas oleh konsumen.

Melalui pendanaan dari DRTPM Kemdikbudristek, penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong pengembangan lebih lanjut di industri pangan fungsional di Indonesia, serta meningkatkan pemanfaatan tanaman lokal seperti kelor dan stevia sebagai bahan pangan yang memiliki nilai tambah. Inovasi ini merupakan langkah penting menuju terciptanya produk minuman sehat yang tidak hanya fungsional tetapi juga mendukung pola hidup sehat masyarakat. (gil)

Editor: Gilang Agusman