Cerita Teguh Pribadi Dosen Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung Penerima Beasiswa S3 Taiwan
Taiwan (malahayati.ac.id): Teguh Pribadi, Ners., M.Sc., dosen keperawatan Universitas Malahayati, berhasil meraih beasiswa untuk melanjutkan studi S3 di Taiwan, tepatnya di National Cheng Kung University. Dalam ceritanya, Teguh membagikan pengalaman selama menempuh pendidikan di sana.
Menurut Teguh, selain dirinya dari Lampung, terdapat dua mahasiswa Indonesia lainnya yang turut belajar di National Cheng Kung University, satu berasal dari Jawa Tengah dan satu lagi dari Malang, Jawa Timur. Mereka bergabung dengan mahasiswa dari berbagai negara seperti Vietnam (5 orang), Thailand (6 orang), Sri Lanka (3 orang), dan juga 11 orang mahasiswa lokal Taiwan.
“Sebagai seorang dosen, ada tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan. Saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S2 pada tahun 2014, dan kemudian mendapat beasiswa S3 di Taiwan pada tahun 2023,” ungkap Teguh.
Teguh juga menjelaskan proses pendaftaran relatif mudah, dengan syarat utama adalah kemampuan berbahasa Inggris minimal 550 untuk Toefl.
Dia memilih Taiwan karena familiar dengan lingkungan pendidikan di sana dan keberadaan komunitas Indonesia yang cukup besar.
“Saya diterima di tiga universitas di Taiwan, namun saya memilih kembali ke National Cheng Kung University karena sudah familiar dengan lingkungannya. Proses pendaftarannya cukup mudah, terutama bagi dosen yang mendapatkan dukungan beasiswa dari pemerintah,” tambahnya.
Tentang situasi pendidikan di sana, Teguh menyatakan bahwa lingkungan pembelajaran sangat kondusif dengan fasilitas yang memadai.
“Dosen sangat membimbing, advisornya cukup 1 dosen pembimbing, ini yang sangat membedakan dengan studi di Indonesia yang sampai 3 promotor,” ujarnya
Kata teguh, hal yang penting bahwa setiap pekan ada group meeting tentang capaian progress proposal dan publikasi sehingga mahasiswa bisa fokus pada tugas dan penelitian mereka.
“Saya merasa sangat didukung di sini. Proses pembelajaran dan penelitian berjalan lancar. Biaya hidup juga tidak menjadi masalah karena sudah dihitung dengan baik oleh pemerintah. Yang penting adalah niat untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru,” ujarnya.
Tentang kehidupan sehari-hari di Taiwan, Teguh menekankan pentingnya adaptasi terhadap kebiasaan dan lingkungan baru. Meskipun sebagai seorang muslim, dia menemukan cara untuk menjalankan ibadah dan memenuhi kebutuhan makanan.
“Dengan adanya restoran vegetarian dan kemudahan mendapatkan bahan makanan, saya tidak mengalami kesulitan besar. Intinya adalah fleksibilitas dan kesiapan untuk beradaptasi,” tutup Teguh.
Editor: Asyihin
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!