Teori Magnet dari 7 Tipe, Anda Tipe Apa Ketika Sang Plt Dilantik
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Begitu mendapatkan bocoran akan dilantiknya petinggi tertinggi di provinsi ini, maka berbondong-bondonglah tukang bunga papan, sebagai perpanjangan dari individu atau lembaga yang ingin memberikan ucapan selamat.
Seolah berkejaran dengan waktu, mereka berebut posisi tempat meletakkannya agar papan bunga dibaca langsung oleh yang dilantik setibanya di Kota Bandarlampung.
Belum lagi individu atau perseorangan, baik berbaju pribadi maupun organisasi, berebut mendampingi yang akan dilantik, minimal bersalaman kemudian diabadikan melalui ponsel, langkah lanjut disebar ke seluruh penjuru angin agar tampak bahwa dirinya dekat dengan pejabat yang dilantik.
Kondisi ini meminjam istilah ilmu Fisika Kuantum mereka sedang memainkan teori medan magnet. Merasa diri dekat, atau paling tidak membangun citra diri agar terlihat dekat, kemudian ambil manfaat.
Secara teori apa itu teori magnet dalam ilmu sosial, berdasarkan dari berbagai sumber memiliki batasan sebagai berikut: Teori magnetik sosial memberikan kerangka kerja untuk memahami interaksi sosial dan dinamika kelompok dengan menggunakan analogi medan magnet.
Ini membantu menjelaskan bagaimana hubungan sosial terbentuk, bagaimana pengaruh didistribusikan, dan bagaimana perubahan sosial terjadi.
Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita dapat mengaplikasikan konsep-konsep ini dalam berbagai konteks untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama dalam masyarakat.
Berdasarkan telusuran digital, ternyata ditemukan sub-teori yang biasa digunakan dalam interaksi sosial berpola kuantum, yang menyatakan: Keterhubungan Sosial (Social Connectivity) itu bisa berbentuk dua pola.
Pola Pertama Jaringan Sosial: Individu dan kelompok saling terhubung dalam jaringan sosial, di mana “kekuatan magnetik” dapat dianggap sebagai kekuatan hubungan atau ikatan sosial.
Pola Kedua Pusat Pengaruh: Seperti kutub magnet, beberapa individu atau kelompok memiliki pengaruh lebih besar dalam jaringan sosial, menarik lebih banyak orang atau kelompok di sekitar mereka.
Atas dasar ini maka satu minggu sampai satu bulan kedepan pejabat yang dilantik akan menjadi “gula sosial” yang dicari oleh para “semut sosial” dengan berbagai motif, baik terselubung maupun terang-terangan.
Oleh karena itu, pejabat yang dilantik harus sangat hati-hati menghadapi semut-semut ini, karena jenis-jenis semut itu bermacam-macam.
Berikut ini adalah beberapa jenis semut sosial yang dikenal, beserta beberapa informasi tentang karakteristik dan perilaku mereka:
(1). Semut Pemotong Daun (Leafcutter Ants).
Karakteristik:Terkenal karena kemampuan mereka memotong daun dan membawanya kembali ke sarang. Mereka tidak memakan daun secara langsung tetapi menggunakan daun tersebut untuk menumbuhkan jamur, yang kemudian menjadi makanan mereka. Tipe individu seperti ini memanfaatkan hubungan dengan pejabat yang dilantik guna menyelamatkan usahanya atau perusahaannya dari gempuran peraturan. Mereka tidak langsung memanfatkan tetapi menggunakan cara cerdas guna menyelamatkan perusahaannya.
(2). Semut Tentara (Army Ants).
Karakteristik: Dikenal karena gerakan mereka yang agresif dan terkoordinasi dalam mencari makan. Mereka tidak memiliki sarang permanen dan terus mencari mangsa tanpa henti yang penting makan hari ini. Bayangkan jika ini berada pada lingkungan pejabat yang baru dilantik, tentu sangat membahayakan.
(3). Semut Penggembala (Weaver Ants).
Karakteristik: Membuat sarang dengan menjahit daun bersama menggunakan sutra yang dihasilkan oleh larva mereka. Sangat teritorial dan akan mempertahankan daerah mereka dengan agresif. Tipe manusia difensif ini akan terlihat pada mereka yang menjaga marwah, sehingga tampak mengambil jarak untuk jaga image, walaupun dalam hati ..”nyak hago munih”…
(4). Semut Pemakan Daging (Fire Ants).
Karakteristik: Dikenal karena sengatannya yang menyakitkan dan beracun. Sangat agresif dan cepat merespons ancaman terhadap kawanan mereka. Kelompok ini ada diatap yang sama pejabat yang dilantik; karena mereka punya “gang” yang solid dan super hati-hati jika berhadapan pejabat baru. Jika dirasa mengancam keberadaan mereka, maka tidak segan untuk mengeluarkan jurus penyelamat dari yang halus sampai yang kasar mereka punya.
(5). Semut Tukang Kayu (Carpenter Ants).
Karakteristik: Membuat sarang dengan menggali kayu, tetapi tidak memakan kayu seperti rayap. Lebih suka kayu yang sudah lunak atau membusuk, tetapi bisa juga menyerang struktur kayu di bangunan manusia. Manusia tipe ini tampak luar baik sekali, namun sebenarnya penebar racun yang tanpa ampun.
(6). Semut Madu (Honey Ants).
Karakteristik: Beberapa anggota koloni, yang dikenal sebagai “repletes,” menyimpan makanan dalam tubuh mereka yang membengkak dengan cairan manis untuk memberi makan koloni selama masa kelangkaan makanan. Kalau pada manusia inilah tipe kuruptor sejati, dan dengan caranya dia akan membuat jebakan agar pejabat yang baru dilantik masuk dalam lingkarannya untuk dihisap sampai kering.
(7). Semut Firaun (Pharaoh Ants).
Karakteristik: Sangat kecil dan sering ditemukan di dalam rumah atau bangunan manusia. Dapat membentuk banyak sarang yang saling terhubung dalam satu area. Sering menjadi hama yang sulit diberantas. Jaringan sosial ini ada di bawah meja yang dilantik, tidak segan memanfaatkan keluarga, orang dalam, untuk mengambil keuntungan sekecil apapun dari pejabat yang dilantik.
Melalui tulisan ini, penulis hanya mengingatkan kepada para semut, biarkanlah pejabat tadi berkriprah membangun daerah ini, karena waktu untuknya sangat sedikit. Jika baik hari ini mudah-mudahan akan baik seterusnya.
Editor: Gilang Agusman
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!