
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Dalam menanggapi maraknya seruan-seruan yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi terkait kondisi demokrasi di Indonesia belakangan ini, perlu adanya kajian yang obyektif dan berbasis ilmiah.
Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menegaskan bahwa sebagai bagian dari negara demokratis, masyarakat Indonesia berhak untuk mengemukakan pendapatnya secara terbuka. Namun, dia menyoroti bahwa bagi intelektual di lingkungan perguruan tinggi, khususnya para guru besar yang menjadi pelopor seruan-seruan tersebut, pendapat yang disuarakan haruslah didasarkan pada landasan yang obyektif.
“Silakan menyuarakan pendapat, yang terpenting adalah tidak menyulut intimidasi terhadap pihak manapun. Setiap pandangan yang disajikan haruslah berdasarkan penelitian ilmiah dan bersifat obyektif,” ujar Farich, dikutip dari lamposdotco (4/2/2024)
Menyikapi seruan-seruan yang datang dari beberapa kampus seperti UGM, UI, Unpad, UII, dan lainnya, Farich menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menimbulkan potensi kontradiksi.
“Beberapa isinya saya setujui, sementara beberapa lainnya tidak sepenuhnya sejalan dengan pandangan saya. Terutama, saya sangat setuju dengan upaya untuk menjaga jalannya pemilu yang damai, jujur, adil, bebas, dan rahasia. Larangan terhadap intimidasi dan penggunaan fasilitas negara juga sangat saya dukung dan ini harus dipertahankan,” katanya.
Namun, Rektor Achmad Farich juga menyebut ada beberapa poin yang tidak sepenuhnya dia setujui, terutama jika seruan tersebut menyerang individu, termasuk presiden, yang menurutnya terlalu jauh dalam konteks pemilihan umum.
“Kita harus mengingat bahwa kita hidup dalam negara hukum, dimana aturan terkait pemilu sudah diatur baik dalam undang-undang dasar maupun dalam pelaksanaannya,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah Universitas Malahayati juga akan melakukan gerakan serupa, Rektor Achmad Farich menjelaskan bahwa pihaknya selalu memberikan ruang bagi demokrasi di lingkungan akademis.
Dia menyatakan bahwa Universitas Malahayati secara rutin mengadakan debat dan diskusi internal sebagai upaya untuk membantu mahasiswa memahami politik.
“Kami akan terus mengadvokasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kami mendukung pemilu yang bersih, jujur, adil, bebas, rahasia, dan tanpa menggunakan fasilitas negara,” tambahnya.
Terakhir, ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu provokatif. Dia mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam menilai informasi, terutama menjelang pemilu yang semakin dekat.
“Kami juga mengajak tokoh masyarakat dan tokoh partai untuk menjaga ketenangan dan mencegah masyarakat dari terpancing. Dengan pengalaman dalam beberapa pemilu sebelumnya, kami berharap semuanya akan berjalan dengan aman, termasuk pemilu tahun ini,” tandasnya.
Editor: Asyihin
Berita Gembira, PKM 2024 Telah Dibuka ! Cek disini
BANDARLMPUNG (malahayati.ac.id): Kabar baik untuk teman-teman mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2024 telah dibuka, teman-teman mahasiswa yang ingin penelitiannya didanai oleh Kementerian Pendidikan, ayo ikut mengajukan proposal PKM tahun 2024. Berikut beberapa Panduan yang dapat teman-teman mahasiswa download agar proposal kalian bisa didanai. (gil/humasmalahayatinews)
1.-Panduan-Umum-PKM-2024
2.-Panduan-PKM-RE-2024
3.-Panduan-PKM-RSH-2024
4.-Panduan-PKM-PM-2024
5.-Panduan-PKM-PI-2024
6.-Panduan-PKM-KC-2024
7.-Panduan-PKM-KI-2024
8.-Panduan-PKM-K-2024
9.-Panduan-PKM-VGK-2024
10.-Panduan-PKM-AI-2024
11.-Panduan-PKM-GFT-2024
Racun Kuasa
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Kisah ini menceritakan intrik politik di Negeri Astina setela meninggalnya Prabu Pandu Dewanata. Mayoritas rakyatAstina, menghendaki para satria Pandawa untuk melanjutkan pemerintahan Astina. Maka, Adipati Drestarata sebagai caretaker pemerintahan, memerintahkan Patih Sengkuni untuk merayakan pergantian pemerintahan di padang Bale Sigolo-golo. Namun, Duryudana, satria Kurawa anak Adipati Drestarata, tidak legawa memberikan kekuasaan ke para satria Pandawa. Ia pun berkoalisi dengan Patih Sengkuni menyusun siasat jahat untuk menggagalkan dan merebut tahta dari Pandawa. Satu-satunya cara, Bima dan saudara–saudaranya harus dibunuh.
Maka, Patih Sengkuni menyuruh kontraktor ahli bahan peledak yang bernama Purucona untuk mendesain tempat perhelatan akbar tersebut dengan bahan–bahan yang gampang meledak dan mudah terbakar. Ketika malam penobatan tiba, di tengah eforia dan pesta pora, kebakaran hebat melanda. Esok paginya bala Kurawa menemukan lima sosok mayat pria dan satu wanita. Mereka menyimpulkan mayat–mayat itu adalah lima bersaudara Pandawa, termasuk Raden Puntadewa yang disiapkan menjadi raja, dan Ibunda meraka Dewi Kunti.
Dengan kematian Pandawa, Kurawa mengklaim sebagai penerus sah kepemimpinan Astina. Mereka lalu melantik Duryudana sebagai raja menggantikan Puntadewa. Padahal Pandawa dan Kunti selamat dari amuk api, berkat campur tangan Batara Antaboga. Dewa penguasa dasar bumi ini menggagalkan konspirasi jahat Kurawa dengan menciptakan terowongan menuju perut bumi. Lima mayat yang hangus dilalap api tidak lain adalah para sudra, pengemis dan gelandangan, yang menumpang berteduh di padepokan Pandawa di Bale Sigolo-golo pada malam menjelang kejadian. Kebaikan hati Kunti menolong mereka telah berbuah keselamatan bagi Pandawa dan masa depan politik mereka.
Apa yang ingin disampaikan oleh pembawa cerita dalam episode di atas: ternyata intrik politik keji itu selalu ada dalam perebutan tahta atau kekuasaan. Dan, kebenaran pesan dapat kita telusuri dalam sejarah negeri ini. Tidak ada satu pun kerajaan yang terbebas dari intrik perebutan kekuasaan. Yang membedakan hanyalah cara atau metodenya.
Banyak kita jumpai justru keberimbangan kekuasaan menjadi persoalan sentral, sehingga pemaksaan akan terjadinya keseimbangan seolah menjadi sesuatu yang harus diperjuangkan. Atau sebaliknya untuk menunjukkan akan besarnya kekuasaan, maka dapat berbuat apa saja, sekalipun akan menjadikan ketidakseimbangan terjadi. Namun, secara garis besar perebutan kekuasaan itu ada beberapa pola; pola pertama, dengan pola berdarah-darah. Pola ini bisa dibilang pola tradisional. Sebab, cara pemberontakan adalah cara yang ditempuh oleh para leluhur kita dahulu. Namun demikian, pola ini sekarang tetap dipakai, walaupun itu sebagai langkah terakhir. Cara ini juga dikenal dengan istilah “pengalihan kekuasaan secara paksa”. Pola ini muncul karena ada pihak yang tidak terima dengan sistem yang ada seperti garis turun, dan sebagainya.
Pola kedua, dengan cara licik berlindung pada kekuasaan atau penguasa. Hukum yang berlaku adalah menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Cara kedua ini tampilan luarnya bagus, namun isinya tidak bisa kita simpulkan akan sama dengan luarnya.
Pola ketiga, dengan menyelenggarakan pemilihan umum. Tentu cara ini lebih modern dalam tampilannya, karena mengedepankan asas jujur, adil, dan bermartabat. Namun seiring perjalanan waktu, cara ketiga ini sering juga disusupi dengan pola-pola kedua, bahkan bisa berujung cara pertama: manakala ada nafsu serakah ingin berkuasa sepanjang masa seperti yang pernah dipertontonkan oleh beberapa raja masa lampau. Apalagi jika pemikiran yang ada di kepala “Dinasti dibangun atas nama cinta kepada keturunan, trah yang agung harus terus dipertahankan”. Tentu saja akan berakibat memunculkan potensi perpecahan. Berarti ini kembali ke pola satu.
Pertanyaan yang tersisa adalah mengapa atas nama kekuasaan kita harus selalu “congkrah” (ribut, bertengkar) sesama keluarga. Ternyata kekuasaan itu ibarat racun: jika sedikit mungkin menjadi obat, namun jika overdosis maka menjadi petaka.
Apakah ini merupakan pembenaran tesis dari aman Romawi yang menyatakan bahwa segenggam kekuasan itu lebih berharga dari pada sejuta kebenaran? Entahlah. Penulis menyerahkkan jawabannya kepada pembaca. Sebab, mabuk kekuasan dan mabuk betulan bedanya tipis-tipis saja. Bisa jadi peringatan orang-orang dulu yang mengatakan “kekuasaan bisa membuat mata terbuka hati tertutup, dan yang lebih celaka mata dan hati semua tertutup” itu benar adanya.
Salam waras. (SJ)
Implementasi Kerjasama, 269 Mahasiswa “Perawat KUAT” Universitas Malahayati Laksanakan Praktek Klinik Keperawatan di 15 Fasilitias Pelayanan Kesehatan
Kegiatan Praktek Klinik Keperawatan di 15 Fasilitas Pelayanan Kesehatan merupakan tindaklanjut kerjasama pimpinan Perguruan Tinggi Universitas Malahayati dengan Pimpinan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, RSUD Jiwa Provinsi Lampung, RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung, dan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dalam bidang tridharma perguruan tinggi, khususnya bidang pengajaran pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024.
Rika mengutarakan bahwa peserta didik sebelum menjalani praktik klinik keperawatan terlebih dahulu telah memperoleh bekal pengetahuan atau teori di kelas dan pernah mensimulasikan keterampilan di laboratorium. Persiapan sebelum pembelajaran tahap klinik meliputi persiapan kompetensi yang harus dicapai sesuai standar KKNI, persiapan tempat praktik sesuai kompetensi yang akan dicapai, persiapan mahasiswa yang meliputi fisik dan psikologis, persiapan alat bagi mahasiswa dan bagi pembelajaran di klinis, persiapan pembimbing yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan rasio jumlah mahasiswa dibanding jumlah pembimbing”.
Marak Seruan Pemilu di Kalangan Guru Besar Indonesia, Ini Kata Rektor Achmad Farich
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Dalam menanggapi maraknya seruan-seruan yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi terkait kondisi demokrasi di Indonesia belakangan ini, perlu adanya kajian yang obyektif dan berbasis ilmiah.
Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., menegaskan bahwa sebagai bagian dari negara demokratis, masyarakat Indonesia berhak untuk mengemukakan pendapatnya secara terbuka. Namun, dia menyoroti bahwa bagi intelektual di lingkungan perguruan tinggi, khususnya para guru besar yang menjadi pelopor seruan-seruan tersebut, pendapat yang disuarakan haruslah didasarkan pada landasan yang obyektif.
“Silakan menyuarakan pendapat, yang terpenting adalah tidak menyulut intimidasi terhadap pihak manapun. Setiap pandangan yang disajikan haruslah berdasarkan penelitian ilmiah dan bersifat obyektif,” ujar Farich, dikutip dari lamposdotco (4/2/2024)
Menyikapi seruan-seruan yang datang dari beberapa kampus seperti UGM, UI, Unpad, UII, dan lainnya, Farich menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menimbulkan potensi kontradiksi.
“Beberapa isinya saya setujui, sementara beberapa lainnya tidak sepenuhnya sejalan dengan pandangan saya. Terutama, saya sangat setuju dengan upaya untuk menjaga jalannya pemilu yang damai, jujur, adil, bebas, dan rahasia. Larangan terhadap intimidasi dan penggunaan fasilitas negara juga sangat saya dukung dan ini harus dipertahankan,” katanya.
Namun, Rektor Achmad Farich juga menyebut ada beberapa poin yang tidak sepenuhnya dia setujui, terutama jika seruan tersebut menyerang individu, termasuk presiden, yang menurutnya terlalu jauh dalam konteks pemilihan umum.
“Kita harus mengingat bahwa kita hidup dalam negara hukum, dimana aturan terkait pemilu sudah diatur baik dalam undang-undang dasar maupun dalam pelaksanaannya,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah Universitas Malahayati juga akan melakukan gerakan serupa, Rektor Achmad Farich menjelaskan bahwa pihaknya selalu memberikan ruang bagi demokrasi di lingkungan akademis.
Dia menyatakan bahwa Universitas Malahayati secara rutin mengadakan debat dan diskusi internal sebagai upaya untuk membantu mahasiswa memahami politik.
“Kami akan terus mengadvokasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kami mendukung pemilu yang bersih, jujur, adil, bebas, rahasia, dan tanpa menggunakan fasilitas negara,” tambahnya.
Terakhir, ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu provokatif. Dia mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam menilai informasi, terutama menjelang pemilu yang semakin dekat.
“Kami juga mengajak tokoh masyarakat dan tokoh partai untuk menjaga ketenangan dan mencegah masyarakat dari terpancing. Dengan pengalaman dalam beberapa pemilu sebelumnya, kami berharap semuanya akan berjalan dengan aman, termasuk pemilu tahun ini,” tandasnya.
Editor: Asyihin
Ini Nama Mahasiswa Terbaik Program MBKM Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun 2024
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Sebanayak 29 Mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung telah terpilih masuk Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Mengajar (KM), serta Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tahun 2024.
Mereka akan bertugas dan mengabdi di tempat yang telah ditentukan selama 6 bulan atau satu semester pada tahun ini.
Kegiatan pelepasan mahahsiswa terbaik MBKM dibuka langsung oleh Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., di Gedung Malahayati Career Center (MCC), Rabu (31/1/2024).
Berikut Daftar Mahasiswa Aktif Program Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan 4
Daftar Mahasiswa Aktif Program Kampus Mengajar (KM) Angkatan 7
Daftar Mahasiswa Aktif Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB)
Editor: Asyihin
Universitas Malahayati Bandar Lampung Lepas 29 Mahasiswa Program PMM, KM, dan MSIB Kampus Merdeka
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung melepas 29 mahasiswa yang siap melangkah menuju kegiatan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Mengajar (KM), serta Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tahun 2024, di Malahayati Career Center, Rabu (31/1/2024).
Acara yang bertajuk “Beyond Borders, beyond limits: merangkai keberagaman, membangun masa depan bersama” tersebut diselenggarakan oleh Mahasiswa penggerak MBKM Universitas Malahayati, yang diketuai Nadia Tiara Putri, S.Si., M.B.A.
Saat membuka kegiatan, Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., M.M., berharap agar program MBKM terus berkembang dan dimanfaatkan secara optimal oleh mahasiswa dan dosen. Dia menekankan pentingnya pembelajaran di luar kampus untuk menggali pengalaman dan pengetahuan baru, serta menjadikan program ini sebagai wadah untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya.
“Program ini juga dijadikan sebagai media belajar untuk menggali pengalaman, seperti pada program pertukaran mahasiswa, dimana mahasiswa diajak untuk mempelajari adat dan budaya setempat. Begitu juga dengan program magang dan studi independen bersertifikat, di mana mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkannya sebagai proses pembuktian diri dan persiapan untuk memasuki dunia kerja,” kata rektor.
Sekretaris MBKM center Anissa Ermasari S.Tr.Keb.,bdn.,M.Keb, menjelaskan bahwa Universitas Malahayati terus mengimplementasikan Program MBKM baik dalam bentuk mandiri maupun flagship. Pada tahun 2024, terdapat tiga program flagship yang dilaksanakan oleh universitas, meliputi PMM, KM, dan MSIB. “Program ini tidak hanya menjadi perjalanan akademik biasa, tetapi juga kesempatan langka bagi mahasiswa untuk menggali potensi dan menjelajahi dunia luar dengan tetap menjaga nama baik almamater,” ucapnya.
Dalam sambutannya, Ketua Mahasiswa penggerak MBKM Universitas Malahayati, Nadia Tiara Putri, S.Si., M.B.A, menyatakan hari ini merupakan perjalanan baru para mahasiswa untuk mengejar ilmu dan membangun masa depan. Dia mendorong para mahasiswa untuk menjadikan pengalaman di luar kampus sebagai peluang untuk menggali potensi, menemukan perspektif baru, dan menjalin hubungan dengan beragam realitas sosial, budaya, dan intelektual.
“Khusus kepada mahasiswa PMM, dia mengingatkan untuk menjadi duta budaya bangsa, sementara kepada mahasiswa KM, dia menekankan pentingnya kontribusi mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan di pelosok negeri. Bagi mahasiswa MSIB, dia menyampaikan pentingnya magang sebagai langkah awal dalam membangun karir professional,” pesannya.
Universitas Malahayati Bandar Lampung terus berupaya membangun komitmen untuk terus mendukung pengembangan potensi mahasiswa dan menjalin kerja sama yang lebih luas dalam membangun masa depan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.
Editor: Asyihin
LPPM Universitas Malahayati Dampingi 143 Dosen Susun Proposal Hibah PDP
BANDAR LAMPUNG (malahayati.ac.id): Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati menyelenggarakan kegiatan pendampingan hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP) bagi 143 dosen di Gedung Rektorat Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Selasa (30/1/2024).
Peserta yang terlibat adalah para dosen dari berbagai program studi di lingkungan Universitas Malahayati, yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau jabatan akademik maksimal sebagai asisten ahli, serta memiliki ID SINTA.
Kepala LPPM, Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D., AFA, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini berjalan dengan lancar dan apa yang ditargetkan dapat terwujud.
Dalam sambutannya, Erna Listyaningsih menggarisbawahi bahwa dosen yang dapat mengajukan skema ini harus memiliki jabatan akademik maksimal sebagai asisten ahli, pernah satu kali mendapatkan hibah PDP sebagai ketua sebelumnya, dan terdaftar pada aplikasi SINTA Kemendikbud RI.
“Prestise hibah PDP bukan hanya berarti bagi LPPM dan Universitas Malahayati, serta dosen itu sendiri, melainkan juga menjadi kebanggaan dan prestise yang sangat berharga bagi seluruh universitas,” kata Erna.
Erna Listyaningsih menjelaskan bahwa proses ini dimulai dari “hibah PDP” pada masa awal, kemudian meningkat ke skema yang lebih berat, dan berharap akan ada terus-menerus kemajuan dalam hal tersebut.
Narasumber utama, Dr. Febrianty, SE., M. Si, dalam paparannya menyampaikan bahwa dosen Universitas Malahayati memiliki tanggung jawab untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat guna meningkatkan jenjang akademik, bahkan banyak dosen di luar harus mengurusnya sendiri, berbeda dengan Universitas Malahayati yang mana LPPMnya siap dan selalu memberi dampingan.
“Dosen di universitas ini sangat beruntung karena LPPM memberikan fasilitas dan pendampingan untuk mencapai tujuan tersebut,” ucapnya.
Febrianty menyatakan kesiapannya untuk mendampingi para dosen hingga mencapai dan lolos dalam pengajuan proposal hibah PDP.
Dirinya bahkan bersedia membantu para dosen hingga finalisasi persiapan pengajuan proposal hibah.
“Targetnya adalah setiap dosen menghasilkan satu proposal PDP,” ujarnya.
Editor: Asyihin
Cerita Teguh Pribadi Dosen Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung Penerima Beasiswa S3 Taiwan
Taiwan (malahayati.ac.id): Teguh Pribadi, Ners., M.Sc., dosen keperawatan Universitas Malahayati, berhasil meraih beasiswa untuk melanjutkan studi S3 di Taiwan, tepatnya di National Cheng Kung University. Dalam ceritanya, Teguh membagikan pengalaman selama menempuh pendidikan di sana.
Menurut Teguh, selain dirinya dari Lampung, terdapat dua mahasiswa Indonesia lainnya yang turut belajar di National Cheng Kung University, satu berasal dari Jawa Tengah dan satu lagi dari Malang, Jawa Timur. Mereka bergabung dengan mahasiswa dari berbagai negara seperti Vietnam (5 orang), Thailand (6 orang), Sri Lanka (3 orang), dan juga 11 orang mahasiswa lokal Taiwan.
“Sebagai seorang dosen, ada tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan. Saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S2 pada tahun 2014, dan kemudian mendapat beasiswa S3 di Taiwan pada tahun 2023,” ungkap Teguh.
Teguh juga menjelaskan proses pendaftaran relatif mudah, dengan syarat utama adalah kemampuan berbahasa Inggris minimal 550 untuk Toefl.
Dia memilih Taiwan karena familiar dengan lingkungan pendidikan di sana dan keberadaan komunitas Indonesia yang cukup besar.
“Saya diterima di tiga universitas di Taiwan, namun saya memilih kembali ke National Cheng Kung University karena sudah familiar dengan lingkungannya. Proses pendaftarannya cukup mudah, terutama bagi dosen yang mendapatkan dukungan beasiswa dari pemerintah,” tambahnya.
Tentang situasi pendidikan di sana, Teguh menyatakan bahwa lingkungan pembelajaran sangat kondusif dengan fasilitas yang memadai.
“Dosen sangat membimbing, advisornya cukup 1 dosen pembimbing, ini yang sangat membedakan dengan studi di Indonesia yang sampai 3 promotor,” ujarnya
Kata teguh, hal yang penting bahwa setiap pekan ada group meeting tentang capaian progress proposal dan publikasi sehingga mahasiswa bisa fokus pada tugas dan penelitian mereka.
“Saya merasa sangat didukung di sini. Proses pembelajaran dan penelitian berjalan lancar. Biaya hidup juga tidak menjadi masalah karena sudah dihitung dengan baik oleh pemerintah. Yang penting adalah niat untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru,” ujarnya.
Tentang kehidupan sehari-hari di Taiwan, Teguh menekankan pentingnya adaptasi terhadap kebiasaan dan lingkungan baru. Meskipun sebagai seorang muslim, dia menemukan cara untuk menjalankan ibadah dan memenuhi kebutuhan makanan.
“Dengan adanya restoran vegetarian dan kemudahan mendapatkan bahan makanan, saya tidak mengalami kesulitan besar. Intinya adalah fleksibilitas dan kesiapan untuk beradaptasi,” tutup Teguh.
Editor: Asyihin
Dua Mahasiswa Universitas Malahayati Terpilih Menjadi Duta Inisiatif Indonesia
Ricko Gunawan, M.Kes selaku Ka.Biro Kemahasiswaan Universitas Malahayati Bandarlampung, mengatakan “Teruslah kembangkan bakat yang dimiliki agar terus berprestasi, dan semoga dengan keberhasilan ini, kedua mahasiswa ini dapat menjadi inspirasi anak muda bangsa yang berkualitas”.
Ikrima mengutarakan rasa syukur dan bangganya atas prestasi yang telah diraih ini, ia berujar harapannya untuk dapat menjadi pemimpin yang berkualitas dalam menyambut Indonesias Emas 2024.
Hal yang sama diungkapkan Fernanda, perasaan senang dan puas ini akan memacu dirinya dalam mengembangkan minat dan bakat serta mengharumkan nama Universitas Malahayati. (gil/humasmalahayatinews)
Prodi Manajemen Universitas Malahayati Bandar Lampung Jadi Pilihan Favorit, ini kata Alumni
Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Setiap orang memiliki impian setelah lulus kuliah, dan bagi Oktha Rizkiyawhan dan Fakhmi Al Ghaitsan, memilih Program Studi Manajemen di Universitas Malahayati, Bandar Lampung, adalah langkah mantap menuju kesuksesan.
Oktha Rizkiyawhan, lulusan tahun 2010, memilih untuk mengembangkan hobinya dalam bidang kuliner menjadi sebuah bisnis yang sukses. Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama kuliah di Prodi Manajemen, Oktha mulai merintis usahanya dan kini dipercaya sebagai CEO ABHS Group, sebuah perusahaan yang mengelola Ayam Bebek Haji Soleh Group di Bandar Lampung.
“Ketika pembelajaran saat kuliah, saya bisa fokus menuntut ilmu. Sehingga ilmu yang didapati sangat bermanfaat bagi diri saya untuk bersaing dengan universitas lainnya pada saat berkompetisi di dunia pekerja,” ungkap Oktha Rizkiyawhan, menggambarkan peran penting pendidikan yang dia terima di Universitas Malahayati.
Sementara itu, Fakhmi Al Ghaitsan, alumni tahun 2014, kini sukses menjabat sebagai Wakil Depo dan Gudang di PT. Bangka Jaya Line, sebuah perusahaan pelayaran di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Fakhmi Al Ghaitsan menekankan pentingnya nilai-nilai seperti disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab yang dia pelajari selama kuliah dalam meraih kesuksesan di dunia kerja.
“Ilmu di perkuliahan dengan di dunia kerja sangatlah berbeda jauh, tetapi jika kita membiasakan hidup disiplin, jujur, dan bertanggung jawab itu akan membawa diri kita kepada tujuan ke depan,” kata Fakhmi, memberikan motivasi kepada teman-teman dan mahasiswa Universitas Malahayati.
Keduanya juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada dosen, khususnya di Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan materi perkuliahan yang berharga dan masih teringat hingga kini.
Kisah sukses Oktha Rizkiyawhan dan Fakhmi Al Ghaitsan dapat menjadi inspirasi bagi para pelajar lulusan SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Universitas Malahayati terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas dan mempersiapkan mahasiswanya untuk meraih kesuksesan di dunia kerja. Sehinga bergabung di Universitas malahayati menjadi pilihan tepat bagi para lulusan SMA.
Editor: Asyihin