Google Bisa Telat Mikir
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa hari lalu melalui media ini mengirimkan naskah untuk diterbitkan, entah naskah yang keberapa tidak tercatat. Karena apa arti catatan jika dia tidak memberi pesan apa-apa kepada kita sebagai pembaca. Ada pengalaman unik, nyata fakta, sekaligus mustahil; karena seluruh kita di dunia ini hampir semua menggunakan Google dalam bermedia masa, atau mencari informasi apapun. Banyak diantara kita ternyata sangat percaya dengan google dalam berbagai hal. Namun pengalaman menunjukkan tidak selamanya demikian, google adalah program buatan manusia yang tidak mungkin mampu melampaui kemampuan manusia sebagai pembuatnya. Hal ini terbukti dari pengalaman yang dijumpai oleh penulis dalam mengirimkan tulisan, yang bertautan dengan google.
Kasus pertama, tulisan bisa muncul tetapi tidak bisa dibuka; ternyata setelah judulnya diganti tulisan baru bisa dibuka. Peristiwa seperti itu berulang sampai tiga kali atau tiga naskah, dan ini menunjukkan bahwa google tidak paham akan arti kata judul, sehingga menengarai melanggaran aturan mereka. Padahal judul itu tidak berbau rasis, deskriminatif, dan kekerasan; semata-mata hanya kata serapan dari bahasa daerah. Disini tampak sekali keterbatasan kemampuan google dalam “membaca” data. Hal ini menunjukkan bahwa yang mampu mensifati hasil produk itu ya produk itu sendiri, tidak otomatis “kecerdasan buatan” adalah produk berkemampuan tanpa batas.
Kasus yang kedua lebih seru lagi. Semula dengan alasan “pemeliharaan jaringan” media online tidak bisa dibuka. Beberapa jam kemudian baru normal, namun ditengah kenormalan tadi naskah tulisan tidak bisa dibuka. Atas usul penulis oleh redaktur diganti judul, ternyata tetap saja tidak bisa, sampai-sampai hal itu dilakukan berkali-kali. Namun tetap saja google tidak merespon; akhirnya diputuskan untuk dibiarkan. Namun dengan seijin redaksi tulisan tadi dikirimkan kepada media lain. ternyata tidak ada kendala apa-apa; semua lancar seperti tiada peristiwa apapun, dan tulisannya terbit begitu saja . Sebaliknya tulisan yang ada di media ini beberapa puluh jam kemudian mendadak bisa di buka. Di sini menunjukkan bahwa google memang hanya sekedar barang hasil. Tidak bisa diandalkan atau dideklarasikan sebagai program terbaik; dia tetap ciptaan manusia yang memiliki keterbatasan sekaligus kebodohan.
Tulisan ini sengaja dibuat apakah google mampu menditeksi akan koreksian ini melalui sistemnya, atau operator dibelakangnya. Jika sistemnya mampu atau operatornya mampu, itu juga menunjukkan kelemahannya, karena koreksian ini menyangkut emosi, sementara sistem termasuk operator dibelakangnya harus terbebas dari emosi. Sebaliknya jika tidak mampu menditeksi koreksian ini, maka sempurnalah kebodohan yang dimilikinya, dan semakin meneguhkan bahwa dia tidak lebih hanya sistem.
Oleh karena itu melalui tulisan ini penulis mengingatkan kita semua bahwa ketidaksempurnaan itu adalah sunatullah sejauh itu ciptaan manusia; hanya ciptaan Sang Maha Penciptalah yang berhak menyandang predikat kesempurnaan. Itupun masih diberi keterbatasan dalam hal penggunaan, yang harus memenuhi dan mematuhi hukum-hukumNYA.
Kita semua diharapkan tidak terlalu terbuai dengan produk yang bisa mengkooptasi pemikiran, perilaku, bahkan cara pandang kita. Karena yang namanya sistem itu dapat dipastikan jalannya mengikuti pola algoritma; oleh sebab itu pemahaman akan esensi sangat diperlukan, terutama jika sudah berkaitan dengan “tujuan” dan “kegunaan”.
Kita tidak perlu terpropokasi oleh iklan dari suatu produk sistem, atau mempercayai sepenuhnya dari suatu sistem yang dibangun oleh keahlian. Sebab setiap produk sudah dapat dipastikan adanya tingkat error yang ditoleransi. Oleh sebab itu kita harus tetap waspada akan penggunaannya; bisa jadi saat itu kita berada pada wilayah error dari sistem itu. Salam Waras (SJ)
Editor: Gilang Agusman