Pengalaman Diretas
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung
–
Beberapa hari lalu penulis mendapat pengalaman pahit yang layak dibagikan kepada teman lain agar tidak bernasib sama, yaitu mengalamai peretasan atau hack, oleh hacker yang memang pekerjaannya meretas orang lain dengan berbagai motif. Sebelum lebih jauh membahas tentang ini, sebaiknya kita pahami dahulu apa itu retas.
Melansir dari tulisan Emma Maemunah di situs Balai Bahasa Jawa Tengah, hacker atau peretas berasal dari kata dasar retas yang memiliki arti sudah putus benang jahitannya. Kata retas memiliki makna yang luas dan bergantung pada konteks yang menyertainya.
Jika akun kita telah di kita retas, artinya seseorang mencuri kata sandi dan mungkin menggunakan akun tersebut untuk mengakses informasi pribadi atau mengirim email sampah. ciri-ciri akun WA telah di-hack adalah terdapat pesan tak dikenal serta perangkat lain yang terhubung dengan akun kita. Atau bisa jadi piranti sosial kita jadi macet tidak dapat digunakan lagi.
Untuk meng-hack atau meretas saat ini menggunakan berbagai program tingkat tinggih, dan disertai kelicikan tingkat dewa. Sebagai ilustrasi pengalaman penulis, piranti sosial di-hack saat menjelang tidur, dalam kondisi lelah ada pesan masuk melalui akun teman yang kita hormati, dan memiliki posisi kunci dari suatu institusi. Persepsi kita muncul ada hal penting yang beliau perlukan, dan yang terkirim berbentuk undangan dengan program bukan PDF. Mengingat posisi teman tadi maka undangan itu di klik, ternyata saat klik itu piranti sosial kita sudah terhubung dengan hacker. Mulai saat itu piranti sosial error, dan karena sudah lelah, maka semua terabaikan. Esok dini hari saat akan digunakan piranti sosial tadi sudah tidak dapat difungsikan lagi, dan saat itu kita baru menyadari bahwa piranti sosial kita telah diretas oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Lalu apa yang harus kita lakukan ? Pertama, bersikap tenang, walaupun ini tidak mudah karena ada perasaan amarah, kesal, panic menjadi satu pada saat yang sama. Sebisa mungkin berdoa walau dalam hati agar terhindar dari kemarahan yang membuat kita kalab. Kedua, segera hubungi keluarga, teman dekat yang mungkin akan terkena dampak terutama group yang rentan untuk dapat ditipu oleh heacker, katakan kepada mereka bahwa jika ada pesan masuk yang meminta aneh-aneh, tolong tidak dilayani dan selalu konfirmasi kepada kita.
Tentu menggunakan program lain seperti SMS, sebab piranti kita sudah lumpuh, tinggal itu saja yang bisa. Ketiga, upayakan sesegera mungkin untuk melapor ke pihak keamanan, dalam hal ini kepolisian guna melaporkan kondisi dan kejadian yang kita alami, sehingga kita mendapatkan surat keterangan melapor. Ini diperlukan agar jika nanti ada yang melaporkan karena mendapatkan kerugian dari ulah hacker yang melalui media sosil kita, kita secara hukum sudah mendapatkan perlindungan, tinggal pihak yang berwajib akan melakukan penyelidikan, bahkan bisa jadi sampai penyidikan. Upayakan melapor ini sesegera mungkin jangan sampai menunda waktu, karena sangat membahayakan.
Keempat, laporan kepada pihak pemilik jaringan yang kita gunakan dalam piranti sosial kita, karena penulis menggunakan Hallo, maka lapor ke Grapari. Hal ini untuk memastikan apakah nomor dan lain-lainnya aman.
Kelima, menuju ke piranti keras atau merek apa piranti sosial kita, dan kita laporkan kejadian ini kepada mereka untuk mendapatkan pelayanan, pengamanan, bahkan tindakan pencegahan lainnya. Untuk ini memakan waktu yang tidak sebentar, pengalaman penulis waktu kita seharian habis untuk ini, dan itupun belum selesai.
Kelima, kembali lagi kepenyedia layanan untuk meminta ganti kartu, atau ganti nomor, dan mereset ulang piranti sosial kita agar terbebas dari virus jaringan. Kemudian minta perlindungan berlapis untuk pengamanan piranti sosial kita. Oleh sebab itu, jangan lupa kode akses email, kartu keluarga, KTP untuk di bawa.
Saran penulis ,nomor-nomor atau kode sandi yang berkaitan dengan keuangan dan atau perbankan, sebaiknya jika harus disimpan dalam piranti sosial, upayakan pengamanan berlapis, sehingga jika dibobol oleh peratas, akan memakan waktu lama untuk bisa membuka, dan kita sudah segera meminta penjamin keuangan untuk memblokir; seperti bank, dan atau lain sebagainya.
Setelah mendapatkan nomor baru sesegeramungkin kirimkan ke seluruh teman dimedia sosial kita dan sekaligus memberi tahu akan kejadian yang sebenarnya, untuk dapat dipahami ooleh semua pihak.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Salam waras! (SJ)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!