Pada kesempatan kali ini, Dwi Marlina Syukri membawakan topik yang sangat relevan dengan tantangan medis saat ini, yakni “Wound Healing in Ulcer Diabetic by Silver Nanoparticles” atau penyembuhan luka pada ulkus diabetik menggunakan nanopartikel perak. Dalam paparan tersebut, Dwi menyampaikan hasil penelitiannya yang menyoroti potensi silver nanoparticles dalam mempercepat proses penyembuhan luka pada pasien diabetes, yang merupakan salah satu masalah kesehatan global. Penelitian ini menawarkan solusi inovatif yang dapat membawa harapan baru bagi pengobatan luka diabetik yang sering kali sulit disembuhkan.
Keahlian Dwi Marlina Syukri dalam mikrobiologi dan nanoteknologi menjadikannya sosok yang dihormati di komunitas ilmiah internasional. Sebagai peneliti yang aktif, ia telah banyak menghasilkan publikasi ilmiah dan turut berkontribusi pada berbagai proyek inovatif yang mendalami berbagai aspek mikrobiologi dan terapi berbasis teknologi, terutama yang berfokus pada kesehatan manusia.
Tak hanya Dwi Marlina Syukri, pada kesempatan yang sama, Dr. Debi Arivo, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, juga tampil sebagai pembicara. Dr. Debi membagikan hasil penelitiannya yang berjudul “Endophytic Bacteria in Medicinal Plants: A New Source of Bioactive Compounds”. Penelitiannya membuka wawasan baru tentang potensi bakteri endofitik yang ada di dalam tanaman obat sebagai sumber senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam pengobatan tradisional maupun modern.
Kedua pembicara ini, dengan keahlian dan komitmen mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, turut memberikan kontribusi besar bagi kemajuan riset kesehatan di Indonesia dan dunia. Kehadiran mereka dalam konferensi internasional ini juga semakin mengukuhkan posisi Universitas Malahayati sebagai lembaga pendidikan yang berperan penting dalam riset dan pengembangan ilmu kesehatan di tingkat global.
“Keikutsertaan saya dan Dr. Debi Arivo dalam konferensi ini adalah bukti nyata dari dedikasi kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam dunia penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Dwi Marlina Syukri dalam wawancara singkat selepas acara. Ia juga berharap bahwa keikutsertaan Indonesia dalam forum-forum internasional ini akan semakin memperkuat posisi negara dalam riset kesehatan global dan membawa dampak positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan di tanah air.
Konferensi ini berlangsung pada 10-11 January 2025, dan dihadiri oleh berbagai ahli dan profesional dari berbagai belahan dunia ini juga menjadi wadah bagi para peneliti untuk berbagi pengetahuan, berdiskusi, dan memperluas jejaring, yang tentunya sangat penting untuk mendorong kolaborasi internasional di bidang pengobatan tradisional dan modern. (gil)
Editor: Gilang Agusman