Spirit Mengubah Diri Sesuai Pandangan Illahi
SPIRIT MENGUBAH DIRI SESUAI PANDANGAN ILLAHI
Muslih, S.H.I., M.H
Dosen Agama dan Dosen Ilmu hukum Universitas Malahayati
Spirit atau semangat adalah energi, gairah, antusiasme, atau kekuatan batin yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam konteks umum, semangat bisa berarti semangat jiwa, antusiasme, gairah, gelora, atau energi. Dalam Islam, spirit atau semangat (bahasa Arab: روح, ruh) memiliki berbagai makna dan peran, mulai dari semangat beragama, semangat hijrah, hingga semangat keadilan dan kemanusiaan. Spirit dalam Islam juga sering dihubungkan dengan kekuatan rohani dan jiwa yang mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan menolak kemungkaran. Semangat untuk mengubah diri memiliki dasar kuat dalam Al-Quran tentang perubahan diri adalah Al-Quran Surat Ar-Rad ayat 11 yang berbunyi:
… إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهمْ وَإِذَآ أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوْءًا فَلَا مَرَدَّ لَةً وَمَا لهُم مِن دُونِهِ مِن وَالِ ١١
11. …Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Ayat ini menunjukkan bahwa perubahan nasib atau keadaan seseorang tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi harus dimulai dari perubahan diri sendiri. Ayat ini menekankan pentingnya usaha dan perubahan positif pada diri sendiri sebagai prasyarat untuk mendapatkan perubahan positif dari Allah SWT. Perubahan diri di sini tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga mencakup perubahan dalam sikap, perilaku, kebiasaan, dan pemikiran.
Meskipun manusia harus berusaha dan mengubah diri, perubahan tetap merupakan anugerah dari Allah SWT. Ayat ini menekankan pentingnya berdoa dan meminta pertolongan Allah SWT dalam setiap perubahan.
Implementasi dari contoh Perubahan diri bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti semangat belajar, semangat beribadah, segera bertaubat, semangat merubah kebiasaan buruk, dan berusaha lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan.
Semangat perubahan letaknya terdapat pada bagian hati, sebagaimana Dalil kekuatan hati dalam Islam dapat ditemukan di berbagai ayat Al-Qur’an yang menekankan pentingnya menjaga hati, mengingat Allah, dan merawat hati dari penyakit dan keburukan. Sumber hati dari Al-Quran Surah Al-Fath ayat 4,
هُوَ ٱلَّذِيَ أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوَاْ إِيمَنَّا مَعَ إِيمَنِهِمٌّ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمّوّتِ وَالْأَرْض وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمَا حَكِيمَا ٤
4. Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Wahai Allah yang maha membulak balikan hati, dengan Upaya dan ikhtiar semangat perubahan jika bukan atas ijinmu maka tidak mungkin dapat melakukan perubahan maka kekuatan darimu ya rabb yang merubahnya hal in tergambar secara nyata dalam Al-Quran Al-Baqarah ayat 74,
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِنْ بَعْدٍ ذَلِكَ فَهِيَ كَٱلْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدٌ قَسْوَةٌ وَإِنَّ مِنَ ٱلْحِجَارَةٍ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَرُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَقَقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ ٱلْمَآءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللهُ بِغَفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ ٧٤
74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Ditengah hiruk pikuk dunia, semakin banyak ujian dan tantangan dari jaman modern, media, teknologi, kemegahan, yang menyebabkan hati lalai terhadap Allah yang menyebabkan hati keras, bahkan lebih keras dari pada batu (Assaddu Koswah) hal in sebagaimana dalam Al-Quran Al -Maidah Ayat 13,
فَبِمَا نَقُضِهِمْ مِيئُقَهُمْ لَعَنَّهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَسِيَةٌ يُحَرَفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَوَاضِعِةٍ وَنَسُواْ حَظَّا مِمَّا ذُكِّرُواْ بِةّ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَىٰ خَآئِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمَّ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَٱصْفَحُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ ١٣
13. (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Esensi untuk memiliki semagat perubahan pada diri tercermin pada dasar hadis nabi pentingnya perubahan diri, seperti hadis tentang “barang siapa yang ingin diubah keadaan baiknya, maka hendaklah dia mengubah kebiasaan buruknya”.
Pada akhirnya kita dapat memahami tentang spirit merubah diri dari Dalil-dalil tersebut mengajarkan bahwa perubahan diri adalah kunci utama untuk meraih perubahan nasib dan keadaan yang lebih baik. Manusia harus berusaha dan mengubah diri ke arah yang lebih positif, serta berdoa dan meminta pertolongan Allah SWT dalam setiap perubahan. Perubahan itu akan semakin bersar jika masing masing diri memperbaiki yang akhirnya keluarga juga semakin baik, pada Masyarakat semakin baik bahkan pada tatanan regional dan negara sekalipun akan lebih baik dengan memulai dari perubahan diri pribadi. (Msl)
Editor: Gilang Agusman