Universitas Malahayati Bandar Lampung Hadirkan Profesor Sabarinah dalam Kuliah Pakar

Bandar Lampung (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati Bandar Lampung mengadakan kuliah pakar dengan mengundang Prof.Dr.dr. Sabarinah, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Sabtu, (23/9/2023).

Acara digelar Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat (S2) dan Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan, dengan fokus tema “Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat di Masa Depan.” Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc., yang merupakan pembicara utama, membuka acara dengan membahas kondisi Indonesia dalam konteks global.

Dalam paparannya, Prof. Sabarinah membawa data yang menggambarkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Menurut Human Development Index (HDI) pada tahun 2020, Indonesia berada pada peringkat 107 dari 189 negara, yang menunjukkan bahwa negara ini masih berada dalam kelompok negara urutan menengah bawah.

Selain itu, Index Pembangunan Manusia (IPM) juga menunjukkan prestasi yang perlu ditingkatkan, dengan Indonesia berada pada peringkat 111 dari 189 negara pada tahun yang sama, dengan nilai IPM sebesar 0.718. Prof. Sabarinah menggarisbawahi bahwa upaya perbaikan harus terus dilakukan, meskipun IPM Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 0.86% pada tahun 2022, mencapai 72.91.

Dalam konteks IPM, terdapat tiga indikator penting, diantaranya umur panjang dan sehat, tingkat melek huruf, lama sekolah rata-rata, dan pengeluaran per kapita. Di antara data tersebut, capaian Usia Harapan Hidup (UHH) Indonesia pada tahun 2022 adalah 71.85 tahun, sementara capaian rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS) baru mencapai 8 tahun. Pengeluaran penduduk pada tahun 2022 mencapai Rp. 11.479.000 per tahun, dengan pertumbuhan sebesar 2.90%.

Prof. Sabarinah juga menggarisbawahi kompleksitas tantangan yang akan dihadapi enaga kesehatan masyarakat di masa mendatang, termasuk permasalahan resistensi antimikroba, pertumbuhan penduduk, ketahanan pangan yang tidak pasti, keamanan hayati, penyakit menular baru seperti Covid-19, penyakit tidak menular yang masih sulit dikendalikan, urbanisasi, perjalanan dan perdagangan global, aktivitas industri, perubahan iklim, dan banyak lagi. Dia menyoroti pentingnya upaya global dalam merevisi kebijakan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.

Selanjutnya, Prof. Sabarinah menggambarkan profil lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM), yang disebut sebagai “MIRACLE.” Mereka diharapkan dapat menjadi manajer, pemimpin, peneliti, pendidik, komunikator, wirausahawan, dan konsultan. Untuk mencapai profil lulusan ini, pendidik dan dosen perlu memainkan peran penting sebagai fasilitator, koordinator, rekan belajar, dan pengarah mahasiswa, dengan fokus pada pemecahan masalah dan peningkatan kesadaran siswa akan proses berpikir sistemik. (451/**)