Mengejar Bayang-Bayang

Pada waktu kecil dahulu di penghujung tanun 1950-an karena teknologi belum semaju sekarang, maka jika ingin bermain harus kreatif menciptakan permainan sendiri. Salah satu permainan itu bermain dengan bayang-bayang sendiri; sekalipun itu diterik matahari; karena bayang-bayang diri itu muncul saat matahari ada di posisi puncak dan menimbulkan bayang-bayang apapun di muka bumi ini. Paling mengasyikkan adalah berlomba mengejar bayang-bayang bersama teman-teman; dan itu tidak pernah dapat karena ya…namanya bayang-bayang.

Lalu apa hubungannya dengan tulisan ini? Ternyata saat ini banyak juga orang sedang mengejar bayang-bayang, bahkan tidak jarang sampai mengejar ilusi, yang dalam bentuk lain berupa angan-angan. Atas nama “usaha” mereka berbuat apa saja seolah mengejar bayang-bayang untuk dapat mewujudkan keinginan menduduki singgasana kekuasaan. Berarti tahun 2024 dapatlah kita beri label tahun ilusi, atau tahun mengejar bayang-bayang.

Banyak kita jumpai selama ini yang bersangkutan termasuk kategori orang tenang, biasa-biasa saja; namun seketika berubah saat ingin menjadi anggota sesuatu lembaga tertentu, atau menjadi team sukses dari pasangan tertentu. Bahkan tidak jarang menjelma menjadi garang melebihi Garangan (merupakan bahasa Jawa mengacu pada binatang pemakan segala, biasanya hewan ini suka makan ayam dan mencuri buah, tetapi dalam konteks tulisan ini, digunakan secara menghibur tanpa menjelekkan pihak manapun). Begitu ditanya alasan, maka banyak narasi-narasi ilusi yang diucapkannya, bahkan melebihi orator di atas panggung; jawabannya sederhana saja “biar saya terkenal”.

Mengejar bayang-bayang ternyata sudah menjangkiti banyak orang di negeri ini. Dari orang awam, cerdik pandai, penguasa, sampai pengangguran sekalipun. Bisa dijadikan indikator diantaranya adalah, manakala ada jabatan atau pekerjaan apapun itu, apalagi yang jelas-jelas cuan-nya banyak kerjanya sedikit; maka pendaftarpun berjubel, termasuk yang tidak sesuai kreteriapun memaksa mendaftar. Dengan satu alasan “namanya juga usaha”; maka aturanpun tidak jarang dilanggar, bahkan yang lebih miris lagi dengan prinsip “untuk mendapatkan cuan yang harus menebar cuan”. Maka maraklah permainan pat-gulipat asal uang berlipat, maka jabatan akan didapat.

Bulan Desember dan Januari ini dipridiksi musim hujan, tentu tidak ada matahari; namun pengejar bayang-bayang tidak memerlukan matahari, karena fatamorgana itu terbentang bagai ilusi. Ada yang terhuyung, ada yang berjalan miring, ada yang masih tegap, ada yang sudah merangkak, namun banyak juga yang santai karena cuan sudah ditebar, jala sudah dibentang, tinggal menangguk hasil apa di dapat.

Negeri ini tampaknya masih perlu para pengejar bayang-bayang, karena diantara mereka pasti sampai ke-finish dengan berbagai metode digunakan. Hanya perlu dipesankan kepada mereka jangan sampai ilusi itu dibawa terus dikursi yang didapat, sebab negeri ini sudah banyak dirusak oleh mereka pengejar ilusi.

Bayangkan berapa banyak korban terdahulu yang berilusi; uang negeri dianggap uang pribadi, akhirnya masuk buih dengan mengorbankan harga diri. Terakhir drama pengejar ilusi baru saja berlalu dihadapan kita, bisa dibayangkan selama ini pimpinan penangkap kuruptor menjadi terdakwa karena ikut korupsi, dan yang melaporkan adalah koruptornya sendiri; sementara yang menangkap pimpinan tadi adalah mantan rekan kerjanya sendiri. Betapa bayang bayang sudah menjadi ilusi dan disempurnakan oleh fatamorgana; semua itu terjadi di alam nyata.

Sebagai penonton sekaligus mungkin pelaku drama kehidupan ini; kita diharapkan lebih arif dalam menyikapi ini semua. Memang, terkadang kita frustrasi menyimaknya, terkadang geraml dan tidak jarang kita tersenyum sendiri. Posisikan saja diri seolah sedang menonton sinetron India yang sering diputar pada station televisi; kita tidak perlu hanyut karena ini adalah drama kehidupan yang kita ada didalamnya. Kita hanya melakoni cerita yang telah ditulis oleh Sang Sutradara Kehidupan; Selamat menikmati peran kita masing-masing dengan baik dan benar. Salam Waras! (SJ)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *