Rektor Universitas Malahayati: “Dokter Baru Harus Berkomitmen Tinggi untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”
BANDARLAMPUNG (malahayati.ac.id): Universitas Malahayati menyelenggarakan prosesi sumpah dokter yang ke-70 dengan penuh khidmat, sebanyak 54 dokter baru siap mengemban amanah besar bagi bangsa dan negara. Acara berlangsung di Gedung Graha Bintang Universitas Malahayati. Selasa (12/11/2024).
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Malahayati, Dr. Muhammad Kadafi, SH., MH. mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang memungkinkan acara penting ini berlangsung dengan lancar.
“Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini untuk menyaksikan sebuah peristiwa penting dalam kehidupan para dokter baru, yaitu prosesi sumpah dokter yang ke-70 di Universitas Malahayati,” ujar Dr. Kadafi di hadapan para dokter baru, keluarga, dan tamu undangan.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa acara ini bukan hanya menjadi momen penting bagi para dokter baru, tetapi juga merupakan kebanggaan bagi Universitas Malahayati yang terus berkomitmen melahirkan tenaga kesehatan profesional yang berkompeten dan berintegritas tinggi.
Tantangan Kesehatan Indonesia dan Peran Para Dokter Baru
Rektor Universitas Malahayati juga mengingatkan bahwa Indonesia saat ini berada dalam periode penting menuju cita-cita besar, yaitu Indonesia Emas 2045, di mana bangsa ini menargetkan menjadi negara maju dan sejahtera pada saat peringatan 100 tahun kemerdekaan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sektor kesehatan memegang peranan penting.
“Kesehatan bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi juga fondasi bagi segala pencapaian bangsa. Tanpa masyarakat yang sehat, kita akan sulit mencapai kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya yang kita cita-citakan dalam visi Indonesia Emas,” tambahnya.
Namun, Dr. Kadafi juga mengingatkan bahwa sektor kesehatan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan besar. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan, rasio dokter per 1.000 penduduk di Indonesia masih sangat rendah, jauh di bawah standar global. Di negara maju, rasio dokter bisa mencapai lebih dari 3 per 1.000 penduduk, sementara di Indonesia masih di bawah angka 1.
“Di banyak wilayah terpencil dan perbatasan, akses terhadap layanan kesehatan masih sangat terbatas. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua untuk bersama-sama mengatasi masalah ini,” tegasnya.
Tugas dan Harapan bagi Dokter Baru Universitas Malahayati
Menanggapi tantangan tersebut, Dr. Kadafi mengingatkan para dokter baru Universitas Malahayati agar senantiasa mengingat visi dan misi universitas yang mereka jalani. Sebagai lulusan Universitas Malahayati, mereka memiliki tugas mulia untuk menerapkan visi universitas sebagai “Universitas Unggul Berstandar Internasional dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berbasis Etika-Religius.”
“Kami berharap kalian tetap mampu menjaga nilai-nilai etika dan religiusitas yang menjadi karakter dari universitas kita, meskipun dunia kesehatan semakin maju dengan teknologi dan modernisasi. Modernisasi bukan berarti mengabaikan kemanusiaan, justru kalian harus mampu memadukan teknologi dengan empati dan nilai moral,” ujar Dr. Kadafi.
Ia menekankan bahwa para dokter baru harus menjadi sosok yang tidak hanya terampil dalam bidang medis, tetapi juga memiliki rasa empati dan kepekaan sosial yang tinggi. Di era Indonesia Emas, Indonesia membutuhkan dokter yang melayani dengan hati dan berkomitmen pada kemanusiaan.
Peran Dokter dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Rektor Universitas Malahayati juga mengingatkan pentingnya peran dokter dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. “Memperbaiki kesehatan masyarakat tidak bisa hanya dilakukan di rumah sakit atau ruang praktik. Kalian harus aktif dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit,” ungkapnya.
Dr. Kadafi mengajak para dokter baru untuk lebih dekat dengan masyarakat, mengedukasi mereka, serta menginspirasi untuk menjalani pola hidup sehat. Sebagai tenaga medis, mereka diharapkan mampu memberikan edukasi yang bermanfaat agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, mulai dari lingkungan keluarga hingga komunitas yang lebih luas.
Dalam era keterbukaan informasi ini, di mana masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi kesehatan dari berbagai sumber, Dr. Kadafi juga menekankan pentingnya peran dokter sebagai penyaring informasi. “Kalian harus memastikan setiap informasi yang diterima masyarakat adalah informasi yang benar, dapat dipertanggungjawabkan, dan berbasis pada bukti ilmiah,” ujar Dr. Kadafi.
Pesan Terakhir: Integritas dan Inovasi
Sebagai penutup, Dr. Kadafi memberikan pesan agar para dokter baru tidak pernah berhenti untuk belajar dan berinovasi. “Dunia kedokteran terus berkembang. Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang kalian miliki sekarang. Teruslah belajar, perluas wawasan, dan ikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan.”
“Saya, atas nama seluruh keluarga besar Universitas Malahayati, mengucapkan selamat atas capaian luar biasa yang telah kalian raih. Kami yakin, di mana pun kalian mengabdi nantinya, kalian akan menjadi duta dari nilai-nilai luhur Universitas Malahayati. Jadilah dokter yang unggul, berstandar internasional, namun tetap mengakar pada etika dan religiusitas,” kata Dr. Kadafi mengakhiri sambutannya.
“Semoga para dokter baru Universitas Malahayati dapat mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya dan turut berkontribusi bagi perbaikan sektor kesehatan di Indonesia menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045,” Himbaunya. (gil)
Editor: Gilang Agusman