Tertolong oleh Bahasa

Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Universitas Malahayati Bandar Lampung

Beberapa hari lalu penulis mendapat musibah karena perangkat komunikasi terkena retas oleh orang yang tidak bertanggung jawab; sehingga beberapa sahabat terkena imbas, karena tertipu oleh bujuk rayu peretas, akibatnya beberapa juta melayang tidak jelas juntrungnya. Ada rasa malu, dongkol dan sebagainya berkecamuk di dada; hanya karena ingat nasehat agama, dan juga motivasi dari mantan pejabat tinggi di daerah ini yang juga pernah kena memberi cara yaitu “sabar”. Ternyata lima huruf terangkai ini mudah mengucapkan, tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Harus melakukan pengendalian diri tingkat dewa dan menahan emosi tingkat malaikat.

Namun dari harubirunya peristiwa di atas ada hikmah yang didapat, yaitu cerita beberapa orang sahabat yang terselamatkan dari penipuan karena bahasa. Lengkap alur ceritanya demikian: tatakala sahabat mengkontakhubungkan medianya dengan media penulis yang diretas, beliau mendapat permintaan untuk mengirimkan sejumlah uang. Sepintas beliau berfikir “apa iya sahabatku perlu uang, dan menghubungi lewat media lagi”. Kecurigaan itulah yang menjadi modal beliau melakukan tangkap layar pada si peretas dengan menggunakan bahasa ibu yang sering kami pakai dengan dialek khas; kira-kira seperti ini. ………”tuli bener mbah rika perlu duwit”………. Sampai disini siperetas masih menjawab tetap hanya satu kata dan itu menambah kecurigaan …”ya”… Sahabat tadi meneruskan dengan bahasa khas tadi ……”nek perlu pira…terus kanggo apa…..jam pira …..cara ne nyong ngirim kepriwe”….. Sampai disini tidak ada jawaban. Kemudian dipancing lagi, tidak ada jawaban lagi. Sejurus ditimpali oleh sahabat…….”rika kiye arep ngapusi nyong….kiye dudu dulur ku…rika mesti maling ya ”…. Sejurus sahabat tadi menghubungi teman yang ada di Bandarlampung, dibenarkan bahwa medsos penulis diretas.

Teman yang satu ini lain lagi; begitu mendapat permintaan dari peretas, beliau mengecek kepastian dengan menggunakan bahasa ibu yang juga penulis kuasai, dialognya demikian. ……“ame kakang ka perlu nian, cuka datang saje kele ke kantor,…….. senampur aku ka sampai…anye kandek ape duwit tu…”. Sampai di sini tidak ada respon dari peretas. Sahabat tadi penasaran dikirimkan lagi kalimat …”njadi dikde kamu tu….ama ka jadi kuambek ka sebakul duwit tu…make pacak berejung kite”…. Jelas saja bahasa ini dikira dari planet lain. peretas tidak menjawabnya lagi, dan sahabat tadi mengirim berita dengan bahasa “misuh-misuh”, yang tidak baik untuk ditampilkan di sini.

Beda saudara yang asli Ngayojokarto hadiningrat; beliau dengan kecurigaannya membalas dengan bahasa jawa kromo inggil, kira kira begini ……”nuwun sewu bopo…lajeng mbenjang menopo perlunipun, lajeng bade pun pundut piyambak menopo dipun kintun”…. Sampai disini peretas hanya mengirim nama dan nomor rekening. Saudara Yogja tadi tambah curiga karena namanya bukan nama penulis. Lantas beliau dengan caranya menegur yang halus tapi nylekit…..”mbok bilih nek bade apus-apus meniko panjenengan kedah sinau rumiyen…..kulo aturi tindak Yogja mangke kulo cepak-I kreto andong kagem nglarung panjenengan wonten segoro kidul “……. Sampai disini peretas tidak menjawab, dan sahabat Yogja mengkonfirmasi ke Lampung, ternyata mendapat berita bahwa penulis kena musibah peretasan.

Ternyata bahasa dapat dijadikan media untuk “cek ombak” akan rasa curiga terhadap suatu fenomena. Teman bertiga di atas terselamatkan oleh kemampuan bahasa yang penulis kuasai. Termasuk salah seorang Pejabat Tinggi di Perguruan Tinggi tempat penulis sekarang berada. Beliau terselamatkan karena peretas dipancing menggunakan bahasa asing, peretas belepotan dalam menulis kalimat. Tentu saja Sang Pejabat langsung menyimpulkan “ini bukan Pak Prof pemilik akun, dan ini pasti diretas”. Beliau terselamatkan oleh bahasa yang juga penulis kuasai.

Terimakasi Ya ROBB yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang jahat, dan terimakasih semua sahabat yang telah terselamatkan oleh kemampuan berbahasa. Dan, untuk teman-teman yang menjadi korban, penulis sangat prihatin, dan mohon maaf, semoga kerugian teman-teman dapat ganti dari ALLAH berlipat ganda, dan diselamatkan dunia akherat, dimudahkan segala urusan. (SJ)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *